Anda di halaman 1dari 17

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT Tuhan sekalian alam yang
tiada ada henti-hentinya memberikan curahan rahmat dan kasih sayang-Nya kepada
kita semua sehingga penulis dapat menyelesaikan Studi Kasus yang berjudul
“GAMBARAN PEMERIKSAAN DIABTES MELITUS TIPE II DI RSUD DR
M.ZEIN PAINAN”

Dalam menyelesaikan Studi Kasus ini diajukan sebagai salah satu syarat
untuk menyelesaikan pendidikan program Studi Diploma Tiga Teknologi
Laboratorium Medis Universitas Perintis Indonesia. Selama penyusunan Studi Kasus
ini tidak lepas dari peran dan dukungan beberapa pihak.

pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada Bapak/Ibu:


1. Bapak Dr.Harefa, SpPD selaku Direktur Rumah Sakit Umum Daera Painan.
2. Ibu dr.Evi Syovianty, SPPK selaku Ka.Instalasi Laboratorium Rumah Sakit
Umum Daerah Painan.
3. Ibu Basaria Samosir,Amd.Gz selaku penanggung jawab Komkordik Rumah Sakit
Umum Daerah Painan.
4. Ibu Sri Mulyati S.SIT selaku Kepala Ruangan Instalasi Laboratorium Rumah
Sakit Umum Daerah Painan.
5. Ibu Dra. Suraini, M.Si sebagai Ketua Prodi Diploma III Teknologi Laboratorium
Medis.
6. Ibu Rena Pratiwi, Amd.Ak selaku CI/pembimbing Laboratorium selama PKL di
Rumah Sakit Umum Daerah Painan.
7. Kedua orang tua tercinta yang telah memberikan kasih sayang, perhatian dan
dukungan moril ataupun materil.
8. Kakak - kakak dan seluruh Staf Laboratorium Rumah Sakit Umum Daerah
Painan yang telah banyak membantu kami dalam menyelesaikan PKL ini.

i
Kami menyadari bahwa laporan ini jauh lebih dari sempurna dan masih banyak
terdapat kekurangan. Oleh karena itu semua kritik dan saran yang bersifat
membangun sangat diharapkan untuk kesempurnaan ini. Akhirnya, semoga laporan
PKL ini bermanfaat bagi kami dan pihak yang memerlukan.

Amin Yaa Robbal `Alamin

Painan,
2022

ii
Daftar isi
KATA PENGANTAR....................................................................................................i
BAB I............................................................................................................................iv
PENDAHULUAN........................................................................................................iv
1.1 Latar Belakang...............................................................................................iv
1.2 Rumusan masalah.................................................................................................v
1.3 Tujuan Penelitian..................................................................................................v
1.4 Manfaat Penelitian................................................................................................v
BAB II..........................................................................................................................vi
TINJAUAN PUSTAKA...............................................................................................vi
2.1 Diabetes Mellitus................................................................................................vi
2.1.1 Definisi.........................................................................................................vi
2.1.2 Klasifikasi....................................................................................................vii
2.1.3 Etiologi........................................................................................................vii
2.1.4 Patofisiologi................................................................................................viii
2.1.5 Patofisiologi Diabetes Melitus tipe II.........................................................viii
2.1.6 Gejala penyakit Diabetes Melitus.................................................................ix
2.1.7 Cara penularan penyakit Diabetes Melitus...................................................ix
2.1.8 Pencegahan Penyakit Diabetes Melitus.........................................................x
2.1.9 Kriteria Diagnosis Diabetes Melitus..............................................................x
2.2 Pemeriksaan Penunjang........................................................................................x
2.3 Mekanisme siklus gula darah (DM TIPE II).......................................................xi
BAB III........................................................................................................................xii
METODE PENELITIAN............................................................................................xii
3.1 Prinsip kerja.......................................................................................................xii
3.2 Tujuan................................................................................................................xii
3.3 Pra analitik.........................................................................................................xii
3.4 Analitik...............................................................................................................xii
BAB IV.......................................................................................................................xiv
HASIL PENELITIAN................................................................................................xiv
4.1 Hasil penelitian..................................................................................................xiv
4.2 Data pasien DM Dibulan april-mei Tahun 2022 Di RSUD M.ZEIN PAINAN
.................................................................................................................................xiv

iii
BAB V........................................................................................................................xvi
PENUTUP..................................................................................................................xvi
5.1 kesimpulan........................................................................................................xvi
5.2 Saran..................................................................................................................xvi
5.3 Kritik................................................................................................................xvii
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................xvii

