AMENORHEA
200114104008
MANADO 2021
A. Definisi
Amenorea adalah keadaan tidak adanya menstruasi untuk sedikitnya 3 bulan berturut-
turut. Dalam kamus istilah kedokteran, Amenorea adalah keadaaan tidak terjadinya
menstruasi pada seorang wanita. Hal tersebut normal terjadi pada masa sebelum pubertas,
kehamilan dan menyusui, dan setelah menopause. Siklus menstruasi normal meliputi
interaksi antara komplek hipotalamus – hipofisis – aksis indung telur serta organ
reproduksi yang sehat.
Amenorea terbagi menjadi amenorea fisiologis dan patologik. Amenorea fisiologik yaitu
terdapat dalam masa sebelum pubertas, masa kehamilan, masa lakstasi, dan sesuda
menopause. Amenorea patologik yaitu amenoorea yang terjadi karena sebab tertentu
diluar amenorea fisiologik
Amenorea dapat dibagi menjadi amenorea primer dan amenorea sekunder
Amenorea primer adalah apabilah seorang wanita berumur 18 tahun keatas
tidak dapat perna mendapatkan menstruasi. Amenorea primer terjadi pada 0,1-
2.5% wanita usia reproduksi. Amenore primer umumnya mempunyai seba-
sebab yang lebih berat dan sulit di ketahui, seperti kelainan kongenital dan
kenalan genetik.
Amenore sekunder adalah penderita perna mendapatkan menstruasi, tetapi
kemudian tidak mendapatkan lagi atau 6 siklus setelah sebelumnnya
mendapatkan siklus menstruasi biasa. Angka kejadian berkisar 1-5%. Adanya
amenorea sekunder lebih menunjuk kepada sebab-sebab yang timbul
kemudian dalam kehidupan wanita, seperti gangguan gizi, gangguan
metobolisme, tumor, penyakit infeksi dan lain-lain.
A. Etiologi
Penyebab amenorea Primer
a. Penurunan berat badan secara dratis (akibat kemiskinan, diet yang salah, anoreksia
nervosa, bulimia nervosa, aktivtas fisik yang sangat berat dan penyebab lainnya).
b. Obesitas yang ekstrem
c. Penyakit kronis yang diderita dalam jangka waktu yang lama.
d. Abnormalitas organ genital wanita (tidak adanya uterus, vagina, septum vagina,
stenosis servikal, dan selaput dara yang tebal).
e. Tubuh mengalami kelainan seperti hipoglikemia (kelenjar tiroid bekerja secara
berlebihan), cystic fibrosis ( penyakit yang diturunkan atau diwariskan dari kelenjar-
kelenjar lendir dan keringat), atau cushings disease (kadar kortikosteroid berlebihan).
f. Wanita yang perna mengalami kelaianan penyakit polikistik ovarium mempunyai
risiko tinggi terhadap penyakit amenorhea.
g. Adanya penyakit akibat kelaiann kromosom seperti sindrom turner atau sindrom
Sawyer
h. Kadar homone prolaktin didalam tubuh cukup tinggi (hiperprolaktinemia).
i. Kehamilan
j. Stres
k. Ketidak seimbangan mekanisme sistem hormon reproduksi wanita.
D. Pemeriksaan Penunjang
Pada amenorrhea primer apabila didapatkan adanya perkembangan seksual sekunder
maka diperlukan pemeriksaan organ dalam reproduksi (indung telur, rahim, perekatan
dalam rahim). Melalui pemeriksaan USG, histerosal Pingografi, histeroskopi dan
Magnetic Resonance Imaging (MRI), apabila tidak didapatkan tanda-tanda
perkembangan seksualitas sekunder maka diperlukan pemeriksaan kadar hormone FSH
dan LH setelah kemungkinan kehamilan disingkirkan pada amenorrhea sekunder maka
dapat dilakukan pemeriksaan Thyroid Stimulating Hormon (TSH) karena kadar hormone
thyroid dapat mempengaruhi kadar hprmone prolaktin dalam tubuh.
E. Penatalaksanaan Medis
Dapat dilakukan secara non-farmakologi dan farmakologi treatment.Modalitas terapi
untuk amenore digunakan untuk mengembalikan siklus normal menstruasi. Dapat
dilakukan secara non-farmakologi dan farmakologi treatment.Modalitas terapi untuk
amenore digunakan untuk mengembalikan siklus normal menstruasi
Tujuan pengobatan termasuk menjaga kekuatan tulang, mencegah keropos tulang,
pemulihan ovulasi dan meningkatkan kesuburan. Pendekatan umum untuk keberhasilan
terapi amenore tergantung pada identifikasi yang tepat dari penyebab dasar pada
gangguan mentruasi. Pada pasien amenore sekunder dengan hipoestrogen maka
pemberian kalsium dan vitamin D penting untuk menghindari dampak negatif pada
kesehatan tulang.
Pada pasien amenore sekunder dengan hipoestrogen maka pemberian kalsium dan
vitamin D penting untuk menghindari dampak negatif pada kesehatan tulang.
a. Terapi Non-farmakologi
Terapi non-farmakologi untuk amenore bervariasi tergantung pada penyebab yang
mendasari. Pada wanita usia muda yang melakukan kegiatan olahraga berlebihan
kemungkinan dapat menjadi penyebab dasar amenore, maka treatmentnya adalah
pengurangan terhadap exercise yang berlebihan.
b. Terapi Farmakologi
Pengobatan yang dilakukan sesuai dengan penyebab dari amenorrhea yang dialami,
apabila penyebabnya adalah obesitas maka diet dan olahraga adalah terapinya,
belajar untuk mengatasi stress dan menurukan aktivitas fisik yang berlebih juga
dapat membantu. Pembedahan atau insisi dilakukan pada wanita yang mengalami
Amenorrhea Primer.
Bagian Obstetri & Ginekologi FK. Unpad. 1993. Ginekologi. Elstar. Bandung
Carpenito, Lynda Juall. 2000. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Jakarta : EGC
Dipiro TJ, Talbert LR, Yee CG, Matzke RG, Wells GB, Posey ML, 2008,Pharmacotherapy: A
Phatophysiologi Approach 7th ed, The Mc Graw-Hill Companies Inc.USA.
Galle, Danielle. Charette, Jane.2000. Rencana Asuhan Keperawatan Onkologi. Jakarta : EGC
Saifidin, Abdul Bari,dkk. 2001. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo & JNKKR-POGI. Jakarta