Disusun Oleh:
Nama : Febiyanti
NIM :2018.C.10a.0935
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
yang telah melimpahkan Rahmat dan karunia-Nya, sehingga penyusunan Asuhan
Keperawatan di Ruang Bedah RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya ini dapat
diselesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya.
Penyusunan Laporan Pendahuluan ini bertujuan untuk memenuhi tugas
Praktik Praklinik Keperawatan II (PPK II) pada Program Studi S-1 Keperawatan.
Selain itu, Asuhan Keperawatan ini bertujuan untuk menambah wawasan bagi
pembaca maupun kami sebagai penulis. Sehingga pada waktu yang akan datang
materi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Penulis menyadari bahwa pelaksanaan dan penyusunan Laporan
pendahuluan ini tidak lepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, baik
secara langsung maupun tidak langsung. Untuk itu perkenankan penulis
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ibu Maria Adelheid Ensia, S.Pd., M.Kes, selaku Ketua STIKes Eka Harap
Palangka Raya.
2. Ibu Meilitha Carolina, Ners, M.Kep, Selaku Ketua Prodi S1 Keperawatan
STIKes Eka Harap Palangka Raya.
3. Ibu Marjawati, S.Kep.,Ners. Selaku Kepala Ruangan Bougenville RSUD dr.
Doris Sylvanus Palangka Raya dan Pembimbing Klinik yang telah
memberikan izin, informasi dan membantu dalam pelaksanaan praktik
manajemen keperawatan di Ruang Dahlia RSUD dr. Doris Sylvanus
Palangka Raya.
4. Ibu Meida Sinta Araini, S.Kep.,Ns Selaku Pembimbing Akademik yang telah
banyak memberi arahan, masukan dan bimbingan dalam penyelesaian
Asuhan Keperawatan ini.
5. Semua pihak yang turut ambil bagian dalam membantu penulis
menyelesaikan Laporan pendahuluan ini, yang tidak dapat penulis sebutkan
satu persatu.
Semoga Laporan pendahuluan ini dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu
pengetahuan khususnya ilmu keperawatan. Penulis menyadari bahwa dalam
penyusunan Asuhan Keperawatan ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
penulis mengharapkan saran yang membangun, untuk perbaikan dimasa yang
akan mendatang. Akhir kata penulis mengucapkan sekian dan terima kasih.
PENDAHULUAN
2.1.4 Klasifikasi
Menurut Yuli (2010) CKD dapat diklasifikasikan berdasarkan tes kreatininn
klien 4 diantarnya yaitu:
1. Insufisiensi ginjal berkurang (nilai creatinin 100-76 ml/mnt)
2. Insufisiensi ginjal kronik, (nilai creatinin 75- 26 ml/mnt)
3. Gagal ginjal nilai creatinin (25-5 ml/mnt)
4. Gagal ginjal terminal >5
Klasifikasi CKD berdasarkan derajat ( Stage) Penyakit :
1. Derajat 1 : Kerusakan ginjal dengan LFG normal/ naik ( ≥ 90 )
2. Derajat 2 : Kerusakan ginjal dengan LFG turun ringan ( 60-89)
3. Derajat 3 : Kerusakan ginjal dengan LFG turun sedang (30-59)
4. Derajat 4 : Kerusakan ginjal dengan LFG turun berat ( 15-29)
5. Derajat 5 : penyakit ginjal kronik ( < 15 atau dialis )
* LFG = Laju Filtrasi Glomerulus (ml/menit)
2.1.5 Patofisiologi
Penurunan GFR
CKD
B3 B4 B5 B6
B1 B2
Penurunan produksi
Penumpukan zat-zat
Penurunan kemampuan ginjal Ginjal tidak dapat membuang Retensi air dan Na Peningkatan aktivitas system RAA eritro protein
toksin
mengekskresi H+ kalium melalui urine
Retensi air dan Na
Penurunan produksi Gangguan metabolism Masa hidup eritrosit
hiperkalemia urine berkurang dan jumlah
PePh, HCO3, BE protein ,Foetoruremik
eritrosit menurun
Penurunan produksi urine
Asidosismetabolik Gangguan konduksi jantung Iritasi saluran kencing Anoreksia, nausea, vomitus
Anemia
Oliguri, anuri, edema
aritmia Respon hipotalamus, pelapasan
Pernafasan kusmaul mediator kimiawi (sitokinin, MK : Defisit Nutrisi
Kelelahan
bradikinin,
MK:
MK :Resiko
Kelebihan volume cairan MK :Intoleran
MK : Pola Nafas Penurunan curah MK :Nyeri
tdiak Efektif jantung akut Gangguan pola eliminasi aktivitas
urin
2.1.6 Manifestasi Klinis
Setiap sistem tubuh pada gagal ginjal kronis dipengaruhi oleh kondisi
uremia, maka pasien akan menunjukkan sejumlah tanda dan gejala. Keparahan tanda
dan gejala bergantung pada bagian dan tingkat kerusakan ginjal, usia pasien
dan kondisi yang mendasari. Manifestasi awal pasien CKD seringkali tidak
teridentifikasi sampai tahap uremik. Pada uremik keseimbangan cairan dan elektrolit
terganggu, pengaturan dan fungsi endokrin rusak. Manifestasi awal uremik mecakup
mual, apatis, kelemahan dan keletihan. Pada sistem kardiovaskular terjadi hipertensi,
perikarditis dan hiperkalemia, pada sistem integumen terjadi kulit kering dan
gampang terkelupas, pada paru-paru terdengar rhonki, takipnea, sesak napas, pada
saluran cerna dapat terjadi mual muntah, konstipasi dan perdarahan saluran cerna,
pada sistem neurologik terjadi kelemahan dan keletihan, tremor, dan pada hematologi
anemia dan trombositopenia. (Brunner & Suddart, 2013) . Tanda dan gejala pasien
gagal ginjal kronis adalah sebagai berikut :
a. Manifestasi kardiovaskuler
Mencakup hipertensi (akibat retensi cairan dan natrium dari aktivasi
sistem renin-angiotensin-aldosteron), pitting edema (kaki,tangan,sakrum),
edema periorbital, Friction rub perikardial, pembesaran vena leher.
b. Manifestasi dermatologi
Warna kulit abu-abu mengkilat, kulit kering, bersisik, pruritus, ekimosis,
kuku tipis dan rapuh, rambut tipis dan kasar.
c. Manifestasi Pulmoner
Krekels, sputum kental dan liat, napas dangkal, pernapasan Kussmaul
d. Manifestasi Gastrointestinal
Napas berbau amonia, ulserasi dan pendarahan pada mulut,
anoreksia, mual, muntah, konstipasi dan diare, pendarahan saluran
gastrointestinal
e. Manifestasi Neurologi
Kelemahan dan keletihan, konfusi, disorientasi, kejang, kelemahan
tungkai, panas pada telapak kaki, perubahan perilaku
f. Manifestasi Muskuloskeletal
Kram otot, kekuatan otot hilang, fraktur tulang, foot drop
g. Manifestasi Reproduktif
Amenore dan atrofi testikule
2.1.7 Komplikasi
Seperti penyakit kronis dan lama lainnya, penderita CKD akan mengalami
beberapa komplikasi. Komplikasi dari CKD antara lain adalah :
2.1.7.1 Hiperkalemi akibat penurunan sekresi asidosis metabolik, kata bolisme,
dan masukan diit berlebih.
2.1.7.2 Perikarditis, efusi perikardial, dan tamponad jantung akibat retensi
produk sampah uremik dan dialisis yang tidak adekuat.
2.1.7.3 Hipertensi akibat retensi cairan dan natrium serta malfungsi sistem renin
angiotensin aldosteron.
