Anda di halaman 1dari 42

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN

DIGNOSA MEDIS NYERI PERSALINAN KALA 1 PADA NY. S DI


RUANG RAWAT INAP PALANGKA RAYA

Disusun Oleh :

Nama : Purnadi Nakalelu


NIM : 2018.C.10a.0945

YAYASAN EKA HARAP PALANGKA RAYA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PRODI S-1 KEPERAWATAN
TAHUN AJARAN
2021/2022
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan ini disusun oleh :


Nama : Purnadi Nakalelu
NIM : 2018.C.10a.0945
Program Studi : S1- Keperawatan
Judul : Laporan Pendahuluan Dan Asuhan Keperawatan Dengan
Diagnosa Medis Kala 1 Lama Fase Laten Pada Ny. S Di Ruang Rawat Inap
Palangka Raya
Telah melakukan asuhan keperawatan sebagai persayaratan untuk
menyelesaikan Praktik Pra Klinik Keperawatan 3 Program Studi Sarjana
Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Eka Harap Palangka Raya

Laporan Keperawatan ini telah disetujui oleh :

Pembimbing Akademik Mengetahui,


Ketua Program Studi Ners,

Meida Sinta.A, S.Kep., Ners Meilitha Carolina, Ners, M.Kep.


KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas berkat dan anugerah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan Laporan
Pendahuluan yang berjudul “Laporan Pendahuluan Dan Asuhan Keperawatan
Dengan Diagnosa Medis Kala 1 Lama Fase Laten Pada Ny. S Di Ruang Rawat
Inap Palangka Raya” Laporan pendahuluan ini disusun guna melengkapi tugas
(PPK III).
Laporan Pendahuluan ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh
karena itu, saya ingin mengucapkan terimakasih kepada :
1. Ibu Maria Adelheid Ensia, S.Pd., M.Kes selaku Ketua STIKES Eka Harap
Palangka Raya.
2. Ibu Meilitha Carolina, Ners., M.Kep selaku Ketua Program Studi Ners STIKES
Eka Harap Palangka Raya.
3. Ibu Meida Sinta Araini, S.Kep., Ners selaku pembimbing akademik yang telah
banyak memberikan arahan, masukkan, dan bimbingan dalam penyelesaian
asuhan keperawatan ini
4. Ibu Ika Ners selaku koordinator Praktik Pra Klinik Keperawatan II Program
Studi Sarjana Keperawatan.
5. Semua pihak yang telah banyak membantu dalam pelaksaan kegiatan
pengabdian kepada masyarakat ini.
Saya menyadari bahwa laporan pendahuluan ini mungkin terdapat kesalahan
dan jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu penyusun mengharapkan saran dan
kritik yang membangun dari pembaca dan mudah-mudahan laporan pendahuluan
ini dapat mencapai sasaran yang diharapkan sehingga dapat bermanfaat bagi kita
semua.
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN............................................................................
KATA PENGANTAR....................................................................................
DAFTAR ISI...................................................................................................
BAB 1 PENDAHULUAN...............................................................................
1.1 Latar Belakang ..........................................................................................
1.2 Rumusan Masalah .....................................................................................
1.3 Tujuan Penulisan ......................................................................................
1.3.1 Tujuan Umum .................................................................................
1.3.2 Tujuan Khusus.................................................................................
1.4 Manfaat Penulisan.....................................................................................
1.4.1 Untuk Mahasiswa.............................................................................
1.4.2 Untuk Klien dan Keluarga................................................................
1.4.3 Untuk Institusi (Pendidikan dan Rumah Sakit)................................
1.4.4 Untuk IPTEK....................................................................................
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Penyakit........................................................................................
2.1.1 Definisi ............................................................................................
2.1.2 Anatomi fisiologi ............................................................................
2.1.3 Etiologi ............................................................................................
2.1.4 Klasifikasi .......................................................................................
2.1.5 Patofisiologi ....................................................................................
2.1.6 Manisfestasi Klinis ..........................................................................
2.1.7 Komplikasi.......................................................................................
2.1.8 Pemeriksaan penunjang....................................................................
2.2 Manajemen Asuhan Keperawatan ............................................................
2.2.1 Pengkajian Keperawatan .................................................................
2.2.2 Diagnosa Keperawatan ....................................................................
2.2.3 Intervensi Keperawatan ...................................................................
2.2.4 Implementasi Keperawatan .............................................................
2.2.5 Evaluasi keperawatan ......................................................................
BAB 3 ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Pengkajian ..................................................................................................
3.2 Tabel Analisa Data ....................................................................................
3.3 Rencana Keperawatan ...............................................................................
3.4 Implementasi Dan Evaluasi Keperawatan .................................................
BAB 1
LATAR BELAKANG

