DOSEN PENGAMPU :
Ns. Delvi Hamdayani, M.Kep
TINGKAT IIA
PRODI S1 KEPERAWATAN
STIKES MERCUBAKTIJAYA PADANG
Puji syukur senantiasa penulis ucapkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberikan rahmat serta karunia-Nya sehingga penulis berhasil menyelesaikan penyusunan
tugas "Makalah Peran dan Fungsi Perawat Sebagai Advoksi Pada Wanita Usia Subur" semoga
laporan tugas ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan petunjuk maupun pedoman bagi
pembaca.
Harapan penulis semoga laporan ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca, sehingga penulis dapat memperbaiki bentuk maupun isi laporan ini sehingga
kedepannya lebih baik lagi.
Laporan tugas ini penulis akui masih belum sempurna, karna penulis belum memiliki
pengalaman dalam membuat laporan teoritis ini, oleh karena itu diraharapkan kepada pembaca
untuk memberikan kritikan dan saran demi kesempurnaan laporan ini.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………................…………...........................ii
DAFTAR ISI…………………………………....................………………….............................iii
BAB PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah………………....................…………………………............................2
C. Tujuan …………………..........................……………………...........................................2
BAB II PEMBAHASAN
C. Tujuan Advokasi.................................................................................................................5
A. Kesimpulan…...............................…………………………………………….................11
DAFTAR PUSTAKA……….....................................……………………..…...........................12
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perawat adalah orang yang bersama individu selama kebanyakan waktu kritis
kehidupan mereka. Perawat adalah orang yang bersama individu ketika mereka lahir,
ketika mereka cedera atau sakit, ketika mereka meninggal. Individu berbagi banyak hal
yang intim dalam kehidupan mereka dengan perawat; mereka menanggalkan pakaian
untuk perawat, dan mempercayai perawat untuk melakukan prosedur yang menimbulkan
nyeri. Perawat berada di samping tempat tidur individu yang sakit dan menderita selama
24 jam sehari. Mereka ada ketika pasien tidak dapat tidur karena nyeri atau ketakutan
atau kesepian. Mereka ada untuk memberi makan pasien, memandikannya, dan
mendukung mereka. Perawat mempunyai sejarah panjang tentang perawatan pasien dan
berbicara untuk Kebutuhan pasien.
Salah satu fungsi dan peran seorang perawat adalah menjadi advokat bagi pasien.
Dalam hal ini peran sebagai advokat pasien merupakan dasar dan inti dari proses
pemberian asuhan keperawatan. Pelayanan kesehatan saat ini pula menbutuhkan
pelayanan yang berkualitas, konsep dari advokasi sangat dibutuhkan dalam hal ini.
Sebagai peran utama dari perawat, advokasi merupakan bagian dari kode etik pasien.
perawat dalam perannya sebagai advokat pasien menggunakan skill sebagai pendidik,
konselor, dan leader guna melindungi dan mendukung hak pasien.
Pada tahun 1985 “The American association colleges of nursing “ melaksanakan
suatu proyek termasuk didalamnya mengidentifikasi nilai-nilai esensial dalam praktek
keperawatan professional. Nilai-nilai esensial ini sangat berkaitan dengan moral
keperawatan dalam praktiknya. Perawat memiliki komiten yang tinggi untuk
memberikan asuhan yang berkualitas berdasarkan standar perilaku yang etis dalam
praktek asuhan professional. Pengetahuan tentang perilaku etis dimulai dari pendidikan
perawat dan betlanjut pada diskusi formal maupun informal dengan sejawat atau teman.
