Anda di halaman 1dari 10

TEORI PERKEMBANGAN HAVIGURTS DAN

ERICKSON
Psikologi Perkembangan Dewasa dan Lansia

Disusun Oleh:

Muhamad Akbar 2130901244

Putri Nabila 2130901236

Reski Ramadani 2130901227

Dosen Pengampu:

Ibu Ike Utia Ningsih, S. Psi., M.A

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI ISLAM

FAKULTAS PSIKOLOGI

TAHUN 2022/2023
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Robert J. Havighurts mengemukan dalam perspektif psikososial
bahwa periode setiap individu yang memiliki tuntutan untuk
menyelesaikan tugas-tugasnya. Tugas perkembangan adalah tugas akan
mencup pada priode tertentu diantara rentang kehidupa individu,
apabila tugas tersebut berhasil dituntaskan maka akan membawa
kebahagiaan dan kesuksesan
Havighurst percaya dan membagi fase tugas perkembangan yang
ada bahwa terdapat tugas-tugas perkembangan untuk bayi dan balita
(usia 0 hingga 5 tahun), untuk kanak-kanak (usia 6 hingga 11 tahun),
untuk remaja (usia 12 hingga 18 tahun), untuk dewasa awal (usia 19
hingga 30 tahun), dan untuk usia tengah baya dan dewasa akhir. Tugas-
tugas perkembangan ini berkaitan dengan sikap, perilaku, atau
keterampilan yang seyogianya dimiliki oleh individu, sesuai dengan
usia atau fase perkembangannya.
Erickson adalah seorang penganut aliran psikoanalisis dari
sigmund Freud yang kemudian menjadi neofreudian atau psikoanalisa
yang didasarkan pada hubungan sosial, teori tersebut biasa disebut
dengan psikosoaial, Erickson berpendapat setiap individu berjuang atau
usaha melakukan pencarian identitas diri dalam tiap tahap
kehidupannya, hal ini karena identitas adalah hal yang bisa diterima
oleh diri sendiri maupun masyarakat.

