DEPARTEMEN
KEPERAWATAN MATERNITAS
OLEH :
Anik Windasari
202010461011016
2020
LEMBAR PENGESAHAN
DEPARTEMEN
KEPERAWATAN MATERNITAS
KELOMPOK 5
NIM: 202010461011016
LEMBAR PENGESAHAN.......................................................................................................2
DAFTAR ISI..............................................................................................................................3
BAB I. LAPORAN PENDAHULUAN...................................................................................4
A. Definisi............................................................................................................................4
B. Epidemiologi...................................................................................................................4
C. Etiologi............................................................................................................................4
D. Klasifikasi.......................................................................................................................4
E. Manifestasi Klinis...........................................................................................................4
F. Patofisiologi....................................................................................................................5
G. Pathway...........................................................................................................................5
H. Pemeriksaan Penunjang..................................................................................................6
I. Penatalaksanaan..............................................................................................................6
J. Konsep Asuhan Keperawatan (FOKUS PADA KASUS)..............................................6
K. Diagnosa Keperawatan (SDKI) :....................................................................................7
L. Luaran Keperawatan (SLKI)...........................................................................................7
M. Intervensi Keperawatan (SIKI)....................................................................................7
BAB II. ASUHAN KEPERAWATAN....................................................................................8
A. CASE REPORT..............................................................................................................8
B. Pengkajian (Focus Assesement)......................................................................................9
D. Diagnosa Keperawatan (SDKI).....................................................................................13
BAB III. INTERVENSI KEPERAWATAN (EVIDENCE BASED NURSING).............17
A. Masalah Keperawatan...................................................................................................17
B. Intervesi by Evidence Based Nursing (Journal)............................................................17
C. Daftar Pustaka (Sumber Reference)..............................................................................18
BAB IV. DIRECTLY OBSERVED PROCEDURAL SKILL (DOPS).............................19
BAB V. MTE (meet the expert)............................................................................................21
Daftar Pustaka....................................................................................................................22
BAB I. LAPORAN PENDAHULUAN
A. Definisi
Amenorea adalah suatu keadaan atau kondisi dimana pada seorang wanita tidak
mengalami menstruasi pada masa menstruasi sebagaimana mestinya atau secara
sederhana disebut dengan tidak haid pada suatu periode atau masa menstruasi. Amenorea
adalah menstruasi tidak terjadi lebih dari 70 hari (tanpa ada kehamilan) atau menstruasi
tidak terjadi lebih dari tiga bulan berturut turut. Amenore primer adalah tertundanya
menarke pada usia 14 tahun tanpa disertai seks sekunder atau tidak adanya menstruasi
pada usia 16 tahun dengan adanya pertumbuhan normal seks sekunder. (Adiesti & Wari,
2020)
B. Epidemiologi
Sekitar 3-4% dari populasi dengan usia reproduktif dapat ditemukan adanya amenore
yang bersifat patologik. Amenore didiagnosa pada perempuan yang tidak menstruasi :
1. Sampai usia 13 tahun dan belum menunjukkan tanda – tanda pubertas
2. Sampai usia 15 tahun walaupun sudah menunjukkan tanda pubertas lain
3. Sudah menstruasi, tetapi tidak menstruasi lagi selama interval 3 siklus atau lebih
atau selama 6 bulan (Adiesti & Wari, 2020)
C. Etiologi
1. Amenorea primer
Kelainan kromosom
Masalah hipotalamus
Hipofisis
Kurangnya organ reproduksi
Struktural abnormal pada vagina
2. Amenorea sekunder
Kehamilan
Kontrasepsi
Menyusui
Stress
Obat-obatan
Ketidakseimbangan hormone
Berat badan rendah
Olahraga berlebihan
Kerusakan tiroid
Masalah di jaringan rahim
Ketidakcukupan ovarium primer (Suparman & Suparman, 2017)
D. Klasifikasi
Amenorea terbagi atas amenorrhea fisiologis dan patologis. Amenorhea fisiologis
yaitu terdapat pada masa sebelum pubertas, masa kehamilan, masa laktasi, dan sesudah
menopause. Amenorhea patologis yaitu amenorrhea yang terjadi karena sebab tertentu di
luar amenorrhea fisiologis
1. Amenorea primer
Amenorea primer adalah apabila seorang wanita yang berumur 18 tahun keatas tidak
pernah mendapatkan menstruasi. Amenorea terjadi pada 0,1-2,5 % wanita usia
produktif. Amenorea primer umumnya mempunyai sebab-sebab yang lebijh berat dan
lebih sulit diketahui, seperti kelainan kongenital dan kelainan genetik.