Praktik keperawatan,termasuk termasuk etika keperawatan mempunyai dasar penting,
1
seperti advokasi, akuntabilitas, loyalitas kepedulian, rasa haru, dan menghormati
martabat manusia (Purba & Pujiastuti, 2009)
B. Rumusan masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan peran?
2. Bagaimana Peran Sebagai Advokat Pasien?
3. Apa Tujuan Advokasi?
4. Apa Peran Perawat Sebagai Advokasi dalam Praktek Keperawatan
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu peran
2. Untuk mengetahui Peran Sebagai Advokat Pasien
3. Untuk mengetahui tujuan advokasi
4. Untuk mengetahui Peran Perawat Sebagai Advokasi dalam Praktek Keperawatan
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Peran
Peran pada dasarnya adalah seperangkat tingkah laku yang diharapkan oleh orang
lain terhadap seseorang, sesuai kedudukannya dalam suatu sistem. Peran dipengaruhi
oleh keadaan sosial baik dari dalam maupun dari luar yang besifat stabil (Kozier dan
Barbara, 2004). Peran perawat adalah segenap kewenangan yang dimiliki oleh perawat
untuk menjalankan tugas dan fungsinya sesuai kompetensi yang dimilikinya (Gaffar,
2005).
Menurut (Lokakarya Nasional,1996) Peran perawat adalah sebagai pelaksana
pelayanan keperawatan, pengelola pelayanan keperawatan dan institusi
pendidikan,sebagai pendidik dalam keperawatan, peneliti dan pengembangan
keperawatan. atau peran perawat adalah cara untuk menyatakan aktivitas perawat dalam
praktek,dimana telah menyelesaikan pendidikan formalnya diakui.
3
ini juga didukung oleh instansi rumah sakit yang selalu mendukung perawat untuk
menjalankan perannya sehingga informasi kepada pasien terlaksanakan dan tidak
merugikan pasien.
Peran perawat dalam meningkatkan motivasi wanita usia subur tentang kesehatan
reproduksinya adalah perawat sebagai role model, perawat menjadi peraga gerakan yoga
yang diaplikasikan dalam video. Perawat juga berperan sebagai Educator role, perawat
berperan memberikan informasi atau pengajaran tentang kesehatan. Peran ini merupakan
peran dominan perawat komunitas dalam memberikan pelayanan keperawatan.
Pemberian informasi dapat dilakukan pada institusi formal atau pilihan dengan sesuai
tingkat kemampuan masyarakat (Allender, 2010 dalam Willemse & Kortenbout, 2012).
Peran ini dilakukan perawat dalam membantu pasien dan keluarga dalam
menginterpretasikan berbagai informasi dari pemberi pelayanan atau informasi
khususnya dalam pengambilan persetujuan atas tindakan keperawatan yang diberikan
kepada pasien, juga dapat berperan mempertahankan dan melindungi hak-hak pasien.
Advokasi diartikan sebagai upaya pendekatan terhadap orang lain yang dianggap
mempunyai pengaruh terhadap keberhasilan suatu program atau kegiatan yang
dilaksanakan.Oleh karena itu yang menjadi sasaran advokasi adalah para pemimpin atau
pengambil kebijakan( policy makers) atau pembuat keputusan(decision makers) baik di
institusi pemerintah maupun swasta.Dalam advokasi peran komunikasi sangat
penting,sehingga komunikasi dalam rangka advokasi kesehatan memerlukan kiat khusus
agar komunikasi efektif.
C. Tujuan Advokasi
a. Komitmen politik ( Political commitment )
Komitmen para pembuat keputusan atau penentu kebijakan sangat penting
untuk mendukung atau mengeluarkan peraturan-peraturan yang berkaitan dengan
kesehatan masyarakat,misalnya untuk pembahasan kenaikan anggaran
kesehatan,contoh konkrit pencanangan Indonesia Sehat 2010 oleh presiden. Untuk
meningkatkan komitmen ini sangat dibutuhkan advokasi yang baik.
b. Dukungan kebijakan ( Policy support )
Adanya komitmen politik dari para eksekuti,maka perlu ditindaklanjuti
dengan advokasi lagi agar dikeluarkan kebijakan untuk mendukung program yang
telah memperoleh komitmen politik tersebut.
c. Penerimaan sosial (Social acceptance )
Penerimaan sosial artinya diterimanya suatu program oleh masyarakat. Suatu
program kesehatan yang telah memperoleh komitmen dan dukungan kebijakan, maka
langkah selanjutnya adalah mensosialisasikan program tersebut untuk memperoleh
dukungan masyarakat.
d. Dukungan sistem ( System support )
Agar suatu program kesehatan berjalan baik maka perlunya sistem atau
prosedur kerja yang jelas mendukung.
