Anda di halaman 1dari 3

a.

Fase perkembangan

Perkembangan individu tidak hanya dalam satu fase namun perkembangan individu memiliki
proses yang panjang dimulai dari fase konsepsi yang didalamnya terjadi proses perkembangan prenatal.
HINGGA KEMATIAN.

b. Tugas perkembangan

Tugas–Tugas Perkembangan Individu
Salah satu prinsip perkembangan bahwa setiap individu akan mengalami fase
perkembangan tertentu, yang merentang sepanjang hidupnya. Pada setiap fase
perkembangan ditandai dengan adanya sejumlah tugas-tugas perkembangan tertentu
yang seyogyanya dapat dituntaskan.
Tugas–tugas perkembangan ini berkenaan dengan sikap, perilaku dan keterampilan
yang seyogyanya dikuasai sesuai dengan usia atau fase perkembangannya. Havighurst
(Abin Syamsuddin Makmun, 2009) memberikan pengertian tugas-tugas perkembangan
bahwa: “A developmental task is a task which arises at or about a certain period in the
life of the individual, succesful achievement of which leads to his happiness and to
success with later task, while failure leads to unhappiness in the individual, disaproval
by society, difficulty with later task”..
Tugas perkembangan individu bersumber pada faktor–faktor:  (1) kematangan fisik;  (2)
tuntutan masyarakat secara kultural; (3) tuntutan dan dorongan dan cita-cita individu
itu sendiri; dan  (4) norma-norma agama.

Untuk lebih jelasnya, di bawah ini dikemukakan rincian tugas perkembangan dari setiap
fase menurut  Havighurst.

1. Tugas Perkembangan Masa Bayi dan Kanak-Kanak Awal (0,0–6.0)


 Belajar berjalan pada usia 9.0 – 15.0 bulan.
 Belajar memakan makan padat.
 Belajar berbicara.
 Belajar buang air kecil dan buang air besar.
 Belajar mengenal perbedaan jenis kelamin.
 Mencapai kestabilan jasmaniah fisiologis.
 Membentuk konsep-konsep sederhana kenyataan sosial dan alam.
 Belajar mengadakan hubungan emosional dengan orang tua, saudara, dan orang
lain.
 Belajar mengadakan hubungan baik dan buruk dan pengembangan kata hati.
2. Tugas Perkembangan Masa Kanak-Kanak Akhir dan Anak Sekolah (6,0-
12.0)
 Belajar memperoleh keterampilan fisik untuk melakukan permainan.
 Belajar membentuk sikap yang sehat terhadap dirinya sendiri sebagai makhluk
biologis.
 Belajar bergaul dengan teman sebaya.
 Belajar memainkan peranan sesuai dengan jenis kelaminnya.
 Belajar keterampilan dasar dalam membaca, menulis dan berhitung.
 Belajar mengembangkan konsep-konsep sehari-hari.
 Mengembangkan kata hati.
 Belajar memperoleh kebebasan yang bersifat pribadi.
 Mengembangkan sikap yang positif terhadap kelompok sosial.
3. Tugas Perkembangan Masa Remaja (12.0-21.0)
 Mencapai hubungan yang lebih matang dengan teman sebaya.
 Mencapai peran sosial sebagai pria atau wanita.
 Menerima keadaan fisik dan menggunakannya secara efektif.
 Mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan orang dewasa lainnya.
 Mencapai jaminan kemandirian ekonomi.
 Memilih dan mempersiapkan karier.
 Mempersiapkan pernikahan dan hidup berkeluarga.
 Mengembangkan keterampilan intelektual dan konsep-konsep yang diperlukan
bagi warga negara.
 Mencapai perilaku yang bertanggung jawab secara sosial.
 Memperoleh seperangkat nilai sistem etika sebagai petunjuk/pembimbing dalam
berperilaku.
4. Tugas Perkembangan Masa Dewasa Awal
 Memilih pasangan.
 Belajar hidup dengan pasangan.
 Memulai hidup dengan pasangan.
 Memelihara anak.
 Mengelola rumah tangga.
 Memulai bekerja.
 Mengambil tanggung jawab sebagai warga negara.
 Menemukan suatu kelompok yang serasi.
c. Implikasi terhadap konselor

Sebagai konselor yang baik, kita harus lebih menghargai setiap individu dan memandang
individu memiliki potensi yang unik. Kita juga harus lebih memahami nilai kehidupan serta
mengaplikasikan perkembangan dalam bingkai budaya dan dalam konteks kehidupan yang global. Yang
terpenting, konselor harus bertakwa terhadap ke-Esa-an Tuhan atas kebesaran-Nya juga memiliki
kesadaran dan komiten terhadap etika. Konselor dapat mengembangkan potensi individu dan peduli
terhadap kemaslahatan manusia. Konselor mempunyai toleransi yang tinggi dan dapat menampilkan
emosi yang stabil juga peka terhadap lingkungan, memahami kekurangan dan kelebihan setiap individu
karena tidak semua individu memiliki kesempurnaan.

Anda mungkin juga menyukai