Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

TENTANG
BARTOLINITIS DAN VAGINITIS
DOSEN PENGAJAR : Dr. ARIF RAHMANSYAH

DI SUSUN OLEH K-6

1) MULIATI (062402S21023)
2) YANTI (062402S21050)

AKADEMI KEBIDANAN SURYA MANDIRI BIMA


PRODI D-III KEBIDANAN BIMA
TAHUN AKADEMIK 2022/2023
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kami panjatkan kehadirat AllAh Swt atas segala rahmat dan
karunianya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah mengenai “VAGINITIS dan
BARTOLINITIS” Kami menyadari bahwa makalah ini tidak dapat di selesaikan tanpa
bantuan,dorongan dr teman-teman smagat dari semangat dari : ibu ERNI FATURRAHMAH, SST,
M., Kes bersifat membangun sangat kami harapkan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
kita semua.

Kota Bima, 29 September 2022

Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..................................................................................................................

KATA PENGANTAR................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................................

A.Latar Belakang........................................................................................................................

B. Tujuan....................................................................................................................................

C. Manfaat..................................................................................................................................

BAB II TINJAUAN TEORI..................................................................................................

A. Definisi...................................................................................................................................

B. Penyebab.............................................................................................................................

C. Gejala..................................................................................................................................

D.Diagnosa.................................................................................................................................

E. Pengobatan........................................................................................................................

F. Bartolinitis..........................................................................................................................

BAB III ASUHAN KEBIDANAN (SOAP).......................................................................

BAB IV PENUTUP..................................................................................................................

A. Kesimpulan.........................................................................................................................

B. Saran.....................................................................................................................................

Daftar Pustaka...........................................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kebanyakan wanita pemberitahuan dari waktu ke waktu bahwa mereka memiliki cairan
dari vagina. Ini adalah proses normal yang menjaga daerah mukosa vagina lembab.

Tetapi tidak hanya itu daerah vagina yang lembab bisa berubah menjadi sarang
berkumpulnya bakteri-bakteri,jamur serta virus yang bisa dengan mudah hidup di daerah
tersebut dan bisa menimbulkan penyakit,seperti yang terdapat di daerah vagina yang biasa di
sebut sebagai vaginitis.

Vaginitis adalah suatu peradangan pada lapisan vagina. Vaginitis dapat terjadi secara
langsung pada luka vagina atau melalui luka perineum, permukaan mokusa membengkak dan
kemerahan, terjadi ulkus dan getah mengandung nanah yang keluar dari daerah ulkus.

Vaginitis di sebabkan oleh jamur dan bakteri akibat tidak bersihnya genetalia,gejala
pada vaginitis biasanya di sertai keluar cairan vagina atau keputihan yang abnormal,di katakan
abnormal karena keputihan tersebut sangat berlebihan berbau dan terjadi iritasi di sekitar
vagina,vaginitis bisa juga di sebabkan bawaan pada saat bersalin karena kurangnya keseterilan
dari alat atau dari henskun si penolong yang kurang seteril.

Asuhan kebidanan patologi pada ibu nifas dengan Vaginitis meliputi data subyektif dan
data obyektif. Data subyektif berisi identitas,alasan datang. Sedangkan data obyektif berisi
tanda-tanda vital,pemeriksaan fisik.

B. TUJUAN

1. Tujuan Umum

a. Diharapkan tenaga kesehatan mampu mengumpulkan semua data fokus yang di


butuhkan baik melalui anamnesa maupun pemeriksaan untuk menilai keadaan klien
secara menyeluruh.
b. Diharapkan tenaga kesehatan menginterpretasikan data dengan tepat untuk
mengidentifikasi diagnosa atau masalah dan kebutuhan.
c. Diharapkan tenaga kesehatan mampu mengidentifikasi diagnosa dan masalah
potensia/mungkin timbul agar dapat diantisipasi penangananya

C. MANFAAT.

1. Bagi Penulis

Dapat menerapkan ilmu yang telah di dapat dimeja perkuliahan,terutama yang


berhubungan dengan asuhan kebidanan pada ibu nifas vaginitis.
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Definisi Vaginitis

Vaginitis adalah peradangan dari vagina. Vaginitis sangat umum dan dilaporkan oleh
sebanyak 75% dari wanita-wanita pada beberapa titik dari kehidupan-kehidupan mereka.
Vaginitis dapat disebabkan oleh sejumlah infeksi-infeksi, termasuk bakteri-bakteri (seperti
Gardnerella dan gonorrhea), protozoan-protozoan (seperti trichomonas), dan ragi
(Candida). Infeksi ragi vagina adalah bentuk paling umum dari vaginitis, sering dirujuk
sebagai vaginal Candidiasis.