5
dan melanggar etika yang dilakukan oleh siapa pun. FRY mendefinisikan advokasi
sebagai dukungan aktif terhadap setiaap hal yang memiliki penyebab atau dampak
penting.
Sebagai advokat klien, perawat berfungsi sebagai penghubung antara klien
dengan tim kesehatan lain dalam upaya pemenuhan kebutuhan klien, membela
kepentingan klien dan membantu klien memahami semua informasi dan upaya
kesehatan yang diberikan oleh tim kesehatan dengan pendekatan tradisional maupun
professional. Peran advokasi sekaligus mengharuskan perawat bertindak sebagai nara
sumber dan fasilitator dalam tahap pengambilan keputusan terhadap upaya kesehatan
yang harus dijalani oleh klien. Dalam menjalankan peran sebagai advocat (pembela
klien) perawat harus dapat melindungi dan memfasilitasi keluarga dan masyarakat
dalam pelayanan keperawatan.
Selain itu, perawat juga harus dapat mempertahankan dan melindungi hak-hak
klien, hak-hak klien tersebut antara lain :
a) hak atas informasi
Pasien berhak memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan
yang berlaku di rumah sakit/sarana pelayanan kesehatan tempat klien menjalani
perawatan. Hak mendapat informasi yang meliputi hal-hal berikut :
1. Penyakit yang dideritanya;
2. Tindakan medik apa yang hendak dilakukan;
3. kemungkinan penyulit sebagai akibat tindakan tersebut dan tindakan untuk
mengatasinya;
4. Alternatif terapi lain beserta resikonya;
5. Prognosis penyakitnya;
6. Perkiraan biaya pengobatan/rincian biaya atas penyakit yang dideritanya;
b) Hak atas pelayanan yang manusiawi, adil, dan jujur;
c) Hak untuk memperoleh pelayanan keperawatan dan asuhan yang bermutu sesuai
dengan standar profesi keperawatan tanpa diskriminasi;
d) Hak menyetujui/ memberi izin persetujuan atas tindakan yang akan dilakukan
oleh perawat/ tindakan medik sehubungan dengan penyakit yang dideritanya
(informed consent);
6
e) Hak menolak tindakan yang hendak dilakukan terhadap dirinya dan mengakhiri
pengobatan serta perawatan atas tanggung jawab sesudah memperoleh informasi
yang jelas tentang penyakitnya.
7
yang berhubungan dengan masalah kesehatan dan kebutuhan perawatan
kesehatan, dan saling bebas dalam berpikir dan berperasaan
c. Perawat bertanggung jawab untuk memastikan bahwa pasien telah mengetahui
cara memelihara kesehatannya.
Selain harus memiliki nilai-nilai dasar di atas, perawat harus memiliki
sikap yang baik agar perannya sebagai advokat pasien lebih efektif. Beberapa
sikap yang harus dimiliki perawat, adalah:
a. Bersikap asertif. Bersikap asertif berarti mampu memandang masalah pasien
dari sudut pandang yang positif. Asertif meliputi komunikasi yang jelas dan
langsung berhadapan dengan pasien.
b. Mengakui bahwa hak-hak dan kepentingan pasien dan keluarga lebih utama
walaupun ada konflik dengan tenaga kesehatan yang lain.
c. Sadar bahwa konflik dapat terjadi sehingga membutuhkan konsultasi,
konfrontasi atau negosiasi antara perawat dan bagian administrasi atau antara
perawat dan dokter.
d. Dapat bekerjasama dengan tenaga kesehatan lain
e. Perawat tidak dapat bekerja sendiri dalam memberikan perawatan yang
berkualitas bagi pasien. Perawat harus mampu berkolaborasi dengan tenaga
kesehatan lain yang ikut serta dalam perawatan pasien.
f. Tahu bahwa peran advokat membutuhkan tindakan yang politis, seperti
melaporkan kebutuhan perawatan kesehatan pasien kepada pemerintah atau
pejabat terkait yang memiliki wewenang/otoritas.
8
meningkatkan derajat kesehatannya. Sebagai partner, pasien diharapkan akan
bekerja sama dengan perawat dalam perawatannya.
b. Melibatkan pasien dalam pengambilan keputusan, Pasien adalah makhluk yang
memiliki otonomi dan berhak untuk menentukan pilihan dalam pengobatannya.