2. Amenorea sekunder
Amenorea sekunder adalah penderita pernah mendapat menstruasi, tetapi kemudian
tidak mendapat lagi atau 6 siklus setelah sebelumnya mendapat siklus menstruasi
biasa. Angka kejadian berkisar antara 1-5 %. Adanya amenorea sekunder lebih
menunjuk kepada sebab-sebab yang timbul kemudian dalam kehidupan wanita, seperti
gangguan gizi, gangguan metabolisme, tumor, penyakit infeksi dan lain lain. (Kunyit
& Kelabet, 2017)
E. Manifestasi Klinis
Tanda gejala yang muncul diantaranya :
Sakit kepala
Galaktore (pembentukan air susu pada wanita yang tidak hamil dan tidak sedang
menyusui)
Gangguan penglihatan (pada tumor hipofisa)
Penurunan dan penambahan berat badan yang berarti
Vagina yang kering
Hirsutisme (pertumbuhan rambut yang berlebih, yang mengikuti pola pria),
perubahan suara dan perubahan ukuran payudara. (Adiesti & Wari, 2020)
F. Patofisiologi
Disfungsi hipofise terjadi gangguan pada hipofise anterior gangguan dapat berupa
tumor yang bersifat mendesak ataupun menghasilkan hormone yang membuat menjadi
terganggu. Kelainan kompartemen IV (lingkungan) gangguan pada pasien ini disebabkan
oleh gangguan mental yang secara tidak langsung menyebabkan terjadinya pelepasan
neurotransmitter seperti serotonin yang dapat menghambat pelepasan
gonadrotropin.Kelainan ovarium dapat menyebabkan amenorrhea primer maupun
sekuder. Amenorrhea primer mengalami kelainan perkembangan ovarium ( gonadal
disgenesis ). Kegagalan ovarium premature dapat disebabkan kelainan genetic dengan
peningkatan kematian folikel, dapat juga merupakan proses autoimun dimana folikel
dihancurkan. Melakukan kegiatan yang berlebih dapat menimbulkan amenorrhea dimana
dibutuhkan kalori yang banyaksehingga cadangan kolesterol tubuh habis dan bahan untuk
pembentukan hormone steroid seksual ( estrogen dan progesteron ) tidak tercukupi. Pada
keadaaan tersebut juga terjadi pemecahan estrogen berlebih untuk mencukupi kebutuhan
bahan bakar dan terjadilah defisiensi estrogen dan progesteron yang memicu terjadinya
amenorrhea.Pada keadaan latihan berlebih banyak dihasilkan endorphin yang merupakan
derifat morfin.Endorphin menyebabkan penurunan GnRH sehingga estrogen dan
progesterone menurun.Pada keadaan tress berlebih cortikotropin realizinghormone
dilepaskan. Pada peningkatan CRH terjadi opoid yang dapat menekan pembentukan
GnRH.
G. Pathway
Penyakit, stress,
Kegagalan fungsi Kelainan genetik obat-obatan
hipotalamus-
hipofisis
Tertikular Disgenesis
feminization gonad Siklus
hipogonadotropin menstruasi
terganggu
Tidak Testis
punya Ovarium gagal
menggantika
FSH & LH menurun berkembang
uterus n ovarium Tidak terjadi
siklus
menstruasi
Ovarium tidak
terangsang Ovarium
Tidak dapat
berupa
mengalami
jaringan Amenore
menstruasi
pengikat sekunder
Estrogen &
progesterone tidak
dihasilkan
Ansietas
Biopsi endometrium
Tes genetik
Ultrasonografi (USG) untuk menentukan penyebab amenorrhea
Pencitraan resonansi magnetik (MRI) pada otak jika diduga terdapat kelainan kelenjar
hipofisis atau hipotalamus.
Tomografi komputer (CT scan) pada bagian perut dan panggul untuk melihat kelainan
rahim atau indung telur. (Adiesti & Wari, 2020)
I. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan amenorrhea diberikan berdasarkan penyebabnya, antara lain:
Operasi, terapi hormon atau keduanya dilakukan apabila amenorrhea disebabkan oleh
cacat bawaan lahir yang menyebabkan kelainan anatomi.