1.1 Latar belakang


Persalinan merupakan proses alamiah yang dialami dalam siklus reproduksi
wanita, proses tersebut berupa pengalaman yang menyenangkan dan kadangkala
tidak menyenangkan seperti nyeri, proses persalinan identik dengan nyeri yang
akan dijalani. Merupakan rangkaian peristiwa mulai dari kenceng– kenceng
teratur sampai dikeluarkanya produk konsepsi (janin, plasenta, ketuban, dan
cairan ketuban) dari uterus kedunia luar melalui jalan lahir atau jalan lain dengan
bantuan atau dengan kekuatan sendiri. Persalinan normal adalah proses
pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37 – 42 minggu)
lahir spontan melalui vagina dengan letak belakang kepala/ ubun – ubun kecil
(presentasi kepala) yang berlangsung 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu
maupun pada janin, tanpa memakai alat bantu serta tidak melukai ibu maupun
bayi (kecuali episiotomi) (Anggraeni dkk, 2012).
Persalinan Kala I adalah kala pembukaan yang berlangsung antara
pembukaan nol sampai pembukaan lengkap. Pada permulaan his kala pembukaan
tidak begitu kuat sehingga ibu dapat berjalan jalan. Memasuki tahap inpartu
apabila timbul his dan ibu mengeluarkan lendir bercampur darah. Proses
pembukaan dan penipisan serviks ini, terbagi menjadi 2 fase, yaitu fase laten (8
jam) dari pembukaan 0 cm sampai pembukaan 3 cm, dan fase aktif (7 jam) dari
pembukaan 3 cm sampai pembukaan 10 cm. Dalam fase aktif dibagi 3 fase, yaitu
fase akselerasi, dimana dalam waktu 2 jam pembukaan 3 cm menjadi 4 cm, fase
dilatasi maksimal, yakni dalam waktu 2 jam pembukaan berlangsung sangat cepat,
dari 4 cm menjadi 9 cm, dan fase deselerasi, dimana pembukaan 9 cm menjadi 10
cm. Kontraksi menjadi lebih kuat dan lebih sering pada fase aktif. Keadaan
tersebut dapat dijumpai pada primigravida maupun multigravida. Pada
primigravida ostium uteri internum akan membuka terlebih dahulu, sehingga
serviks akan mendatar dan menipis, kemudian ostium uteri eksternum membuka.
Kala I berlangsung sekitar 13- 14 jam untuk primigravida dan 8- 10 jam untuk
multigravida. Pertama tama ibu sedang dalam persalinan merasakan kontraksi
(his) yang ringan atau jarang, semakin lama semakin berat. Kontraksi terjadi
sekitar 30- 60 detik dan datang setiap lima sampai 20 menit (Aprilia dkk, 2010).
Dalam buku Ilmu Kebidanan menurut Prawirohardjo (2009), his sesudah
kehamilan 36 minggu lebih meningkat sampai persalinan mulai, yakni permulaan
kala I, frekuensi (jumlah his dalam waktu tertentu), dan amplitudo (tiap tekanan
kontraksi) his meningkat. Amplitudo uterus meningkat terus sampai 60 mmHg
pada akhir kala I dan frekuensi his menjadi 2 sampai 4 kontraksi tiap 10 menit.
His menyebabkan pembukaan dan penipisan disamping tekanan air ketuban pada
permulaan kala I dan selanjutnya oleh kepala janin yang makin masuk kerongga
panggul dan sebagai benda keras yang mengadakan tekanan kepada serviks
sehingga pembukaan menjadi lengkap. Kontraksi teratur minimal 3 kali dalam 10
menit, setiap kontraksi berlangsung sedikitnya 40 detik. Rasa nyeri pada
persalinan adalah manifestasi fisiologis dari adanya kontraksi (pemendekan) otot
rahim, sebagai kontraksi miometrium, merupakan proses fisiologis dengan
intensitas yang berbeda pada masing masing individu. Kozier B, Erb G, Berman
A, Snider SJ (2011) menjelaskan nyeri persalinan bersifat unik, karena nyeri
persalinan berbeda dengan nyeri lainnya, yaitu nyeri persalinan merupakan bagian
dari proses yang normal sedangkan nyeri yang lain mengikuti kondisi patologis.
Peristiwa fisiologis pada saat persalinan terkadang dapat menimbulkan trauma
pada ibu karena nyeri yang dialaminya. Beberapa ibu bahkan ada yang trauma
untuk hamil dan melahirkan lagi karena takut akan mengalami nyeri yang sama.
Bagi ibu yang pernah melahirkan, nyeri persalinan merupakan nyeri yang paling
menyakitkan apalagi bagi ibu- ibu yang baru pertama kali merasakanya
(Kementerian Kesehatan RI, 2015). Mengingat dampak nyeri cukup signifikan
bagi bayi dan ibu, maka harus ada upaya mengurangi rasa nyeri tersebut, baik
tindakan medis maupun non medis. Nyeri kontraksi uterus yang dapat
mengakibatkan peningkatan aktifitas sistem saraf simpatis, perubahan tekanan
darah, denyut jantung, pernafasan dan apabila tidak segera diatasi maka akan
meningkatkan rasa khawatir, tegang, takut dan stres. Nyeri pada ibu bersalin juga
menyebabkan meningkatnya kadar katekolamin atau hormon stres seperti
epinefrin dan kortisol. Peningkatan kadar katekolamin atau hormon stres dapat
mengurangi kemampuan tubuh menahan rasa nyeri (Maryunani, 2010).
Pengelolaan nyeri persalinan merupakan salah satu tujuan perawatan bersalin
dengan mengurangi nyeri sebesar- besarnya dengan kemungkinan efek samping
dan resiko yang kecil. Penatalaksanaan dalam mengatasi nyeri persalinan yang
ditolong perawat dan bidan ada beberapa tipe penatalaksanaan untuk mengatasi
nyeri tersebut, 90 % diantaranya memilih metode non farmakologis untuk
mengatasi nyeri persalinan tersebut (Manurung dan Price, 2011). Metode
nonfarmakologis merupakan suatu pendekatan yang digunakan untuk
menghilangkan nyeri tanpa menggunakan obat- obatan. Salah satu tindakan non
farmakologis untuk mengurangi rasa nyeri persalinan antara lain pemberian
kompres hangat, tindakan tersebut adalah untuk distraksi yang dapat menghambat
otot untuk mengeluarkan sensasi nyeri dan dapat meningkatkan kepuasan selama
persalinan, karena ibu dapat mengontrol perasaan dan kekuatannya (Indrawan,
dkk, 2013). Terapi ini perlu diberikan bagi semua ibu melahirkan sebagai
intervensi terapi nyeri di pelayanan kesehatan yakni rumah sakit, puskesmas
maupun klinik bersalin. Metode nonfarmakologis merupakan metode yang paling
sering digunakan untuk mengurangi nyeri. Metode ini memiliki resiko yang
sangat rendah, bersifat murah, simpel, efektif tanpa efek yang merugikan dan
dapat meningkatkan kepuasan selama persalinan. Kompres hangat dapat
dilakukan dibawah punggung, pangkal paha, perut, atau bawah bahu selama
persalinan. Prinsip kerja kompres hangat secara konduksi dimana terjadi
perpindahan panas dari media panas kedalam perut yang akan melancarkan
sirkulasi darah, dapat mempertahankan komponen sistem vaskuler dalam keadaan
vasodilatasi pada sirkulasi darah ke otot panggul menjadi homeostatis serta dapat
mengurangi kecemasan, ketakutan dan dapat beradaptasi dengan nyeri selama
proses persalinan sehingga akan menurunkan nyeri pada kala I persalinan, karena
pada wanita ini mengalami kontraksi uterus dan kontraksi otot polos (Brenda,
Prawirohardjo dan Dolatin, 2011). Kemudian kompres hangat bermanfaat untuk
merelaksasikan otot- otot yang mengalami spasme (kekakuan) pada proses
persalinan. Panas juga dapat merangsang serat saraf sehingga transmisi impuls
nyeri ke medulla spinalis dan otak dapat dihambat. Disamping itu dengan adanya
pengurangan nyeri persalinan akan memepertahankan sensasi kontraksi uterus dan
kemampuan untuk mengejan. Menurut Ria Andrinie (2016), dikatakan bahwa
metode kompres hangat sebagai salah satu cara non farmakologi dalam
pengurangan nyeri persalinan apabila dilakukan dengan baik maka akan sangat
efektif untuk mengurangi nyeri persalinan. Efektivitas kompres hangat terhadap
penurunan nyeri persalinan pada kala I fase aktif ini sesuai dengan penelitian Ria
Andrinie (2016) dengan judul “ Analisis Efektivitas Kompres Hangat Terhadap
Penurunan Nyeri Persalinan”, ditunjang oleh beberapa faktor, diantaranya adalah
media yang digunakan, yaitu dengan menggunakan handuk sebagai media
pengompresan; suhu air yang paling efektif untuk menurunkan nyeri dan aman
adalah pada suhu kehangatan 38º- 40 ºC. Waktu pengompresan yang efektif
adalah 20 menit. Kompres hangat yang dilakukan menggunkan media handuk
memperlihatkan hasil bahwa intensitas nyeri pada kelompok intervensi lebih
rendah daripada kelompok kontrol. Berdasarkan studi pendahuluan di ruang VK
Rumah Sakit Umum Dokter Soedirman Kebumen, dari 5 ibu inpartu kala I fase
aktif, 2 orang primigravida dan 3 orang multigravida, membutuhkan tindakan
pemberian kompres hangat untuk mengurangi nyeri akibat persalinan normal kala
I fase aktif. Melihat latar belakang diatas penulis tertarik mengaplikasikan
penelitian dari jurnal Ria Andrinie (2016), seberapa besar pengaruh kompres
hangat untuk mengatasi nyeri pada kala I fase aktif persalinan normal di Ruang
VK Rumah Sakit Umum Dokter Soedirman Kebumen.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang, penulis merumuskan suatu masalah yaitu
bagaimana penatalaksanaan asuhan keperawatan pada pasien penyakit Nyeri
persalian kala 1 Ruang askep intranatal

1.3 Tujuan Penulisan


1.3.1 Tujuan Umum
Agar mahasiswa mampu berpikir secara tepat dan ilmiah dalam memberikan
asuhan keperawatan pada pasien luka bakar dengan menggunakan peningkatan
manajemen keperawatan dengan standar keperawatan secara prefisional
1.3.2 Tujuan Khusus
1.3.2.1 Mahasiswa mampu menjelaskan konsep penyakit nyeri persalinan kala 1
1.3.2.2 Mahasiswa mampu menjelaskan manajemen asuhan keperawatan pada
pasien luka bakar
1.3.2.3 Mahasiswa mampu melakukan pengkajian pada pasien dengan
diagnosa nyeri persalinan kala 1 askep intranatal
1.3.2.4 Mahasiswa mampu menentukan diagnosa pada pasien dengan nyeri
persalinan kala 1
1.3.2.5 Mahasiswa dapat menentukan intervensi pada pasien dengan diangnosa
nyeri persalinan kala 1 Askep intranatal
1.3.2.6 Mahasiswa dapat melakukan imlementasi dengan diagnosa medis nyeri
persalinan kala 1 Askep intranatal
1.3.2.7 Mahasiswa mampu melakukan evaluasi pada pasien dengan diagnosa
nyeri persalinan kala 1 Askep intranatal

1.4 Manfaat
1.4.1 Untuk Mahasiswa
Mahasiswa mampu menyusun asuhan kperawatan pada klien dengan diagnosa
medis nyeri persalinan kala 1 Askep intranatal
1.4.2 Untuk Klien Dan Keluarga
Klien dan keluarga dapat mengetahui perawatan yang tepat pada penyakit nyeri
persalinan kala 1 Askep intranatal

