Disusun Oleh :
Dengan memanjatkan Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas berkat dan anugerah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan Laporan
Pendahuluan yang berjudul “Laporan Pendahuluan Dan Asuhan Keperawatan
Dengan Diagnosa Medis Kala 1 Lama Fase Laten Pada Ny. S Di Ruang Rawat
Inap Palangka Raya” Laporan pendahuluan ini disusun guna melengkapi tugas
(PPK III).
Laporan Pendahuluan ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh
karena itu, saya ingin mengucapkan terimakasih kepada :
1. Ibu Maria Adelheid Ensia, S.Pd., M.Kes selaku Ketua STIKES Eka Harap
Palangka Raya.
2. Ibu Meilitha Carolina, Ners., M.Kep selaku Ketua Program Studi Ners STIKES
Eka Harap Palangka Raya.
3. Ibu Meida Sinta Araini, S.Kep., Ners selaku pembimbing akademik yang telah
banyak memberikan arahan, masukkan, dan bimbingan dalam penyelesaian
asuhan keperawatan ini
4. Ibu Ika Ners selaku koordinator Praktik Pra Klinik Keperawatan II Program
Studi Sarjana Keperawatan.
5. Semua pihak yang telah banyak membantu dalam pelaksaan kegiatan
pengabdian kepada masyarakat ini.
Saya menyadari bahwa laporan pendahuluan ini mungkin terdapat kesalahan
dan jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu penyusun mengharapkan saran dan
kritik yang membangun dari pembaca dan mudah-mudahan laporan pendahuluan
ini dapat mencapai sasaran yang diharapkan sehingga dapat bermanfaat bagi kita
semua.
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN............................................................................
KATA PENGANTAR....................................................................................
DAFTAR ISI...................................................................................................
BAB 1 PENDAHULUAN...............................................................................
1.1 Latar Belakang ..........................................................................................
1.2 Rumusan Masalah .....................................................................................
1.3 Tujuan Penulisan ......................................................................................
1.3.1 Tujuan Umum .................................................................................
1.3.2 Tujuan Khusus.................................................................................
1.4 Manfaat Penulisan.....................................................................................
1.4.1 Untuk Mahasiswa.............................................................................
1.4.2 Untuk Klien dan Keluarga................................................................
1.4.3 Untuk Institusi (Pendidikan dan Rumah Sakit)................................
1.4.4 Untuk IPTEK....................................................................................
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Penyakit........................................................................................
2.1.1 Definisi ............................................................................................
2.1.2 Anatomi fisiologi ............................................................................
2.1.3 Etiologi ............................................................................................
2.1.4 Klasifikasi .......................................................................................
2.1.5 Patofisiologi ....................................................................................
2.1.6 Manisfestasi Klinis ..........................................................................
2.1.7 Komplikasi.......................................................................................
2.1.8 Pemeriksaan penunjang....................................................................
2.2 Manajemen Asuhan Keperawatan ............................................................
2.2.1 Pengkajian Keperawatan .................................................................
2.2.2 Diagnosa Keperawatan ....................................................................
2.2.3 Intervensi Keperawatan ...................................................................
2.2.4 Implementasi Keperawatan .............................................................
2.2.5 Evaluasi keperawatan ......................................................................
BAB 3 ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Pengkajian ..................................................................................................
3.2 Tabel Analisa Data ....................................................................................
3.3 Rencana Keperawatan ...............................................................................
3.4 Implementasi Dan Evaluasi Keperawatan .................................................
BAB 1
LATAR BELAKANG
1.4 Manfaat
1.4.1 Untuk Mahasiswa
Mahasiswa mampu menyusun asuhan kperawatan pada klien dengan diagnosa
medis nyeri persalinan kala 1 Askep intranatal
1.4.2 Untuk Klien Dan Keluarga
Klien dan keluarga dapat mengetahui perawatan yang tepat pada penyakit nyeri
persalinan kala 1 Askep intranatal
1) Vulva
Vulva adalah nama yang di berikan untuk struktur genetalia eksterna. Kata
ini penutup atau pembungkus, vulva membentang dari mons pubis disebelah
anterior hingga perinium dan sebelah posterior pada masing- masing sisinya yang
di batasi oleh labia mayora.