Pemberian obat seperti medroksiprogesteron pada wanita dengan adult onset
hiperplasia adrenal, hipotiroidisme, dan kegagalan ovarium dini.
Penurunan berat badan dengan diet, olahraga, serta pemberian metformin, dapat
dilakukan pada wanita dengan sindrom ovarium polikistik (SOPK).
Konsultasi dengan dokter spesialis genetik, pada wanita yang mengalami kondisi
tidak haid yang diakibatkan karena faktor keturunan.
Nama, umur, jenis kelamin, agama, suku/bangsa, alamat, dan nomor register.
b. Biodata penanggung jawab Nama, umur, jenis kelamin, status perkawinan, agama,
1) Keluhan utama
Merupakan alasan utama pasien untuk datang ke tempat pelayanan kesehatan dan
apa saja yang dirasakan pasien. Yang umumnya pasien datang dengan keluhan
siklus menstruasi mulai tidak teratur, atau tidak terjadi mentsruasi, gangguan pola
tidur.
Belum pernah haid, pada usia 12 tahun payudara tidak tumbuh, tumbuh kumis dan
d. Data subyektif :
e. Data Obyektif :
5. Pemeriksaan penunjang:
937,0 nmol/L.
A. CASE REPORT
Seorang wanita usia 16 tahun yang belum menikah datang memeriksakan diri dengan
keluhan utama belum pernah haid. Riwayat lainnya adalah mengeluh payudara tidak
tumbuh seperti pada teman teman seusianya serta tumbuh kumis dan rambut pada dagu.
Pasien juga mengeluhkan adanya benjolan berbentuk seperti penis. Benjolan seperti penis
tersebut baru diketahui saat pasien berusia 12 tahun, namun pasien malu untuk
memberitahu kedua orang tuanya, dan baru saat 16 tahun pasien memberitahu kedua
orang tuanya selain karena juga tidak kunjung haid. Menurut orang tua pasien, saat pasien
masih bayi benjolan tersebut tidak ada.
Saat SD pasien memiliki badan yang lebih besar dan lebih tinggi daripada teman-
teman seusianya. Namun saat menginjak kelas 2 SMP pertumbuhan badan pasien tetap,
dan tampak lebih kecil dibandingkan oleh teman-temannya. Riwayat adanya keluarga dari
ibu (adik perempuan dari nenek ibu pasien) meninggal pada saat masih kecil, tidak
diketahui sebabnya.
Dari pemeriksaan fisik tinggi badan 145 cm, berat badan 41 kg. Dari kepala tampak
kumis tipis dan akne yang tersebar di daerah pipi kiri dan kanan. Dari pemeriksaan thorax
rambut ketiak ada dan agak lebat serta payudara Tanner 1. Dari abdomen tampak rambut
di linea mediana. Rambut pubis sesuai dengan Tanner 5. Genetalia eksterna tampak
klitoris membesar dengan ukuran 3x1 cm. Hymen intak, liang vagina ada dengan sondasi
8 cm dari introitus vagina.
Pemeriksaan laboratorium pada pasien ini didapatkan kadar LH: 6,83 mIU/mL, FSH:
5,20 mIU/mL Testosteron: 372,80 mIU/ml, Estradiol: 17,00pg/mL, DHEAS: 752,4
µg/dL, dan 17 – OHP: 937,0 nmol/L. Dilakukan pemeriksaan karyotyping dengan hasil
Mosaic 45, X [7] / 46, XX [36].
Pada USG Ginekologi tampak gambaran uterus antefleksi ukuran 60,5 x 31,7 mm.
Tidak didapatkan massa patologis pada adnexa.
Dari MRI didapatkan ren dekstra/sinistra: ukuran normal, intensitas korteks normal,
sistem pelviokaliseal tak melebar, tidak tampak massa solid/kistik, tampak kelenjar
adrenal kanan kiri intesitas homogen, ukuran (D) 4x1,2 cm, (S) 3,2x1,9 cm atau dengan
kesimpulan pembesaran kelenjar adrenal bilateral.
Foto Manus hasilnya adalah bone age perempuan usia 16 tahun sesuai umur.