Infeksi-infeksi bakteri vagina terjadi ketika bakteri baru diperkenalkan kedalam area
vagina, atau ketika ada peningkatan dalam jumlah bakteri yang sudah hadir di vagina relatif
pada jumlah dari bakteri yang normal. Contohnya, ketika bakteri yang normal dan melindungi
dihapus oleh antibiotik-antibiotik (diminum untuk merawat infeksi saluran kencing, pernapasan
dan tipe-tipe lain) atau oleh obat-obat penekan imun (immunosuppressive drugs), bakteri dapat
berlipat ganda, menyerang jaringan-jaringan, dan menyebabkan iritasi dari lapisan vagina
(vaginitis).

Infeksi-infeksi bakteri vagina dapat juga terjadi sebagai akibat dari luka pada vagina
bagian dalam, seperti setelah kemoterapi. Juga, wanita-wanita dengan sistim imun yang ditekan
(contohnya, yang memakai obat-obat yang berhubungan dengan cortisone seperti prednisone)
mengembangkan infeksi-infeksi bakterii vagina lebih seringkali daripada wanita-wanita dengan
imunitas yang normal. Kondisi-kondisi lain yang mungkin memberi wanita-wanita
kecenderungan mengembangkan infeksi-infeksi ragi vagina termasuk diabetes militus
kehamilan, dan memakai obat-obat kontrasepsi oral. Pengunaan pancuran-pancuran atau spray-
spray kesehatan vagina yang diberi minyak wangi mungkin juga meningkatkan risiko seorang
wanita mengembangkan infeksi bakteri vagina.

Infeksi bakteri vagina tidak dipertimbangkan sebagai infeksi yang ditularkan secara
seksual atau sexually transmitted infection (STD), karena Candida mungkin hadir pada
vagina yang normal, dan kondisi terjadi pada wanita-wanita yang tidak kawin. Bagaimanapun,
adalah mungkin untuk pria-pria mengembangkan gejala-gejala dari iritasi kulit penis dari
infeksi bakteri setelah hubungan seksual dengan pasangan yang terinfeksi.

B. Penyebab
Penyebabnya bisa berupa:
1. Infeksi
- Bakteri (misalnya klamidia, gonokokus)
- Jamur (misalnya kandida), terutama pada penderita diabetes, wanita hamil dan
pemakai antibiotik
- Protozoa (misalnya Trichomonas vaginalis)
- Virus (misalnya virus papiloma manusia dan virus herpes).
2. Zat atau benda yang bersifat iritatif
- Spermisida, pelumas, kondom, diafragma, penutup serviks dan spons
- Sabun cuci dan pelembut pakaian
- Deodoran
- Zat di dalam air mandi
- Pembilas vagina
- Pakaian dalam yang terlalu ketat, tidak berpori-pori dan tidak menyerap keringat
- Tinja
3. Tumor ataupun jaringan abnormal lainnya
4. Terapi penyinaran
5. Obat-obatan
6. Perubahan hormonal.

C. Gejala
Gejala yang paling sering ditemukan adalah keluarnya cairan abnormal dari vagina.
Dikatakan abnormal jika jumlahnya sangat banyak, baunya menyengat atau disertai gatal-gatal
dan nyeri.
Cairan yang abnormal sering tampak lebih kental dibandingkan cairan yang normal dan
warnanya bermacam-macam. Misalnya bisa seperti keju, atau kuning kehijauan atau
kemerahan.

Infeksi vagina karena bakteri cenderung mengeluarkan cairan berwarna putih, abu-abu
atau keruh kekuningan dan berbau amis.
Setelah melakukan hubungan seksual atau mencuci vagina dengan sabun, bau cairannya
semakin menyengat karena terjadi penurunan keasaman vagina sehingga bakteri semakin
banyak yang tumbuh.
Vulva terasa agak gatal dan mengalami iritasi.

Infeksi jamur menyebabkan gatal-gatal sedang sampai hebat dan rasa terbakar pada
vulva dan vagina.
Kulit tampak merah dan terasa kasar. Dari vagina keluar cairan kental seperti keju.
Infeksi ini cenderung berulang pada wanita penderita diabetes dan wanita yang mengkonsumsi
antibiotik.