1.4.3 Untuk Insitusi (Pendidikan Dan Rumah Sakit)


Institusi (Pendidikan Dan Rumah Sakit) dapat melakukan pengembangan
pengetahuan mengenai sebuah asuhan keperawatan pada klien dan cara perawatan
yang tepat pada penyakit nyeri persalinan kala 1 Askep intranatal

1.4.4 Untuk IPTEK


Untuk mengembangakan ilmu pengetahuan teknilogi dibidang kesehatan.
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Konsep penyakit


2.1.1 Definisi
Persalinan adalah proses pengeluaran (kelahiran) hasil konsepsi yang dapat
hidup di luar uterus melalui vagina ke dunia luar. Proses tersebut dapat dikatakan
normal atau spontan jika bayi yang dilahirkan berada pada posisi letak belakang
kepala dan berlangsung tanpa bantuan alat-alat atau pertolongan, serta tidak
melukai ibu dan bayi. Pada umumnya proses ini berlangsung dalam waktu kurang
dari 24 jam (Sondakh 2013)
Persalinan adalah proses pergerakan keluar janin, plasenta, dan membran
dari dalam uterus (rahim) melalui jalan lahir. Saat persalinan terjadi proses
membuka dan menipisnya serviks dan janin turun ke dalam jalan lahir. Persalinan
yang normal terjadi pada umur kehamilan cukup bulan (37-42 minggu) (Bobak,
2012; Sukarni & Wahyu, 2013).
Rasa nyeri pada persalinan kala I terjadi karena aktivitas besar di dalam
tubuh guna mengeluarkan bayi. Persalinan diartikan sebagai peregangan pelebaran
mulut rahim. Kejadian itu terjadi ketika otot-otot rahim berkontraksi untuk
mendorong bayi keluar. Otot-otot rahim menegang selama kontraksi. Bersamaan
dengan setiap kontraksi, kandung kemih, rektum, tulang belakang, dan tulang
pubic menerima tekanan kuat dari rahim. Berat dari kepala bayi ketika bergerak
ke bawah saluran lahir juga menyebabkan tekanan. Rasa sakit kontraksi dimulai
dari bagian bawah punggung, kemudian menyebar ke bagian bawah perut mugkin
juga menyebar ke kaki. Rasa sakit dimulai seperti sedikit tertusuk, lalu mencapai
puncak, kemudian menghilang seluruhnya (Danuatmadja., Meiliasari, 2004).
Nyeri persalinan adalah pengalaman sensorik dan emosional yang bervariasi
dari menyenangkan sampai tidak menyenangkan, yang dikaitkan dengan
persalinan dan melahirkan. (NANDA 2015-2017)

2.1.2 Anatomi fisiologi


Anotomi Organ Reproduksi Wanita Wiknjosastro, 2002 mengemukakan
bahwa anatomi alat kandungan dibedakan menjadi 2 yaitu ; genetalia eksterna dan
genetalia interna.
2.1.2.1 Genetalia eksterna

Gambar 2.1.2.1 : organ reproduksi eksterna pada wanita

1) Vulva
Vulva adalah nama yang di berikan untuk struktur genetalia eksterna. Kata
ini penutup atau pembungkus, vulva membentang dari mons pubis disebelah
anterior hingga perinium dan sebelah posterior pada masing- masing sisinya yang
di batasi oleh labia mayora.
2) Mons pubis
Mons pubis atau mons vaneris adalah jaringan lemak subkutan berbentuk
bulat yang lunak dan padat serta merupakan jaringan ikat jarang di atas sinfisis
pubis. Mons pubis mengandung banyak kelenjar sebase (minyak) dan tumbuhi
rambut warna hitam, kasar, dan ikal pada masa pubertas. Mons pubis berperan
dalam sensualitas dan melindungi simfisis pubis selama koitus (hubungan
seksual).
3) Labia mayora
Labia mayora adalah dua lapisan kulit panjang melengkung yang
menutupi lemak dan jaringan ikat yang menyatu dengan mons pubis. Kemudian
memanjang dari mons pubis ke arah bawah mengelilingi labia minora, berakhir di
perinium pada garis tengah.
4) Labia minora
Labia minora terletak diantara dua labia mayora, merupakan lipatan kulit
yang panjang, sempit, dan tidak berambut yang memanjang kearah bawah dari
bawah klitoris dan manyatu dengan faurchette.
5) Klitoris
Klitoris adalah organ pendek berbentuk silinder dan erektil yang terletak
tepat dibawah arkus bubis. Dalam keadaan terangsang, bagian yang terlihat
adalah sekitar 6x6 mm atau kurang. Untuk badan klitoris di namai glans dan lebih
sensitif dari pada badannya. Saat wanita secara seksual terangsang, glans dan
badan klitoris membesar.
6) Vestibulum
Vestibulum adalah suatu daerah yang berbentuk seperti perahu atau
lonjong, terletak diantara labia minora, klitoris, dan faurchette.
7) Perinium
Perinium adalah daerah muskular yang di tutupi kulit antara introitus
vagina dan anus, panjangnya kurang lebih empat cm. Perinium
membentuk dasar perinium.

2.1.2.2 Genetalia interna

Gambar 2.1.2.2 : organ reproduksi intena pada wanita

1) Vagina
Vagina adalah suatu tuba yang berdinding tipis yang dapat melipat dan
mampu meregang secara luas, merupakan tabung yang dilapisi membran dar jenis
epitelium bergaris khusus yang di aliri banyak pembuluh darah dan serabut
saraf. Karena tonjolan serviks kebagian atas vagina, panjang dinding anterior
vagina hanya sekitar 7,5 cm, sedangkan panjang dinding posterior sekitar 9 cm.
Pada puncak vagina menonjol leher rahim (serviks uteri) yang disebut porsio.
Bentuk vagina sebelah dalam berlipat-lipat disebut rugae. Dinding vagina
terdiri atas 4 lapisan :
1) Lapisan epitel berlapis; pada lapisan ini tidak terdapat kelenjar tetapi cairan
akan merembes melalui epitel untuk memberikan kelembapan;
2) Jaringan konektil farioler yang di pasok pembuluh darah.
3) Jaringan otot polos berserabut longitudinal dan serkuler.
4) lapisan luar jaringan ikat fibrisa berwarna putih yang bercampur dengan
facia pelvis.

2) Uterus
Uterus merupakan organ muskular yang berongga, berdinding tebal,
berotot, berbentuk buah pir, terletak di dalam pelvis antara rektum di belakang
dan kandung kemih di depan, ototnya di sebut miometrium. Uterus terapung di
dalam pelvis dengan jaringan ikat ligamen. Panjang uterus kurang lebih 7,5 cm
dan lebar 5 cm tebal atau kedalaman 2,5 cm dan berat 50 gr. Pada rahim wanita
yang belum pernah menikah (bersalin), uterus normal memiliki bentuk simetris,
nyeri tekan, licin dan teraba padat. Ligamen dan otot dasar pelvis menopang
uterus, termasuk badan perinium, secara keseluruhan ada 10 ligamen yang
menstabilisasi uterus kedalam rongga pelvis diantaranya :
1) Ligamentum kardinale kiri dan kanan, berfungsi mencegah supaya uterus
tidak turun;
2) Ligamentum sakro uterinum kiri dan kanan; berfungsi menahan uterus
supaya tidak banyak bergerak;
3) Ligamentum ratudum kiri dan kanan; berfungsi menahan uterus tetap dalam
keadaan antefleksi;
4) Ligamentum latum kiri dan kanan, ligamentum yang meliputi tuba;
5) Ligamentum infundibulo pelvikum,ligamentum yang berfungsi menahan
tuba fallopi.Uterus terdiri dari :
a) Fundus uteri (dasar rahim) merupakan bagian uterus yang terletak di
antara kedua pangkal saluran telur;
b) Korpus uteri merupakan bagian uterus yang terbesar pada kehamilan,
bagian ini berfungsi sebagai tempat janin berkembang. Rongga yang
terdapat pada korpus uteri disebut kavum uteri atau rongga rahim;
c) Servik uteri merupakan ujung serviks yang menuju puncak vagina dan
disebut porsio, hubungan antara kavum uteri dan kanalis servikalis
disebut ostium uteri internum. Fungsi uterus:
1) Saat siklus mentruasi,
2) Saat kehamilan,
3) Saat persalinan, untuk menahan ovum yang telah dibuahi selama
perkembangan. Sebutir ovum yang keluar dari avarium dihantarkan
melalaui tuba uterina, endometrium disiapkan untuk menerima ovum
yang telah dibuahi dan ovum tertanam dalam endometrium. Pada waktu
hamil uterus bertambah besar, dindingnya menjadi tipis tetapi kuat dan
besar sampai keluar pelvis masuk kedalam rongga abdomen pada masa
pertumbuhan janin. Pada saat melahirkan uterus berkontraksi
mendorong bayi dan plasenta keluar.