2) Mons pubis
Mons pubis atau mons vaneris adalah jaringan lemak subkutan berbentuk
bulat yang lunak dan padat serta merupakan jaringan ikat jarang di atas sinfisis
pubis. Mons pubis mengandung banyak kelenjar sebase (minyak) dan tumbuhi
rambut warna hitam, kasar, dan ikal pada masa pubertas. Mons pubis berperan
dalam sensualitas dan melindungi simfisis pubis selama koitus (hubungan
seksual).
3) Labia mayora
Labia mayora adalah dua lapisan kulit panjang melengkung yang
menutupi lemak dan jaringan ikat yang menyatu dengan mons pubis. Kemudian
memanjang dari mons pubis ke arah bawah mengelilingi labia minora, berakhir di
perinium pada garis tengah.
4) Labia minora
Labia minora terletak diantara dua labia mayora, merupakan lipatan kulit
yang panjang, sempit, dan tidak berambut yang memanjang kearah bawah dari
bawah klitoris dan manyatu dengan faurchette.
5) Klitoris
Klitoris adalah organ pendek berbentuk silinder dan erektil yang terletak
tepat dibawah arkus bubis. Dalam keadaan terangsang, bagian yang terlihat
adalah sekitar 6x6 mm atau kurang. Untuk badan klitoris di namai glans dan lebih
sensitif dari pada badannya. Saat wanita secara seksual terangsang, glans dan
badan klitoris membesar.
6) Vestibulum
Vestibulum adalah suatu daerah yang berbentuk seperti perahu atau
lonjong, terletak diantara labia minora, klitoris, dan faurchette.
7) Perinium
Perinium adalah daerah muskular yang di tutupi kulit antara introitus
vagina dan anus, panjangnya kurang lebih empat cm. Perinium
membentuk dasar perinium.
1) Vagina
Vagina adalah suatu tuba yang berdinding tipis yang dapat melipat dan
mampu meregang secara luas, merupakan tabung yang dilapisi membran dar jenis
epitelium bergaris khusus yang di aliri banyak pembuluh darah dan serabut
saraf. Karena tonjolan serviks kebagian atas vagina, panjang dinding anterior
vagina hanya sekitar 7,5 cm, sedangkan panjang dinding posterior sekitar 9 cm.
Pada puncak vagina menonjol leher rahim (serviks uteri) yang disebut porsio.
Bentuk vagina sebelah dalam berlipat-lipat disebut rugae. Dinding vagina
terdiri atas 4 lapisan :
1) Lapisan epitel berlapis; pada lapisan ini tidak terdapat kelenjar tetapi cairan
akan merembes melalui epitel untuk memberikan kelembapan;
2) Jaringan konektil farioler yang di pasok pembuluh darah.
3) Jaringan otot polos berserabut longitudinal dan serkuler.
4) lapisan luar jaringan ikat fibrisa berwarna putih yang bercampur dengan
facia pelvis.
2) Uterus
Uterus merupakan organ muskular yang berongga, berdinding tebal,
berotot, berbentuk buah pir, terletak di dalam pelvis antara rektum di belakang
dan kandung kemih di depan, ototnya di sebut miometrium. Uterus terapung di
dalam pelvis dengan jaringan ikat ligamen. Panjang uterus kurang lebih 7,5 cm
dan lebar 5 cm tebal atau kedalaman 2,5 cm dan berat 50 gr. Pada rahim wanita
yang belum pernah menikah (bersalin), uterus normal memiliki bentuk simetris,
nyeri tekan, licin dan teraba padat. Ligamen dan otot dasar pelvis menopang
uterus, termasuk badan perinium, secara keseluruhan ada 10 ligamen yang
menstabilisasi uterus kedalam rongga pelvis diantaranya :
1) Ligamentum kardinale kiri dan kanan, berfungsi mencegah supaya uterus
tidak turun;
2) Ligamentum sakro uterinum kiri dan kanan; berfungsi menahan uterus
supaya tidak banyak bergerak;
3) Ligamentum ratudum kiri dan kanan; berfungsi menahan uterus tetap dalam
keadaan antefleksi;
4) Ligamentum latum kiri dan kanan, ligamentum yang meliputi tuba;
