Anda di halaman 1dari 7

KONSEP DAN TUGAS PERKEMBANGAN

REMAJA MADYA

Disusun untuk memenuhi salahsatu tugas pada mata kuliah Perkembangan Peserta
Didik

Oleh:
Aldi Muhamad Arofi NIM [202102023]
Noval Firdaus NIM []

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM PERSATUAN ISLAM


GARUT
1444 H/2023 M
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Tuhan Yang Maha Esa yang tiada pernah berhenti mencurahkan
rahmat dan kasih sayang-Nya kepada semesta alam. Dengan kemudahan dan
pertolongan Tuhan Yang Maha Esa, akhirnya penulis dapat menyelesaikan makalah
ini.
Penulis menyadari sepenuhnya, bahwa dalam penyusunan makalah ini masih
banyak terdapat kekurangan, walaupun penulis telah berusaha dengan sebaik–
baiknya. Oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis
harapkan guna penyempurnaan penyusunan dan penulisan makalah ini.
Terlepas dari kekurangan-kekurangan makalah ini, kami berharap semoga
makalah ini bermanfaat bagi pembaca dan menjadikan amal shaleh bagi kami. Amiin,
Ya Robbal Alamin.

Garut, 5 Maret 2023

Penyusun
DAFTAR ISI

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebagaimana telah kita ketahui bahwa individu adalah pribadi yang utuh
dankompleks yang ke komplekskannya dikaitkan dengan kedudukannya
sebagaimakhluk individu dan sosial. Seseoarang individu yang harus memahami
dirinyasendiri, orang lain, bermasyarakat, lingkungan dan memahami bahwa ia
adalahmakhluk Tuhan YME. Manusia sebagai makhluk psiko-fisik dimana manusia
itusendiri memiliki kebutuhan kebutuhan fisik dan psikologis pribadi dan
kebutuhansosial ke masyarakat.
Dengan demikian, maka setiap individu tentu memiliki kebutuhan dan tugas-tugas
perkembangan, karena ia tumbuh dan berkembang untuk mencapai kondisi fisikdan
sosial psikologis yang lebih sempurna. Sebagai calon pendidik, maka pentingsekali
untuk mengetahui dan memahami apa dan bagaimana kebutuhan dan tugas
perkembangan remaja untuk membantu memudahkan proses belajar mengajar.Dalam
makalah ini penulis menjabarkan mengenai implikasi dari kebutuhandan tugas
perkembangan remaja dalam pembelajaran sebagai bentuk pemahaman kedepan.
Penulis mengambil topik ini karena penulis ingin lebih memahami lagi
materikebutuhan dan tugas perkembangan remaja sebagai bekal menjadi pendidik
kelak.Pembahasan dalam makalah ini akan disampaikan teori-teori yang penulis
ambil dari berbagai sumber.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu fase pekembangan remaja madya?
2. Bagaimana implikasi tugas-tugas perkembangan remaja dalam pendidikan?

C. Tujuan
1. Mengetahui fase perkembangan remaja madya dan hal-hal yang terkait
dengannya.
2. Memahami pengimplikasian dari tugas-tugas remaja dalam pendidikan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep dan Tugas Perkembangan Remaja Madya
1. Teori Perkembangan Remaja Madya
Remaja madya atau menengah, merupakan masa remaja dengan usia 15
sampai 18 tahun. Pada masa ini, sebagai masa mencari sesuatu yang dapat
dipandang bernilai, kebutuhan akan adanya teman yang dapat turut merasakan
suka dan dukanya. Masa dimana remaja ingin mencapai kemandirian dan otonomi
dari orangtua, tahap mencari identitas diri, mempererat hubungan dengan teman
sebayanya dan mulai berkhayal tentang aktifitas seks.
Pada masa ini, pola pikir remaja didasarkan oleh logika, tetapi tidak jarang
pula didorong oleh peasaan atau emosinya. Mereka juga mulai tertarik menjalin
hubungan romantis, seperti pacaran. Memiliki kecenderungan lebih suka atau
lebih banyak waktu dihabiskan bersama teman. Tidak jarang mereka berselisih
paham bahkan bertengkar dengan orang tua karena emosi belum stabil dan
memiliki sifat sensitif.
Pada tubuh anak perempuan terjadi perubahan. seperti panggul, pinggang, dan
bokong mulai membesar, menstruasi mulai teratur, bertambahnya produksi
keringat, dan alat reproduksi yang berkembang.
Sementara itu, pada anak laki-laki pertumbuhan mulai berjalan dengan cepat.
Tubuh menjadi tinggi, berat badan bertambah, muncul jerawat, otot semakin
besar, bahu dan dada semakin lebar, suara menjadi pecah, alat vital semakin
besar, tumbuh kumin, jambang, dan sebagainya.

Adapun karakteristik remaja madya menurut Zulkifli (2006) antara lain:


a. Perkembangan seksual.
b. Emosi yang meluap-luap.
c. Mulai tertarik dengan lawan jenis.
d. Kegelisahan.
e. Pertentangan.
f. Aktivitas kelompok.
g. Keinginan mencoba segala sesuatu.