2.1.7.4 Anemia akibat penurunan eritropoitin.
2.1.7.5 Penyakit tulang serta klasifikasi metabolik akibat retensi fosfat, kadar
kalsium serum yang rendah, metabolisme vitamin D yang abnormal dan
peningkatan kadar alumunium akibat peningkatan nitrogen dan ion anorganik.
2.1.7.6 Uremia akibat peningkatan kadar uream dalam tubuh.
2.1.7.7 Gagal jantung akibat peningkatan kerja jantung yang berlebihan.
2.1.7.8 Malnutrisi karena anoreksia, mual, dan muntah.
2.1.7.9 Hiperparatiroid, Hiperkalemia, dan Hiperfosfatemia
Gangguan Eliminasi Urine berhubungan Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x7 jam, Manajemen Eliminasi Urine ( I.04152 Hal 175)
dengan Iritasi Kandung Kemih diharapkan prroses berkemik dapat membaik dengan kriteria Observasi
hasil: 1. Identifikasi tanda dan gejala retensi urine atau
1. Desakan berkemih menurun ( skor 5 ) inkontinensia urine.
2. Distensi kandung kemih menurun (skor 5) 2. Identifikasi faktor yang menyebabkan reteni
3. Urine menetes menurun (skor 5) atau inkontinensia urine.
4. Frekuensi BAK meningkat (skor 5) Terapeutik
1. Catat waktu- waktu dan haluaran berkemih
Edukasi
1. Ajarkan tanda dan gejala infeksi saluran
kemih
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian obat supostitoria jika
perlu
Intoleransi aktifitas berhubungan dengan Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x7 jam Manajemen Energi ( I.05178 Hal 176)
kelemahan diharapkan kemampuan aktivitas membaik dengan KH : Oservasi
1. Frekuensi nadi meningkat ( skor 5) 1. Identifikasi gangguan fungsi tubuh yang
2. Kemudahan melakukakan aktivitas sehari meningkat mengakibatkan kelelahan
( skor 5) 2. Monitor lokasi dan ketidaknyamanan selama
3. Keluhan lelah menurun ( skor 5 ) melakukan aktivitas
4. Kekuatan tubuh bagian bawah meningkat ( skor 5 ) Terapeutik
5. Perasaan lemah menurun ( skor 5) 3. Lakukan rentang gerak pasif dan/atau aktif
4. Berikan ativitas distraksi yang menyenangkan
5. Fasilitasi duduk disisi tempat tiur, jika tidak
dapat berpindah atau berjalan
Edukasi
6. Anjurkan tirah baring
7. Anjutrkan aktivitas secara bertahap
Kolaborasi
8. Kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara
meningkatkan asupan makanan
Deficit pengetahuan berhubungan dengan Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x 7 diharapkan Edukasi Die ( I.12369 Hal 54)
kurang terpapar informasi tingkat pengetahuan klien dapat meningkat dengan Kriteria Observasi
Hasil : 1. Identifikasi kemampuan klien dan keluarga
1. Perilaku menunjukkan sesuai anjuran meningkat menerima informasi
(Skor 5) 2. Identifikasi tingkat pengetahuan saat ini
2. kemampuan menjelaskan pengetahuan tentang suatu 3. Identifikasi persepsi klien dan keluarga
topic ( skor 5) tentang diet yang diprogramkan
3. pertanyaan tentang masalah yang dihadapi menurun Terapeutik
( skor 5) 4. Persiapkan materi, media dan alat peraga
4. persepsi keliru erhadap masalah menurun ( Skor 5 ) 5. Jadwalkan waktu yang tepat untuk
memberikan pendidikan kesehatan
6. Berikan kesempatan klien dan keluarga untuk
bertanya
Edukasi
7. Jelaskan tujuan dan kepatuhan diet
8. Informasikan makanan yang diperbolehkan
dan dilarang
Kolaborasi
9. Rujuk keahli gizi dan sertakan keluarga jika
perlu.