Namun, perawat berkewajiban untuk menjelaskan semua kerugian dan
keuntungan dari pilihan-pilihan pasien.
c. Memiliki saran untuk alternatif pilihan, Saat pasien tidak memiliki pilihan,
perawat perlu untuk memberikan alternatif pilihan pada pasien dan tetap memberi
kesempatan pada pasien untuk memilih sesuai keinginannya.
d. Menerima keputusan pasien walaupun keputusan tersebut bertentangan dengan
pengobatannya. Perawat berkewajiban menghargai semua nilai-nilai dan
kepercayaan pasien.
e. Membantu pasien melakukan yang mereka ingin lakukan, Saat berada di rumah
sakit, pasien memiliki banyak keterbatasan dalam melakukan berbagai hal.
Perawat berperan sebagai advokat untuk membantu dan memenuhi kebutuhan
pasien selama dirawat di rumah sakit.
5. Hasil yang diharapkan dari pasien saat melakukan peran advokat adalah
a. Mengerti hak-haknya sebagai pasien
b. Mendapatkan informasi tentang diagnosa, pengobatan, prognosis, dan pilihan-
pilihannya
c. Bertanggung jawab atas keputusan yang diambilnya
d. Memiliki otonomi, kekuatan, dan kemampuan memutuskan sendiri
e. Perasaan cemas, frustrasi, dan marah akan berkurang
f. Mendapatkan pengobatan yang optimal
g. Memiliki kesempatan yang sama dengan pasien lain
h. Mendapatkan perawatan yang berkesinambungan
i. Mendapatkan perawatan yang efektif dan efisien.
9
a. Penghubung antara klien- tim kesehatan lain dalam rangka pemenuhan kebutuhan
klien
b. Pembela kepentingan klien dan membantu klien memahami semua infromasi dan
upaya kesehatan yang diberikan tim kesehatan dengan pendekatan tradisional maupun
professional
c. Narasumber dan fasilisator dalam tahap pengambilan keputusan terhadap upaya
kesehatan yang harus dijalani oleh klien
Sebagai pendidik
Perawat membantu klien meningkatkan kesehatannya melalui pemberian
pengetahuan yang terkait dengan keperawatan dan tindakan mendidik yang diterima klien
/ keluarga yg dapat menerima tanggung jawab terhadap hal-hal yang diketahuinya.
Sebagai coordinator
Perawat memanfaatkan semua smber dan potensi yang ada baik materi maupun
kemampuan klien secara terkoordinasi, sehingga tida ada intervensi terlewatkan maupun
tumpang tindih
Sebagai kolaborator
Perawat bekerjasama dengan tim kesehatan lain dan keluarga dalam menentukan
rencana pelaksanaan keperawatan guna memenuhi kebutuhan kesehatan klien.
Sebagai pembaharu
perawat mengadakan inovasi dalam cara berfikir, bersikap, bertingkah laku dan
meningkatkan keterampilan klien.
Sebagai pengelola
Perawat menata kegiatan mencapai tujuan terpenuhinya ebutuhan dasar klien dan
juga kepuasan perawat dalam melaksanakan tugas tugasnya.
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Advokasi merupakan salah satu peran perawat dan menjadi dasar yang penting
dalam membrikan asuhan keperawatan kepada pasien. Peran perawat sebagai advokat
pasien menuntut perawat untuk dapat mengidentifikasi dan mengetahui nilai-nilai dan
kepercayaan yang dimilikinya tentang peran advokat, peran dan hak-hak pasien, perilaku
profesional, dan hubungan pasien-keluarga-dokter. Di samping itu, pengalaman dan
pendidikan yang cukup sangat diperlukan untuk memiliki kompetensi klinik yang
diperlukan sebagai syarat untuk menjadi advokat pasien.
Peran perawat dalam meningkatkan motivasi wanita usia subur tentang kesehatan
reproduksinya adalah perawat sebagai role model, Perawat juga berperan sebagai
Educator role, perawat berperan memberikan informasi atau pengajaran tentang
kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA
11
(Telaumbanua, 2020)
12