Infeksi karena Trichomonas vaginalis menghasilkan cairan berbusa yang berwarna


putih, hijau keabuan atau kekuningan dengan bau yang tidak sedap.
Gatal-gatalnya sangat hebat.

Cairan yang encer dan terutama jika mengandung darah, bisa disebakan oleh kanker
vagina, serviks (leher rahim) atau endometrium.
Polip pada serviks bisa menyebabkan perdarahan vagina setelah melakukan hubungan seksual.
Rasa gatal atau rasa tidak enak pada vulva bisa disebabkan oleh infeksi virus papiloma
manusia maupun karsinoma in situ (kanker stadium awal yang belum menyebar ke daerah
lain).

Luka terbuka yang menimbulkan nyeri di vulva bisa disebabkan oleh infeksi herpes atau
abses. Luka terbuka tanpa rasa nyeri bisa disebabkan ole kanker atau sifilis.
Kutu kemaluan (pedikulosis pubis) bisa menyebabkan gatal-gatal di daerah vulva. Vulvitis dapat
juga menyebabkan nyeri lokal sebagai tambahan pada gejala-gejala diatas. Nyeri pada area vulvar
dirujuk sebagai vulvodynia.

Pada sampai dengan 5% dari wanita-wanita, vulvovaginitis bakteri mungkin menyebabkan


persoalan kekambuhan. Infeksi bakteri yang kambuh terjadi ketika seorang wanita mempunyai
empat atau lebih infeksi-infeksi dalam satu tahun yang tidak berhubungan dengan penggunaan
antibiotik. Infeksi-infeksi bakteri yang kembuh mungkin dihubungkan pada kondisi medik yang
mendasarinya dan mungkin memerlukan perawatan yang lebih agresif.

D. Diagnosa
Infeksi ragi vagina disarankan ketika kotoran putih yang seperti keju dicatat pada
dinding-dinding dari vagina, namun gejala-gejala dari infeksi ragi vagina adalah tidak spesifik
dan mungkin adalah akibat dari kondisi-kondisi lain.

Untuk menegakan diagnosis secara pasti dan menyampingkan penyebab-penyebab lain


apa saja dari gejala-gejala, dokter anda mungkin mengambil specimen yang digores dari area
yang terpengaruh untuk analisa mikroskopik atau untuk pembiakan dalam laboratorium.
Identifikasi dari ragi dibawah mikroskop, jika memungkinkan, adalah cara yang paling murah
dan paling cepat dan akurat untuk menegakan diagnosis.

Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala, hasil pemeriksaan fisik dan karakteristik


cairan yang keluar dari vagina. Contoh cairan juga diperiksa dengan mikroskop dan dibiakkan
untuk mengetahui organisme penyebabnya. Untuk mengetahui adanya keganasan, dilakukan
pemeriksaan Pap smear. Pada vulvitis menahun yang tidak memberikan respon terhadap
pengobatan biasanya dilakukan pemeriksaan biopsi jaringan.

E. Pencegahan
Kebersihan yang baik dapat mencegah beberapa jenis vaginitis dari berulang dan dapat
meredakan beberapa gejala:

1. Hindari bathtub dan pusaran air panas spa. Bilas sabun dari luar daerah genital Anda
setelah mandi, dan keringkan area itu dengan baik untuk mencegah iritasi. Jangan
gunakan sabun wangi atau kasar, seperti yang dengan deodoran atau antibakteri.
2. Hindari iritasi. Ini termasuk tampon dan bantalan berparfum.
3. Usap dari depan ke belakang setelah menggunakan toilet. Hindari penyebaran bakteri
dari tinja ke vagina.

Hal-hal lain yang dapat membantu mencegah vaginitis meliputi:

1. Jangan gunakan douche. Vagina anda tidak memerlukan pembersihan lain dari mandi
biasa. Berulang menggunakan douche mengganggu organisme normal yang berada di
vagina dan dapat benar-benar meningkatkan risiko infeksi vagina. Douche tidak
menghilangkan sebuah infeksi vagina.
2. Gunakan kondom lateks laki-laki. Ini membantu mencegah infeksi yang ditularkan
melalui hubungan seksual.
3. Pakailah pakaian katun dan stoking dengan pembalut di selangkangannya. Jika Anda
merasa nyaman tanpa itu, langsung mengenakan pakaian tidur. Ragi tumbuh subur di
lingkungan lembab.

