Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

FISTULA GENETALIA

OLEH:
Kelompok VI
 Ega
 Muhammad Taufik
 Samsul Bahri

Program Studi Ilmu Keperawatan


STIKes Bina Generasi Polewali Mandar
2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya kepada saya, dan tak lupa syalawat serta salam kita hanturkan kepada Nabi
besar Muhammad SAW, sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah pada mata kuliah
Keperawatan Maternitas ini tepat waktu.

Makalah dengan judul “Fistula Genetalia” ini kami susun untuk memenuhi nilai tugas
mata kuliah Keperawatan Maternitas 2 yang di berikan oleh Ibu Ns. Masyitah Wahab,
S.kep., M. Kes Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada ibu Ns. Masyitah Wahab, S.
Kep.,M.kes selaku dosen Keperawatan Maternitas 2, serta pihak-pihak yang telah banyak
membantu dalam menyusun makalah ini.

Saya menyadari masih banyak kekurangan dari makalah ini, dengan kerendahan hati
saya memohon maaf.

Semoga makalah ini dapat berguna dan bermanfaat bagi pembaca sekalian.

Polewali, 10 Mei 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan

BAB II PEMBAHASAN

A. Definisi
B. Etiologi
C. Patofisiologi
D. Manifestasi klinik
E. Pemeriksaan penunjang

BAB III KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian
B. Diagnosa
C. Intervensi
D. Implementasi
E. Evaluasi

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan
B. Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Fistula adalah suatu ostium abnormal, berliku-liku antara dua organ berongga
internal atau antara organ berongga internal dan dengan tubuh bagian luar. Nama fistula
menandakan kedua area yang berhubungan secara abnormal. Fistula merupakan saluran
yang berasal dari rongga atau tabung normal kepermukaan tubuh atau ke rongga lain,
fistula ini diberi nama sesuai dengan hubungannya (misalnya : rekto-vaginal,
kolokutaneus). Fistula adalah sambungan abnormal diantara dua permukaan epitel
(Sarwono, 2016).
Fistula genitalia adalah keadaan dimana terjadi hubungan luar biasa antar traktus
genitalis dan traktus urinalis. Fistula genitalia banyak di temukan di Negara berkembang
sebagai akibat persalinan yang lama maupun penanganan yang kurang baik. Di Negara
maju kasus ini terbanyak di sebabkan oleh tindakan operasi histerektomi maupun secara
abdominal. Fistula genitalia ini merupakan kasus yang tidak seorang pun membayangkan
akan terjadi pada penderitanya. Penderitaan pasien, bukan hanya di fisik saja tetapi
berupa mudah mengalami ISK. Namun memiliki dampak psikososial yang di rasakan
lebih menyakitkan. Penderita merasa terisolasi dari pergaulan, keluarga dan lingkungan
kerjanya oleh karena senantiasa mengeluarkan urine dan bau yang tidak sedap setiap saat.
Tidak jarang suami meningggalkannya dengan alas an karena tidak terpenuhinya
kebutuhan biologis dengan wajarnya (Sarwono, 2016).
Kasus ini sering kali dialami oleh para wanita dari kalangan sosio ekonomi yang
rendah di mana pada saat kehamilan dan persalinan tidak mendapat pelayanan yang
memadai sehingga berlangsung lama dan terjebak pada persalinan kasip. Angka kejadian
di Indonesia sulit di dapatkan, oleh karena itu banyak laporan hanya menggambarkan
kejadian penderita yang datang kerumah sakit. WHO (1991) melaporkan angka kejadian
di afrika 55-80 per 100.000 kelahiran hidup. Di Ethopia 90% di sebabkan oleh persalinan
kasip (Sarwono, 2016).
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep dasar fistula genetalia?
2. Bagaimana Konsep Asuhan Keparawatan pada fistula genetal?