5) Ligamentum infundibulo pelvikum,ligamentum yang berfungsi menahan
tuba fallopi.Uterus terdiri dari :
a) Fundus uteri (dasar rahim) merupakan bagian uterus yang terletak di
antara kedua pangkal saluran telur;
b) Korpus uteri merupakan bagian uterus yang terbesar pada kehamilan,
bagian ini berfungsi sebagai tempat janin berkembang. Rongga yang
terdapat pada korpus uteri disebut kavum uteri atau rongga rahim;
c) Servik uteri merupakan ujung serviks yang menuju puncak vagina dan
disebut porsio, hubungan antara kavum uteri dan kanalis servikalis
disebut ostium uteri internum. Fungsi uterus:
1) Saat siklus mentruasi,
2) Saat kehamilan,
3) Saat persalinan, untuk menahan ovum yang telah dibuahi selama
perkembangan. Sebutir ovum yang keluar dari avarium dihantarkan
melalaui tuba uterina, endometrium disiapkan untuk menerima ovum
yang telah dibuahi dan ovum tertanam dalam endometrium. Pada waktu
hamil uterus bertambah besar, dindingnya menjadi tipis tetapi kuat dan
besar sampai keluar pelvis masuk kedalam rongga abdomen pada masa
pertumbuhan janin. Pada saat melahirkan uterus berkontraksi
mendorong bayi dan plasenta keluar.
3) Tuba Fallopi
Tuba fallopi juga dikenal dengan istilah oviduct (saluran telur) dan kadang-
kadang disebut tuba uteri. Sepasang tuba fallopi melekat pada fundus uteri. Tuba
ini memanjang kearah lateral, mecapai ujung bebas ligamen lebar dan berlekuk-
lekuk mengelilingi setiap ovarium. Panjang tuba ini kira-kira 10 cm dengan
diameter 0,6 cm. Setiap tuba mempunyai lapisan peritonium di bagian luar,
lapisan tipis dibagian tengah, dan lapisan mukosa dibagian dalam. Tuba fallopi
terdiri atas :
1) Infundibulum, merupakan bagian yang paling distal. Muara
yang berbentuk seperti terompet dikelilingi oleh fibria. Fibria menjadi
bengkok dan hampir erektil saat ovulasi;
2) Ampula, membangun segmen distal dan segmen tengah tuba.
Seperma dan ovum bersatu dan fertilisasi terjadi di ampula;
3) Istmus, teletak proksimal terhadap ampula, istmus kecil dan padat,
sangat mirip ligamentum teres uteri;
4) Interstisial, melewati miometrium antara fundus dan korpus uteri dan
mempunyai lumen berukuran paling kecil (terowongan),
berdiameter kurang dari 1 mm. Sebelum ovum yang dibuahi
dapat melewati lumen ini, ovum tersebut harus melpaskan sel-sel
granulosa yang membungkusnya.
4) Ovarium (indung telur)
Wanita pada umumnya mempunyai 2 indung telur kanan dan kiri, yang
dengan mesovarium menggantung di bagian belakang ligamentum latum, kiri
dan kanan. Ovarium adalah kurang lebih sebesar ibu jari tangan dengan
ukuran panjang kira-kira 4 cm, lebar dan tebal kira-kira 1,5 cm. Pinggir atasnya
atau hilusnya berhubungan dengan mesovarium tempat ditemukannya pembuluh-
pembuluh darah dan serabut-serabut saraf untuk ovarium. Ujung yang dekat pada
tuba terletak lebih tinggi daripada ujung yang dekat pada uterus, dan tidak
jarang diselubungi oleh beberapa fimbria dan infundibulum. Struktur ovarium
terdiri atas:
1) kortek di sebelah luar yang diliputi oleh epitelium germinativum yang
berbentuk kubik,
2) medulla disebelah dalam korteks tempat terdapatnya stroma dengan
pembuluh-pembuluh darah,serabut-serabut saraf, dan sedikit otot
polos. Diperkirakan pada wanita terdapat kira-kira 100.000 folikel
primer. Tiap bulan satu folikel akan keluar, yang dalam
perkembangannya akan menjadi folikel de Graaf. Folikel de Graaf
yang matang terisi dengan likuor felikuler, mengandung estrogen
dan siap untuk berovulasi.