3) Tuba Fallopi
Tuba fallopi juga dikenal dengan istilah oviduct (saluran telur) dan kadang-
kadang disebut tuba uteri. Sepasang tuba fallopi melekat pada fundus uteri. Tuba
ini memanjang kearah lateral, mecapai ujung bebas ligamen lebar dan berlekuk-
lekuk mengelilingi setiap ovarium. Panjang tuba ini kira-kira 10 cm dengan
diameter 0,6 cm. Setiap tuba mempunyai lapisan peritonium di bagian luar,
lapisan tipis dibagian tengah, dan lapisan mukosa dibagian dalam. Tuba fallopi
terdiri atas :
1) Infundibulum, merupakan bagian yang paling distal. Muara
yang berbentuk seperti terompet dikelilingi oleh fibria. Fibria menjadi
bengkok dan hampir erektil saat ovulasi;
2) Ampula, membangun segmen distal dan segmen tengah tuba.
Seperma dan ovum bersatu dan fertilisasi terjadi di ampula;
3) Istmus, teletak proksimal terhadap ampula, istmus kecil dan padat,
sangat mirip ligamentum teres uteri;
4) Interstisial, melewati miometrium antara fundus dan korpus uteri dan
mempunyai lumen berukuran paling kecil (terowongan),
berdiameter kurang dari 1 mm. Sebelum ovum yang dibuahi
dapat melewati lumen ini, ovum tersebut harus melpaskan sel-sel
granulosa yang membungkusnya.
4) Ovarium (indung telur)
Wanita pada umumnya mempunyai 2 indung telur kanan dan kiri, yang
dengan mesovarium menggantung di bagian belakang ligamentum latum, kiri
dan kanan. Ovarium adalah kurang lebih sebesar ibu jari tangan dengan
ukuran panjang kira-kira 4 cm, lebar dan tebal kira-kira 1,5 cm. Pinggir atasnya
atau hilusnya berhubungan dengan mesovarium tempat ditemukannya pembuluh-
pembuluh darah dan serabut-serabut saraf untuk ovarium. Ujung yang dekat pada
tuba terletak lebih tinggi daripada ujung yang dekat pada uterus, dan tidak
jarang diselubungi oleh beberapa fimbria dan infundibulum. Struktur ovarium
terdiri atas:
1) kortek di sebelah luar yang diliputi oleh epitelium germinativum yang
berbentuk kubik,
2) medulla disebelah dalam korteks tempat terdapatnya stroma dengan
pembuluh-pembuluh darah,serabut-serabut saraf, dan sedikit otot
polos. Diperkirakan pada wanita terdapat kira-kira 100.000 folikel
primer. Tiap bulan satu folikel akan keluar, yang dalam
perkembangannya akan menjadi folikel de Graaf. Folikel de Graaf
yang matang terisi dengan likuor felikuler, mengandung estrogen
dan siap untuk berovulasi.
Pada ovulasi folikel yang matang dan yang mendekati permukaan ovarium
pecah dan melepaskan ovum ke rongga perut. Sel-sel granulosa yang melekat
pada ovum dan yang membentuk korona radinata bersama- sama ovum ikut di
lepas. Sebelum dilepas, ovum mulai mengalami pematangan dalam 2 tahap
sebagai persiapan untuk dapat dibuahi.

2.1.3 Etiologi
Etiologi nyeri persalinan menurut NANDA 2015-2017 adalah:
1. Dilatasi servik
2. Ekspulsi fetal

2.1.4 Klasifikasi
Klasifikasi dalam persalianan :
2.1.4.1 Kala I
Dimulai dari saat persalinan sampai pembukaan lengkap (10 cm). Proses ini
berlangsung antara 18-24 jam ,terbagi dalam 2 fase yaitu:
1. Fase laten : berlangsung selama 8 jam. Pembukaan terjadi sangat lambat
sampai mencapai ukuran diameter 3cm.
2. Fase aktif dibagi dalam 3 fase yaitu :
1) Fase akselerasi: dalam waktu 3 jam pembukaan 3cm tersebut menjadi 4
cm
2) Fase dilatasi maksimal : dalam waktu 2 jam pembukaan berlangsung
sangat cepat dari 4 cm menjadi 9 cm
3) Fase deselerasi : pembukaan menjadi lambat kembali, dalam waktu 2
jam pembukaan dari 9 cm menjadi lengkap.
Fase-fase tersebut dijumpai pada primigravida. Pada multi gravid pun
terjadi demikian, akan tetapi fase laten, fase aktif, dan fase deselerasi terjadi lebih
pendek Mekanisme membukanya seviks berbeda antara pada primigravida dan
multigravida, pada yang pertama ostium uteri internum akan membuka terlebih
dahulu, sehingga serviks akan mendatar dan menipis. Baru kemudian osteum uteri
eksternum membuka. Pada multigrvida osteum uteri internum sudah sedikit
terbuka. Osteum uteri internum dan eksternum serta penipisan dan pendataran
serviks terjadi dalam saat yang sama. Ketuban akan pecah dengan sendiri ketika
pembukaan hampir atau sudah lengkap. Tidak jarang ketuban harus dipecahkan
ketika pembukaan hampir lengkap atau telah lengkap. Bila ketuban telah pecah
sebelum pembukaan mencapai 5 cm, disebut ketuban pecah dini. Kala I selesai
apabila pembukaan seviks uteri telah lengkap. Pada primigravida kala I
berlangsung kira-kira 13 jam, sedangkan pada multigravida kira-kira 7 jam.
2.1.4.2 Kala II
Pada kala II his menjadi lebih kuat dan lebih cepat, kira-kira 2 sampai 3
menit sekali. Karena biasanya dalam hal ini janin sudah masuk ruang panggul,
maka pada his dirasakan tekanan pada otot-otot dasar panggul, yang secara
reflektoris menimbulkan rasa mengedan. Wanita merasa pula tekanan pada rectum
dan hendak buang air besar. Kemudian perineum mulai menonjol dan menjadi
lebar dengan anus membuka, labia mulai membuka dan tidak lama kemudian
kepala janin tampak dalam vulva pada waktu his. Bila dasar panggul sudah lebih
berelaksasi, kepala tidak masuk lagi di luar his, dengan his dan kekuatan
mengedan maksimal kepala janin dilahirkan dengan suboksiput di bawah simfisis
dan dahi, muka, dan dagu melewati perineum. Setelah istirahat sebentar, his mulai
lagi untuk mengeluarkan badan dan anggota bayi. Pada primi gravida kala II
berlangsung rata-rata 1,5 jam dan pada multipara rata-rata 0,5 jam.
2.1.4.3 Kala III
Setelah bayi lahir, uterus teraba keras dengan fundus uteri agak diatas pusat.
Beberapa menit kemudian uterus kontraksi lagi untuk melepas plasenta dari
dindingnya. Biasanya plasenta lepas dalam 6 sampai 15 menit setelah bayi lahir
dan keluar spontan atau dengan tekanan pada fundus uteri. Pengeluaran plasenta
disertai dengan pengeluaran darah.
2.1.4.4 Kala IV
Dimulai saat plasenta lahir sampai 2 jam pertama post partum. Keduanya
baru saja mengalami perubahan fisik yang luar biasa. Rata-rata perdarahan normal
adalah 250 cc. Perdarahan persalinan yang lebih dari 500cc adalah perdarahan
abnormal.
2.1.5 Patofisiologi
Rasa nyeri pada persalinan kala I terjadi karena aktivitas besar di dalam
tubuh guna mengeluarkan bayi. Persalinan diartikan sebagai peregangan pelebaran
mulut rahim. Kejadian itu terjadi ketika otot-otot rahim berkontraksi untuk
mendorong bayi keluar. Otot-otot rahim menegang selama kontraksi. Bersamaan
dengan setiap kontraksi, kandung kemih, rektum, tulang belakang, dan tulang
pubic menerima tekanan kuat dari rahim. Berat dari kepala bayi ketika bergerak
ke bawah saluran lahir juga menyebabkan tekanan. Rasa sakit kontraksi dimulai
dari bagian bawah punggung, kemudian menyebar ke bagian bawah perut mugkin
juga menyebar ke kaki. Rasa sakit dimulai seperti sedikit tertusuk, lalu mencapai
puncak, kemudian menghilang seluruhnya (Danuatmadja., Meiliasari, 2004). Pada
persalinan kala I sebelum atau sesudah terjadi kontraksi, sering kali muncul lendir
bercampur darah yang keluar dari vagina sebagai tanda persalinan, hal ini
disebabkan oleh karena terlepasnya sumbatan pelindung pada leher rahim, karena
serviks mulai membuka dan mendatar sedangkan darah itu berasal dari pembuluh
darah kapiler yang berada di sekitar kanalis servikalis yang peka akibat pergesaran
yang terjadi sewaktu serviks membuka. Masa kala I pada ibu primigravida terjadi
sekitar 13 jam sedangkan pada ibu multigravida sekitar 7 jam. Kala pertama
selesai apabila pembukaan serviks lengkap. Intensitas kontraksi uterus meningkat
sampai kala pertama dan frekuensi menjadi 2 sampai 4 kontraksi dalam 5 sampai
10 menit, juga lamanya his meningkat mulai dari 20 detik pada awal partus ibu
sampai mencapai 60 sampai 90 detik pada kala pertama (Wiknjosastro, 2002).
Pada awal persalinan, kontraksi mungkin terasa seperti nyeri punggung bawah
yang biasa atau kram saat haid. Kontraksi awal ini biasanya berlangsung singkat
dan lemah. Datangnya kira-kira setiap 15-20 menit. Namun , beberapa persalinan
dimulai dengan kontraksi-kontraksi kuat yang lebih dekat jarak waktunya. Banyak
wanita yang awalnya merasa sakit di bagian punggung mereka, yang kemudian
merambat ke bagian depan. Bila kontraksi-kontraksi terus datang, tetapi hanya
berlangsung kurang dari 30 detik, atau jika tidak begitu kuat, dan jika tidak
berdekatan waktunya, berarti masih dalam tahap pra persalinan atau memasuki
persalinan awal. Dalam persalinan sejati, kontraksi akan bertambah kuat, panjang,
dan makin berdekatan waktunya (Whalley., Simkin., & Keppler. 2008).
WOC PERSALINAN KALA 1 Klasifikasi :
1. Kala I :
Etiologi : Dimulai dari saat persalinan
Kehamilan ( 37-42 minggu )
1. Dilatasi servik sampai pembukaan lengkap (10
2. Ekspulsi fetal cm). Proses ini berlangsung
antara 18-24 jam terbagi dalam 2
Tanda-tanda impartu fase yaitu : Fase laten, Fase aktif
dibagi dalam 3 fase yaitu :
Proses persalinan Fase akselerasi, Fase dilatasi
maksimal,
Kala I Kala II Kala III Kala IV Fase deselerasi
2. Kala II
His menjadi lebih kuat dan lebih
Kontraksi uterus Partus Plepasan placenta Postpartum cepat, kira-kira 2 sampai 3 menit
(peregangan otot) sekali.
penipisan portio dan 3. Kala III
Kerja jantung Resiko
pembukaan serviks Resiko infeksi Setelah bayi lahir, uterus teraba
pendarahan
keras dengan fundus uteri agak
Kelelahan (O2 ) diatas pusat. Beberapa menit
Menekan ujung saraf
bebas Kekurangan kemudian uterus kontraksi lagi
Gangguan respirasi volume cairan untuk melepas plasenta dari
dindingnya.
Mengeluuarkan zat 4. Kalal IV
vasoaktif Pola nafas tidak Dimulai saat plasenta lahir
efektif sampai 2 jam pertama post
partum.
Tractus spinothalamus
medulla spinalis