.
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui konsep dasar dari fistula genetalia
2. Untuk mengetahui ashuhan keperawtan pada fistula genetalia
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi
Fistula adalah suatu ostium abnormal, berliku-liku antara dua organ berongga
internal atau antara organ berongga internal dan dengan tubuh bagian luar. Nama fistula
menandakan kedua area yang berhubungan secara abnormal. Fistula merupakan saluran
yang berasal dari rongga atau tabung normal kepermukaan tubuh atau ke rongga lain,
fistula ini diberi nama sesuai dengan hubungannya (misalnya : rekto-vaginal,
kolokutaneus). Fistula adalah sambungan abnormal diantara dua permukaan epitel.
Genitalia ialah organ reproduksi (Kamus Keperawatan Lengkap). Fistula vagina
adalah suatu kondisi medis yang parah di mana suatu fistula (lubang) berkembang antara
rektum dan vagina atau antara kandung kemih dan vagina setelah parah atau gagal
melahirkan, saat perawatan medis yang cukup tidak tersedia. Fistula genitalia adalah
terjadinya hubungan antara traktus genitalia dengan traktus urinarius atau,
gastrointestinal.
B. Etiologi

1. Sebab obstetric
Terjadinya penekanan jalan lahir oleh kepala bayi dalam waktu lama, seperti
pada partus lama iskemia kemudian nekrosis lambat, atau akibat terjepit oleh alat pada
persalinan buatan. Partus dengan tindakan, s eperti pada tindakan SC, kranioklasi,
dekapitasi, ekstraksidengan cunam, seksio-histerektomia.
2. Sebab ginekologik
a.Proses keganasan/carsinoma terutama carsinoma cervix, radiasi/penyinaran,
trauma operasi atau kelainan kongenital.
b.Histerektomi totalis.
c.Lokasi terbanyak pada apeks vagina ukuran 1-2 mm Terjadi akibat terjepit oleh
klem atau terikat oleh jahitan.
3. Sebab trauma
Terjadi karena trauma (abortus kriminalis).
C. Patofisiologi
Trauma pada kandung kemih saat melakukan tindakan histerektomi yang sulit atau
persalinan operatif sectio cesarea (SC) dapat menimbulkan fistula vesikovaginal.
Kebanyakan terbentuknya fistula vesikovaginal adalah saat melakukan diseksi tumpul
yang luas pada daerah kandung kemih saat memisahkan lapisan kandung kemih. Hal ini
menyebabkan devaskularisasi atau robekan yang tidak teridentifikasi pada dinding
posterior kandung kemih. Hal lain dalam tindakan pembedahan yang menyebabkan
terjadinya fistula adalah jahitan pada puncak vagina yang secara kebetulan melibatkan
kandung kemih, keadaan ini menjadikan jaringan sekitarnya iskemia, nekrosis dan
selanjutnya menjadi fistula (Mabeya, 2017).
Fistula sebagai hasil dari suatu proses persalinan terjadi saat persalinan lama atau
dengan kesulitan. Bagian kepala janin akan menekan bagian trigonal dan leher kandung
kemih dengan penekanan ke bagian tulang pubis pada simfisis. Keadaan demikan juga
dapat menyebabkan iskemia dan nekrosis. Hampir 10 – 15 % fistula tidak dijumpai pada
10 – 30 hari setelah tindakan pembedahan atau persalinan. Bahkan ada fistula yang tidak
manifes dalam hitungan bulan. Fistula yang timbul sebagai komplikasi radiasi tidak
tampak dalam kurun waktu tahun setelah radiasi. Manifestasi lambat tersebut disebabkan
oleh perubahan lanjutan oleh efek radiasi. Timbul fibrosis pada jaringan subepitelial,
hialinisasi jaringan ikat akan tampak dengan pemeriksaan histologi. Terjadi perubahan
vaskularisasi berupa obliterasi pembuluh darah arteri. Perubahan pada pembuluh darah
tersebut akan menghasilkan atropi atau nekrosis pada epitel kandung kemih, kemudian
terjadi ulserasi atau terbentuk fissura (Mabeya, 2017).
D. Manifestasi Klinis
Gejala tergantung pada kekhususan defek. Pus atau feses dapat bocor secara
konstan dari lubang kutaneus. Gejala ini mungkin pasase flatus atau feses dari vagina
atau kandung kemih,tergantung pada saluran fistula. Fistula yang tidak teratasi dapat
menyebabkan infeksi sistemik disertai gejala yang berhubungan.
E. Pemeriksaan penunjang
1. Darah lengkap
2. CT
3. BT
4. Golongan darah
5. Urium creatiumi
6. Protein
7. Albumin
BAB III
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian
Dilaksanakan pada klien dengan kelainan menstruasi selain dilakukan
pengkajian secara umum, juga dilakukan pengkajian khusus yang ada hubungannya
dengan kelainan menstruasi, adapun hal-hal yang perlu dikaji adalah :
1) Pertama kali mendapat menstruasi, lama menstruasi, banyaknya darah, siklus
teratur atau tidak dan beberapa hari siklus.
2) Ada tidakannya rasa nyeri saat menstruasi.
3) Riwayat keluarga, apakah ada yang mempunyai penyakit yang sama.
4) Riwayat Obstetri :
5) Riwayat Perkawinan.
6) Kebiasaan hidup sehari-hari.
7) Penyakit yang pernah di derita.
8) Pengetahuan klien dan keluarga tentang penyakit dan perawatan.
9) Gejala gastro intestinal : tidak nafsu makan, mual, muntah.
10) Ada atau tidaknya pusing, sakit kepala, kurang konsentrasi.
11) Adanya kelelahan, banyak keringat.

B. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri berhubungan dengan iritasi mukosa, proses inflamasi
2. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan penurunan daya tahan tubuh, proses
pembedahan
3. Kecemasan berhubungan dengan perubahan status kesehatan.
C. Intervensi Keperawatan
No Diagnosa NOC NIC
1. Nyeri b.d iritasi  Pain level 1. Lakukan pengkajian nyeri.
mukosa, proses  Pain control 2. Observasi reaksi
inflamasi  Comfort level komunikasi terapeutik
Kriteria hasil : untuk mengetahui
pengalaman nyeri pasien.
a. Mampu mengontrol
3. Kaji kultur nyeri pasien
nyeri.
yang mempengaruhi nyeri
b. Melaporkan bahwa nyeri
4. Evaluasi pengalaman nyeri
berkurang dengan
5. Evaluasi bersama pasien
menggunakan
dan im kesehatan lain
menejemen nyeri.
6. Bantu pasien dan keluarga
c. Mampu mengenali nyeri.
untuk mencari dukungan.
d. Menyatakan rasa
7. Kurangi faktor presipitasi
nyaman setelah nyeri
nyeri
berkurang.
8. Ajarkan tentang teknik non
farmakologi
9. Berikan anlgetik untuk
mengurangi nyeri
10. Evaluasi keefektifan
control nyeri.
2. Resiko tinggi infeksi  Immune status 1. Bersihkan lingkungan
b.d penurunan daya  Knowledge : infection setelah dipakai pasien lain
tahan tubuh, proses control 2. Pertahankan teknik isolasi
pembedahan  Risk control 3. Batasi pengunjung bila
Kriteria hasil: perlu
4. Cuci tangan sesudah dan
a. Klien bebas dari tanda
sebelum metindakan
dan gejala infeksi
keperawatan
b. Mendeskripsikan proses
5. Pertahankan lingkungn
penularan penyakit.
aseptik selama pemasangan
c. Menunjukkan
alat
kemampuan untuk
6. Tingkatkan intake nutrisi
mencegah timbulnya
7. Monitor tanda dan gejala
infeksi
d. Menunjukkan perilaku infeksi sistemik dan lokal.
hidup sehat
3. Kecemasan Kontrol kecemasan 1.Gunakan pendekatan yang
berhubungan dengan Koping menenangkan
perubahan status Kriteria Hasil: 2.Nyatakan dengan jelas
kesehatan a. Klien mampu harapan terhadap pelaku
mengungkapkan gejala pasien
cemas 3.Temani pasien untuk
b.Mengidentifikasi, memberikan keamanan dan
mengungkapkan dam mengurangi kecemasan
menujjukan teknik untuk 4.Libatkan keluarga untuk
mengontrol cemas mendampingi klien
c.Vital sign dalam batas 5.Instrusikan klien untuk
normal teknik relaksasi
d.Postur tubuh, ekspresi 6.Bantu pasien mengenal
wajah dan tingkat aktivitas situasi yang menyebabkan
menujukkan berkurangnya kecemasan
kecemasan 7. Kelola pemberian obat anti
cemas