F. Bartolinitis

adalah Infeksi pada kelenjar bartolin atau bartolinitis juga dapat menimbulkan pembengkakan
pada alat kelamin luar wanita. Biasanya, pembengkakan disertai dengan rasa nyeri hebat
bahkan sampai tak bisa berjalan. Juga dapat disertai demam, seiring pembengkakan pada
kelamin yang memerah

Kelenjar bartholini terletak pada 1/3 posterior dari setiap labium mayus dan muara dari
duktus sekretorius dari kelenjar ini, berada tepat di depan (eksternal) himen pada posisi jam
4 dan 8. Bartolinitis adalah infeksi pada kelenjar bartolin. Bartolinitis juga dapat
menimbulkan pembengkakan pada alat kelamin luar wanita. Bartholinitis merupakan
sumbatan duktus utama kalenjar bartolin menyebabkan retensi sekresi dan dilatasi kistik.
Bartholinitis adalah infeksi pada glandula bartholin yang mana sering kali timbul pada
gonorea akan tetapi dapat pula mempunyai sebab lain, misalnya streptococus atau basil coli.
Tetapi, kondisi ini harus dibedakan dengan kista bartolin, yang umumnya terjadi akibat
penyumbatan pada kelenjar tersebut. Namun, bila kista bartolin terinfeksi, dapat
menyebabkan terjadinya abses bartolin (bartolinitis).

Tanda Gejala Bartolinitis


Kelenjar bartholin, terletak dibelakang festibulum. Saluran kelenjar tersebut dapat
tersumbat sehingga terjadi pembengkakan yang mudah teraba, tetapi tidak nyeri, yang disebut
kista bartholin. Kista ini dapat terinfeksi sehingga terbentuk abses bartholin yang sangat
nyeri dan seringkali segera dikenali saat melakukan hubungan seksual. Abses tersebut dapat
sangat nyeri dan tampak bengkak, kemerahan, serta panas. Wanita mengalami kesulitan saat
berjalan, tidak bisa duduk, dan enggan berkemih.

Pencegahan Bartolinitis
1. Membersihkan alat kelamin setelah berhubungan seksual
2. Membersihkan diri, khususnya setelah buang air besar dengan gerakan membasuh
dari depan kebelakang
3. Memeriksakan diri ke dokter bila terdapat keputihan yang lama tidak menghilang
dan mengganggu
4. Hindari memakai celana ketat karena akan meningkatkan kelembapan
5. konsumsi makanan yang sehat dan bergizi
6. Bijak dalam menggunakan pantyliner, bila tidak ada indikasi misalnya adanya
keputihan atau flek tidak perlu digunakan. hal ini karena pantyliner dapat
meningkatkan kelembapan area sekitar vagina
7. Bijak dalam penggunaan pembersih area kewanitaan. apabila tidak terdapat
indikasi dari dokter maka tidak perlu digunakan
8. Hindari melakukan hubungan seksual berganti-ganti pasangan.

Penanganan

Pada pasien dengan gejala ringan -misalnya tidak ada demam atau tidak terdapat
abses, dapat dilakukan rawat jalan dengan konsumsi antibiotik serta edukasi melakukan sitz
bath.Sitz bath ialah kegiatan berendam dengan cara duduk menggunakan air hangat. Hal ini
bisa dilakukan 3-4x sehari selama 15 menit. Hal ini dapat menurunkan rasa nyeri dan
membantu meringankan bengkak akibat bartolinitis.
Penanganan farmakologi yang digunakan untuk bartolinitis ialah menggunakan antibiotik.
Jenis antibiotik yang digunakan dapat disesuaikan dengan bakteri penyebab yang sering
ditemukan, misalnya golongan sefalosporin, floroquinolon, atau beta laktam dengan anti beta
laktamase. Selain obat antibiotik, untuk meredakan gejala nyeri dan peradangan dapat
menggunakan analgesik seperti asam mefenamat 3×500 mg.

Kista Bartholini
Gambaran Umum
Kista bartholini merupakan kista berukuran relatif besar yang paling sering dijumpai.
Kelenjar bartholini terletak pada 1/3 posterior dari setiap labium mayus dan muara dari
duktus sekretorius dari kelenjar ini, berada tepat di depan (eksternal) himen pada posisi jam 4
dan 8. Pembesaran kistik tersebut terjadi akibat parut setelah infeksi (terutama yang
disebabkan oleh nisereria gonorea dan kadang-kadang streptokok dan stafilokok) atau trauma
yang kemudian menyebabkan sumbatan pada saluran ekskresi kelenjar Bartholini. Bila
pembesaran kelenjar Bartholini terjadi pada usia pascamenopause, sebaiknya dilakukan
pemeriksaan secara seksama terkait dengan resiko tinggi terhadap keganasan.