2.3.4 Implementasi Keperawatan
Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan
oleh perawat untuk membantu klien dari masalah status kesehatan yang dihadapi ke
status kesehatan yang lebih baik yang menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan
(Gordon, 1994, dalam Potter & Perry, 2011)
2.3.5 Evaluasi
Evaluasi merupakan tahap akhir yang bertujuan untuk menilai apakah
tindakan keperawatan yang telah dilakukan tercapai atau tidak untuk mengatasi suatu
masalah. (Meirisa, 2013).
BAB 3
ASUHAN KEPERAWATAN
I. PENGKAJIAN
A. IDENTITAS PASIEN
Pada saat dilakukan pengkajian pada tanggal 10 November 2020
didapatkan hasil pengkajian nama Ny.A , usia 44 tahun, jenis kelamin
perempuan, suku/bangsa : dayaK/indonesia, agama kristen, pekerjaan ibu
rumah tangga, status perkawinan :kawin,Pendidikan terakhir : SD. alamat Jl.
A. Yani no 14, Tewah dengan dianosa medis CKD.
B. RIWAYAT KESEHATAN /PERAWATAN
1. Keluhan Utama :
klien mengatakan “Saya merasa nyeri perut di bagian kiri bawah pada
saat beraktivitas maupun beristirahat,nyeri terasa seperti di remas dengan
skala = 5 ( skala 1-10 nyeri sedang) ,dirasakan hilang timbul selama 15
menit.
2. Riwayat Penyakit Sekarang :
Pada tanggal 6 November 2020 jam 06:40 klien merasakan nyeri hebat
pada perut bawah sebelah kiri, nyeri tersebut tidak berkurang setelah
klien meninum obat anti nyeri, namun klien berenggap bahwa nyeri
tersebut hanya nyeri biasa. Namun 3 hari berlalu nyeri juga belum
berkekurang klien juga tidak mau makan dan juga minum. Klien dibawa
oleh keluargannya ke Rs di doris sylfanus palangka raya, lalu masuk igd
dan mendapat perawatan di igd diberikan perawatan oleh dokter
mendapatkan terapi pemasangan infus Nacl 0,9% 15 tpm, kesadaran
compos menthis dan pasien dilanjutkan untuk rawat inap diruang bedah.
GENOGRAM KELUARGA :
Keterangan :
: Laki-Laki :Meninggal
C. PEMERIKASAAN FISIK
1. Keadaan Umum :
posisi supinasi, dapat bangun, penampilan cukup rapi, pada tangan kiri klien
2. Status Mental :
badan kurus, cara berbaring supinasi, tidak dapat bergerak bebas berbisacara
jelas, suasana hati gelisah, penampilan cukup rapi. Fungsi kognitif : klien
mengetahui waktu ( pagi, sore, malam), klien mampu mengenal keluarga dan
3. Tanda-tanda Vital :
4. PERNAPASAN (BREATHING)
Pada saat dilakukan penkajian didapatkan hasil dada klien simetrism klien tidak
merokok, tidak ada batuk, tidak ada sianosis dan nyeri dada, tife pernafasan
dada dan perut, irama pernafan teraturm suara nafas vesukuler dan tidak ada
5. CARDIOVASCULER (BLEEDING)
Pasa saat dilakukan pengkajian didapatkan hasil klien nampak pucat, klien
tidak mengalami nyeri dada tidak terdapat kram kaki, sinkop/pusing, sakit
kepala, clubbing finger. Tidak terdapat odema, ictus cordis tidak terlihat, vena
6. PERSYARAFAN (BRAIN)
Penilaian kesadaran pada Ny,A di dapatkan nilai GCS : 15 dimana E : 4
(membuka mata spontan), V : 5 (orientasi baik), M : 6 (mengikuti perintah),
Kesadaran composmethis, Pupil isokor, reflek cahaya kanan positif (+) kiri
positif(+). Terdapat nyeri pada bagian Perut sebelah kiri , klien tampak
gelisah.