Pada ovulasi folikel yang matang dan yang mendekati permukaan ovarium
pecah dan melepaskan ovum ke rongga perut. Sel-sel granulosa yang melekat
pada ovum dan yang membentuk korona radinata bersama- sama ovum ikut di
lepas. Sebelum dilepas, ovum mulai mengalami pematangan dalam 2 tahap
sebagai persiapan untuk dapat dibuahi.
2.1.3 Etiologi
Etiologi nyeri persalinan menurut NANDA 2015-2017 adalah:
1. Dilatasi servik
2. Ekspulsi fetal
2.1.4 Klasifikasi
Klasifikasi dalam persalianan :
2.1.4.1 Kala I
Dimulai dari saat persalinan sampai pembukaan lengkap (10 cm). Proses ini
berlangsung antara 18-24 jam ,terbagi dalam 2 fase yaitu:
1. Fase laten : berlangsung selama 8 jam. Pembukaan terjadi sangat lambat
sampai mencapai ukuran diameter 3cm.
2. Fase aktif dibagi dalam 3 fase yaitu :
1) Fase akselerasi: dalam waktu 3 jam pembukaan 3cm tersebut menjadi 4
cm
2) Fase dilatasi maksimal : dalam waktu 2 jam pembukaan berlangsung
sangat cepat dari 4 cm menjadi 9 cm
3) Fase deselerasi : pembukaan menjadi lambat kembali, dalam waktu 2
jam pembukaan dari 9 cm menjadi lengkap.
Fase-fase tersebut dijumpai pada primigravida. Pada multi gravid pun
terjadi demikian, akan tetapi fase laten, fase aktif, dan fase deselerasi terjadi lebih
pendek Mekanisme membukanya seviks berbeda antara pada primigravida dan
multigravida, pada yang pertama ostium uteri internum akan membuka terlebih
dahulu, sehingga serviks akan mendatar dan menipis. Baru kemudian osteum uteri
eksternum membuka. Pada multigrvida osteum uteri internum sudah sedikit
terbuka. Osteum uteri internum dan eksternum serta penipisan dan pendataran
serviks terjadi dalam saat yang sama. Ketuban akan pecah dengan sendiri ketika
pembukaan hampir atau sudah lengkap. Tidak jarang ketuban harus dipecahkan
ketika pembukaan hampir lengkap atau telah lengkap. Bila ketuban telah pecah
sebelum pembukaan mencapai 5 cm, disebut ketuban pecah dini. Kala I selesai
apabila pembukaan seviks uteri telah lengkap. Pada primigravida kala I
berlangsung kira-kira 13 jam, sedangkan pada multigravida kira-kira 7 jam.
2.1.4.2 Kala II
Pada kala II his menjadi lebih kuat dan lebih cepat, kira-kira 2 sampai 3
menit sekali. Karena biasanya dalam hal ini janin sudah masuk ruang panggul,
maka pada his dirasakan tekanan pada otot-otot dasar panggul, yang secara
reflektoris menimbulkan rasa mengedan. Wanita merasa pula tekanan pada rectum
dan hendak buang air besar. Kemudian perineum mulai menonjol dan menjadi
lebar dengan anus membuka, labia mulai membuka dan tidak lama kemudian
kepala janin tampak dalam vulva pada waktu his. Bila dasar panggul sudah lebih
berelaksasi, kepala tidak masuk lagi di luar his, dengan his dan kekuatan
mengedan maksimal kepala janin dilahirkan dengan suboksiput di bawah simfisis
dan dahi, muka, dan dagu melewati perineum. Setelah istirahat sebentar, his mulai
lagi untuk mengeluarkan badan dan anggota bayi. Pada primi gravida kala II
berlangsung rata-rata 1,5 jam dan pada multipara rata-rata 0,5 jam.
2.1.4.3 Kala III
Setelah bayi lahir, uterus teraba keras dengan fundus uteri agak diatas pusat.
Beberapa menit kemudian uterus kontraksi lagi untuk melepas plasenta dari
dindingnya. Biasanya plasenta lepas dalam 6 sampai 15 menit setelah bayi lahir
dan keluar spontan atau dengan tekanan pada fundus uteri. Pengeluaran plasenta
disertai dengan pengeluaran darah.