Corteks cerebri gyrus


sentralis Kekhawatiran Ansietas
Kurang informasi mengenai mengalami kegagalan
Presepsi nyeri berapa lama nyeri , cara
mengatasi nyeri dan cemas Defisit pengetahuan
Nyeri akut ibu
2.1.6 Manefestasi klinis
1. Kekuatan his bertambah, makin sering terjadi dan teratur dengan jarak
kontraksi makin pendek sehingga menimbulkan rasa sakit yang lebih hebat.
2. Keluar lendir dan darah lebih banyak.
3. Kadang ketuban pecah dengan sendirinya.
4. Pada pemeriksaan dalam serviks mulai mendatar dan pembukaan lengkap.
( Praworohardjo, 2000)

2.1.7 Komplikasi
Komplikasi persalinan adalah suatu keadaan penyimpangan dari normal,
yang secara langsung dapat menyebabkan kesakitan dan kematian ibu maupun
bayi akibat dari masalah saat persalinan. Komplikasi persalinan terdiri dari
perdarahan, infeksi atau sepsis, pre-eklampsia dan eklampsia, persalinan lama dan
abortus (Kemenkes, 2011).
1. Perdarahan
Pendarahan merupakan penyebab tersering kematian ibu. Tanda perdarahan
yaitu mengeluarkan darah dari jalan lahir lebih dari 500 cc. Apabila terjadi
perdarahan tidak perlu harus menunggu darah hingga 500 cc karena bila
segera dihentikan lebih dini, progonis akan lebih baik. Perdarahan yang
tidak ditangani segera akan menyebabkan perubahan tanda vital, seperti
kesadaran menurun, pucat, berkeringat dingin, sesak napas, serta tekanan
darah 100/menit, bahkan sampai syok. Penyebab perdarahan pada saat
persalinan, yaitu gangguan myometrium, robekan jalan lahir yang biasanya
terjadi pada persalinan dengan trauma, retensio plasenta yaitu keadaan
dimana plasenta belum lahir dalam waktu 1 jam setelah lahir, dan gangguan
pembekuan darah (Prawirohardjo, 2009).
2. Infeksi
Infeksi persalinan biasanya terjadi pada traktus genitalia, yang menimbulkan
gejala nyeri pelvis, demam lebih dari 38,50 oC, mengeluarkan cairan vagina
yang abnormal, berbau busuk dan keterlambatan dalam kecepatan
penurunan ukuran uterus. Hal ini dapat terjadi akibat dari penggunaan
instrument medis yang tidak steril dan penolong persalinan yang tidak
menggunakan alat pelindung diri (Oxorn, 2010).
3. Pre-eklampsia dan eklampsia
Pre-eklampsia adalah suatu keadaan hipertensi yang disertai proteinuria dan
edema (penimbunan cairan dalam cairan tubuh sehingga menyebabkan
pembengkakan pada tungkai dan kaki), akibat kehamilan setelah usia 20
minggu atau segera setelah persalinan. Sedangkan, eklampsia adalah
timbulnya kejang pada penderita pre-eklampsia yang disusul dengan koma.
Kejang ini bukan akibat dari kelainan neurologis. Preeklampsia merupakan
penyakit yang terjadi pada kehamilan pertama (nullipara), dan biasanya juga
terdapat pada wanita yang masa suburnya ekstrim yaitu pada umur remaja
belasan tahun dan wanita yang berumur lebih dari 35 tahun. Pada wanita
multipara, penyakit ini biasanya dijumpai dalam keadaan kehamilan
multifetal (kembar), dan hidropsfetalis (kehamilan air), penyakit vaskuler,
dan penyakit ginjal (Mambo, 2006)
4. Persalinan lama
Persalinan lama adalah persalinan yang berlangsung lebih dari 24 jam.
Sebagian persalinan yang lama menunjukkan pemanjangan kala satu.
Penyebab utama partus lama, yaitu disproporsi fetopelvik, malpresentasi
dan malposisi, kerja uterus yang tidak efisien, termasuk serviks yang kaku.
Faktor tambahan lainnya, yaitu primigraviditas, ketuban pecah dini ketika
serviks masih tertutup, keras dan belum mendatar, analgesi dan anestesi
yang berlebihan, dan wanita yang cemas dan ketakutan (Oxorn, 2010).
5. Abortus
Abortus adalah suatu proses berakhirnya suatu kehamilan, dimana janin
belum mampu hidup diluar rahim, dengan kriteria usia kehamilan kurang
dari 20 minggu atau berat janin kurang dari 500 gram (Archadiat, 2004).