Uji 12 saraf kranial : Nervus Kranial I : (Olfaktrius) klien dapat
membedakan bau parfum dan minyak kayu putih. Nervus Kranial II : (Optikus)
klien dapat melihat dengan jelas .Nervus Kranial III : (Okulomotorius) pasien
dapat menggerakan bola mata ke atas dan ke bawah. Nervus Kranial IV :
(Troklear) pasien dapat menggerakan bola mata secara normal. Nervus Kranial
V (Trigeminal) klien dapat memejamkan mata. . Nervus Kranial VI :
(Abdusen) : klien dapat mengerutkan dahi. Nervus Kranial VII : (Facial) klien
dapat menggerakan alis . Nervus Kranial VIII : (Albitorius) klien dapat
mendengar dengan jelas. Nervus Kranial IX : (Glosofaringeal) pasien dapat
membedakan rasa asin, manis, dan pahit. Nervus Kranial X : (Vagus) Pasien
mampu menelan. Nervus Kranial XI : (Asesoris) pasien tidak mampu
mengangkat bahu dan memegang kepala. Nervus Kranial XII (Hipoglosal)
pasien dapat menjulurkan lidah keluar.
Dari uji koordinasi didapatkan hasil : ekstermitas atas jari ke jari (+) jari
ke hidung (-), ekstermitas bawah tumit ke jempol kaki (+). Uji kestabilan tubuh
didapatkan hasil (-), refleks bisep (-), trisep (-), brakioradialis (+), patella (+),
Achilles (+),babinski (+).
Masalah Keperawatan : Nyeri Akut
7. Eliminasi Urine (Bladder)
Dari pengkajian pada klien terpasang kateter, oliguria,produksi urine 100 ml/7
jam, warna kuning, bau khas amoniak urin menetes nyeri saat buang air kecil.
Masalah Keperawatan : Gangguan Eliminasi Urine
8. ELIMINASI ALVI (BOWEL) :
Dari pengkajian yang dilakukan didapatkan hasil bibi tampak kering, gigi
lengkap, tidak ada karies, tidak ada lesi dan peradanagan, lidah tidak ada lesi
dan peradangan, mukosa kering. Tonsil tidak ada peradangan. BAB 2x sehari
warna coklat padat, bising usus 8x/menit, tidak teraba massa atau benjolan.
Masalah Keperawatan : Tidak Ada Masalah
D. PENATALAKSANAAN MEDIS
No Terapi medis Dosis Rute Indikasi
Nacl 0,9 % 20 tpm IV Untuk memenuhi kebuthhan
cairan dan elektrolit klien
(………………………………..)
ANALISIS DATA
Gangguan Eliminasi Urine berhubungan Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x7 jam, 1. Identifikasi tanda dan gejala retensi urine atau
dengan Iritasi Kandung Kemih dibuktikan diharapkan prroses berkemik dapat membaik dengan kriteria inkontinensia urine.
dengan Klien mengatakan bahwa saya hasil:
merasakan sakit pada saat buang air 5. Desakan berkemih menurun ( skor 5 ) 2. Identifikasi faktor yang menyebabkan reteni
kecilPasien Nampak meringis Skala nyeri = 5 6. Distensi kandung kemih menurun (skor 5) atau inkontinensia urine.
( skala 1-10 nyeri sedang) Tampak terpasang 7. Urine menetes menurun (skor 5)
kateter Urine menetes ,Oliguria, Produksi 8. Frekuensi BAK meningkat (skor 5) 3. Catat waktu- waktu dan haluaran berkemih
Urine = 100 ml/ 7jam, Creatinin = 3,67Ureum
= 102 4. Ajarkan tanda dan gejala infeksi saluran
kemih
National Kidney Foundation. 2011. Chronic Kidney Disease (CKD) and Diet:
Assessment, Management and Treatment.