2.1.4.4 Kala IV
Dimulai saat plasenta lahir sampai 2 jam pertama post partum. Keduanya
baru saja mengalami perubahan fisik yang luar biasa. Rata-rata perdarahan normal
adalah 250 cc. Perdarahan persalinan yang lebih dari 500cc adalah perdarahan
abnormal.
2.1.5 Patofisiologi
Rasa nyeri pada persalinan kala I terjadi karena aktivitas besar di dalam
tubuh guna mengeluarkan bayi. Persalinan diartikan sebagai peregangan pelebaran
mulut rahim. Kejadian itu terjadi ketika otot-otot rahim berkontraksi untuk
mendorong bayi keluar. Otot-otot rahim menegang selama kontraksi. Bersamaan
dengan setiap kontraksi, kandung kemih, rektum, tulang belakang, dan tulang
pubic menerima tekanan kuat dari rahim. Berat dari kepala bayi ketika bergerak
ke bawah saluran lahir juga menyebabkan tekanan. Rasa sakit kontraksi dimulai
dari bagian bawah punggung, kemudian menyebar ke bagian bawah perut mugkin
juga menyebar ke kaki. Rasa sakit dimulai seperti sedikit tertusuk, lalu mencapai
puncak, kemudian menghilang seluruhnya (Danuatmadja., Meiliasari, 2004). Pada
persalinan kala I sebelum atau sesudah terjadi kontraksi, sering kali muncul lendir
bercampur darah yang keluar dari vagina sebagai tanda persalinan, hal ini
disebabkan oleh karena terlepasnya sumbatan pelindung pada leher rahim, karena
serviks mulai membuka dan mendatar sedangkan darah itu berasal dari pembuluh
darah kapiler yang berada di sekitar kanalis servikalis yang peka akibat pergesaran
yang terjadi sewaktu serviks membuka. Masa kala I pada ibu primigravida terjadi
sekitar 13 jam sedangkan pada ibu multigravida sekitar 7 jam. Kala pertama
selesai apabila pembukaan serviks lengkap. Intensitas kontraksi uterus meningkat
sampai kala pertama dan frekuensi menjadi 2 sampai 4 kontraksi dalam 5 sampai
10 menit, juga lamanya his meningkat mulai dari 20 detik pada awal partus ibu
sampai mencapai 60 sampai 90 detik pada kala pertama (Wiknjosastro, 2002).
Pada awal persalinan, kontraksi mungkin terasa seperti nyeri punggung bawah
yang biasa atau kram saat haid. Kontraksi awal ini biasanya berlangsung singkat
dan lemah. Datangnya kira-kira setiap 15-20 menit. Namun , beberapa persalinan
dimulai dengan kontraksi-kontraksi kuat yang lebih dekat jarak waktunya. Banyak
wanita yang awalnya merasa sakit di bagian punggung mereka, yang kemudian
merambat ke bagian depan. Bila kontraksi-kontraksi terus datang, tetapi hanya
berlangsung kurang dari 30 detik, atau jika tidak begitu kuat, dan jika tidak
berdekatan waktunya, berarti masih dalam tahap pra persalinan atau memasuki
persalinan awal. Dalam persalinan sejati, kontraksi akan bertambah kuat, panjang,
dan makin berdekatan waktunya (Whalley., Simkin., & Keppler. 2008).
WOC PERSALINAN KALA 1 Klasifikasi :
1. Kala I :
Etiologi : Dimulai dari saat persalinan
Kehamilan ( 37-42 minggu )
1. Dilatasi servik sampai pembukaan lengkap (10
2. Ekspulsi fetal cm). Proses ini berlangsung
antara 18-24 jam terbagi dalam 2
Tanda-tanda impartu fase yaitu : Fase laten, Fase aktif
dibagi dalam 3 fase yaitu :
Proses persalinan Fase akselerasi, Fase dilatasi
maksimal,
Kala I Kala II Kala III Kala IV Fase deselerasi
2. Kala II
His menjadi lebih kuat dan lebih
Kontraksi uterus Partus Plepasan placenta Postpartum cepat, kira-kira 2 sampai 3 menit
(peregangan otot) sekali.
penipisan portio dan 3. Kala III
Kerja jantung Resiko
pembukaan serviks Resiko infeksi Setelah bayi lahir, uterus teraba
pendarahan
keras dengan fundus uteri agak
Kelelahan (O2 ) diatas pusat. Beberapa menit
Menekan ujung saraf
bebas Kekurangan kemudian uterus kontraksi lagi
Gangguan respirasi volume cairan untuk melepas plasenta dari
dindingnya.
