Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

KESEHATAN JIWA

ASKEP SEHAT JIWA TENTANG REMAJA DAN DEWASA


Dosen pengampu : Ns. Nurfadhila, S. Kep

DISUSUN OLEH KELOMPOK : V

REZKI NIRMALA SARI


RIANA RASYID
ST. IRNAWATI
SITI HASRIA

STIKES BINA GENERASI POLEWALI MANDAR


TAHUN AJARAN 2021 / 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai tidak lupa kami mengucapkan terima kasih
terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik
pikiran maupun materinya. Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar
makalah ini bisa pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari. Bagi kami sebagai
penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena
keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami, untuk itu kami sangat mengharapkan kritik
dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Rumusan Masalah

C. Tujuan

BAB II PEMBAHASAN

1. Pengertian sehat jiwa

2. Kriteria sehat jiwa

3. Cara meningkatkan kesehatan jiwa

4. Pengaruh perkembangan lingkungan terhadap jiwa remaja

5. Masalah terhadap kesehatan jiwa remaja

6. Gangguan jiwa pada remaja

7. Penatalaksanaan gangguan jiwa pada remaja

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN

- Sehat jiwa

BAB IV PENUTUP

- Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA
BAB 1 PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Masalah kesehatan jiwa terjadi pada 15 -22 % anak-anak dan remaja, namun yang
mendapatkan pengobatan jumlahnya kurang dari 20 %. Masalah gangguan jiwa pada remaja
merupakan perilaku yang tidak sesuai dengan tingkat usianya, menyimpang bila
dibandingkan dengan norma budaya yang mengakibatkan kurangnya atau terganggunya
fungsi adaptasi (Kusumawati, F, 2010). Beberapa jenis masalah kesehatan jiwa pada remaja
yaitu: gangguan cemas/ansietas, gangguan mood (depresi), gangguan psikotik dan gangguan
penyalahgunaan zat (Kusumawati, 2010). Prevalensi yang diperoleh dari berbagai penelitian
didapatkan angka 5%-50%. Fobia sosial ditemukan lebih banyak pada laki-laki, sedangkan
pada fobia yang simpel, gangguan menghindar dan agorafobia lebih banyak didapat pada
anak perempuan. Menurut Stuart (2016) beberapa perilaku yang berisiko tinggi pada remaja
yaitu penyalahgunaan obat dan alkohol, perilaku seksual berisiko, mencideraian diri sendiri
diantara para remaja yang menjadi korban akibat terlibat kekerasan interpersonal.

Indikator seorang Individu disebut dewasa berarti bahwa pertumbuhan dan


perkembangan aspek-aspek fisiologis (fisik) telah mencapai puncak, kalau kita perhatikan
dewasa menurut pengertian tersebut sederhana sekali karena hanya menekankan pada aspek
fisik saja. Dewasa adalah orang yang bukan lagi anak-anak dan telah menjadi pria atau
wanita seutuhnya. Literatur lain menyebutkan bahwa dewasa yaitu telah menyelesaikan
pertumbuhan fisiknya dan telah memiliki kesiapan untuk berkecimpung dalam masyarakat
dengan orang dewasa lainnya. Manusia yang matang dan sempurna kedewasaannya selalu
dibutuhkan masyarakat dalam setiap zaman. Berdasarkan indikator kedua dapat difahami, ada
dua aspek yang telah dimiliki oleh individu dewasa yaitu aspek fisiologis dan sosiologis.
B. RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana seseorang mampu merasa senang terhadap dirinya.


2. Mampu menghadapi situasi sulit, puas dengan kehidupannya sehari-hari.
3. Bagaimana seseorang nyaman berhubungan dengan orang lain mampu mencintai orang
lain.
4. Mampu memenuhi tuntutan hidup menetapkan tujuan hidup yang realistis.

