DISUSUN OLEH:
EGITA FADILA
FITRI HANDAYANI
OYITRI LAGESYA
TAHUN 2020
Kata pengantar
Puja dan puji syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan
judul pengambilan darah metode vacutainer Makalah ini di susun dalam rangka memenuhi tugas
mata kuliah plebotomi Program Studi dIII teknologi laboratorium medik.
Dalam menyusun makalah ini, penulis banyak memperoleh bantuan dari berbagai
layanan internet. Oleh karena itu, Penulis menyadari bahwa dalam menyusun makalah ini masih
jauh dari sempurna, untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun guna sempurnanya makalah ini. Penulis berharap semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi untuk saya maupun untuk semuanya.
PENULIS
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN............................................................................................5
B. TINGKAT KEPARAHAN...........................................................................5
C. PENYEBAB........................................................................................…...5
D. MACAM MACAM PENYAKIT..................................................................7
E. PENCEGAHAN..........................................................................................11
KESIMPULAN ...............................................................................................12
SARAN............................................................................................................12
A. LATAR BELAKANG
Penyakit infeksi merupakan salah satu masalah kesehatan yang terjadi tidak saja di
indonesia, tetapi juga di seluruh dunia. Ada beberapa jenis bakteri dan jamur patogen yang
mampu bereproduksi untuk menginfeksi manusia. Staphylococcus aureus, Streptococcus
pyrogens, Pseudomonas aeruginosa,Candida albicans, dan Microsporum,merupakan beberapa
contoh mikrobia patogen yang menyebabkan infeksi pada kulit (Leboffe, 2011). Penyakit infeksi
kulit yang disebabkan oleh S. aureus dan S. pyrogens seperti selulit, erysipelas, impetigo,
foliculitis, furuncle, carbuncle( radang kulit), dan bisul Sedangkan dari jenis fungi seperti
Candida albicansmenyebabkan radang rongga mulut, vulvovaginitis, dan penyakit candidiasis
dan Microsporum menyebabkan penyakit kulit edemikpada anak-anak (Leboffe,
2011)Staphylococcus aureusmerupakan bakteri gram positifyang sebagian besar ditemukan
pada kulit, saluran pernafasan, dan saluran pencernaan makanan manusia. Bakteri ini juga
ditemukan di udara dan lingkungan sekitar. S. Aureus yang patogen bersifat invasif,
menyebabkan hemolisis, membentuk koagulase, dan mampu meragikan manitol (Warsa, 1994)
Candida albicans adalah spesies jamur patogen dari golongan deuteromycota. Spesies
cendawan ini merupakan penyebab infeksi oportunistik yang disebut kandidiasis pada kulit,
mukosa, dan organ dalam manusia. Faktor yang dihubungkan dengan meningkatnya kasus
kandidiasis antara lain disebabkan oleh menurunnya imunitas, gangguan endokrin, terapi
antibiotik dalam jangka waktu lama, perokok,dan khemoterapi (Komariyah, 2012).
Pemberian antibiotik dalam dosis dan jenis yang tepat diperlukan untuk menangani
berbagai kasus yang terjadi. Antibiotik adalah bahan organik yang dihasilkan oleh
mikroorganisme, memiliki kapasitas untuk menghancurkan, 2menekan multiplikasi, atau
mencegah aktifitas organisme. Peningkatan jumlah resistensi yang berujung pada kegagalan
terapi menjadi masalah yang terus timbul dalam pengobatan infeksi bakteri ini (Yanti, 2013)
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan infeksi pada kulit?
2. Bakteri apa saja yang menyebabkan infeksi pada kulit?
3. Bagaimana cara mengobati dan mengatasi?
C. TUJUAN PEMESALAHAN
1. Untuk mengeidentifikasi bakteri apa saja yang menyebabkan infeksi pada kulit
2. Apa saja penyakit yang ditimbulkan oleh bakteri tersebut
3. Bagaimana cara mengatasi dan mengobatinya
BAB II
PEMBAHASAN
2. Jumlah mikroorganisme
Risiko infeksi bakteri dapat meningkat jika seseorang memiliki sistem kekebalan tubuh
yang lemah, seperti(Tengah menggunakan obat kortikosteroid,Menderita HIV/AIDS,dan
Memiliki kanker yang mengganggu sistem kekebalan tubuh.)