Mengeluuarkan zat 4. Kalal IV
vasoaktif Pola nafas tidak Dimulai saat plasenta lahir
efektif sampai 2 jam pertama post
partum.
Tractus spinothalamus
medulla spinalis
2.1.7 Komplikasi
Komplikasi persalinan adalah suatu keadaan penyimpangan dari normal,
yang secara langsung dapat menyebabkan kesakitan dan kematian ibu maupun
bayi akibat dari masalah saat persalinan. Komplikasi persalinan terdiri dari
perdarahan, infeksi atau sepsis, pre-eklampsia dan eklampsia, persalinan lama dan
abortus (Kemenkes, 2011).
1. Perdarahan
Pendarahan merupakan penyebab tersering kematian ibu. Tanda perdarahan
yaitu mengeluarkan darah dari jalan lahir lebih dari 500 cc. Apabila terjadi
perdarahan tidak perlu harus menunggu darah hingga 500 cc karena bila
segera dihentikan lebih dini, progonis akan lebih baik. Perdarahan yang
tidak ditangani segera akan menyebabkan perubahan tanda vital, seperti
kesadaran menurun, pucat, berkeringat dingin, sesak napas, serta tekanan
darah 100/menit, bahkan sampai syok. Penyebab perdarahan pada saat
persalinan, yaitu gangguan myometrium, robekan jalan lahir yang biasanya
terjadi pada persalinan dengan trauma, retensio plasenta yaitu keadaan
dimana plasenta belum lahir dalam waktu 1 jam setelah lahir, dan gangguan
pembekuan darah (Prawirohardjo, 2009).
2. Infeksi
Infeksi persalinan biasanya terjadi pada traktus genitalia, yang menimbulkan
gejala nyeri pelvis, demam lebih dari 38,50 oC, mengeluarkan cairan vagina
yang abnormal, berbau busuk dan keterlambatan dalam kecepatan
penurunan ukuran uterus. Hal ini dapat terjadi akibat dari penggunaan
instrument medis yang tidak steril dan penolong persalinan yang tidak
menggunakan alat pelindung diri (Oxorn, 2010).
3. Pre-eklampsia dan eklampsia
Pre-eklampsia adalah suatu keadaan hipertensi yang disertai proteinuria dan
edema (penimbunan cairan dalam cairan tubuh sehingga menyebabkan
pembengkakan pada tungkai dan kaki), akibat kehamilan setelah usia 20
minggu atau segera setelah persalinan. Sedangkan, eklampsia adalah
timbulnya kejang pada penderita pre-eklampsia yang disusul dengan koma.
Kejang ini bukan akibat dari kelainan neurologis. Preeklampsia merupakan
penyakit yang terjadi pada kehamilan pertama (nullipara), dan biasanya juga
terdapat pada wanita yang masa suburnya ekstrim yaitu pada umur remaja
belasan tahun dan wanita yang berumur lebih dari 35 tahun. Pada wanita
multipara, penyakit ini biasanya dijumpai dalam keadaan kehamilan
multifetal (kembar), dan hidropsfetalis (kehamilan air), penyakit vaskuler,
dan penyakit ginjal (Mambo, 2006)
4. Persalinan lama
Persalinan lama adalah persalinan yang berlangsung lebih dari 24 jam.
Sebagian persalinan yang lama menunjukkan pemanjangan kala satu.
Penyebab utama partus lama, yaitu disproporsi fetopelvik, malpresentasi
dan malposisi, kerja uterus yang tidak efisien, termasuk serviks yang kaku.
Faktor tambahan lainnya, yaitu primigraviditas, ketuban pecah dini ketika
serviks masih tertutup, keras dan belum mendatar, analgesi dan anestesi
yang berlebihan, dan wanita yang cemas dan ketakutan (Oxorn, 2010).
