Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

ASUHAN KEPERAWATAN SEHAT JIWA PADA REMAJA

Di ajukan sebagai tugas komunikasi

Dosen Pengampu:

Oleh:

Asti Aisyah

23334064

DIII KEPERAWATAN

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

TAHUN PELAJARAN 2023/2024


KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis hanturkan kehadirat Allah Yang Maha Esa yang telah memberi
rahmat dan hidayah-Nya sehingga Makalah yang Berjudul “Asuhan Keperawatan Sehat Jiwa
Pada Remaja”ini dapat diseleseikan.

Tentunya, tidak akan bisa maksimal jika tidak mendapat dukungan dari berbagai pihak.
Sebagai penyusun, saya menyadari bahwa masih terdapat kekurangan, baik dari penyusunan
maupun tata bahasa penyampaian dalam makalah ini. Oleh karena itu, saya dengan rendah
hati menerima saran dan kritik dari pembaca agar dapat memperbaiki makalah ini. Saya
berharap semoga makalah yang susun ini memberi manfaat dan juga inspirasi untuk
pembaca

Padang, November 2023

penulis
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Kesehatan jiwa adalah kondisi dimana seorang individu dapat berkembang secara fisik,
mental, spiritual, dan sosial sehingga individu tersebut menyadari kemampuan sendiri, dapat
mengatasi tekanan, dapat bekerja secara produktif, dan mampu memberikan kontribusi
untuk komunitasnya(UU RI no 18 tentang kesehatan jiwa). Menurut keliat (2014), kesehatan
jiwa suatu kondisi mental sejahtera yang harmonis dan produktif dengan ciri menyadari
sepenuhnya kemampuan dirinya,mampu menghadapi stress kehidupan dengan wajar, dapat
berperan serta dalam lingkungan hidup, menerima dengan baik apa yang ada pada dirinya
dan merasa nyaman dengan orang lain.

Remaja adalah masa transisi perkembangan antara masa kanak-kanak dan dewasa yang
pada umumnya dimulai pada usia 12 atau 13 tahun dan berakhir masalah kesehatan jiwa
pada masa remaja perlu menjadi perhatian utama dalam setiap upaya peningkatan sumber
daya manusia, dimana remaja nerupakan generasi yang perlu disiapkan untuk aset kekuatan
bangsa. Kejadian gangguan kesehatan jiwa pada anak dan remaja cenderung meningkat
sejalan dengan permasalahan kehidupan yang semakin kompleks(Hamid,2009)

B. Rumusan Masalah

1. Apa definisi kesehatan jiwa?


2. Bagaimana kriteria sehat jiwa?
3. Bagaimana rentang sehat jiwa?
4. Apa definisi remaja?
5. Bagaimana klasifikasi remaja?
6. Bagaimana karakteristik masa remaja?
7. Bagaimana karakteristik perilaku remaja?
8. Bagaimana asuhan keperawatan sehat jiwa pada remaja?

C.Tujuan

1. Mengetahui definisi kesehatan jiwa


2. Mengetahui kriteria kesehatan jiwa
3. Mengetahui rentang sehat jiwa
4. Mengetahui definisi remaja
5. Mengetahui klasifikasi remaja
6. Mengatahui karakteristik masa remaja
7. Mengetahui karakteristik perilaku remaja
8. Memahami asuhan keperawatan sehat jiwa pada remaja
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Dasar Kesehatan Jiwa

1. Definisi Keehatan Jiwa

Sehat jiwa adalah kemampuan individu dalam kelompok dan lingkungannya untuk
berinterkasi dengan yang lain sebagai cara untuk mencapai kesejahteraan, perkembangan
yang optimal, dengan menggunakan kemampuan mentalnya(kognisis, efeksi, dan relasi)
memiliki prestasi individu serta kelompoknya kosisten dengan hukum yang berlaku.
(Australian Healt Minister, Mental Healt Nursing Pratice).

Kesehatan jiwa bukan hanya tidak ada gangguan jiwa, melainkan mengandung berbagai
karakteristik yang positif yang menggambarkan keselarasan dan keseimbangan kejiwaan
yang mencerminkan kedewasaan kepribadiannya (WHO).

2.Kriteria sehat jiwa menurut yohada

a. Sikap positif terhadap diri sendiri

b. Tumbuh Kembang dan aktualisasi diri

c. Intergasi (keseimbangan/keutuhan)

d. Otonomi

e. Presepsi

3. Rentang Sehat Jiwa

a. dinamis bukan titik statis

b. Rentang dimulai dari sehat optimal-mati

c. Ada tahap-tahap

d. Adanya variasi tiap individu

e. Menggambarkan kemampuan adaptasi

f. Berfungsi secara efektif:sehat


B. Konsep Dasar Remaja

1. Definisi Remaja

Masa remaja adalah masa peralihan dari masa anak-anak ke masa dewasa. Masa ini
sering disebut dengan masa pubertas. Namun demikian, menurut beberapa ahli, selain
istilah pubertas digunakan juga istilah adolesens. Para ahli merumuskan bahwa istilah
pubertas digunakan untuk menyatakan berubahan biologis baik bentuk maupun fisiologis
yang terjadi dengan cepat dari masa anak-anak ke masa dewasa, terutama perubahan alat
reproduksi. Sedangkan istilad adolesens lebih ditekankan pada perubaha psikososial atau
kematangan yang menyertai masa pubertas (soetjiningsih, 2004).