1. irus, yaitu virus herpes, human papillomavirus, dan poxvirus, contohnya penyakit cacar,
herpes zoster, campak, dan kutil.
Penularan bakteri dapat terjadi dengan cara yang berbeda-beda. Di antaranya adalah:
Secara langsung. Penularan bakteri dapat terjadi ketika orang yang terinfeksi bersin,
batuk, ciuman, atau berhubungan seksual. Ibu hamil juga dapat menularkan bakteri ke
anak yang tengah dikandung melalui plasenta atau kontak dengan jalan lahir saat
persalinan.
Secara tidak langsung. Bakteri dapat tertinggal pada benda-benda sekitar, seperti
handuk, meja, hingga gagang pintu. Bakteri yang terdapat pada benda tersebut dapat
berpindah ketika benda tersebut disentuh orang lain.
Melalui gigitan hewan. Misalnya pada penyakit Lyme, yang ditularkan oleh gigitan
kutu.
Agen infeksi membangun dan merusak jaringan infeksi dalam tiga cara:
1. Mereka dapat kontak atau memasuki sel inang dan langsung menyebabkan kematian
sel.
2. Mereka mungkin melepaskan racun ( eksotoksin atau endotoksin) yang merusak dan
membunuh sel-sel, melepaskan enzin yang mendegradasi komponen jaringan, merusak
pembuluh darah, dan menyebabkan nekrosis iskemik
3. Mereka dapat menginduksi respon seluler host, yang meski ditujukan pada penginvasi,
menyebabkan bertambahnya kerukakan jaringan biasanya dengan immunemediated
mekanisme.
1. SELULITIS
Selulitis adalah suatu penyebaran infeksi bakteri ke dalam kulit dan jaringan di bawah kulit.
Infeksi dapat segera menyebar dan dapat masuk ke dalam pembuluh getah bening dan aliran
darah. Jika hal ini terjadi, infeksi bisa menyebar ke seluruh tubuh.
Ciri-ciri selulitis
Rasa panas, nyeri, bengkak, kemerahan di area kulit yang terinfeksi, dan dapat timbul
lepuhan-lepuhan pada kulit.
Etiologi
Selulitis bisa disebabkan oleh berbagai jenis bakteri yang berbeda, yang paling sering
streptococcus. Staphylococcus juga bisa menyebabkan selulitis, tetapi biasanya terbatas di
daerah yang lebih sempit. Selulitis paling sering menyerang wajah dan tungkai bagian bawah.
Gejala
Kemerahan
Nyeri tekan
Tanda-tanda
2. IMPETIGO
Impetigo adalah suatu infeksi/peradangan kulit yang terutama disebabkan oleh bakteri
streptococcus pyogenes, yang dikenal dengan streptococcus beta hemolyticus gruo A (GABHS).
Kadang-kadang disebabkan oleh bakteri lain seperti staphylococcus aureus pada isolasi lesi
impetigo
Etiologi
Penyebab impetigo adalah bakteri streptococcus beta hemolyticus grup A (GABHS), atau
terkadang dapat juga disebabkan oleh streptococcus aureus.
PATOFISIOLOGI
Streptococcus masuk melalui kulit yang terluka dan melalui transmisi kontak langsung.
Setelah infeksi, lesi yang baru mungkin terlihat pada pasien tanpa adanya kerusakan
pada kulit. Nentuk lesi mulai dari makula eritema yang berukuran 2-4 mm. Secara cepat
vesikel atau pustula. Vesikel dapat pecah spontan dalam beberapa jam atau jika digaruk
maka akan meninggalkan kusta yang tebal, karena proses dibawahnya terus
berlangsung sehingga akan menimbulkan kesan seperti bertumpuk-tumpuk, warnanya
kekuningan. Karena secara klinik lebih sering dilihat kusta maka disebut impetigo
krustosa. Krusta sukae diangkat, tetapi bila berhasil akan tampak kulit yang erosif.