C. TUJUAN

Berdasarkan permasalahan yang ada, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini
adalah untuk mengetahui apa itu sehat jiwa tentang remaja dan dewasa ?
BAB II PEMBAHASAN

1. PENGERTIAN

Kesehatan jiwa menurut WHO (World Health Organization) adalah ketika seseorang
tersebut merasa sehat dan bahagia, mampu menghadapi tantangan hidup serta dapat
menerima orang lain sebagaimana seharusnya serta mempunyai sikap positif terhadap diri
sendiri dan orang lain. Kesehatan jiwa adalah kondisi dimana seorang individu dapat
berkembang secara fisik, mental, spiritual, dan sosial sehingga individu tersebut
menyadari kemampuan sendiri, dapat mengatasi tekanan, dapat bekerja secara produktif,
dan mampu memberikan kontribusi untuk komunitasnya. Kondisi perkembangan yang
tidak sesuai pada individu disebut gangguan jiwa (UU No.18 tahun2014).

Sebelum memasuki periode dewasa, seorang akan berada di fase remaja atau fase
peralihan dari masa anak-anak menuju dewasa dimana terjadi banyak perubahan baik
perubahan secara fisik, hormonal, kognitif, emosi dan perilaku (Kasih, 2010). Dengan
proses masa transisi itu, remaja biasanya dinilai sebagai kelompok usia sehat. Riset
menunjukkan kurang lebih 20% remaja mengalami masalah kesehatan mental. Jenis
masalah kesehatan mental yang umum terjadi adalah depresi dan kecemasan. WHO
menyatakan bahwa 75% gangguan mental emosional memang umum terjadi sebelum usia
24 tahun. Salah satu upaya preventif yang bisa dilakukan untuk mengatasi permasalahan
kesehatan mental dan seksualitas pada remaja adalah melalui penyuluhan.

Kesehatan jiwa bagi manusia berarti terwujudnya keharmonisan fungsi jiwa dan
sanggup menghadapi problem, merasa bahagia dan mampu diri. Orang yang sehat jiwa
berarti mempunyai kemampuan menyesuaikan diri dengan diri sendiri, orang lain,
masyarakat, dan lingkungan. Manusia terdiri dari bio, psiko, sosial, dan spiritual yang
saling berinteraksi satu dengan yang lain dan salin gmempengaruhi. Sehat (health) adalah
konsep yang tidak mudah diartikan sekali pun dapat kita rasakan dan diamati keadaannya.
Orang ‘gemuk’ dianggap sehat dan orang yang mempunyai keluhan dianggap tidak sehat.
2. KRITERIA SEHAT JIWA

WHO tahun 2008 menjelaskan kriteria orang yang sehat jiwanya adalah orang yang dapat
melakukan hal berikut:
1. Menyesuaikan diri secara konstruktif pada kenyataan, meskipun kenyataan itu buruk
2. Merasa bebas secara relatif dari ketegangan dan kecemasan
3. Memperoleh kepuasan dari usahanya atau perjuangan hidupnya
4. Merasa lebih puas untuk memberi dari pada menerimai
5. Berhubungan dengan orang lain secara tolong menolong dan saling memuaskan
6. Mempunyai daya kasih sayang yang besar
7. Menerima kekecewaan untuk digunakan sebagai pelajaran dikemudian hari
8. Mengarahkan rasa permusuhan pada penyelesaian yang kreatif dan konstruktif
3. CARA MENINGKATKAN KESEHATAN JIWA
1. Asertif
Jujur, mengatakan apa adanya tanpa menyinggung perasaan orang lain.
2. Solitude
Introspeksi diri, merenung untuk berpikir dan mengoreksi diri.
3. Kesehatan fisik umum
Menjaga kesehatan fisik dengan olahraga, nutrisi yang sehat dan periksa
kesehatan rutin.
4. Mekanisme Koping
Melatih mekanisme koping yang positif (adaptif/konstruktif) dan berusaha
menghilangkan mekanisme koping yang negative (maladaptive/destruktif)
4. PENGARUH LINGKUNGAN TERHADAP PERKEMBANGAN JIWA
REMAJA
Lingkungan Keluarga
- Pola Asuh Keluarga
Proses sosialisasi sangat dipengaruhi oleh pola asuh dalam keluarga (1) pola asuh
yang otoriter akan menyebabkan remaja berkembang menjadi penakut, tidak
memiliki rasa percaya diri, merasa tidak berharga, sehingga proses sosialisasi
terganggu (2) Pola asuh permisif akan menumbuhkan sikap ketergantungan dan
sulit menyesuaikan diri (3 ) pola asuh demokratis akan menimbulkan
kesimbangan antara perkembangan individu dan sosial sehingga anak akan
memperoleh suatu kondisi mental yang sehat.
- Kondisi Keluarga
Hubungan orang tua yang harmonis akan menumbuhkan kehidupan emosional
yang optimal terhadap perkembangan kepribadian anak.
- Pendidikan moral dalam keluarga
Pendidikan moral dalam kelurga adalah upaya menanamkan nilai-nilai akhlak atau
budi pekerti kepada anak dirumah. Budi pekerti mengandung nilai-nilai
keagamaan, kesusilaan dan kepribadian. Apabila keluarga tidak perduli terhadap
pendidikan moral dalam keluarga akan berakibat buruk terhadap perkembangan
jiwa remaja.
- Lingkungan sekolah
Lingkungan sekolah mempunyai pengaruh yang kuat terhadap perkembangan
remaja. Suasana sekolah sangat berpengaruh terhadap perkembangan jiwa remaja
yaitu dalam hal kedisiplinan, kebiasaan sekolah, pengendalian diri dan bimbingan
guru.
- Lingkungan teman sebaya
Remaja lebih banyak berada diluar rumahdengan teman sebaya. Jadi dapat
dimengerti bahwa sikap, pembicaraan, minat, penampilan dan perilaku teman
sebaya lebih besar pengaruhnya dari pada keluarga. Kelompok sebaya
memberikan lingkungan yaitu dunia tempat remaja dapat melakukan sosialisasi
dimana nilai yang berlaku bukanlah nilai yang ditetapkan oleh orang dewasa
melainkan oleh teman seusianya. Disinilah letak bahayanya bagi perkembangan
jiwa remaja.
- Lingkungan masyarakat
Lingkungan masyarakat yang berpengaruh terhadap perkembangan jiwa
remaja adalah sosial budaya dan media massa. Pergeseran budaya lokal dan
budaya nasional akan tertembus oleh budaya universal sehingga terjadi
pergeseran nilai kehidupan.

5. MASALAH KESEHATAN JIWA REMAJA


Adanya hambatan dalam tahap perkembangan dapat menimbulkan masalah
kesehatan jiwa bila tidak terselesaikan dengan baik. Masalah tersebut berasal dari
diri remaja sendiri, hubungan orang tua dan remaja atau akibat interaksi sosial di
luar lingkungan keluarga. Sebagai akibatnya dapat terjadi masalah kesehatan jiwa
remaja dengan manifestasi bermacam-macam antara lain kesulitan
belajar,kenakalan remaja dan masalah perilaku seksual (Davdson G C, 2006).

6. GANGGUAN JIWA PADA REMAJA


Beberapa jenis gangguan jiwa yang banyak terjadi pada remaja :
1. Gangguan Cemas/ Ansietas
Cemas (ansietas) adalah perasaan gelisah yang dihubungkan dengan antisipasi
terhadap bahaya. Gangguan cemas merupakan gangguan yang banyak terjadi pada
anak dan remaja. Prevalensi gangguan cemas ini adalah 5 – 50 %. Fobia sosial
ditemukan lebih banyak pada anak laki-laki sedangkan fobia simpel, gangguan
menghindar lebih banyak pada anak perempuan.
2. Gangguan Mood
Depresi pada anak- anak dan remaja berkisar antara 1 – 5 %. Seorang remaja
mempunyai kecenderungan untuk mengalami depresi. Oleh karena itu sangat
penting untuk membedakan secara jelas dan hati – hati antara depresi yang
disebabkan oleh gejolak mood yang normal pada remaja dengan depresi
patologik. Depresi pada remaja sering tidak terdiagnosis.

3. Gangguan Psikotik
Gangguan psikotik adalah suatu kondisi terdapatnya gangguan yang berat dalam
kemampuan menilair realitas. Yang termasuk gangguan psikotik adalah
skizoprenia. Skizoprenia pada remaja merupakan hal yang umum dan insidennya
selama remaja akhir sangat tinggi. Gejala awalnya meliputi perubahan ekstrem
dalam perilaku sehari- hari, isolasi sosial, sikap yang anah,penurunan nilai
akademik dan mengekspresikan peilaku yang tidak disadarinya (Kusumawati, F,
2010)

4. Gangguan Penyalahgunaan Zat


Gangguan ini banyak terjadi diperkirakan 32 % remaja menderita gangguan
penyalahgunaan zat (Kusumawati, F, 2010). Angka penggunaan alkohol atau zat
terlarang lebih banyak pada anak laki-laki dibanding perempuan. Resiko terbesar
pada usia 15 – 24 tahun. Pada remaja perubahan penggunaan zat menjadi
ketergantungan zat terjadi lebih cepat dalam kurun waktu 2 tahun. Identifikasi
remaja penyalahguna NAPZA terdapat pada konflik keluarga yang berat, kesulitan
akademik, penyalahgunaan NAPZA oleh orang tua dan teman, merokok pada usia
muda.

7. PENATALAKSANAAN GANGUAN JIWA REMAJA


Penatalaksanaan ganguan jiwa remaja diantaranya:
a. ) Pencegahan primer melalui berbagai program sosial yang ditujukan
untuk
menciptakan lingkungan yangmeningkatkan kesehatan anak.
b. ) Pencegahan sekunder dengan menemukan kasus secara dini pada remaja
yang mengalami kesulitan di sekolah sehingga tindakan yang tepat dapat
segera dilakukan.
c. ) Dukungan terapeutik bagi anak-anak diberikan melalui psikoterapi
individu, konseling remaja dan program pendidikan khusus untuk remaja
yang tidak mampu berpartisipasi dalam sistem sekolah normal.
d. ) Terapi keluarga dan penyuluhan keluarga penting untuk membantu
keluarga mendapatkan ketrampilan dan bantuan yang diperlukan guna
membuat perubahan yang dapat meningkatkan fungsi semua anggota
keluarga (Kusumawati, F, 2010).

BAB III ASKEP


KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN ANAK USIA REMAJA
Sebagaimana halnya dengan asuhan keperawatan jiwa pada anak, proses keperawatan
juga diterapkan dalam asuhan keperawatan bagi remaja.
1. Pengkajian
Menurut Abdul (2013) Pengumpulan data tentag status kesehatan remaja meliputi
observasi dan interprestasi pola perilaku, yang mencakup informasi sebagai berikut :

a.Pertumbuhan dan perkembangan


b.Keadaan biofisik ( penyakit dan kecelakaan)
c. Keadaan emosi (status mental, termasuk proses berfikir)
d. dan pikiran tentang bunuh diri atau membunuh orang lain)
e. Latar belakang sosial budaya, ekonomi, agama
f. Penampilan kegiatan kehidupan sehari hari(rumah, sekolah)
g. Pola penyelesaian masalah (pertahan egoseperti denial,acting out, menarik diri)
h. Pola interaksi (keluarga, teman sebaya)
i. Persepsi remaja tentang dan atau kepuassan terhadap kesehatannya
j. Tujuan kesehatan remaja
k. Lingkungan (fisik, emosi, ekologi)
l. Sumber materi dan narasumber yang tersedia bagi remaja (sahabat, sekolah, dan
keterlibatanya dalam kegiatan dimasyarakat).

Data yang dikumpulkan mencakup semua aspek kehidupan remaja baik pada masa lalu
maupun sekarangyang diperoleh dari dirir remaja itu sendiri, keluarga, atau orang lain.
Permasalahanya yang biasanya dihadapi oleh remaja berkaitan dengan citra diri,
identitas diri, kemandirian, seksualitas, peran sosial, dan perilaku seksual yang
menimbulkan perilaku adaptif dan maladaptif.

BAB IV PENUTUP
- Kesimpulan
Kesehatan jiwa merupakan kondisi dimana seorang individu dapat berkembang
secara fisik, mental, spiritual, dan sosial sehingga individu tersebut menyadari
kemampuan sendiri, dapat mengatasi tekanan, dapat bekerja secara produktif, dan
mampu memberikan kontribusi untuk komunitasnya. Gangguan jiwa merupakan
kondisi dimana seorang individu mengalami gangguan dalam pikiran, perilaku, dan
perasaan yang termanifestasi dalam bentuk sekumpulan gejala atau perubahan
perilaku yang bermakna, serta dapat menimbulkan penderitaan dan hambatan dalam
menjalankan fungsi orang sebagai manusia.

DAFTAR PUSTAKA
IDAI (2013) Masalah kesehatan mental emosional rema. Indonesian Pediatric
Socety. Commited in Improving The Health of Indonesian Children.Kartono,
Kartini (2011) Patologi sosial 2 : Kenakalan Remaja. Jakarta: Rajawali Pers.
Kinantie, Oseatiarla Arian; Hernawati, Taty; Hidayati, Nur Oktavia (2012)
Gambaran Stres Siswa SMAN 3 Bandung Kelas XII Menjelang Ujian Nasional
2012,jurnal.unpad.ac.id/ejournal/article/download/739/785 diakses 15 Desember
2017 Kusumawati, F. (2010) Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta :Salemba
Medika.

Nasriati, Ririn (2011). Kesehatan Jiwa Remaja. Eprins.umpo.ac.id/Artikel


%20kesehatan%20jiwa%20remaja.polf Ahmad Mushthawa Al Maraghi,
Terjemahan Tafsir Al Maraghi, Alih Bahasa oleh Anwar Rasyidi, Bab XII,
Semarang: Thoha Putra, 1974 Desmita, Psikologi Perkembangan, Bandung, PT.
Remaja Rosda Karya, 2010 Dariyo Agoes, Psikologi Perkembangan Dewasa
Muda Diponegoro, 2000 Elizabeth B Hurlock

Doi : 10.36565/jak.v3i2.237 p-ISSN: 2655-9266 e-ISSN: 2655-9218 Stuart, Gail


W.2007. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Jakarta : EGC.Suliswati, 2005. Konsep
Dasar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta :EGC Winurini Sulis. 2020.
Permasalahan Kesehatan Mental Akibat Pandemi Covid-19.Diakses 19 Desember
2020 Yosep,Iyus.2007.

Desmita. 2005. Psikologi Perkembangan. Bandung: Remaja Rosda Karya.


Davdson G C. 2006. Psikologi Abnormal. Jakarta: Raja Gravindo Persada.
Kusumawati, F. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta :Salemba Medika, 2010
Tomb,D A. 2004. Buku Saku Psikiatri. Jakarta: EGC. Towsend, MC. 1998.
Diagnosa Keperawatan pada Keperawatan Psikiatri. Jakarta: EGC. Iyus,I. 2007.
Keperawatan Jiwa.Bandung: Refika Aditama._______ 2011. Pedoman Kesehatan
Jiwa Remaja.Dinkes Sulsel go. Id diakses tanggal 23 Desember

Azizah, Lilik Ma’rifatul Zainuri, Imam Akbar, Amar Buku Ajar Keperawatan
Kesehatan Jiwa—Teori dan Aplikasi Praktik Klinik/ Lilik Ma’rifatul Azizah,
Imam Zainuri, Amar Akbar Edisi Pertama —Yogyakarta: Indomedia Pustaka,
2016

Anda mungkin juga menyukai