Anda di halaman 1dari 14

BAKTERIOLOGI II

DISUSUN OLEH:

EGITA FADILA

FITRI HANDAYANI

OYITRI LAGESYA

SRI WAHYUNI FITRI

YAYASAN PERINTIS PADANG

TAHUN 2020
Kata pengantar

Puja dan puji syukur  penulis panjatkan kehadirat ALLAH Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan
judul pengambilan darah metode vacutainer Makalah ini di susun dalam rangka memenuhi tugas
mata kuliah plebotomi Program Studi dIII teknologi laboratorium medik.

Dalam menyusun makalah ini, penulis banyak memperoleh bantuan dari berbagai
layanan internet. Oleh karena itu, Penulis menyadari bahwa dalam menyusun makalah ini masih
jauh dari sempurna, untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun guna sempurnanya makalah ini. Penulis berharap semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi untuk saya maupun untuk semuanya.

Padang,03 AAPRIL 2020

PENULIS
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................................................2

DAFTAR ISI .........................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .......................................................................................... 4


B. Rumusan Masalah ......................................................................................4
C. Tujuan Permasalahan................................................................................. 4

BAB II PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN............................................................................................5
B. TINGKAT KEPARAHAN...........................................................................5
C. PENYEBAB........................................................................................…...5
D. MACAM MACAM PENYAKIT..................................................................7
E. PENCEGAHAN..........................................................................................11

BAB III PENUTUP

KESIMPULAN ...............................................................................................12
SARAN............................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................... ……………....13


BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Penyakit infeksi merupakan salah satu masalah kesehatan yang terjadi tidak saja di
indonesia, tetapi juga di seluruh dunia. Ada beberapa jenis bakteri dan jamur patogen yang
mampu bereproduksi untuk menginfeksi manusia. Staphylococcus aureus, Streptococcus
pyrogens, Pseudomonas aeruginosa,Candida albicans, dan Microsporum,merupakan beberapa
contoh mikrobia patogen yang menyebabkan infeksi pada kulit (Leboffe, 2011). Penyakit infeksi
kulit yang disebabkan oleh S. aureus dan S. pyrogens seperti selulit, erysipelas, impetigo,
foliculitis, furuncle, carbuncle( radang kulit), dan bisul Sedangkan dari jenis fungi seperti
Candida albicansmenyebabkan radang rongga mulut, vulvovaginitis, dan penyakit candidiasis
dan Microsporum menyebabkan penyakit kulit edemikpada anak-anak (Leboffe,
2011)Staphylococcus aureusmerupakan bakteri gram positifyang sebagian besar ditemukan
pada kulit, saluran pernafasan, dan saluran pencernaan makanan manusia. Bakteri ini juga
ditemukan di udara dan lingkungan sekitar. S. Aureus yang patogen bersifat invasif,
menyebabkan hemolisis, membentuk koagulase, dan mampu meragikan manitol (Warsa, 1994)

Candida albicans adalah spesies jamur patogen dari golongan deuteromycota. Spesies
cendawan ini merupakan penyebab infeksi oportunistik yang disebut kandidiasis pada kulit,
mukosa, dan organ dalam manusia. Faktor yang dihubungkan dengan meningkatnya kasus
kandidiasis antara lain disebabkan oleh menurunnya imunitas, gangguan endokrin, terapi
antibiotik dalam jangka waktu lama, perokok,dan khemoterapi (Komariyah, 2012).

Pemberian antibiotik dalam dosis dan jenis yang tepat diperlukan untuk menangani
berbagai kasus yang terjadi. Antibiotik adalah bahan organik yang dihasilkan oleh
mikroorganisme, memiliki kapasitas untuk menghancurkan, 2menekan multiplikasi, atau
mencegah aktifitas organisme. Peningkatan jumlah resistensi yang berujung pada kegagalan
terapi menjadi masalah yang terus timbul dalam pengobatan infeksi bakteri ini (Yanti, 2013)

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan infeksi pada kulit?
2. Bakteri apa saja yang menyebabkan infeksi pada kulit?
3. Bagaimana cara mengobati dan mengatasi?