Remaja adalah suatu masa dimana individu berkembang dari saat pertama kali ia
menunjukan tanda-tanda seksual sekundernya sampai ia mencapai kematangan seksual
(sarwono, 2011). Masa remaja disebut juga sebagai masa perubahan, meliputi perubahan
dalam sikap, dan peruahan fisik (Pratiwi, 2013). Remaja pada tahan tersebut mengalami
banyak perubahan baik secara emosi, tubuh, minat, pola perilaku dan juga dipenuhi dengan
masalah-masalah pada masa remaja (Hurlock, 2011).

2. Klasifikasi Remaja

Dalam Sarwono (2011) ada 3 tahap perkembangan remaja dalam proses penyesuaian diri
menuju dewasa:

a. Remaja Awal (Early Adolescence)

Seorang remaja pada tahap ini berusia 10-13 tahun masih terheran-heran akan
perubahan yang terjadi pada tubuhnya sendiri dan dorongan yang menyertai perubahan–
perubahan itu. Mereka mengembangkan pikiran-pikiran baru, cepat tertarik pada lawan
jenis, dan mudah terangsang secara erotis. Dengan dipegang bahunya saja oleh lawan jenis,
ia sudah berfantasi erotic. Kepekaan yang berlebih-lebihan ini ditambah dengan
berkurangnya kendali terhadap “ego”. Hal ini menyebabkan pada remaja awal sulit
dimengerti orang dewasa.

b. Remaja Madya (Middle Adolescense)

Tahap ini berusia 14-16 tahun. Pada tahap ini remaja sangat membutuhjan kawan-
kawan. Ia senang kalau banyak teman yang menyukainya. Ada kecendrungan “narastic”.
Yaitu mencintai diri sendiri, dengan menyukai teman-teman yang mempunyai sifat-sifat yang
sama dengan dirinya, selain itu, ia berada dalam kondisi kebingungan karena ia tidak tahu
harus memilih yang mana.
c. Remaja Akhir (Late Adolescence)

Tahap ini 17-19 tahun adalah masa konsolidasi menuju periode dewasa dan ditandai
dengan pencapaian lima hal dibawah ini:

1. Minat yang makin mantap tehadap fungsi-fungsi intelek.


2. Egonya mencari kesempatan untuk bersatu dengan orang-orang lain dan dalam
pengalaman-pengalaman baru.
3. Terbentuk identitas seksual yang tidak akan berubah lagi.
4. Egosentrisme (terlalu memusatkan perhatian pada diri sendiri)
5. Tumbuh “dinding” yang memisahkan diri pribadinya (private self) dan masyarkat
umum (the public).
3. Karakteristik Masa Remaja
Menurut (Depkes RI, 2010) Karatkteristik yang normal terjadi pada remaja dalam
menjalankan tugas perkembangannya mencapai idetitas diri, antara lain : menilai diri secara
objektif dan merencanakan untuk mengaktualisasikan kemampuannya. Dengan demikian,
pada fase ini seorang remaja akan:
a. Menilai rasa identitas pribadi
b. Meningkatkan minat pada lawan jenis, menghubungkan perubahan seks sekunder ke
dalam ciri tubuh.
c. Memulai perumusan tujuan okupasional.
d. Memulai pemisahan diri dri otoritas keluarga.
4. Karakteristik Perilaku Remaja
Menurut keliat et.al (2011) perilaku psikososial remaja antara lain:
a. perkembangan yang normal: pembentukan identitas diri:
1) Menilai diri secara objektif
2) Merencanakan masa depannya
3) Dapat mengambil keputusan
4) Menyukai dirinya
5) Berinteraksi dengan lingkungannya
6) Bertanggung jawab
7) Mulai memperlihatkan kemandirian dalam keluarga
8) Menyelesaikan masalah dalam meminta bantuan orang lain yang menurutnya
mampu.
b. Penyimpangan perkembangan: kebingungan peran
1) Tidak memiliki ciri khas
2) Merasa bingung, bimbang
3) Tidak mempunyai rencana untuk masa depan
4) Tidak mampu berinteraksi dengan lingkungannya
5) Memiliki perilaku anti social
6) Tidak menyukai dirinya
7) Sulit mengambil keputusan
8) Tidak mempunyai minat
9) Tidak mandiri.

C. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan sehat jiwa

Sebagian halnya dengan asuhan keperawatan jiwa pada anak, proses keperawatan juga
diterapkan dalam asuhan keperawatan jiwa remaja.

1. pengkajian
perkembangan psikosial remaja adalah kemampuan remaja untuk mencapai indentitas
dirinya yang meliputi peran, tujuan pribadi dan keunikan ciri khas diri. Kemampuan ini
tercapai melalui serangkaian tugas perkembangan yang harus diselesikan oleh remaja. Jika
tidak dapat mencapai kemampuan tersebut, remaja akan mengalami kebingungan peran
yang akan berdampak pada rapuhnya kepribadian sehingga terjadi gangguan konsep diri.

Anda mungkin juga menyukai