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Diabetes mellitus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang ditandai
oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia. (Brunner dan Suddarth,
2002).
Diabetes Melllitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang
disebabkan oleh karena adanya peningkatan kadar gula (glukosa) darah akibat
kekurangan insulin baik absolut maupun relatif (Arjatmo, 2002). Data World
healthorganization (WHO) tahun 2015 menunjukan bahwa secara global diperkirakan
415 juta orangdewasa penderita diabetes melitus dengan persentase 8,5% (1 di antara
11 orang dewasa menyadang diabetes) sedangkan ditahun 2016 terjadi peningkatan
diperkirakan 422 juta orang dewasa hidup dengan diabetes melitus.pada tahun 2017,
orang dewasa penderita diabetes meningkat menjadi 424,9 juta orang diseluruh dunia.
Hampir 80% orang dengan diabetesada di Negara berpenghasilan rendah dan
menengah. Dengan jumlah estimasi orang dengan diabetes sebesar 10 juta. Data
international diabetes federation (IDF) menunjukan bahwapada tahun 2017 indonesia
menduduki peringkat ke 6 didunia dengan diabetes melitus sebanyak 103 juta jiwa.
WHO bahkan memperkirakanangka kejadian diabetes melitus di Indonesia akan
melonjak dratis menjadi21,3 juta jiwa pada tahun 2030 ( IDF, 2017)

1.2 Rumusan masalah


Berdasarkan permasalahan pada latar belakang diatas dapat dirumuskan
masalah gambaran pemeriksaan kasus diabetes mellitus tipe II di RSUD Dr. M. Zein
Painan.

1.3 Tujuan Penelitian


Untuk mengetahui jumlah keseluruhan kasus diabetes mellitus tipe II yang
ada di RSUD Dr. M. Zein Painan

v
1.4 Manfaat Penelitian
Untuk mengetahui penjelasan diabetes mellitus tipe II lebih rinci dan
bagaimana cara mengatasi ataupun melihat jumlah kasus yang masih ada tentang
diabetes mellitus tipe II

vi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Diabetes Mellitus

2.1.1 Definisi
Menurut world health organization diabetes mellitus merupakan suatu kumpulan
gangguan anatomic dan kimiawi akibat dari factor dimana didapatkan defisiensi
insulin absolut atau relative dan gangguan fungsi insulin(purnama 2009) dalam
(alatas,2013). Diabetes melitus atau disebut diabetes saja merupakan penyakit
gangguan metabolik menahun akibat pancreas tidak memproduksi cukup insulin atau
tubuh tidak dapat menggunakan insulin yang diproduksi secara efektif. Insulin adalah
hormon yang mengatur keseimbangan kadar gula darah.
Akibatnya terjadi peningkatan kosentrasi glukosa didalam darah atau
hiperglikemia (infodation kemenkes RI, 2014) terdapat dua kategori utama diabetes
melitus yaitu diabetes tipe 1 dan tipe 2. Diabetes tipe 1, dulu disebut insulin-
dependent atau juvenile/childhood-onset diabetes, ditandai dengan kurangnya
produksi insulin. Diabetes tipe 2, dulu disebut non-insulin-dependent atau adult-onset
diabetes, disebabkan penggunaan insulin yang kurang efektif oleh tubuh. Diabetes
tipe 2 merupakan 90% dari seluruh diabetes. Sedangkan diabetes gestasional adalah
hiperglikemia yang didapatkan saat kehamilan. Toleransi Glukosa Terganggu (TGT)
atau Impaired Glucose Tolerance (IGT) dan Glukosa Darah Puasa tertanggu (GDP
tertanggu) atau Imppaired Fasting Glycaemia (IFG) merupakan kondisi transisi antara
normal dan diabetes. Orang dengan IGT atau IGF beresiko tinggi berkembang
menjadi tipe 2. Dengan penurunan berat badan dan perubahan gaya hidup,
perkembangan menjadi diabetes dapat dicegah atau ditunda (Decroli, 2019).
Diabetes melitus adalah suatu kumpula gejala yang timbul pada seseorang yang
disebabkan oleh karena adanya peningkatan kadar glukosa darah akibat penurunan
sekresi insulin yang progresif (American Diabetes Association., 2015). Diabetes
merupakan suatu penyakit atau gangguan metabolisme kronis yang ditandai dengan
tingginya kadar gula darah sebagai akibat infusiensi fungsi insulin.

vii
2.1.2 Klasifikasi
Klasifikasi diabetes mellitus sebagai berikut :

1. Tipe I : Diabetes mellitus tergantung insulin (IDDM)


2. Tipe II : Diabetes mellitus tidak tergantung insulin (NIDDM)
3. Diabetes mellitus yang berhubungan dengan keadaan atau sindrom lainnya
4. Diabetes mellitus gestasional (GDM)

2.1.3 Etiologi
1. Diabetes tipe I:
a. Faktor genetik
Penderita diabetes tidak mewarisi diabetes tipe I itu sendiri; tetapi
mewarisi suatu predisposisi atau kecenderungan genetik ke arah terjadinya
DM tipe I. Kecenderungan genetik ini ditemukan pada individu yang
memiliki tipe antigen HLA.
b. Faktor-faktor imunologi
Adanya respons otoimun yang merupakan respons abnormal dimana
antibodi terarah pada jaringan normal tubuh dengan cara bereaksi
terhadap jaringan tersebut yang dianggapnya seolah-olah sebagai jaringan
asing. Yaitu otoantibodi terhadap sel-sel pulau Langerhans dan insulin
endogen.
c. Faktor lingkungan
Virus atau toksin tertentu dapat memicu proses otoimun yang
menimbulkan destruksi selbeta.
2. Diabetes Tipe II
Mekanisme yang tepat yang menyebabkan resistensi insulin dan gangguan
sekresi insulin pada diabetes tipe II masih belum diketahui. Faktor genetik
memegang peranan dalam proses terjadinya resistensi insulin.
Faktor-faktor resiko :
a. Usia (resistensi insulin cenderung meningkat pada usia di atas 65 th)
b. Obesitas

viii
c. Riwayat keluarga

2.1.4 Patofisiologi
a. Patofisiologi DM tipe 1
Terjadinya DM tipe 1 utamanya disebabkan oleh defisiensi insulin. Defisiensi
insulin dapat menyebabkan gangguan metabolisme lipid, protein dan glukosa (Raju
dan Raju, 2010 dalam Ozougwu et al., 2013). Gangguan metabolisme lipid terjadi
karena meningkatnya asam lemak bebas dan benda keton sehingga penggunaan
glukosa berkurang dan menyebabkan hiperglikemia. Gangguan metabolism protein
terjadi karena meningkatnya kecepatan proteolisis yang menyebabkan asam amino
dalam plasma tinggi dan peningkatan proses ketabolisme protein. Gangguan
metabolisme glukosa terjadi karena peningkatan proses glukoneogenesis sehingga
glukosa hepatik meningkat.

2.1.5 Patofisiologi Diabetes Melitus tipe II


Terjadinya diabetes melitus tipe II utamanya disebabkan oleh resistensi
insulin (Raju dan Raju, 2010 dalam Ozougwu et al., 2013). Selain itu terjadinya
diabetes melitus tipe II bias jadi karena resistensi insulin dan defisiensi insulin (Holt,
2004 dalam Ozougwu et.,2013). Umumnya patofisiologi diabetes melitus tipe II
dipengaruhi oleh beberapa keadaan yaitu:
1. Resistensi insulin dikarenakan obesitasdan penuaan (Lemos et al., 2011 dalam
Fatimah 2015).
2. Disfungsi sel B pancreas sehingga menyebabkan difsiensi insulin yang terjadi
melalui 3 jalur yaitu (Hakim et al., 2010 dalam Fatimah 2015):
a) Pengaruh luar yang menyebabkan rusaknya sel B pancreas seperti virus dan
zat kimia
b)penurunan reseptor glukosa pada kelenjar pancreas.
c) kerusakan reseptor insulin di jaringan perifer

2.1.6 Gejala penyakit Diabetes Melitus


Gejala awal, diabetes melitus berhubungan dengan efek langsung dari kadar
gula darah yang tinggi. Jika kadar gula darah sampai diatas 160-180 mg/Dl, maka

ix
glukosa akan dikeluarkan melalui urine. Jika kadarnya lebih tinggi lagi, ginjal akan
membuang air tambahan untuk mengencerkan sejumlah besar glukosa yang hilang,
karena ginjal menghasilkanurine dalam jumlah berlebihan, maka penderita
seringbuang air dalam jumlah banyka (poliuri). Akibatnya penderita merasakan haus
yang berlebihan sehingga banyak minum (polidipsi). Ketika penderita kerap kali
buang air kecil maka sejumlah kalori hilang bersama urin sehingga penderita
mengalami penurunan berat badan. Dan lebih lanjut, penderita sering kali merasakan
lapar yang luar biasa sehingga ccenderung banyak makan ( sunaryat,2014) menurut
kementrian kesehatan RI (2019), Gejalan dan tanda penyakit diabetes melitus adalah
sebagai berikut:
a) meningkatnya frekuensi buang air kecil
b) rasa haus yang berlebihan
c) penurunan berat badan
d) kelaparan
e) penyembuhan luka berlangsung lambat
f)iritasi genital
g) pandangan yang kabur
h) kesemutan atau mati rasa

2.1.7 Cara penularan penyakit Diabetes Melitus


Dalam penelitian yang dilakukan oleh dr. Kaberi Dasgupta dan rekan-
rekannya dari McGill University Health Cente, kanada, disebutkan bahwa pasangan
dari penderita diabetes ternyatamemiliki resiko 26%lebih tinggi untuk terkena
penyakit yang sama dibandingkan denganmereka yang tidak memiliki pasangan yang
sama dibandingkan dengan mereka yang tidak memiliki pasangan dengan diabetes.
Tanpa disadari, mereka yang memiliki dengan diabetes. Tanpa disadari,mereka yang
memiliki pasangan dengan diabetes cenderung ikut-ikutan menjalani gaya hidup tidak
sehat seperti kurang gerak dan menerapkan pola makan yang buruk sehingga resiko
untuk terkena diabetes pun meningkat.

x
2.1.8 Pencegahan Penyakit Diabetes Melitus
Salah satu upaya mencegah penyakit diabetes melitus adalah dengan
melakukan diet serta merubah pola hidup dan berolahraga. Diet yang baik merupakan
kunci keberhasilan penatalaksanaan diabetes. Diet yang dianjurkan adalah makanan
dengan komposisi yang seimbang dalam hal karbohidrat, protein dan lemak
( Direktorat Bina Farmasi Komunitas dan Klinik, 2005).

2.1.9 Kriteria Diagnosis Diabetes Melitus


Kriteria diagnosis diabetes melitus adalah sebagai berikut (ADA, 2016):
a. kadar glukosa darah puasa > 126 mg/Dl. Puasa adalah kondisi tidak ada
asupan kalori minimal 8 jam
b. nilai A1C > 6,5 % dilakukan pada sarana laboratorium yang telah
terstandarisasi dengan baik.
Kadar darah sewaktu dan puasa sebagai patokan penyaring diagnosis DM (mg/dl)

2.2 Pemeriksaan Penunjang


1. Glukosa darah sewaktu
2. Kadar glukosa darah puasa.

Kadar Glukosa Bukan DM Belum pasti DM DM


Kadar glukosa
darah sewaktu
 Darah < 100 100-200 >200
kapiler
Kadar glukosa
darah puasa
 Darah <110 110-120 >126
kapiler

xi
2.3 Mekanisme siklus gula darah (DM TIPE II)

xii
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Prinsip kerja


Pemeriksaan diabetes melitus tipe II menggunakan alat gluco Dr dan clover

3.2 Tujuan
Untuk mengetahui jumlah pasien diabetes melitus tipe II di rumah sakit Dr
M.zein painan pada bulan April-Mei tahun 2022

3.3 Pra analitik


3.3.1 Bahan
1. Alkohol swab
2. lancet
3. darah kapiler
4. strip gula darah (gluco dr)
5. Clover A1c self test cartridge
3.3.2 Alat
1. autoclick
2. alat cek gula darah ( Gluco Dr)
3.Clover HbAIc (glycated haemoglobin test)

3.4 Analitik
3.4.1 Prosedur kerja menggunakan gluco Dr
1. lakukan pencocokan identitas pasien dengan blangko pasien.
2. Sterilkan ujung jari pasien dengan alkohol swab.
3. Tusuk ujung jari pasien dengan menggunakan lancet,agar darah dapat keluar.
4. Letakan strip test pada jari pasien yg mengeluarkan darah dan tunggu hasilnya
keluar. Biasanya, angka yang menunjukan kadar gula darah akan muncul dalam
beberapa detik pada layar alat Gluco Dr.
3.4.2 Prosedur kerja menggunakan clover A1c self test cartridge
1. hidupkan alat clover HbA1c
2. ambil darah vena pasien, lalu dimasukan kedalam tabung antikoagulan, lalu
homogenkan

xiii
3. ambil A1c test cartridge, lalu tetesi darah keujung A1c self test cartridge
4. masukan dan tekan kebawah self test cartridge, lalu tutup alat clover dan tunggu
hasil selama 5 menit.

xiv
BAB IV
HASIL PENELITIAN

4.1 Hasil penelitian

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di Rsud M.zein Painan


terdapat sebanyak 17 pasien yang di diagnosa Diabetes Mellitus pada bulan April-
Mei tahun 2022, dan didapatkan hasil seperti yang terlihat dibawah ini.

4.2 Data pasien DM Dibulan april-mei Tahun 2022 Di RSUD M.ZEIN


PAINAN

No Nama Jenis pemeriksaan Hasil pemeriksaan


pasien
1 YS Gdr 240/266/294/286/400
2 JM Gdr 366/283/223/272/265
3 NI Gdr 374/289/238
4 MA Gdr 308/306
5 SM Gdr 388/319
6 BS Gdr 557/420/313/439/479/543
7 DN Gdr 338/476/400/441
8 LM HbA1C 9,0
9 AL HbA1C >14%
10 KT Gdr 411/454/418
11 DM Gdr 379/209
12 IN Gdr 518/306
13 YR Gdr 345/267
14 NT Gdr 234/240
15 YN Gdr 239/256
16 AG Gdr 439/504/413
17 RY Gdr 294/206

xv
BAB V
PENUTUP

5.1 kesimpulan

1. Jumlah kasus pasien Diabetes mellitus di RSUD M.zein Painan adalah sebanyak 17
orang
2. Metode yang digunakan untuk melakukan pemeriksaan ini adalah metode stik
dengan menggunakan alat gluco Dr, dan metode HbA1c dengan menggunakan alat
clover

5.2 Saran

1. Perlu dilakukann edukasi tentang faktor resiko DM dan penceganhanya pada usia
dini di institusi pendidikan dan lingkungan kerja
2. perlu dibuat panduan diet sehat dan seimbang yang sederhana, mudah dipahami
dan diikuti oleh masyarakat dan disosialisasikan melalui puskesmas diwilayah
kerjanya atau melalui, media sosial
3. perlunya perhatian khusus dalam melakukan perawatan pada pasien diabetes
mellitus
4. kepedulian masyarakat terhadap peningkatan pengetahuan melalui pendidikan
kesehatan.
5. perlunya lakukan deteksi dini DM pada kelompok umur yang beresiko terkena
DM, khususnya umur 45> dilingkungan kerja ataupun puskesmas

5.3 Kritik
.

xvi
DAFTAR PUSTAKA

American Diabetes Association (ADA). (2013). Standards of medical care in


diabetes. Diabetes Care, 36, 11 – 66
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI. (2013).
Riset kesehatan dasar 2013. Diunduh pada tanggal 7 Februari 2015 dari
Perkeni, 2010. Konsensus Pengelolaan Diabetes Mellitus tipe 2 di Indonesia. Jakarta,
Perkeni.
Purnawati, Lies. 1998. Hubungan IMT dengan Kejadian Diabetes melitus tidak
tergantung Insulin pada Pasien Rawat jalan di RSUPN Cipto mangunkusumo pada
Tahun 1998. Tesis: Universitas Indonesia.
Mc.wright, Bogdan. 2008. Panduan Bagi Penderita Diabetes. Jakarta: Prestasi Pustaka
Publisher.
Irawan, D. (2010). Tesis: Prevalensi dan faktor resiko kejadian Diabetes Melitus (DM)
tipe 2 di daerah Urban Indonesia (Analisa data sekunder Riskesdas 2007). Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia.

xvii

Anda mungkin juga menyukai