C. TUJUAN PEMESALAHAN
1. Untuk mengeidentifikasi bakteri apa saja yang menyebabkan infeksi pada kulit
2. Apa saja penyakit yang ditimbulkan oleh bakteri tersebut
3. Bagaimana cara mengatasi dan mengobatinya
BAB II

PEMBAHASAN

A.Pengertian Infeksi Kulit


Infeksi kulit adalah gangguan pada kulit yang dapat disebabkan oleh bakteri, virus, jamur,
atau parasit. Seseorang yang mengidap infeksi kulit dapat mengalami gejala yang beragam,
mulai dari ringan hingga berat. Infeksi kulit yang ringan biasanya bisa diatasi dengan
menggunakan obat-obatan yang dijual bebas. Namun, pada kasus infeksi kulit yang berat,
diperlukan penanganan medis oleh dokter.

B. Tingkat keparahan infeksi tergantung pada:


1. Patogenisitas

Peradangan ,Merah, panas, edema, hilangnya fungsi,Demam (banyak mikroorganisme


tidakdapat bertahan di suatu lingkungan yang panas),Leucosytosis ( neu, eos, baso,
lymp, mono),Peradangan kronis,dan ESR.

2. Jumlah mikroorganisme

3. Daya tahan tubuh

Risiko infeksi bakteri dapat meningkat jika seseorang memiliki sistem kekebalan tubuh
yang lemah, seperti(Tengah menggunakan obat kortikosteroid,Menderita HIV/AIDS,dan
Memiliki kanker yang mengganggu sistem kekebalan tubuh.)

C.Penyebab Infeksi Bakteri


Beberapa penyebab infeksi kulit, antara lain:

1. irus, yaitu virus herpes, human papillomavirus, dan poxvirus, contohnya penyakit cacar,
herpes zoster, campak, dan kutil.

2. Bakteri, contohnya bisul, impetigo, selulitis, dan kusta.

3. Jamur, contohnya kurap, ruam popok, dan panu.


4. Parasit, contohnya skabies, kutu rambut, kutu kemaluan, dan cutaneous larva migrans.

Beberapa penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri, antara lain:

1. Antrax, yang disebabkan oleh bakteri Bacillus anthracis.

2. Penyakit Lyme, yang disebabkan oleh bakteri Borrelia burgdorferi.

3. Demam Q, yang disebabkan oleh bakteri Coxiella burnetii.

4. Demam reumatik, yang disebabkan oleh bakteri Streptococcus tipe A.

5. Tuberkulosis, yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis.

6. Pneumonia, yang disebabkan oleh bakteri Streptococcus pneumoniae atau Mycoplasma


pneumoniae.

7. Vaginosis, yang disebabkan oleh bakteri anaerobes.

8. Meningitis, yang dapat disebabkan oleh beragam bakteri, di antaranya Streptococcus tipe


B, Neisseria meningitidis, dan Listeria monocytogenes.

9. Gonore, yang disebabkan oleh bakteri Neisseria gonorrhoeae.

Penularan bakteri dapat terjadi dengan cara yang berbeda-beda. Di antaranya adalah:

 Secara langsung. Penularan bakteri dapat terjadi ketika orang yang terinfeksi bersin,
batuk, ciuman, atau berhubungan seksual. Ibu hamil juga dapat menularkan bakteri ke
anak yang tengah dikandung melalui plasenta atau kontak dengan jalan lahir saat
persalinan.

 Secara tidak langsung. Bakteri dapat tertinggal pada benda-benda sekitar, seperti
handuk, meja, hingga gagang pintu. Bakteri yang terdapat pada benda tersebut dapat
berpindah ketika benda tersebut disentuh orang lain.

 Melalui gigitan hewan. Misalnya pada penyakit Lyme, yang ditularkan oleh gigitan
kutu.

Agen infeksi membangun dan merusak jaringan infeksi dalam tiga cara:
1. Mereka dapat kontak atau memasuki sel inang dan langsung menyebabkan kematian
sel.

2. Mereka mungkin melepaskan racun ( eksotoksin atau endotoksin) yang merusak dan
membunuh sel-sel, melepaskan enzin yang mendegradasi komponen jaringan, merusak
pembuluh darah, dan menyebabkan nekrosis iskemik

3. Mereka dapat menginduksi respon seluler host, yang meski ditujukan pada penginvasi,
menyebabkan bertambahnya kerukakan jaringan biasanya dengan immunemediated
mekanisme.