5. Abortus
Abortus adalah suatu proses berakhirnya suatu kehamilan, dimana janin
belum mampu hidup diluar rahim, dengan kriteria usia kehamilan kurang
dari 20 minggu atau berat janin kurang dari 500 gram (Archadiat, 2004).
ASUHAN KEPERAWATAN
NIM : 2018.C.10a.0945
Tempat Praktek : -
1. PENGKAJIAN DATA
1.1 IDENTITAS/BIODATA
3. Tanda-tanda bersalin
Kontraksi : Ada Sejak Tanggal : 1
Frekuensi : 4 X / 10 menit Lamanya : 30 detik
Kekuatan : Kuat Lokasi : Fundus
Darah dan lendir : Ada
Air ketuban : Ada Jumlah- warna : 60 Ml- Bening
Darah : Ada Jumlah 100 warna : Merah
4. Status perkawinan
Kawin : Ya
Lama perkawinan : 2 Tahun
7. Riwayat kesehatan :
Penyakit yang pernah atau sedang diderita :
8. Riwayat Psikososial
Kehamilan ini [ ] Direncanakan [ ] Tidak direncanakan [ ] Diterima [ ]
Tidak diterima
Perasaan tentang kehamilan ini : Bahagia
Emosional ibu saat pengkajian : [ ] stabil [ ] labil
Jenis kelamin yang diharapkan : [ ]♀ [ ]♂
Perilaku kesehatan
Merokok : [ ] ya [ ] tidak
Alkohol : [ ] ya [ ] tidak
Narkoba : [ ] ya [ ] tidak
Obat / jamu : [ ] ya [ ] tidak
Ibadah / Spiritual : Patuh
Tempat dan petugas yang diinginkan untuk bersalin: Rumah Sakit
Frekuensi makan: 2 x / hari, Jenis makanan: buah ,sayur, lauk, dan nasi,
Makanan yang disukai: Sop, Makanan yang tidak disukai: tidak ada,
Makanan pantang / alergi: tidak ada, Nafsu makan: Baik, Porsi makan: 1
porsi, Minum (jumlah dan jenis): 1500 cc air putih
1. Pemeriksaan Khusus
Inspeksi
Kepala : warna rambut : hitam
Distribusi : merata
Kebersihan : bersih
Kekuatan : kuat
Kulit kepala : bersih
Muka : wajah : pucat /
oedem
Chloasma gravidarum : ada / tidak ada
Mata : Conjungtiva : pucat / merah muda
Sklera : putih / kuning
Pupil : isokor / anisiokor / miosis / midriasis
Reaksi cahaya : positif / negatif
Mulut dan Gigi : Gigi: karies / trismus / perdarahan gusi Mukosa
Lidah : bersih / kotor
Hidung : Kesimetrisan : [ ] simetris [ ]tidak simetris
Secret : [ ] ada [ ] tidak ada
Kemampuan penciuman : [ ]baik [ ]tidak baik
Telinga : Kesimetrisan : [ ]simetris [ ]tidak simetris
Serumen : [ ]ada [ ]tidak ada
Kemampuan pendengaran : [ ]baik [ ]tidak baik
Leher : Pembesaaran kelenjar tiroid : [ ]ada []tidak ada
Pembesaran vena jagularis : [ ]ada []tidak ada
Pembesaran KGB : [ ]ada [ ]tidak ada
Axila : Pembesaran KGB : [ ] ada [ ] tidak ada
Dada : Kesimetrisan payudara : [] simetris [ ]tidak
simetris
Pergerakan dada : [] reguler [ ]irregular
Benjolan abnormal : [ ]ada []tidak ada
Hiperpigmentasi areola : [ ]ada []tidak ada
Keadaan puting susu : [ ] menonjol [ ]datar [ ] tenggelam kedalam
Abdomen : :
Warna / hiperpigmentasi :
Bekas luka / operasi : [ ]ada []tidak ada
Linea (nigra/alba) : [ ] alba [] nigra []tidak
Striae (livida / ablican) [ ] livida [ ] albican [ ] ada []tidak ada
Genetalia
Luka parut : [ ]Ada []tidak ada
Varises : [ ]Ada []tidak ada
Tanda Chadwick : [ ]Ada []tidak ada
Oedem : [ ]Ada []tidak ada
Pengeluaran : [ ]bloody show [ ]cairan ketuban
[ ] darah segar [ ]nanah/pus