2.1.8 Pemeriksaan penunjang


1. Pemeriksaan cardiotocography (CTG) untuk mengetahui denyut jantung
janin setiap 1 jam, pemeriksaan denyut jantung bayi yang dipengaruhi
kontraksi uterus.
2. Partograf merupakan alat diagnostik yang dikeluarkan oleh WHO untuk
membantu memantau kemajuan persalinan, terutama pada fasilitas
kesehatan yang terbatas. Pada partograf, terdapat beberapa bagian yang
perlu diisi terkait kondisi ibu dan janin, seperti : Identitas ibu, Jumlah
kehamilan, persalinan, dan aborsi, Dilatasi serviks, Penurunan kepala,
Kondisi ketuban, Tanda vital ibu, Penggunaan obat-obatan, Kondisi urin
ibu.

2.3 Manajemen Asuhan Keperawatan


2.3.1 Pengkajian Keperawatan
2.3.1.1 Pengumpulan Data, Meliputi
1) Identitas Klien
Nama, umur, jenis kelamin, alamat, agama, pekerjaan, kebangsaan, suku,
pendidikan, no register, diagnosa medis
2) Keluhan Utama
Klien mengatakan “Perutnya terasa nyeri (kontraksi), keluar cairan bening
berlendir.
3) Riwayat Penyakit
- Riwayat Penyakit Sekarang
Klien mengatakan sebelum di bawa oleh keluarga ke RSUD dr. Doris
Sylvanus klien merasakan kencang-kencang, nyeri pada perut dan
keluar sedikit cairan bening berlendir dari jalan lahir sejak pukul 04.25
WIB. Karena nyeri yang dirasa semakin kuat klien pun meminta
keluarga untuk di bawa ke Rumah sakit. Sampai di RSUD pada tanggal
09 Maret 2020 pukul 14.56 wib klien di minta berbaring untuk
dilakukan pemeriksaan DJJ dan VT, setelah dilakukan VT oleh bidan di
dapatkan hasil Ny. S sudah masuk pembukaan 4 lalu klien disarankan
untuk berbaring miring ke kiri dan dilakukan pemasangan infus RL 20
tpm di tangan kiri dan pemasangan oksigen nasal kanul 3 lpm sambil
menunggu proses lahiran.
- Riwayat Kesehatan Dahulu
Tidak ada riwayat penyakit yang lalu
- Riwayat Kesehatan Keluarga
Klien mengatakan di dalam anggota keluarganya tidak ada yang
memiliki riwayat penyakit jantung, penyakit menular seperti HIV,
HbsAg, TB Paru, dan lain-lain.

2.3.2 Diagnosa Keperawatan


2.3.2.1 Nyeri akut berhubungan kontraksi uterus
2.3.2.2 Ansietas berhubungan dengan kekhawatiran mengalami kegagalan
2.3.3 Recana Keperawatan

Diagnosa Keperawatan Tujuan (Kriteria hasil) Intervensi Rasional


1. Nyeri akut Setelah dilakukan tindakan 1. Ukur tanda-tanda vital klien 1. Mengetahui keadaan umum
berhubungan dengan keperawatan selama 1 x 7 jam 2. Observasi skala nyeri klien klien
kontraksi uterus diharapkan nyeri hilang/berkurang 3. Berikan teknik nonfarmakologis 2. Mengetahui skala nyeri
untuk mengurangi rasa nyeri klien
dengan kriteria hasil:
(mis. TENS, hypnosis, 3. Membantu dalam meringan
1. Skala nyeri berkurang 2-1 akupresur, terapi musik, nyeri klien
2. Wajah tampak tenang biofeedback, terapi pijat, aroma 4. Membantu mengalihkan
3. Klien tidak meringis terapi, teknik imajinasi perhatian langsung dari
4. Tanda-tanda vital dalam terbimbing, kompres rasa ketidaknyamanan
rentang normal: hangat/dingin, terapi bermain) 5. Mengurangi nyeri
5. TD : 120-80 mmHg 4. Ajarkan tehnik relaksasi
5. Kolaborasi dalam pemberian
N: 60-100 x/menit
obat
S: 36,5-37,5oC
RR:22-24 x/menit

Diagnosa Keperawatan Tujuan (Kriteria hasil) Intervensi Rasional


2. Ansietas berhubungan Setelah dilakukan tindakan 1. Identifikasi teknik relaksasi yang 1. Untuk mengetahui teknik
dengan kekhawatiran keperawatan selama 1 x 7 jam efektif digunakan meprmudah proses
mengalami kegagalan diharapkan ansietas hilang/ 2. Periksa ketengangan ibu 2. Untuk mengetahui
3. Berikan informasi tertulis terkait ketegangan ibu
berkurang dengan kriteria hasil:
persiapan 3. Untuk membantu proses
1. Gelisah menurun 4. Jelaskan secara rinci teknik tersebut
2. Tegang menurun relaksasi yang dipilih 4. Untuk membantu
5. Demontrasikan dan latih teknik menghilangan kekwhatiran
relaksasi 5. Untuk mengajar klien
menghilangkan panik
2.3.4 Impelementasi Keperawatan
Pada langkah ini, perawat memberikan asuhan keperawatan yang
pelaksanaannya berdasarkan rencana keperawatan yang telah disesuaikan pada
langkah sebelumnya (intervensi). Implementasi atau tindakan adalah pengelolaan
dan perwujudan dan rencana keperawatan yang telah disusun pada tahap
perencanaan. Pada tahap ini, perawat sebaiknya tidak bekerja sendiri, tetapi perlu
melibatkan secara integrasi semua profesi kesehatan yang menjadi tim perawatan
(Setiadi, 2010).

2.3.5 Evaluasi Keperawatan


Evaluasi merupakan langkah terakhir dalam proses keperawatan, dimana
evaluasi adalah kegiatan yang dilakukan secara terus menerus dengan melibatkan
pasien, perawat dan anggota tim kesehatan lainnya. Tahap evaluasi menentukan
kemajuan pasien terhadap pencapaian hasil yang diinginkan dan respon pasien
terhadap keefektifan intervensi keperawatan, kemudian mengganti rencana
perawatan jika diperlukan. Tujuan dari evaluasi ini adalah untuk menilai apakah
tujuan dalam rencana keperawatan tercapai dengan baik atau tidak dan untuk
melakukan pengkajian ulang.
BAB 3

ASUHAN KEPERAWATAN

Nama Mahasiswa : Purnadi Nakalelu

NIM : 2018.C.10a.0945

Tempat Praktek : -

Tanggal Pengkajian : 03 Mei 2021

FORMAT PENGKAJIAN INC PADA IBU BERSALIN

1. PENGKAJIAN DATA
1.1 IDENTITAS/BIODATA

Nama Ibu Ny. M Nama Suami Tn.M


Umur 29 Tahun Umur 31 tahun
Suku/Bangsa Dayak / Indonesia Suku/Bangsa Dayak / Indonesia
Agama Kristen protestan Agama Kristen protestan
Pendidikan SMA Pendidikan SMA
Pekerjaan IRT Pekerjaan Swasta
Alamat Rumah Jl. Kerkatau Alamat Jl. Kerkatau
Rumah
Telepon - Telepon -

1.2 ANAMNESA (DATA SUBJEKTIF)

Pada tanggal : 03 Mei 2021 Pukul : 10.00 Wib


1. Alasan kunjungan/ keluhan utama :
Klien mengatakan “Perutnya terasa nyeri, mules dan kenceng-kenceng
2. Riwayat Menstruasi
Menarche : 12 tahun
Siklus menstruasi : 30 hari (teratur)
Lama : 5-6 hari
Banyak darah : 200 cc
Konsistensi : Encer
Disminorhea : Sebelum
Flour Albus : Tidak ada
Warna merah tua Bau amis
HPHT : 01 Juni 2020
TP : 8 Maret 2021

3. Tanda-tanda bersalin
Kontraksi : Ada Sejak Tanggal : 1
Frekuensi : 4 X / 10 menit Lamanya : 30 detik
Kekuatan : Kuat Lokasi : Fundus
Darah dan lendir : Ada
Air ketuban : Ada Jumlah- warna : 60 Ml- Bening
Darah : Ada Jumlah 100 warna : Merah