D.Macam-Macam Penyakit Kulit

1. SELULITIS

Selulitis adalah suatu penyebaran infeksi bakteri ke dalam kulit dan jaringan di bawah kulit.
Infeksi dapat segera menyebar dan dapat masuk ke dalam pembuluh getah bening dan aliran
darah. Jika hal ini terjadi, infeksi bisa menyebar ke seluruh tubuh.

Ciri-ciri selulitis

 Paling sering terjadi pada salah satu tungkai.

 Rasa panas, nyeri, bengkak, kemerahan di area kulit yang terinfeksi, dan dapat timbul
lepuhan-lepuhan pada kulit.

Etiologi

Selulitis bisa disebabkan oleh berbagai jenis bakteri yang berbeda, yang paling sering
streptococcus. Staphylococcus juga bisa menyebabkan selulitis, tetapi biasanya terbatas di
daerah yang lebih sempit. Selulitis paling sering menyerang wajah dan tungkai bagian bawah.

Gejala

 Kemerahan
 Nyeri tekan

 Panas, bengkak, dan tampak seperti kulit jeruk yang mengelupas

 Demam, menggigil, dan sakit kepala (pada kasus-kasus tertentu)

Tanda-tanda

 Peningkatan denyut jantung

 Tekanan darah menurun

 Pemeriksaan fisik akan ditemukan daerah pembengkakan yang terlokalisir (edema),


kadang ditemukan pembengkakan kelenjar getah benih.

 Pemeriksaan darah menunjukan peningkatan jumlah sel darah putih

2. IMPETIGO

Impetigo adalah suatu infeksi/peradangan kulit yang terutama disebabkan oleh bakteri
streptococcus pyogenes, yang dikenal dengan streptococcus beta hemolyticus gruo A (GABHS).
Kadang-kadang disebabkan oleh bakteri lain seperti staphylococcus aureus pada isolasi lesi
impetigo

Etiologi

Penyebab impetigo adalah bakteri streptococcus beta hemolyticus grup A (GABHS), atau
terkadang dapat juga disebabkan oleh streptococcus aureus.

PATOFISIOLOGI

Streptococcus masuk melalui kulit yang terluka dan melalui transmisi kontak langsung.
Setelah infeksi, lesi yang baru mungkin terlihat pada pasien tanpa adanya kerusakan
pada kulit. Nentuk lesi mulai dari makula eritema yang berukuran 2-4 mm. Secara cepat
vesikel atau pustula. Vesikel dapat pecah spontan dalam beberapa jam atau jika digaruk
maka akan meninggalkan kusta yang tebal, karena proses dibawahnya terus
berlangsung sehingga akan menimbulkan kesan seperti bertumpuk-tumpuk, warnanya
kekuningan. Karena secara klinik lebih sering dilihat kusta maka disebut impetigo
krustosa. Krusta sukae diangkat, tetapi bila berhasil akan tampak kulit yang erosif.

Impetigo bulosa adalah suatu bentuk impetigo dengan gejala utama berupa lepuh-lepuh
berisi cairan kekuningan dengan dinding tegang, terkadang tampak hopopion. Mula-
mula berupa vesikel, lama kelamaan akan membesar menjadi bula yang sifatnya tidak
mudah pecah, karena dindingnya relatif tebal dari impetigo krustosa. Isinya berupa
cairan yang lama kelamaan akan berubah menjadi keruh karena invasi leukosit dan akan
mengendap. Bila pengendapan terjadi pada bula disebut hipopion yaitu ruangan yang
berisi pus yang mengendap,

Gejala

gatal, ruam merah yang lembut kulit mengeras/krusta, luka yang sulit menyembuh.
Luka merah yang dengan cepat pecah.
Kulit melepuh berisi cairan
Dalam bentuk yang lebih serius, menyakitkan cairan atau nanah penuh luka yang
berubah menjadi borok dalam.
Mungkin akan dijumpai gejala: demam, diare, dan kelemahan umum.

Tanda-tanda

 Leukositosis

 Suhu tubh meningkat

 ESR

3. BISUL

 Kulit yang terinfeksi bengkak dan memerah. Gejala ini biasanya terjadi di area tubuh
seperti wajah, leher, dan paha.

 Terasa nyeri jika disentuh, dan seiring waktu akan membesar.

 Benjolan akan pecah dan mengeluarkan nanah dalam 2-3 hari.


 Dapat muncul sendiri atau dapat juga berkelompok (karbunkel).

 Pada kasus bisul karbunkel, ukurannya biasanya lebih besar, yaitu 3-10 sentimeter, dan
disertai demam tinggi.