2. Ciri-ciri Remaja Madya


a. Hubungan dengan teman sebaya
Piaget dan Sullivan (dalam Santrock, 2003) mengemukakan bahwa remaja
mulai belajar mengenai pola hubungan timbal balik dengan melalui
interaksi dengan teman sebaya.
b. Keingintahuan tentang seks yang tinggi
Masa remaja merupakan masa dimana individu menggali orientasi seksual
primer mereka lebih banyak daripada masa perkembangan lainnya.
Remaja menghadapi banyak keputusan dan memerlukan informasi yang
akurat mengenai topik-topik sepertii perubahan tubuh, aktivitas seksual,
respon emosi terhadap hubungan intim seksual.
c. Mudah stress
Remaja juga sangat rentan dengan stress, karena dimasa ini remaja akan
memiliki keinginan serta kegiatan yang sangat banyak, tetapi jika
keinginan dan kegiatan tidak berjalan atau tidak terwujud, remaja
cenderung menjadikan hal tersebut sebagai beban pikiran merekah.

3. Tugas Perkembangan Remaja Madya


Havighurst (dalam Hurlock, 1999) memaparkan tugas
perkembangan pada remaja madya adalah:
a. perkembangan seksual, Mencapai pola hubungan baru yang lebih matang
dengan teman sebaya yang berbeda jeniis kelaminn.
b. membentuk hubungan baru yang lebih matang dengan teman sebaya.
c. menerima dan mencapai tingkah laku sosial tertentu yang bertanggung
jawab di tengah masyarakat.
d. Mencapai kebebasan emosional dari orang tua dan orang dewasa lainnya
dan mulai menjadi diri sendiri.

B. Implikasi Tugas-Tugas Perkembangan Remaja dalam Pendidikan


(Hurlock,1990), Tugas perkembangan adalah tugas yang muncul pada saat atau
sekitar satu periode tertentu dari kehidupan individu dan jika berhasil akan
menimbulkan fase bahagia dan membawa keberhasilan dalam melaksanakan tugas-
tugas berikutnya. Akan tetapi, kalau gagal akan menimbulkan rasa tidak bahagia dan
kesulitan dalam menghadapi tugas-tugas berikutnya.
Dengan mengetahui tugas perkembangan dan ciri-ciri usia remaja diharapkan para
orangtua, pendidik dan remaja itu sendiri memahami hal-hal yang harus dilalui pada
masa remaja ini sehingga bila remaja diarahkan dan dapat melalui masa remaja ini
dengan baik maka pada masa selanjutnya remaja akan tumbuh sehat kepribadian dan
jiwanya.
Memperhatikan banyaknya tugas-tugas yang harus diselesaikan pada setiap fase
perkembangan remaja, maka penyelenggaraan pendidikan seharusnyalah
memperhatikan tugas-tugas dari tiap-tiap fase perkembangan remaja. Sekalipun
dalam penyelenggaraan pendidikan tidak mungkin dapat memenuhi tuntutan
danharapan dari semua sisi perkembangan remaja.Beberapa usaha yang perlu
dilakukan didalam penyelenggaraan pendidikansehubungan dengan tugas-tugas yang
harus diselesaikan oleh remaja dalam setiap fase perkembangannya adalah:
1. Sekolah maupun perguruan tinggi perlu memberikan
kesempatanmelaksanakan kegiatan-kegiatan non akademis melalui berbagai
perkumpulanyang ada di sekolah, seperti perkumpulan penggemar olah raga
sejenis,kesenian dan lain-lain.
2. Apabila ada remaja putra atau putri bertingkah laku tidak sesuai dengan jenis
kelaminnya, mereka perlu diberi bantuan melalui bimbingan dan konseling.
Demikian juga, apabila seorang wanita lebih mementingkan studi dan
kariernya dari pada menaruh perhatiannya menjadi seorang ibu, hendaknya
sekolah turut membantunya agar mereka mampu menerima peranannya
sebagai wanita.
3. Siswa yang lambat perkembangan jasmaninya diberi kesempatan
berlombadalam kegiatan kelompoknya sendiri. Perlu diberikan penjelasan
melalauimata pelajaran biologi dan ilmu kesehatan bahwa pada diri remaja
sedangterjadi perubahan jasmani yang bervariasi. Kepada siswa juga
diberikankesempatan untuk bertanya jawab tentang perkembangan jasmani
itu.
4. Pemberian bantuan kepada siswa untuk memilih lapangan pekerjaan yang
sesuai dengan minat dan keinginannya, sesuai dengan sistim kemasyarakatan
yang dianutnya, dan membantu siswa mendapatkan pendidikan yang
bermanfaat untuk mempersiapkan diri memasuki pekerjaan. Semua ini
hendaknya dilakukan oleh semua personil sekolah, terutama petugas
bimbingan dan konseling, yaitu guru pembimbing atau konselor sekolah.
5. Penyusunan kurikulum yang komprehensif dengan mengembangkan
kurikulum muatan lokal.
6. Pendidikan tentang nilai kehidupan untuk mengenalkan norma kehidupan
social kemasyarakatan yang perlu dilakukan. Dalam hal ini perlu dilakukan
pendidikan praktis melalui organisasi sekolah, pertemuan berkala
denganorang tua/wali murid dan pemantapan pendidikan agama baik di dalam
maupun di luar sekolah.

Anda mungkin juga menyukai