D. Implementasi
Implementasi adalah inisiatif dari rencana tindakan untuk mencapai tujuan
yang spesifik. Tahap-tahap tindakan keperawatan:
1. Persiapan yang meliputi:
a. Review tindakan keperawatan yan diidentifikasikan pada tahap
perencanaan.
b. Menganalisa pengetahuan dan keterampilan keperawatan yang diperlukan.
c. Mengetahui komplikasi dari tindakan keperawatan yang mungkin timbul.
d. Menentukan dan mempersiapkan peralatan yang diperlukan.
e. Mempersiapkan lingkungan yang kondusif sesuai dengan tindakan yang
dilaksanakan.
f. Mengidentifikasi aspek hukum dan etika terhadap resiko.
2. Tindakan keperawatan ada tiga kategori:
a. Dependen: Suatu tindakan yang berhubungan dengan pelaksanaan
rencana tindakan medis.
b. Interdependen: Kerjasanma dengan tenaga kesehatan lain.
c. Independen: Kegiatan yang dilaksanakan oleh perawat
tanpa petunjuk dan perintah dari dokter atau tenaga
kesehatan lain.
E. Evaluasi
Evaluasi adalah proses berkelanjutan untuk menilai efek dari tindakan
keperawatan pada klien. Terdiri atas:
 S: Respon subjektif klien terhadap tindakan keperawatan yang telah
dilaksanakan.
 O: Respon objektif klien terhadap tindakan keperawatan yang telah
dilaksanakan.
 A: Analisis ulang atas data subjektif dan objektif untuk menyimpulkan apakah
masalah masih tetap atau muncul masalah baru atau ada data yang kontradiksi
dengan masalah yang ada. Dapat pula membandingkan hasil dengan tujuan
 P: Perencanaan atau tindak lanjut berdasarkan hasil analisis pada respons
klien yang terdiri dari tindak lanjut klien, dan tindak lanjut oleh perawat.
Setelah diberikan asuhan keperawatan, diharapkan dapat tercapai tujuan dan
kriteria hasil.:
 Menunjukkan keadaan cemas berkurang
 Menunjukkan percaya diri kembali
 Menunjukka keadaan bebas dari tanda dan gejala infeksi.
 Klien menunjukkan rasa menerima keadaan yang terjadi.
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Fistula genitalia adalah keadaan dimana terjadi hubungan luar biasa antar traktus
genitalis dan traktus urinalis. Fistula genitalia banyak di temukan di Negara berkembang
sebagai akibat persalinan yang lama maupun penanganan yang kurang baik. Di Negara
maju kasus ini terbanyak di sebabkan oleh tindakan operasi histerektomi maupun secara
abdominal. Fistula genitalia ini merupakan kasus yang tidak seorang pun membayangkan
akan terjadi pada penderitanya.
B. Saran
Penulis menyadari masih banyak terdapat kekurangan pada makalah ini. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan sekali kritik yang membangun bagi makalah ini, agar
penulis dapat berbuat lebih baik lagi di kemudian hari. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan pembaca pada umumnya.
Daftar Pustaka

Prawirohardjo, Sarwono. Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
2016

Ertandri, L. (2016). Fistula Vesiko Vaginalis. Jurnal Kesehatan Andalas, 5(2), 475– 478.
Mabeya H.M, Characteristic of Women Admitted with Obstetric Fistula in the Rural hospitals
in West Pokot, Kenya, 2017

Anda mungkin juga menyukai