Perinium
Bekas luka parut : [ ]Ada [ ]tidak ada
Menonjol : [ ]Iya []tidak
Varises : [ ]Ada []tidak ada
Anus
Hemorroid : [ ]Ada [ ]tidak ada
Ekstremitas : Atas : [ ]odema [ ]Varises [ ]Kekakuaan
Bawah
Palpasi
Leher : Pembesaran vena jugularis : [ ]Ada [ ]tidak ada
: Pembesaran kelenjar tyroid : [ ]Ada [ ]tidak ada
: Pembesaran KGB : [ ]Ada [ ]tidak ada
Dada : Benjolan / tumor : [ ]Ada [ ]tidak ada
Keluaran kolostrum :
Abdoment : TFU : 2 J a r i d i b a w a h p u s a t
Leopold I : teraba bulat, lunak dan melentang (bokong)
Leopold II : teraba keras, memanjang seperti papan (punggung kanan) Teraba
bagian-bagian terkecil (punggung kiri)
Leopold III : teraba bulat, keras, dan melenting (kepala)
Leopold IV : sudah masuk pap
: Kontraksi : Intensitas : sedang
Lama : 30 detik
Frekuensi : 3 X / 10 menit
: TBBJ : 2.700 gr
3. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tanggal : 03 Mei 2021
Pemeriksaan Dalam (PD)
Serviks : Pendataran : vulva vagina, normal, pursio lunak
Pembukaan : 4 c m
Selaput ketuban : utuh
Bagian terendah: kepala
Penurunan : 3/5
Posisi : ubun ubun kecil depan
Tali Pusat : tidak menumbung
Kesan Panggul : normal
Pemeriksaan laboratorium
1. Darah
- HB : 9,5 g/dL........................................................Golongan
- Gula darah : -.....................................................................Leukosit
2. Urine
- Protein : Negatif Sedimen : -
- Reduksi : Negatif
4. PENGOBATAN
ANALISIS DATA
Do:
- Klien tampak meringis Menekan ujung saraf bebas
- Skla nyeri 4
- TD : 110/70 x/menit
- Nadi : 88 x/menit Mengeluarkan zat vasoaktif
- Pembukaan 4 cm
- Partio lunak
Tractus spinothalamus
medulla spinalis
Presepsi nyeri
Nyeri akut
ANALISIS DATA
INTERVENSI KEPERAWATAN
Nama Pasien : Ny. M
Ruang Rawat : -
Diagnosa Keperawatan Tujuan (Kriteria hasil) Intervensi Rasional
2. Ansietas berhubungan Setelah dilakukan tindakan 1. Identifikasi teknik relaksasi yang 1. Untuk mengetahui teknik
efektif digunakan meprmudah proses
dengan kekhawatiran keperawatan selama 1 x 7 jam
diharapkan ansietas hilang/ 2. Periksa ketengangan ibu 2. Untuk mengetahui
mengalami kegagalan 3. Berikan informasi tertulis terkait ketegangan ibu
berkurang dengan kriteria hasil:
persiapan 3. Untuk membantu proses
ditandai dengan klien 1. Gelisah menurun
4. Jelaskan secara rinci teknik tersebut
mengatakan cemas 2. Tegang menurun relaksasi yang dipilih 4. Untuk membantu
5. Demontrasikan dan latih teknik menghilangan kekwhatiran
dengan proses
Relaksasi 5. Untuk mengajar klien
persalinan, klien menghilangkan panik
tampak gelisah, klien
tampak tegang
Anik Maryunani, 2010, Ilmu Kesehatan Anak, Jakarta : CV. Trans Info Media
Jenny J. S. Sondakh 2013, Asuhan Kebidanan Persalinan & Bayi Baru Lahir
Judha, dkk. (2012). Pengukuran Nyeri dan Nyeri Persalinan. Nuha Medika.
Yogyakarta.
Maryunani A. (2010). Nyeri dalam Persalinan Tekhnik dan Cara Penanganannya.
Trans Info Media. Jakarta.
Sumarah, dkk. (2009). Perawatan Ibu Bersalin. Fitramaya. Yogyakarta.