4. Status perkawinan
Kawin : Ya
Lama perkawinan : 2 Tahun

N Tgl Umur Jenis Tempat/ Jenis BB Masalah Kadaan


O partus hamil partus Penolong kelamin anak

Hamil Lahir Nifas Bayi

1. 9 40 Norma RS P 2.7 Tidak Tida Tida Tida Normal


maret mingg l Gr ada k ada k ada k ada
2021 u

5. Riwayat Kehamilan, Persalinan, dan Nifas yang Lalu : G : 1 P : 1 A: 0

6. Riwayat Kehamilan Sekarang


Hamil yang ke 1 dengan usia kehamilan 40 minggu.
Gerak anak dirasakan pertama kali pada usia kehamilan 2 minggu
Bila pergerakan sudah terasa, pergerakan anak dalam 24 jam :
[ ] kurang dari 10 kali
[ ] lebih dari 10 sampai 20 kali
[ ] lebih dari 20 kali
Bila lebih dari 20 kali dalalam 24 jam, dengan frekuensi :
[ ] kurang dari 15 detik
[ ] lebih dari 15 detik
[ ]
Bila ada pergerakan keluhan yang dirasakan :
Keluhan yang dirasakan selama hamil ini :
Trimester I : mual muntah
Trimester II: sakit punggug
Trismester III : sering kencing

7. Riwayat kesehatan :
Penyakit yang pernah atau sedang diderita :

Penyakit Klien Keluarga


Jantung - -
Hipertensi - -
Hepar / hepatitis - -
Diabetes Mellitus - -
Anemia - -
ringan/sedang/berat
PHS dan HIV/AIDS - -
Campak - -
Malaria - -
Tuberkulosis (TBC) - -

Keturuan kembar : Tidak ada


Dari pihak siapa : Tidak ada

8. Riwayat Psikososial
Kehamilan ini [ ] Direncanakan [ ] Tidak direncanakan [ ] Diterima [ ]
Tidak diterima
Perasaan tentang kehamilan ini : Bahagia
Emosional ibu saat pengkajian : [ ] stabil [ ] labil
Jenis kelamin yang diharapkan : [ ]♀ [ ]♂
Perilaku kesehatan
Merokok : [ ] ya [  ] tidak
Alkohol : [ ] ya [ ] tidak
Narkoba : [ ] ya [ ] tidak
Obat / jamu : [ ] ya [ ] tidak
Ibadah / Spiritual : Patuh
Tempat dan petugas yang diinginkan untuk bersalin: Rumah Sakit

9. Riwayat KB : [ ] pernah [ ] belum pernah


Mulai KB : - Jenis KB :-
Lama : - Kapan berhenti : -
Alasan : Ingin mempunyai anak

10. Pola kebiasaan sehari-hari


Pola Nutrisi Makan :

Frekuensi makan: 2 x / hari, Jenis makanan: buah ,sayur, lauk, dan nasi,
Makanan yang disukai: Sop, Makanan yang tidak disukai: tidak ada,
Makanan pantang / alergi: tidak ada, Nafsu makan: Baik, Porsi makan: 1
porsi, Minum (jumlah dan jenis): 1500 cc air putih

11. Pola Eliminasi


Buang Air Kecil (BAK) :
Frekuensi: 4-5 x/hari, Warna: kuning jernih, Bau: khas amoniak, Masalah /
Keluhan: tidak ada masalah
Buang Air Besar (BAB) :
Frekuensi: 1x bek, Masalah / Keluhan: tidak ada / hari, Warna: kuning
kecoklatan, Bau: khas, Konsistensi: lem
12. Pola Istirahat dan Tidur
Waktu tidur: siang dan malam, Lama tidur/hari: siang 1-2 jam, malam 7-8
jam, Kebiasaan pengantar tidur: tidak ada, Kebiasaan saat tidur: tidak ada,
Kesulitan dalam tidur: tidak ada
13. Pola Aktifitas
Kegiatan dalam pekerjaan: hanya menyapu rumah, mencuci pakaian dan
memasak, Olah raga: jalan- jalan di sekitar rumah, Mobilisasi dini: -,
Kegiatan di waktu luang: berkunjung ke rumah keluarga.
14. Personal Hygiene
Kulit: bersih, Rambut: bersih, Mulut & Gigi: bersih, Pakaian: rapi, Kuku:
bersih Vulva Hygiene:-

15. Riwayat Imunisasi


Imunisasi : TT : [ ] pernah [ ] belum pernah

2. PEMERIKSAAN FISIK (Data Objektif)


a. Kesadaran : Compos Mentis
b.Tekanan darah : 110/70 mmhg
c. Nadi : 88 x/ menit
d. BB (pertama periksa) : 50 Kg
e. BB (sekarang saat periksa) : 60 Kg
f. TB : 159 Cm
g. Lingkar lengan atas : 25 Cm

1. Pemeriksaan Khusus
 Inspeksi
 Kepala : warna rambut : hitam
Distribusi : merata
Kebersihan : bersih
Kekuatan : kuat
Kulit kepala : bersih
 Muka : wajah : pucat /
oedem
Chloasma gravidarum : ada / tidak ada
 Mata : Conjungtiva : pucat / merah muda
Sklera : putih / kuning
Pupil : isokor / anisiokor / miosis / midriasis
Reaksi cahaya : positif / negatif
 Mulut dan Gigi : Gigi: karies / trismus / perdarahan gusi Mukosa
Lidah : bersih / kotor
 Hidung : Kesimetrisan : [ ] simetris [ ]tidak simetris
Secret : [ ] ada [ ] tidak ada
Kemampuan penciuman : [ ]baik [ ]tidak baik
 Telinga : Kesimetrisan : [ ]simetris [ ]tidak simetris
Serumen : [ ]ada [ ]tidak ada
Kemampuan pendengaran : [ ]baik [ ]tidak baik
 Leher : Pembesaaran kelenjar tiroid : [ ]ada []tidak ada
Pembesaran vena jagularis : [ ]ada []tidak ada
Pembesaran KGB : [ ]ada [ ]tidak ada
Axila : Pembesaran KGB : [ ] ada [ ] tidak ada
 Dada : Kesimetrisan payudara : [] simetris [ ]tidak
simetris
Pergerakan dada : [] reguler [ ]irregular
Benjolan abnormal : [ ]ada []tidak ada
Hiperpigmentasi areola : [ ]ada []tidak ada
Keadaan puting susu : [ ] menonjol [ ]datar [ ] tenggelam kedalam
 Abdomen : :
Warna / hiperpigmentasi :
Bekas luka / operasi : [ ]ada []tidak ada
Linea (nigra/alba) : [ ] alba [] nigra []tidak
Striae (livida / ablican) [ ] livida [ ] albican [ ] ada []tidak ada
 Genetalia
Luka parut : [ ]Ada []tidak ada
Varises : [ ]Ada []tidak ada
Tanda Chadwick : [ ]Ada []tidak ada
Oedem : [ ]Ada []tidak ada
Pengeluaran : [ ]bloody show [ ]cairan ketuban
[ ] darah segar [ ]nanah/pus
 Perinium
Bekas luka parut : [ ]Ada [ ]tidak ada
Menonjol : [ ]Iya []tidak
Varises : [ ]Ada []tidak ada
Anus
Hemorroid : [ ]Ada [ ]tidak ada
Ekstremitas : Atas : [ ]odema [ ]Varises [ ]Kekakuaan
Bawah
 Palpasi
Leher : Pembesaran vena jugularis : [ ]Ada [ ]tidak ada
: Pembesaran kelenjar tyroid : [ ]Ada [ ]tidak ada
: Pembesaran KGB : [ ]Ada [ ]tidak ada
Dada : Benjolan / tumor : [ ]Ada [ ]tidak ada
Keluaran kolostrum :
Abdoment : TFU : 2 J a r i d i b a w a h p u s a t
Leopold I : teraba bulat, lunak dan melentang (bokong)
Leopold II : teraba keras, memanjang seperti papan (punggung kanan) Teraba
bagian-bagian terkecil (punggung kiri)
Leopold III : teraba bulat, keras, dan melenting (kepala)
Leopold IV : sudah masuk pap
: Kontraksi : Intensitas : sedang
Lama : 30 detik
Frekuensi : 3 X / 10 menit
: TBBJ : 2.700 gr