4. Cacar air

 Diawali demam, nyeri kepala, nyeri otot, dan kehilangan nafsu makan.

 Timbul bintik-bintik kemerahan (ruam) berisi cairan pada lengan, kaki, dada, perut,
belakang telinga, wajah, dan kulit kepala.

 Ruam terasa sangat gatal setelah 12-14 jam sejak timbul.

 Cairan di dalam ruam akan mengeruh dan akan mulai mengering dalam waktu 2 hari.

 Ruam yang mengering akan terkelupas dengan sendirinya dalam waktu 2 minggu.

5. Herpes Zoster

 Muncul rasa nyeri dan sensasi panas di area kulit yang terinfeksi.

 Timbul ruam gatal kemerahan dan bintik-bintik berisi cairan pada satu sisi bagian tubuh.

 Ruam akan pecah dan mengering dalam beberapa hari.

 Dapat disertai demam, nyeri kepala, dan tubuh mudah lelah

Pencegahan Infeksi Kulit

 Ada beberapa upaya yang dapat kamu lakukan untuk mencegah infeksi kulit, antara
lain:

 Menghindari bersentuhan dengan pengidap infeksi kulit.

 Tidak menggunakan barang-barang yang digunakan pengidap.


 Selalu menjaga kebersihan tubuh, terutama bagian tangan, agar bakteri, virus, atau
jamur tidak dapat dengan mudah menginfeksi tubuh.

 Bila ada luka di kulit, sebaiknya ditutupi dengan menggunakan perban agar kuman
tidak masuk dan menyebabkan infeksi.

 Selalu jaga kebersihan pakaian, kaos kaki, dan juga sepatu.

 Segera ganti pakaian yang dikenakan jika terasa lembap karena berkeringat.

6. Cutaneous Larva Migrans

 Timbul ruam merah yang tidak beraturan bentuknya dan terasa gatal.

7. Panu

 Timbul bercak yang warnanya lebih terang dari warna kulit sekitarnya.

 Dapat timbul pada punggung, dada, leher, atau lengan bagian atas.

 Bercak disertai gatal dan terasa bersisik jika diraba.

8. Skabies (Kudis)

 Muncul ruam yang terasa gatal, yang memburuk pada malam hari.

 Ruam menimbulkan luka dan infeksi bila terus digaruk.

9. Herpes Zoster

 Muncul rasa nyeri dan sensasi panas di area kulit yang terinfeksi.

 Timbul ruam gatal kemerahan dan bintik-bintik berisi cairan pada satu sisi bagian tubuh.

 Ruam akan pecah dan mengering dalam beberapa hari.

 Dapat disertai demam, nyeri kepala, dan tubuh mudah lelah.


10.Campak

 Gejala awal berupa batuk kering, demam, nyeri tenggorokan, pilek, konjungtivitis.

 Bercak putih keabuan pada bagian dalam mulut.

 Ruam kemerahan pada seluruh tubuh yang dapat menempel satu sama lain.

E. Pencegahan Infeksi Kulit


Ada beberapa upaya yang dapat kamu lakukan untuk mencegah infeksi kulit, antara lain:

1. Menghindari bersentuhan dengan pengidap infeksi kulit.

2. Tidak menggunakan barang-barang yang digunakan pengidap.

3. Selalu menjaga kebersihan tubuh, terutama bagian tangan, agar bakteri, virus, atau jamur
tidak dapat dengan mudah menginfeksi tubuh.

4. Bila ada luka di kulit, sebaiknya ditutupi dengan menggunakan perban agar kuman tidak
masuk dan menyebabkan infeksi.

5. Selalu jaga kebersihan pakaian, kaos kaki, dan juga sepatu.

6. Segera ganti pakaian yang dikenakan jika terasa lembap karena berkeringat.
BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Infeksi kulit adalah gangguan pada kulit yang dapat disebabkan oleh bakteri, virus, jamur, atau
parasit.Yang dapat menimbulkan berbagai macam penyakit.

SARAN

Dalam penyusunan makalah ini.tim penyusun merasa banyakkmkekurangan ,maka dari itu kritik
dan saran dari pembaca sangat diharapkan.
DAFTAR PUSTAKA

1. https://www.halodoc.com/kesehatan/infeksi-kulit

2. https://www.alodokter.com/infeksi-kulit

Anda mungkin juga menyukai