Dilakukan laparoskopi diagnostik dengan hasil Uterus normal, tuba dekstra/ sinistra
normal, ovarium dekstra/sinistra normal, folikel (+). Cavum Douglassi bebas. Tidak
didapatkan perlekatan antar organ. Sedangkan dari hasil vaginoskopi adalah vagina dalam
batas normal, panjang ± 7-8 cm, serta portio dalam batas normal.
B. Pengkajian (Focus Assesement)
1. Identitas pasien
Nama klien : Nn.X
No rekam medis : TT
Umur : 16 tahun
Pekerjaan : siswa
Agama : TT
Suku/bangsa : TT
Alamat : TT
2. Keluhan utama
Pasin mengatakan bahwa belum pernah haid
3. Riwayat perkawinan
Status menikah : TT
Menikah : (TT) kali, menikah pertama usia....tahun
Lama pernikahan :......tahun (TT)
Lain-lain sebutkan: TT
4. Riwayat Kontrasepsi KB
a. Riwayat kontrasepsi terdahulu : metode yang pernah dipakai: kb alami (jamu,
kalender,koitus,interuptus, dll) (TT)
b. Riwayat kontrasepsi terakhir sebelum kehamilan ini: (TT)
c. Keluhan KB: (TT)
5. Riwayat Obstetri Terdahulu
MASALAH DIAGNOSA
DATA PENYEBAB KEPERAWATAN KEPERAWATAN
DS: Krisis Ansietas Ansietas b.d krisis
- Px merasa bingung situasional situasional
(mengeluh payudara (D.0080)
tidak tumbuh seperti
pada teman-
temannya, tumbuh
kumis, rambut pada
dagu benjolan
berbentuk penis)
- Px merasa khawatir
karena belum pernah
haid
DO: -
DS: Perubahan Gangguan citra Gangguan citra
- Pasien mengatakan struktur/bent tubuh tubuh b.d
mengeluh payudara uk tubuh perubahan
tidak tumbuh seperti struktur/bentuk
pada teman- tubuh (D.0083)
temannya, tumbuh
kumis, rambut pada
dagu benjolan
berbentuk penis
DO:
- Tampak kumis tipis
- Akne tersebar di
daerah pipi kiri dan
kanan.
- Payudara tanner 1
NO SLKI SIKI
1. Setelah dilakuakan tindakan Terapi relaksasi:
keperawatan 1x24 jam di Observasi :
harapakan ”Tingkat Identifikasi teknik relaksasi yang pernah
ansietas (L.09093)” efektif digunakan
menurun dengan keriteral Identifikasi kesediaan, kemampuan, dan
hasil: penggunaan teknik sebelumnya.
1. Verbalisasi kebingungan Periksa tegangan otot, nasi, TD, dan suhu
cukup menurun sebelum dan sesudah latihan
2. Verbalisasi khawatir Monitor respon terhadap terapi relaksasi
akibat kondisi yang
Terapeutik
dihadapi cukup menurun
3. Perilaku gelisah cukup Ciptakan lingkungan tenang dan tanpa
membaik gangguan
Berikan informasi tertulis tentang persiapan
dan prosedur teknik relaksasi
Gunakan pakaian longgar
Gunakan nada suara lembut
Gunakan relaksasi sebagai strategi penunjang
dengan analgesik
Edukasi :
Jelaskan tujuan, manfaat, batasan, jenis
relaksasi
Jelaskan secara rinci intervensi relaksasi
yang di pilih
Anjurkan mengambil posisi yang nyaman
Anjurkan rileks dan merasakan sensasi
relaksasi
Anjurkan sering mengulangi atau melatih
teknik yang di pilih
Demonstrasikan dan latih teknik relaksasi.
Daftar Pustaka
Adiesti, F., & Wari, F. E. (2020). Hubungan kontrasepsi hormonal dengan siklus menstruasi.
Kunyit, H., & Kelabet, D. A. N. (2017). Journal of Vocational Health Studies SECONDARY
Suparman, E., & Suparman, E. (2017). Amenorea Sekunder: Tinjauan dan Diagnosis. Jurnal
Biomedik (Jbm), 9(3). https://doi.org/10.35790/jbm.9.3.2017.17335
PPNI. (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan Indikator Diagnostik,
PPNI. (2017). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan Indikator Diagnostik,
PPNI. (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Indikator Diagnostik,