Peradangan pada kista yang terbentuk akibat sumbatan duktus sekretorius dan
kelenjar Bartholini dapat juga terjadi secara kronis dan berlangsung hingga bertahun-tahun.
Untuk jenis ini, biasanya diameter indurasi kista, tidak mencapai ukuran yang besar sehingga
penderita juga tidak menyadari bahwa ada kelainan ini. Lokasi kista juga berada di dinding
sebelah dalam pada 1/3 bawah labium mayus. Infeksi sekunder atau eksaserbasi akut yang
berat dapat menyebabkan indurasi yang luas, reaksi peradangan, dan nyeri sehingga
menimbulkan gejala klinik berupa nyeri, dispareunia, ataupun demam.
Gambaran klinik
Bila pembesaran kistik ini tidak disertai dengan infeksi lanjutan atau sekunder,
umumnya tidak akan menimbulkan gejala-gejala khusus dan hanya dikenali melalui palpasi.
Sementara itu, infeksi akut disertai penyumbatan, indurasi dan peradangan. Gejala akut inilah
yang sering membawa penderita untuk memeriksakan dirinya. Gejala utama akibat infeksi
biasanya berupa nyeri sentuh dan dispareunia. Pada tahap supuratif, dinding kista berwarna
kemerahan, tegang dan nyeri. Bila sampai pada tahap eksudatif dimana sudah terjadi
abses, maka rasa nyeri dan

ketegangan dinding kista menjadi sedikit berkurang disertai dengan penipisan dinding di area
yang lebih putih dari sekitarnya. Umumnya hanya terjadi gejala dan keluhan lokal dan tidak
menimbulkan gejala sistemik kecuali apabila terjadi infeksi yang berat dan luas.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Vaginitis adalah peradangan yang terjadi pada vagina yang disebabkan oleh infeksi
dari bakteri,jamur dan virus. Penyakit ini dapat menular melalui hubungan suami istri. Tetapi
penyakit ini juga bisa sembuh dengan terapi obat yang di berikan oleh tenaga kesehatan.

Gejala dari penyakit ini adalah dengan keputihan yang mengganggu yaitu dengan
keputihan yang jumlah banyak berbau dan gatel. Cara mudah mencegah penyakit ini adalah
dengan menjaga selalu kebersihan daerah genetal anda.
Bartholinitis merupakan sumbatan duktus utama kalenjar bartolin menyebabkan retensi
sekresi dan dilatasi kistik. Bartholinitis adalah infeksi pada glandula bartholin yang mana
sering kali timbul pada gonorea akan tetapi dapat pula mempunyai sebab lain, misalnya
streptococus atau basil coli.

Cairan yang dikeluarkan oleh kelenjar bartholin mengalir melewati saluran langsung
menuju vagina. Saluran tersumbat yang menampung kelebihan cairan kemudian berkembang
menjadi kista. Kista bartholin dapat makin membesar setelah berhubungan seksual karena
penambahan cairan yang diproduksi kelenjar bartholin saat terjadi hubungan seksual. Kista
bartholin yang tidak terinfeksi dapat berbentuk benjolan yang tidak terasa nyeri, tapi akan
menyebabkan daerah kewanitaan terlihat membengkak atau berwarna kemerahan, serta
membuat rasa tidak nyaman saat berhubungan seksual, duduk, maupun berjalan.

B. Saran

Penulis menyadari bahwa makalah kami jauh dari kata sempurna, maka dari itu bagi
pembaca yang mempunyai kritik dan saran yang bersifat membangun kesempurnaan makalah
ini sangat penulis harapkan.

Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.

11
DAFTAR PUSTAKA
 Fection,yestion.2010.http://www.totalkesehatananda.com/yeastinfection1.html.di akses tgl 19
jam 17.50.
 Istikomah,Nurul.2010.Asuhan keperawatan dengan klien
vaginitis.http://snizty.blogspot.com/2010/04/Asuhan-Keperawatan-dengan-klien-html.di akses
tanggal 20 jam 00.00 wib.

12

Anda mungkin juga menyukai