Suharyanto dan Abdul, Madjid. 2013. Asuhan Keperawatan Pada Klien dengan
Gangguan Sistem Perkemihan. Trans Info Media: Jakarta
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
I. TUJUAN PENYULUHAN
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan tentang prinsip diet pada penderita
CKD diharapkan pasien mampu memahami tentang prinsip diet pada penderita
CKD.
2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan selama 30 menit para penderita CKD diharapkan
dapat :
a. Menjelaskan kembali tentang pengertian CKD.
b. Menjelaskan tujuan prinsip diet pada penderita CKD.
c. Menjelaskan prinsip diet pada penderita CKD.
d. Menjelaskan tentang makanan yang sebaiknya dibatasi pada penderita CKD.
e. Menjelaskan tentang makanan yang sebaiknya dihindari pada penderita CKD.
II. METODE
Ceramah dan tanya jawab
III. MEDIA
leaflet.
IV. MATERI PENYULUHAN
1. Pengertian CKD
2. tujuan dalam prinsip diet pada penderita CKD
3. prinsip makanan pada penderita CKD?
4. tentang makanan yang sebaiknya dibatasi pada penderita CKD.
5. makanan yang sebaiknya dihindari pada penderita CKD.
V. KEGIATAN PENYULUHAN KESEHATAN
VII. EVALUASI
Evaluasi dilakukan secara lisan dengan memberikan pertanyaan :
1. Apa pengertian dari CKD?
2. Apa saja tujuan dalam prinsip diet pada penderita CKD?
3. Apa saja prinsip makanan pada penderita CKD?
LAMPIRAN MATERI
Diet pada Penderita CKD
1. Pengertian
CKD ( Chronic Kidney Desease ) atau sering disebut juga dengan gagal ginjal
kronis. Gagal ginjal kronis adalah suatu sindrom klinis yang disebabkan penurunan
fungsi ginjal yang bersifat menahun, berlangsung progresif dan cukup lanjut, hal ini
terjadi bila laju filtrasi glomerular kurang dari 50 mL / min. ( Suyono, et al, 2001 ).
Gagal ginjal kronis merupakan gangguan fungsi renal yang progresif dan irreversibel
dimana kemampuan tubuh gagal untuk mempertahankanmetabolisme dan
keseimbangan cairan dan elektrolit sehingga terjadi uremia.( Smeltzer & Bare,
2001).“Penderita gagal ginjal sebaiknya mengurangi konsumsi buah-buahan karena
sebagian buah - buahan berkadar Kalium ( potassium ) tinggi ”.Kadar kalium yang
sangat tinggi ( hyperkalemia ) dapat menyebabkan irama jantung terganggu.
Penderita harus bisa membatasi jumlah konsumsi buah setiap harinya. Misalnya buah
apel, penderita ginjal hanya bias mengonsumsi setengahnya saja. Namun yang juga
harus diingat, jika kondisi penderita ginjal sudah tidak bisa lagi berkemih, maka
sebaiknya hentikan konsumsi buah dan sayur hingga lancar berkemih. Sementara itu,
bagi penderita yang belum menjalani cuci darah. Dianjurkan untuk melakukan diet
rendah protein 40 - 45 gram / hari. Hal ini tentunya tergantung fungsi ginjal penderita
yang dapat diketahui dengan pemeriksaan laboratorium. Jika fungsi ginjal kurang dari
15 persen, maka pertu melakukan cuci darah.
2. Penyebab GGK
1. Kurang minum
2. Minuman beralkohol
3. Minuman bersoda
4. Tekanan darah tinggi
5. Infeksi penyakit
6. Pola makan dan gaya hidup yang tidak sehat
7. Penyakit bawaan
8. Batu saluran kencing
GAGAL GINJAL
KRONIS
Oleh :
Febiyanti