1.2. Rumusan Masalah


1. Teori perkembangan Havigurts tugas tugas perkembangan?
2. Teoru Erickson perkembangan sosial emosi?
BAB II

PEMBAHASAN

A. Teori Perkembangan Havighurst


Robert J. Havighurts mengemukan dalam perspektif
psikososial bahwa periode setiap individu yang memiliki tuntutan
untuk menyelesaikan tugas-tugasnya. Tugas perkembangan adalah
tugas akan mencup pada priode tertentu diantara rentang kehidupa
individu, apabila tugas tersebut berhasil dituntaskan maka akan
membawa kebahagiaan dan kesuksesan. Dan apabila tugas itu gagal,
maka akan menyebabkan tidak bahagiaan setiap diri individu dan
akan menimbulkan penolakan masyarakat, dan kesulitan dalam
menjalankan tugas-tugas berikutnya (Muslikah, 2012).
Havigurts menyatakan bahwa sukses tidaknya, baik tidaknya
seorang individu tergantung pada mereka sendiri. Karena dalam diri
individu masing masing sebenarnya sudah mempunyai potensinya
masing-masing, hanya saja kita sebagai pendidiklah yang harus
menuntun mereka ke jalan yang akan dilaluinya sehingga tahap dan
tugas perkembangan mereka dapat dibilang sempurna dan berhasil di
kemudian hari.
Havighurst percaya dan membagi fase tugas perkembangan
yang ada bahwa terdapat tugas-tugas perkembangan untuk bayi dan
balita (usia 0 hingga 5 tahun), untuk kanak-kanak (usia 6 hingga 11
tahun), untuk remaja (usia 12 hingga 18 tahun), untuk dewasa awal
(usia 19 hingga 30 tahun), dan untuk usia tengah baya dan dewasa
akhir.
Tugas-tugas perkembangan ini berkaitan dengan sikap,
perilaku, atau keterampilan yang seyogianya dimiliki oleh individu,
sesuai dengan usia atau fase perkembangannya. (Hurlock, 2004)
menyebut tugas-tugas perkembangan ini sebagai ini sebagai social
expectations. Dalam arti, setiap kelompok budaya mengharapkan
anggotanya menguasai keterampilan tertentu yang penting dan
memperoleh pola perilaku yang disetujui bagi berbagai usia
sepanjang rentang kehidupan.
Mwnurut havigurtd, tugas perkembangan terjadi karena
adanya faktor:
1) Kematangan fisik
a. Berjalan karena kesiapan otot-otot kaki
b. Tingkah laku lawan janis pada masa remaja karena
kematangan seksual
2) Tuntutan masyarakat
a. Belajar membaca
b. Belajar berhitung
c. Belajar berorganisasi
3) Tuntutan dan dorangan cita-cita individu sendiri
a. Memilih pekerjaan
b. Memilih teman hidup
4) Tuntutan norma agama
a. Taat beribadan kepada allah
b. Berbuat baik
Pembagian tugas-tugas perkembangan untuk masing-masing
fase dari sejak masa bayi sampai usia lanjut dikemukakan oleh
Havighurst sebagai berikut:
1) Masa bayi dan kanak-kanak awal
a. Belajar berjalan
b. Belajar makan makanan Padat
c. Belajar mengendalikan buang air kecil dan besar
d. Belajar membedakan jenis kelamin
e. Memperoleh keseimbangan psikologis
f. Menyusun konsep-konsep sederhana tentang realita
social dan realita fisik.
g. Belajar menjalin hubungan secara emosional antara
dirinya dengan orang tua, saudara-saudara dan orang
Iain
h. Belajar membedakan antara hal yang benar dengan
yang salah dan mengembangkan hati-nurani
2) Masa kanak-kanak akhir
a. Belajar keterampilan fisik dengan permainan ringan
b. Membentuk sikap sehat terhadap dirinya
c. Berlajar bergaul dan bermain dengan temannya
d. Mengembangkan keterampilan dasar
e. Mengembangkan kata hati, moral
3) Masa remaja
a. Menerima keadaan fisik
b. Menjalin hubungan baru dengan teman sebaya
c. Mampeoleh kebebasan baru secara emosional
d. Mengembangkan keterampilan dan kosn intelektual
e. Mempersiapkan diri kearah suatu pekerjaan
4) Masa dewasa awal
a. Memilih teman bergaul
b. Belajar hidup bersama suami atau istri
c. Belajar mengelola rumah tangga
d. Belajar mengasuh anak
e. Mulai bertanggung jawab sebagai warga negara yang
layak
5) Masa setengah baya
a. Diharapkan mampu memikul beban
b. Membantu anak remajanya untuk menjadi orang
dewasa yang bertanggung jawab
c. Menyesuaikan diri dengan adanya perubahan
psikologis
d. Menciptakan hubangan yang serasi dengan suami
atau istri
e. Menyesuaikan diri dengan kehidupan orang tua yang
sudah lanjut usia
6) Masa tua
a. Menyesuikan diri dengan keadaan semakin
berkurangnya kekuatan fisik dan kesehatan
b. Menyesuaikan diri dalam masa pensiun dan pendapan
berkurang
c. Meyesuaikan diri dalam keadaan meninggalkan
suami atau istri (Nigel, 2017).
B. Teori Perkembangan Erickson

Erickson adalah seorang penganut aliran psikoanalisis dari


sigmund Freud yang kemudian menjadi neofreudian atau psikoanalisa
yang didasarkan pada hubungan sosial, teori tersebut biasa disebut
dengan psikosoaial, Erickson berpendapat setiap individu berjuang atau
usaha melakukan pencarian identitas diri dalam tiap tahap
kehidupannya, hal ini karena identitas adalah hal yang bisa diterima oleh
diri sendiri maupun masyarakat. menurut Erickson, masyarakat sangat
berpengaruh dalam perkembangan psikososial seorang individu ,
peranan dimulai dari pola aduh orang tua sampai aturan budaya
masyarakat (Maria & Amalia, 2018).

Teori Erikson menggambarkan beberapa tugas sosial-emosional


yang penting dan menempatkannya dalam kerangka perkembangan.
Konsep identitas sangat berguna untuk memahami masa remaja akhir
dan tahun-tahun kuliah. Secara keseluruhan, teorinya adalah komponen
kunci dalam membentuk pandangan perkembangan manusia saat ini,
bukan sama seperti perkembangan masa kanak-kanak, tetapi sebagai
perkembangan sepanjang hidup. 