Kandung Kemih : Kosong


Ektremitas atas dan bawah : [ ]oedem [ ]varises
Auskultasi
Dada : Auskultasi paru : [ ]vasikuler [ ]whezingg [ ] rohnki
Abdomen : DJJ : [  ]Positif [ ]Negatif [ ] 130 X/10menit
Bising usus : [ ]Positif [ ]Negatif
Perkusi : Reflek patella : [ ]Positif [ ]Negatif
: Ketuk costavertebra : [ ]Nyeri [  ] Tidak nyeri
: Pemeriksaan Ginjal : [ ]sakit[ ]tidak sakit

3. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tanggal : 03 Mei 2021
Pemeriksaan Dalam (PD)
Serviks : Pendataran : vulva vagina, normal, pursio lunak
Pembukaan : 4 c m
Selaput ketuban : utuh
Bagian terendah: kepala
Penurunan : 3/5
Posisi : ubun ubun kecil depan
Tali Pusat : tidak menumbung
Kesan Panggul : normal
Pemeriksaan laboratorium
1. Darah
- HB : 9,5 g/dL........................................................Golongan
- Gula darah : -.....................................................................Leukosit
2. Urine
- Protein : Negatif Sedimen : -
- Reduksi : Negatif

4. PENGOBATAN
ANALISIS DATA

DATA SUBYEKTIF DAN KEMUNGKINAN


MASALAH
DATA OBYEKTIF PENYEBAB

Ds: Kontraksi uterus (peregangan Nyeri akut


- Klien mengeluh mules otot) penipisan portio dan
dan kenceng-kenceng pembukaan serviks

Do:
- Klien tampak meringis Menekan ujung saraf bebas
- Skla nyeri 4
- TD : 110/70 x/menit
- Nadi : 88 x/menit Mengeluarkan zat vasoaktif
- Pembukaan 4 cm
- Partio lunak
Tractus spinothalamus
medulla spinalis

Corteks cerebri gyrus


sentralis

Presepsi nyeri

Nyeri akut
ANALISIS DATA

DATA SUBYEKTIF DAN KEMUNGKINAN


MASALAH
DATA OBYEKTIF PENYEBAB

Ds: Kurang informasi mengenai Ansietas


- Klien mengatakan berapa lama nyeri , cara
cemas dengan proses mengatasi nyeri dan cemas
persalinan ibu

Do: Kekhawatiran mengalami


- Klien tampak gelisah kegagalan
- Klien tampak tegang
Ansietas
PRIORITAS MASALAH

1. Nyeri akut berhubungan kontraksi uterus ditandai dengan klien mengeluh


mules dan kenceng-kenceng , klien tampak meringis, skla nyeri 4, TD :
110/80 x/menit, Nadi : 90 x/menit, Pembukaan 4 cm, Partio lunak

2. Ansietas berhubungan dengan kekhawatiran mengalami kegagalan ditandai


dengan klien mengatakan cemas dengan proses persalinan, klien tampak
gelisah, klien tampak tegang
INTERVENSI KEPERAWATAN

Nama Pasien : Ny. M


Ruang Rawat : -
Diagnosa Keperawatan Tujuan (Kriteria hasil) Intervensi Rasional
1. Nyeri akut Setelah dilakukan tindakan 1. Ukur tanda-tanda vital klien 1. Mengetahui keadaan umum
berhubungan kontraksi keperawatan selama 1 x 7 jam 2. Observasi skala nyeri klien klien
uterus ditandai dengan diharapkan nyeri hilang/berkurang 3. Berikan teknik nonfarmakologis 2. Mengetahui skala nyeri
untuk mengurangi rasa nyeri klien
klien mengeluh mules dengan kriteria hasil:
(mis. TENS, hypnosis, 3. Membantu dalam meringan
dan kenceng-kenceng , 1. Skala nyeri berkurang 2-1 akupresur, terapi musik, nyeri klien
klien tampak meringis, 2. Wajah tampak tenang biofeedback, terapi pijat, aroma 4. Membantu mengalihkan
skla nyeri 4, TD : 3. Klien tidak meringis terapi, teknik imajinasi perhatian langsung dari
110/80 x/menit, Nadi : 4. Tanda-tanda vital dalam terbimbing, kompres rasa ketidaknyamanan
90 x/menit, Pembukaan rentang normal: hangat/dingin, terapi bermain) 5. Mengurangi nyeri
4 cm, Partio lunak 5. TD : 120-80 mmHg 4. Ajarkan tehnik relaksasi
5. Kolaborasi dalam pemberian
6. N: 60-100 x/menit
obat
7. S: 36,5-37,5oC
RR:22-24 x/menit

INTERVENSI KEPERAWATAN
Nama Pasien : Ny. M
Ruang Rawat : -
Diagnosa Keperawatan Tujuan (Kriteria hasil) Intervensi Rasional
2. Ansietas berhubungan Setelah dilakukan tindakan 1. Identifikasi teknik relaksasi yang 1. Untuk mengetahui teknik
efektif digunakan meprmudah proses
dengan kekhawatiran keperawatan selama 1 x 7 jam
diharapkan ansietas hilang/ 2. Periksa ketengangan ibu 2. Untuk mengetahui
mengalami kegagalan 3. Berikan informasi tertulis terkait ketegangan ibu
berkurang dengan kriteria hasil:
persiapan 3. Untuk membantu proses
ditandai dengan klien 1. Gelisah menurun
4. Jelaskan secara rinci teknik tersebut
mengatakan cemas 2. Tegang menurun relaksasi yang dipilih 4. Untuk membantu
5. Demontrasikan dan latih teknik menghilangan kekwhatiran
dengan proses
Relaksasi 5. Untuk mengajar klien
persalinan, klien menghilangkan panik
tampak gelisah, klien
tampak tegang

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN


Nama Pasien : Ny. M
Ruang Rawat : -
Tanda
tangan dan
Hari/Tanggal, Jam Implementasi Evaluasi (SOAP)
Nama
Perawat
Rabu, 9 Mei 2021 1. Mengukur tanda-tanda vital klien S : Klien mengatakan masih ada sedikit
10.00 WIB 2. Mengobservasi skala nyeri klien nyeri
3. Memberikan teknik nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri (mis. TENS, hypnosis, O :
akupresur, terapi musik, biofeedback, terapi - TD : 110/80X Menit
pijat, aroma terapi, teknik imajinasi terbimbing, - N : 90 x/m
kompres hangat/dingin, terapi bermain) Purnadi
- S : 36,7OC
4. Mengajarkan tehnik relaksasi - RR: 20x/menit Nakalelu
- Skala nyeri 3 (sedang)
- Klien mampu melakukan tehnik
relaksasi nafas dalam

A : Masalah teratasi sebagian teratasi.


P : lanjutkan intervensi 1,dan 2

Hari/Tanggal, Jam Implementasi Evaluasi (SOAP) Tanda


tangan dan
Nama
Perawat
Rabu, 03 Mei 2021 1. Mengidentifikasi teknik relaksasi yang efektif S : Klien nampak masih agak kwahtir
digunakan
10.00 WIB O:
2. Periksa ketengangan ibu
3. Memberikan informasi tertulis terkait persiapan - Klien melalkukan tehnik relaksasi yang
4. Menjelaskan secara rinci teknik relaksasi yang diberikan
dipilih - Klien dapat mengikuti apa yag telah
5. Mendemontrasikan dan latih teknik relaksasi perawat beritahu Purnadi
- Tehnik yang diberikan relaksasi nafas
Nakalelu
dalam

A : Masalah belum teratasi.


P : lanjutkan intervensi 2
DAFTAR PUSTAKA

Anik Maryunani, 2010, Ilmu Kesehatan Anak, Jakarta : CV. Trans Info Media
Jenny J. S. Sondakh 2013, Asuhan Kebidanan Persalinan & Bayi Baru Lahir
Judha, dkk. (2012). Pengukuran Nyeri dan Nyeri Persalinan. Nuha Medika.
Yogyakarta.
Maryunani A. (2010). Nyeri dalam Persalinan Tekhnik dan Cara Penanganannya.
Trans Info Media. Jakarta.
Sumarah, dkk. (2009). Perawatan Ibu Bersalin. Fitramaya. Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai