Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN

ASUHAN KEPERAWATAN AMENORHEA

DEPARTEMEN

KEPERAWATAN MATERNITAS

OLEH :

Anik Windasari

202010461011016

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2020
LEMBAR PENGESAHAN

ASUHAN KEPERAWATAN AMENORHEA

DEPARTEMEN

KEPERAWATAN MATERNITAS

KELOMPOK 5

NAMA: Anik Windasari

NIM: 202010461011016

TGL PRAKTEK/MINGGU KE : 26 Oktober- 2 November 2020/ MINGGU Ke 1

Malang, 2 November 2020


Mahasiswa, Pembimbing,

(Anik Windasari) (Juwita Sari M.S.)


DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN.......................................................................................................2
DAFTAR ISI..............................................................................................................................3
BAB I. LAPORAN PENDAHULUAN...................................................................................4
A. Definisi............................................................................................................................4
B. Epidemiologi...................................................................................................................4
C. Etiologi............................................................................................................................4
D. Klasifikasi.......................................................................................................................4
E. Manifestasi Klinis...........................................................................................................4
F. Patofisiologi....................................................................................................................5
G. Pathway...........................................................................................................................5
H. Pemeriksaan Penunjang..................................................................................................6
I. Penatalaksanaan..............................................................................................................6
J. Konsep Asuhan Keperawatan (FOKUS PADA KASUS)..............................................6
K. Diagnosa Keperawatan (SDKI) :....................................................................................7
L. Luaran Keperawatan (SLKI)...........................................................................................7
M. Intervensi Keperawatan (SIKI)....................................................................................7
BAB II. ASUHAN KEPERAWATAN....................................................................................8
A. CASE REPORT..............................................................................................................8
B. Pengkajian (Focus Assesement)......................................................................................9
D. Diagnosa Keperawatan (SDKI).....................................................................................13
BAB III. INTERVENSI KEPERAWATAN (EVIDENCE BASED NURSING).............17
A. Masalah Keperawatan...................................................................................................17
B. Intervesi by Evidence Based Nursing (Journal)............................................................17
C. Daftar Pustaka (Sumber Reference)..............................................................................18
BAB IV. DIRECTLY OBSERVED PROCEDURAL SKILL (DOPS).............................19
BAB V. MTE (meet the expert)............................................................................................21
Daftar Pustaka....................................................................................................................22
BAB I. LAPORAN PENDAHULUAN

A. Definisi
Amenorea adalah suatu keadaan atau kondisi dimana pada seorang wanita tidak
mengalami menstruasi pada masa menstruasi sebagaimana mestinya atau secara
sederhana disebut dengan tidak haid pada suatu periode atau masa menstruasi. Amenorea
adalah menstruasi tidak terjadi lebih dari 70 hari (tanpa ada kehamilan) atau menstruasi
tidak terjadi lebih dari tiga bulan berturut turut. Amenore primer adalah tertundanya
menarke pada usia 14 tahun tanpa disertai seks sekunder atau tidak adanya menstruasi
pada usia 16 tahun dengan adanya pertumbuhan normal seks sekunder. (Adiesti & Wari,
2020)

B. Epidemiologi
Sekitar 3-4% dari populasi dengan usia reproduktif dapat ditemukan adanya amenore
yang bersifat patologik. Amenore didiagnosa pada perempuan yang tidak menstruasi :
1. Sampai usia 13 tahun dan belum menunjukkan tanda – tanda pubertas
2. Sampai usia 15 tahun walaupun sudah menunjukkan tanda pubertas lain
3. Sudah menstruasi, tetapi tidak menstruasi lagi selama interval 3 siklus atau lebih
atau selama 6 bulan (Adiesti & Wari, 2020)
C. Etiologi
1. Amenorea primer
 Kelainan kromosom
 Masalah hipotalamus
 Hipofisis
 Kurangnya organ reproduksi
 Struktural abnormal pada vagina
2. Amenorea sekunder
 Kehamilan
 Kontrasepsi
 Menyusui
 Stress
 Obat-obatan
 Ketidakseimbangan hormone
 Berat badan rendah
 Olahraga berlebihan
 Kerusakan tiroid
 Masalah di jaringan rahim
 Ketidakcukupan ovarium primer (Suparman & Suparman, 2017)

D. Klasifikasi
Amenorea terbagi atas amenorrhea fisiologis dan patologis. Amenorhea fisiologis
yaitu terdapat pada masa sebelum pubertas, masa kehamilan, masa laktasi, dan sesudah
menopause. Amenorhea patologis yaitu amenorrhea yang terjadi karena sebab tertentu di
luar amenorrhea fisiologis

Amenorea dapat dibagi menjadi amenorea primer dan amenorea sekunder.

1. Amenorea primer
Amenorea primer adalah apabila seorang wanita yang berumur 18 tahun keatas tidak
pernah mendapatkan menstruasi. Amenorea terjadi pada 0,1-2,5 % wanita usia
produktif. Amenorea primer umumnya mempunyai sebab-sebab yang lebijh berat dan
lebih sulit diketahui, seperti kelainan kongenital dan kelainan genetik.
2. Amenorea sekunder
Amenorea sekunder adalah penderita pernah mendapat menstruasi, tetapi kemudian
tidak mendapat lagi atau 6 siklus setelah sebelumnya mendapat siklus menstruasi
biasa. Angka kejadian berkisar antara 1-5 %. Adanya amenorea sekunder lebih
menunjuk kepada sebab-sebab yang timbul kemudian dalam kehidupan wanita, seperti
gangguan gizi, gangguan metabolisme, tumor, penyakit infeksi dan lain lain. (Kunyit
& Kelabet, 2017)

E. Manifestasi Klinis
Tanda gejala yang muncul diantaranya :

 Tidak terjadi haid


 Produksi hormone estrogen dan progesterone
 Nyeri kepala
 Badan lemah

Tanda gejala tergantung dari penyebabnya :


 Jika penyebabnya adalah kegagalan mengalami pubertas, maka tidak ditemukan
tanda-tanda pubertas seperti pembesaran payudara, pertumbuhan rambut
kemaluan dan rambut ketiak serta perubahan bentuk tubuh.
 Jika penyebabnya adalah kehamilan, akan ditemukan morning sickness dan
pembesaran perut.
 Jika penyebabnya adalah kadar hormone tiroid yang tinggi maka gejalanya adalah
denyut jantung yang cepat, kecemasan, kulit yang hangat dan lembab.
 Sindroma cushing menyebabkan wajah bulat (moon face), perut buncit, dan
lengan serta tungkai yang lurus.

Gejala lainnya yang mungkin ditemukan pada amenorea :

 Sakit kepala
 Galaktore (pembentukan air susu pada wanita yang tidak hamil dan tidak sedang
menyusui)
 Gangguan penglihatan (pada tumor hipofisa)
 Penurunan dan penambahan berat badan yang berarti
 Vagina yang kering
 Hirsutisme (pertumbuhan rambut yang berlebih, yang mengikuti pola pria),
perubahan suara dan perubahan ukuran payudara. (Adiesti & Wari, 2020)

F. Patofisiologi
Disfungsi hipofise terjadi gangguan pada hipofise anterior gangguan dapat berupa
tumor yang bersifat mendesak ataupun menghasilkan hormone yang membuat menjadi
terganggu. Kelainan kompartemen IV (lingkungan) gangguan pada pasien ini disebabkan
oleh gangguan mental yang secara tidak langsung menyebabkan terjadinya pelepasan
neurotransmitter seperti serotonin yang dapat menghambat pelepasan
gonadrotropin.Kelainan ovarium dapat menyebabkan amenorrhea primer maupun
sekuder. Amenorrhea primer mengalami kelainan perkembangan ovarium ( gonadal
disgenesis ). Kegagalan ovarium premature dapat disebabkan kelainan genetic dengan
peningkatan kematian folikel, dapat juga merupakan proses autoimun dimana folikel
dihancurkan. Melakukan kegiatan yang berlebih dapat menimbulkan amenorrhea dimana
dibutuhkan kalori yang banyaksehingga cadangan kolesterol tubuh habis dan bahan untuk
pembentukan hormone steroid seksual ( estrogen dan progesteron ) tidak tercukupi. Pada
keadaaan tersebut juga terjadi pemecahan estrogen berlebih untuk mencukupi kebutuhan
bahan bakar dan terjadilah defisiensi estrogen dan progesteron yang memicu terjadinya
amenorrhea.Pada keadaan latihan berlebih banyak dihasilkan endorphin yang merupakan
derifat morfin.Endorphin menyebabkan penurunan GnRH sehingga estrogen dan
progesterone menurun.Pada keadaan tress berlebih cortikotropin realizinghormone
dilepaskan. Pada peningkatan CRH terjadi opoid yang dapat menekan pembentukan
GnRH.

G. Pathway
Penyakit, stress,
Kegagalan fungsi Kelainan genetik obat-obatan
hipotalamus-
hipofisis
Tertikular Disgenesis
feminization gonad Siklus
hipogonadotropin menstruasi
terganggu
Tidak Testis
punya Ovarium gagal
menggantika
FSH & LH menurun berkembang
uterus n ovarium Tidak terjadi
siklus
menstruasi
Ovarium tidak
terangsang Ovarium
Tidak dapat
berupa
mengalami
jaringan Amenore
menstruasi
pengikat sekunder
Estrogen &
progesterone tidak
dihasilkan
Ansietas

Siklus menstruasi Amenore Primer


tidak terjadi

Gangguan citra Harga diri rendah


tubuh situasional Deficit pengetahuan
H. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan fisik, pemeriksaan panggul maupun tes kehamilan harus dilakukan untuk
menjauhkan dari diagnose kehamilan. Tes darah yang dapat dilakukan untuk mengecek
kadar hormone, antara lain :

 Follicle stimulating hormone (FSH)


 Luteinizing hormone (LH)
 Prolactin hormone (hormone prolactin)
 Serum hormone (seperti kadar hormone testosterone)
 Thyroid stimulating hormone (TSH)

Pemeriksaan penunjang lainnya :

 Biopsi endometrium
 Tes genetik
 Ultrasonografi (USG) untuk menentukan penyebab amenorrhea
 Pencitraan resonansi magnetik (MRI) pada otak jika diduga terdapat kelainan kelenjar
hipofisis atau hipotalamus.
 Tomografi komputer (CT scan) pada bagian perut dan panggul untuk melihat kelainan
rahim atau indung telur. (Adiesti & Wari, 2020)
I. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan amenorrhea diberikan berdasarkan penyebabnya, antara lain:

 Operasi, terapi hormon atau keduanya dilakukan apabila amenorrhea disebabkan oleh
cacat bawaan lahir yang menyebabkan kelainan anatomi.
 Pemberian obat seperti medroksiprogesteron pada wanita dengan adult onset
hiperplasia adrenal, hipotiroidisme, dan kegagalan ovarium dini.
 Penurunan berat badan dengan diet, olahraga, serta pemberian metformin, dapat
dilakukan pada wanita dengan sindrom ovarium polikistik (SOPK).
 Konsultasi dengan dokter spesialis genetik, pada wanita yang mengalami kondisi
tidak haid yang diakibatkan karena faktor keturunan.

J. Konsep Asuhan Keperawatan (FOKUS PADA KASUS)


a. Biodata pasien

Nama, umur, jenis kelamin, agama, suku/bangsa, alamat, dan nomor register.
b. Biodata penanggung jawab Nama, umur, jenis kelamin, status perkawinan, agama,

suku/bangsa, pendidikan, pekerjaan, alamat.

c. Riwayat kesehatan pasien

1) Keluhan utama

Merupakan alasan utama pasien untuk datang ke tempat pelayanan kesehatan dan

apa saja yang dirasakan pasien. Yang umumnya pasien datang dengan keluhan

siklus menstruasi mulai tidak teratur, atau tidak terjadi mentsruasi, gangguan pola

tidur.

2) Riwayat kesehatan dahulu (riwayat haid)

Belum pernah haid, pada usia 12 tahun payudara tidak tumbuh, tumbuh kumis dan

rambut pada dagu, adanya benjolan berbentuk seperti penis.

d. Data subyektif :

1. Psiko sosial spiritual :pasien terlihat tenang.

e. Data Obyektif :

1. Inspeksi : payudara pasien tidak tumbuh seperti teman-temannya, tumbuh kumis

dan rambut pada dagu.

5. Pemeriksaan penunjang:

a) Tanda vital yang diukur dalam posisi terbaring atau tidur

b) Laboratorium : kadar LH: 6,83 mIU/mL, FSH: 5,20 mIU/mL, Testosteron:

372,80 mIU/ml, Estradiol: 17,00pg/mL, DHEAS: 752,4 μg/dL, dan 17 – OHP:

937,0 nmol/L.

c) Berat badan : berat badan kurang

d) USG ; untuk mengetahui gambaran uterus antefleksi

e) MRI : untuk mengetahui pembesaran kelenjar adrenal bilateral.

f. Pemeriksaan fisik biologis


 Keadaan umum : composmentis.

K. Diagnosa Keperawatan (SDKI) :


1. Ansietas b.d krisis situasional (D.0080)
2. Gangguan citra tubuh b.d perubahan struktur/bentuk tubuh (D.0083)
3. Deficit pengetahuan tentang kondisi klinis yang dihadapi pasien b.d ketidaktahuan
menemukan sumber informasi. (D.0111)

L. Luaran Keperawatan (SLKI)


1. Tingkat Ansietas (L.09093)
2. Citra Tubuh (L.09067)
3. Tingkat Pengetahuan (L.12111)

M. Intervensi Keperawatan (SIKI)


1. Terapi Relaksasi (1.09326)
2. Promosi Citra Tubuh (1.09305)
3. Edukasi Teknik Adaptasi (1.12449)
BAB II. ASUHAN KEPERAWATAN

A. CASE REPORT

Seorang wanita usia 16 tahun yang belum menikah datang memeriksakan diri dengan
keluhan utama belum pernah haid. Riwayat lainnya adalah mengeluh payudara tidak
tumbuh seperti pada teman teman seusianya serta tumbuh kumis dan rambut pada dagu.
Pasien juga mengeluhkan adanya benjolan berbentuk seperti penis. Benjolan seperti penis
tersebut baru diketahui saat pasien berusia 12 tahun, namun pasien malu untuk
memberitahu kedua orang tuanya, dan baru saat 16 tahun pasien memberitahu kedua
orang tuanya selain karena juga tidak kunjung haid. Menurut orang tua pasien, saat pasien
masih bayi benjolan tersebut tidak ada.

Saat SD pasien memiliki badan yang lebih besar dan lebih tinggi daripada teman-
teman seusianya. Namun saat menginjak kelas 2 SMP pertumbuhan badan pasien tetap,
dan tampak lebih kecil dibandingkan oleh teman-temannya. Riwayat adanya keluarga dari
ibu (adik perempuan dari nenek ibu pasien) meninggal pada saat masih kecil, tidak
diketahui sebabnya.

Dari pemeriksaan fisik tinggi badan 145 cm, berat badan 41 kg. Dari kepala tampak
kumis tipis dan akne yang tersebar di daerah pipi kiri dan kanan. Dari pemeriksaan thorax
rambut ketiak ada dan agak lebat serta payudara Tanner 1. Dari abdomen tampak rambut
di linea mediana. Rambut pubis sesuai dengan Tanner 5. Genetalia eksterna tampak
klitoris membesar dengan ukuran 3x1 cm. Hymen intak, liang vagina ada dengan sondasi
8 cm dari introitus vagina.

Pemeriksaan laboratorium pada pasien ini didapatkan kadar LH: 6,83 mIU/mL, FSH:
5,20 mIU/mL Testosteron: 372,80 mIU/ml, Estradiol: 17,00pg/mL, DHEAS: 752,4
µg/dL, dan 17 – OHP: 937,0 nmol/L. Dilakukan pemeriksaan karyotyping dengan hasil
Mosaic 45, X [7] / 46, XX [36].

Pada USG Ginekologi tampak gambaran uterus antefleksi ukuran 60,5 x 31,7 mm.
Tidak didapatkan massa patologis pada adnexa.

Dari MRI didapatkan ren dekstra/sinistra: ukuran normal, intensitas korteks normal,
sistem pelviokaliseal tak melebar, tidak tampak massa solid/kistik, tampak kelenjar
adrenal kanan kiri intesitas homogen, ukuran (D) 4x1,2 cm, (S) 3,2x1,9 cm atau dengan
kesimpulan pembesaran kelenjar adrenal bilateral.

Foto Manus hasilnya adalah bone age perempuan usia 16 tahun sesuai umur.
Dilakukan laparoskopi diagnostik dengan hasil Uterus normal, tuba dekstra/ sinistra
normal, ovarium dekstra/sinistra normal, folikel (+). Cavum Douglassi bebas. Tidak
didapatkan perlekatan antar organ. Sedangkan dari hasil vaginoskopi adalah vagina dalam
batas normal, panjang ± 7-8 cm, serta portio dalam batas normal.
B. Pengkajian (Focus Assesement)
1. Identitas pasien
Nama klien : Nn.X
No rekam medis : TT
Umur : 16 tahun
Pekerjaan : siswa
Agama : TT
Suku/bangsa : TT
Alamat : TT
2. Keluhan utama
Pasin mengatakan bahwa belum pernah haid
3. Riwayat perkawinan
Status menikah : TT
Menikah : (TT) kali, menikah pertama usia....tahun
Lama pernikahan :......tahun (TT)
Lain-lain sebutkan: TT
4. Riwayat Kontrasepsi KB
a. Riwayat kontrasepsi terdahulu : metode yang pernah dipakai: kb alami (jamu,
kalender,koitus,interuptus, dll) (TT)
b. Riwayat kontrasepsi terakhir sebelum kehamilan ini: (TT)
c. Keluhan KB: (TT)
5. Riwayat Obstetri Terdahulu

No Tgl/ Tempa Umu Jenis Penolong penyuli BB Hidup/


Bln/ t r persalina persalina t laihi mati
Thn partus hami n n r
Partu l
s
1. Hami - - - - - - -
l
sekar
ang
Pengalaman menyusui: Ya/Tidak

6. Riwayat Kehamilan sekarang


a. Riwayat menstruasi : TT
Umur manarche : TT
Lama haid : TT.
HPHT : ………….
Lain-lain sebutkan : TT
b. Perdarahan pervaginam : TT
c. Keputihan : TT
d. Mual dan muntah : TT
e. Masalah pada kehamilan ini : TT
f. Pemakaian obat dan jamu : TT
g. Keluhan lain : TT
7. Riwayat penyakit medis : TT
8. Riwayat penyakit keluarga : adanya keluarga dari ibu (adik perempuan dari nenek
ibu pasien) meninggal pada saat masih kecil, tidak diketahui sebabnya.
9. Adanya masalah lain selama kehamilan, persalinan dan nifas terdahulu:
Sebutkan: (TT)
10. Pemeriksaan umum
a. Status obstetrik : TT
b. Keadaan umum : TT
c. Kesadaran : composmenthis
d. Berat badan : 41 kg
e. Lingkar lengan atas : TT
f. Tanda-tanda vital : TT
Tekanan darah : TT Nadi:TT
Pernafasan :TT Suhu:TT
11. Pemeriksaan fisik
a. Kepala : tampak kumis tipis
b. Wajah : dan akne yang tersebar di daerah pipi kiri dan kanan.
c. Mata : TT
d. Hidung : TT
e. Mulut dan bibir : TT
f. Telinga : TT
g. Leher : TT
h. Ketiak : rambut ketiak ada dan agak lebat
12. Oksigenasi dan ventilasi:
a. Frekuensi pernapasan : TT
b. Irama nafas : TT
c. Suara nafas : TT
d. Suara jantung S1-S1 : TT
e. Capilary refil : TT
f. Tekanan darah : TT
g. Frekuensi nadi : TT
h. Irama nadi : TT
i. Keluhan : TT
13. Payudara : Tanner 1
14. Abdomen :
- Leopold I : TT
- Leopold II : TT
- Leopold III : TT
- Leopold IV : TT
- Lingkar Perut : TT
- Tafsiran Berat Janin : TT
- His: 3 x 10 menit durasi TT
- Lain –lain : tampak rambut di linea mediana.
15. Genetalia : rambut pubis (+), genetalia eksterna tampak klitoris membesar
dengan ukuran 3x1 cm hymen intak, liang vagina ada dengan sondasi 8 cm dari
introitus vagina.
16. Ekstremitas : TT
17. Masalah khusus :
1. Eliminasi : TT
2. Istirahat dan kenyamanan: TT
3. Mobilisasi dan latihan : TT
4. Nutrisi dan cairan : TT
5. Keadaan psikologis : TT
6. Persiapan persalinan : TT
18. Obat-obatan yang dikonsumsi saat ini : TT
19. Pemeriksaan penunjang:
- Kadar LH : 6,83 mlU/mL
- FSH : 5,20 mlU/mL
- Testosteron: 372,80 mIU/ml,
- Estradiol: 17,00pg/mL,
- DHEAS: 752,4 ìg/dL, dan 17 – OHP: 937,0 nmol/L,
- karyotyping dengan hasil Mosaic 45, X [7] / 46, XX [36].
- Pada USG Ginekologi tampak gambaran uterus antefleksi ukuran 60,5 x 31,7 mm.
- MRI didapatkan ren dekstra/sinistra: ukuran normal, intensitas korteks normal,
sistem pelviokaliseal tak melebar, tidak tampak massa solid/kistik, tampak kelenjar
adrenal kanan kiri intesitas homogen, ukuran (D) 4x1,2 cm, (S) 3,2x1,9 cm atau
dengan kesimpulan pembesaran kelenjar adrenal bilateral.
- Foto Manus hasilnya adalah bone age perempuan usia 16 tahun sesuai umur.
- Laparoskopi diagnostik dengan hasil Uterus normal, tuba dekstra/ sinistra normal,
ovarium dekstra/sinistra normal, folikel (+). Cavum Douglassi bebas. Tidak
didapatkan perlekatan antar organ.
- Vaginoskopi adalah vagina dalam batas normal, panjang ± 7-8 cm, serta portio dalam
batas normal.
C. Analisa Data

MASALAH DIAGNOSA
DATA PENYEBAB KEPERAWATAN KEPERAWATAN
DS: Krisis Ansietas Ansietas b.d krisis
- Px merasa bingung situasional situasional
(mengeluh payudara (D.0080)
tidak tumbuh seperti
pada teman-
temannya, tumbuh
kumis, rambut pada
dagu benjolan
berbentuk penis)
- Px merasa khawatir
karena belum pernah
haid
DO: -
DS: Perubahan Gangguan citra Gangguan citra
- Pasien mengatakan struktur/bent tubuh tubuh b.d
mengeluh payudara uk tubuh perubahan
tidak tumbuh seperti struktur/bentuk
pada teman- tubuh (D.0083)
temannya, tumbuh
kumis, rambut pada
dagu benjolan
berbentuk penis
DO:
- Tampak kumis tipis
- Akne tersebar di
daerah pipi kiri dan
kanan.
- Payudara tanner 1

DS: Ketidaktahua Deficit Deficit


- Pasien mengatakan n pengetahuan pengetahuan
payudara tidak menemukan tentang kondisi tentang kondisi
tumbuh seperti pada sumber klinis yang klinis yang
teman-temannya, informasi dihadapi. dihadapi pasien
tumbuh kumis, b.d ketidaktahuan
rambut pada dagu menemukan
benjolan berbentuk sumber informasi.
penis (D.0111)
DO:
- Pada saat usia 12
tahun pasien malu
untuk memberitahu
orang tuanya.
- pada saat usia 16
tahun pasien baru
membeitahu orang
tuanya karena tidak
kunjung haid.

D. Diagnosa Keperawatan (SDKI)

1. Ansietas b.d krisis situasional (D.0080)


2. Gangguan citra tubuh b.d perubahan struktur/bentuk tubuh (D.0083)
3. Deficit pengetahuan tentang kondisi klinis yang dihadapi pasien b.d ketidaktahuan
menemukan sumber informasi. (D.0111)

E. Luaran Keperawatan (SLKI), Intervensi Keperawatan (SIKI)

NO SLKI SIKI
1. Setelah dilakuakan tindakan Terapi relaksasi:
keperawatan 1x24 jam di Observasi :
harapakan ”Tingkat  Identifikasi teknik relaksasi yang pernah
ansietas (L.09093)” efektif digunakan
menurun dengan keriteral  Identifikasi kesediaan, kemampuan, dan
hasil: penggunaan teknik sebelumnya.
1. Verbalisasi kebingungan  Periksa tegangan otot, nasi, TD, dan suhu
cukup menurun sebelum dan sesudah latihan
2. Verbalisasi khawatir  Monitor respon terhadap terapi relaksasi
akibat kondisi yang
Terapeutik
dihadapi cukup menurun
3. Perilaku gelisah cukup  Ciptakan lingkungan tenang dan tanpa

membaik gangguan
 Berikan informasi tertulis tentang persiapan
dan prosedur teknik relaksasi
 Gunakan pakaian longgar
 Gunakan nada suara lembut
 Gunakan relaksasi sebagai strategi penunjang
dengan analgesik

Edukasi :
 Jelaskan tujuan, manfaat, batasan, jenis
relaksasi
 Jelaskan secara rinci intervensi relaksasi
yang di pilih
 Anjurkan mengambil posisi yang nyaman
 Anjurkan rileks dan merasakan sensasi
relaksasi
 Anjurkan sering mengulangi atau melatih
teknik yang di pilih
 Demonstrasikan dan latih teknik relaksasi.

2. Setelah dilakukan tindakan Promosi Citra Tubuh


keperawatan selama 1x24 Observasi
jam “citra tubuh  Monitor frekuensi pernyataan kritik
(L.09067)” meningkat terhadap diri sendiri
dengan kriteria hasil:  Monitor apakah pasien bisa melihat bagian
1. Melihat bagian tubuh tubuh yang berubah
membaik Terapeutik
2. Verbalisasi kecacatan  Diskusikan perubahan tubuh dan fungsinya
bagian tubuh membaik  Diskusikan perbedaan penampilan fisik
3. Verbalisasi perasaan terhadap harga diri
negative tentang  Diskusikan perubahan akibat pubertas
perubahan tubuh
 Diskusikan kondisi stress yang
menurun
mempengaruhi citra tubuh
 Diskusikan cara mengembangkan harapan
citra tubuh secara realistis
 Diskusikan persepsi pasien dan keluarga
tentang citra tubuh
Edukasi
 Jelaskan kepada keluarga tentang perawatan
perubahan citra tubuh
 Anjurkan mengungkapkan gambaran diri
terhadap citra tubuh
3 Setelah dilakuakan tindakan Edukasi Teknik Adaptasi
keperawatan 1x24 jam di Observasi
harapakan “Tingkat  Identifikasi kesiapan dan kemampuan
Pengetahuan (L.12111)” menerima informasi
menurun dengan keriteral Terapeutik
hasil:  Sediakan materi dan media pendidikan
1. Kemampuan kesehatan
menjelaskan  Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai
pengetahuan tentang kesepakatan
suatu topic, cukup  Berikan kesempatan untuk bertanya
meningkat Edukasi
2. Kemampuan  Jelaskan tindakan terapeutik untuk
menggambarkan mengatasi masalah atau gangguan fisik yang
pengalaman dialami
sebelumnya yang  Ajarkan cara mengidentifikasi kemampuan
sesuai dengan topik, beradaptasi terhadap tuntutan
cukup meningkat kondisi/masalah saat ini
3. Pertanyaan tentang
 Ajarkan cara mengidentifikasi kesulitan
masalah yang
adaptasi yang dialami
dihadapi, cukup
menurun
4. Persepsi yang keliru
terhadap masalah,
cukup menurun

Daftar Pustaka

Adiesti, F., & Wari, F. E. (2020). Hubungan kontrasepsi hormonal dengan siklus menstruasi.

Jurnal Riset Kebidanan Indonesia, 4(1), 6–12. https://doi.org/10.32536/jrki.v4i1.71

Kunyit, H., & Kelabet, D. A. N. (2017). Journal of Vocational Health Studies SECONDARY

AMENORRHEA THERAPY WITH ACCUPUNCTURE AND TURMERIC -

FENUGREEK HERBAL. 01(01), 27–31.

Suparman, E., & Suparman, E. (2017). Amenorea Sekunder: Tinjauan dan Diagnosis. Jurnal
Biomedik (Jbm), 9(3). https://doi.org/10.35790/jbm.9.3.2017.17335

PPNI. (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan Indikator Diagnostik,

Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI

PPNI. (2017). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan Indikator Diagnostik,

Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI

PPNI. (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Indikator Diagnostik,

Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI

Anda mungkin juga menyukai