Erickson menyimpulkan bahwa ada delapan tahap


perkembangan anak yang masing-masing memiliki potensi untuk
kemajuan dan potensi regresi. Delapan tahap /fase perkembangan
Erickson memiliki karakteristik utama dari setiap tahap. Biologis di satu
sisi, sosial di sisi lain, mengalami krisis di antara keduanya polaritas
(sifat yang berlawanan) (Athfal, 2018). 
berikut merupakan tahapan perkembangan psikososial seorang
individu:

1. kepercayaan dan ketidakpercayaan pada usia 0-1 tahun, pada


tahap ini pertama belajar menumbuhkan kepercayaan pada
orang lain, contohnya anak kepada ibunya, jika tidak berhasil
di tahap ini , makai individu akan jadi mudah takut dan
rewel.
2. otonomi malu, dan ragu ragu pada usia 1-3 tahun, pada tahap
ini anak mulai belajar mandiri atau otonomi seperti makan
dan minum sendiri, jika tidak individu tidak berhasil di tahap
ini atau pada tahap ini selalu di tegur dengan kasar maka
individu akan menjadi pribadi yang pemalu dan ragu dalam
melakukan sesuatu.
3. Inisiatif vs Rasa Bersalah (usia 3-6 tahun). Pada tahap ini,
anak mulai memiliki ide (inisiatif) berupa ide-ide sederhana.
Jika anak gagal pada tahap ini, mereka masih merasa bersalah
dan tidak mampu mengekspresikan diri. 
4. Kerja Keras vs Rasa Inferior (usia 6-12 tahun). Pada tahap
ini, anak mulai bekerja keras untuk melakukan pekerjaan
dengan benar. Jika anak tidak berhasil pada tahap ini, maka
di masa depan ia akan menjadi orang yang rendah diri yang
tidak bisa memimpin. 
5. Identitas vs Kebingungan Identitas (usia 12-19 tahun). Pada
tahap ini individu melakukan pencarian atas jati dirinya
(identitasnya). Jika ia gagal pada tahp ini, mak ia akan
merasa tidak utuh.
6. Keintiman vs Isolasi (usia 20-25 tahun). Pada tahap ini
individu mulai keintiman psikologis dengan oranglain. Jika ia
gagal pada tahap ini, maka ia akan merasa kosong dan
terisolasi.
7. Generativitas vs Stagnasi (usia 26-64 tahun). Pada tahap ini
individu memiliki keinginan untuk menciptakan dan
membesarkan generasi penerus. Jika dia tidak berhasil dalam
fase ini, dia akan bosan dan tidak akan maju. 
8. Integritas vs Keputusan (usia 65 tahun ke atas). Pada fase ini,
orang tersebut mengevaluasi apa yang telah mereka lakukan
dan capai dalam hidup mereka. Jika berhasil dalam fase ini ia
mencapai integritas (menerima kegagalan diri, kisah hidup
dan berpegang teguh pada politik), sebaliknya jika gagal ia
menyesali apa yang terjadi dalam hidupnya.  

Teori sosio-emosional yang diteliti oleh Erickson secara


umum menggambarkan inti dari teorinya adalah perkembangan
emosional sejajar dengan pertumbuhan fisik (Athfal, 2018)

1. Ada keteraturan yang sama antara pertumbuhan fisik dan


perkembangan mental 
2. Perkembangan psikologis, biologis dan sosial bersatu di jalan
menuju kedewasaan 
3. Pada setiap saat anak adalah gabungan dari organisme, ego,
dan makhluk sosial
4. Perkembangan manusia dari lahir hingga mati dibagi menjadi
delapan tahap, setiap tahap menyelesaikan perkembangan
tugas 
BAB III

KESIMPULAN

Havigurts menyatakan bahwa keberhasilan atau kegagalan seseorang


tergantung pada dirinya sendiri. Setiap orang sebenarnya memiliki potensi
masing-masing dan kita para pendidik hanya perlu membimbing mereka
bersama jalan yang mereka ikuti sehingga tahap perkembangan dan tugas
mereka juga akan sempurna dan sukses di masa depan. Dapat dijelaskan
sebagai. Menurut Erickson, masyarakat sangat berpengaruh dalam
perkembangan psikososial seorang individu , peranan dimulai dari pola
aduh orang tua sampai aturan budaya masyarakat
DAFTAR PUSTAKA

Athfal, A. (2018). Assesmen Perkembangan Sosio-emosional Anak usia


Dini, No. 01. Vol. 01.

Hurlock, E. B. (2004). Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan. Jakarta:


Erlangga.

Maria, I., & Amalia, E. R. (2018). Perkembangan Aspek Sosial-Emosional


dan Kegiatan Pembelajaran .

Muslikah, S. H. (2012). PERKEMBANGAN INDIVIDU. Semarang:


Yogyakarta Deepublish.

Nigel, N. (2017). PEMBAGIAN TUGAS PERKEMBANGAN, No. 311.


Vol XCIII.

Anda mungkin juga menyukai