Impetigo bulosa adalah suatu bentuk impetigo dengan gejala utama berupa lepuh-lepuh
berisi cairan kekuningan dengan dinding tegang, terkadang tampak hopopion. Mula-
mula berupa vesikel, lama kelamaan akan membesar menjadi bula yang sifatnya tidak
mudah pecah, karena dindingnya relatif tebal dari impetigo krustosa. Isinya berupa
cairan yang lama kelamaan akan berubah menjadi keruh karena invasi leukosit dan akan
mengendap. Bila pengendapan terjadi pada bula disebut hipopion yaitu ruangan yang
berisi pus yang mengendap,
Gejala
gatal, ruam merah yang lembut kulit mengeras/krusta, luka yang sulit menyembuh.
Luka merah yang dengan cepat pecah.
Kulit melepuh berisi cairan
Dalam bentuk yang lebih serius, menyakitkan cairan atau nanah penuh luka yang
berubah menjadi borok dalam.
Mungkin akan dijumpai gejala: demam, diare, dan kelemahan umum.
Tanda-tanda
Leukositosis
ESR
3. BISUL
Kulit yang terinfeksi bengkak dan memerah. Gejala ini biasanya terjadi di area tubuh
seperti wajah, leher, dan paha.
Pada kasus bisul karbunkel, ukurannya biasanya lebih besar, yaitu 3-10 sentimeter, dan
disertai demam tinggi.
4. Cacar air
Diawali demam, nyeri kepala, nyeri otot, dan kehilangan nafsu makan.
Timbul bintik-bintik kemerahan (ruam) berisi cairan pada lengan, kaki, dada, perut,
belakang telinga, wajah, dan kulit kepala.
Cairan di dalam ruam akan mengeruh dan akan mulai mengering dalam waktu 2 hari.
Ruam yang mengering akan terkelupas dengan sendirinya dalam waktu 2 minggu.
5. Herpes Zoster
Muncul rasa nyeri dan sensasi panas di area kulit yang terinfeksi.
Timbul ruam gatal kemerahan dan bintik-bintik berisi cairan pada satu sisi bagian tubuh.
Ada beberapa upaya yang dapat kamu lakukan untuk mencegah infeksi kulit, antara
lain:
Bila ada luka di kulit, sebaiknya ditutupi dengan menggunakan perban agar kuman
tidak masuk dan menyebabkan infeksi.
Segera ganti pakaian yang dikenakan jika terasa lembap karena berkeringat.
Timbul ruam merah yang tidak beraturan bentuknya dan terasa gatal.
7. Panu
Timbul bercak yang warnanya lebih terang dari warna kulit sekitarnya.
Dapat timbul pada punggung, dada, leher, atau lengan bagian atas.
8. Skabies (Kudis)
Muncul ruam yang terasa gatal, yang memburuk pada malam hari.
9. Herpes Zoster
Muncul rasa nyeri dan sensasi panas di area kulit yang terinfeksi.
Timbul ruam gatal kemerahan dan bintik-bintik berisi cairan pada satu sisi bagian tubuh.
Gejala awal berupa batuk kering, demam, nyeri tenggorokan, pilek, konjungtivitis.
Ruam kemerahan pada seluruh tubuh yang dapat menempel satu sama lain.
3. Selalu menjaga kebersihan tubuh, terutama bagian tangan, agar bakteri, virus, atau jamur
tidak dapat dengan mudah menginfeksi tubuh.
4. Bila ada luka di kulit, sebaiknya ditutupi dengan menggunakan perban agar kuman tidak
masuk dan menyebabkan infeksi.
6. Segera ganti pakaian yang dikenakan jika terasa lembap karena berkeringat.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Infeksi kulit adalah gangguan pada kulit yang dapat disebabkan oleh bakteri, virus, jamur, atau
parasit.Yang dapat menimbulkan berbagai macam penyakit.
SARAN
Dalam penyusunan makalah ini.tim penyusun merasa banyakkmkekurangan ,maka dari itu kritik
dan saran dari pembaca sangat diharapkan.
DAFTAR PUSTAKA
1. https://www.halodoc.com/kesehatan/infeksi-kulit
2. https://www.alodokter.com/infeksi-kulit