Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Robert Havighurst merupakan seorang ahli psikologi Amerika yang terkenal


dengan teori perkembangan sosio budaya dan antropologi. Ia berpendapat
perkembangan kanak-kanak sangat dipengaruhi oleh lingkungannya. Ini
berarti perkembangan personalnya juga turut dipengaruhi oleh nilai-nilai,
norma-norma serta budaya masyarakat dan lingkungannya. Menurutnya
faktor biologi, sosial dan psikologi juga mempengaruhi perkembangan
seorang individu.

Robert Havighurst menyatakan bahwa perkembangan seseorang anak-anak


dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Ini merupakan satu elemen penting yang
berperan dalam pertumbuhan dan perkembangan pada anak-anak. Beliau
memfokuskan kepada keadaaan sekeliling atau lingkungan di mana tempat
seseorang anak-anak itu membesar yang akan memberi dan meninggalkan
sama ada positif atau negatif bergantung kepada ibu bapak yang memberikan
ciri mereka.

Havighurst menyatakan bahwa tugas-tugas dalam perkembangan anak-anak


hanya perlu dipelajari sekali saja seperti berjalan, berlari, perbedaan nama
benda dan sebagainya. Jadi ini dapat disimpulkan bahwa setiap
perkembangan yang dialami oleh anak-anak perlulah dengan suka rela anak-
anak itu sendiri, bukan dengan paksaan yang diberikan oleh ibu bapak kerana
dengan paksaan akan membuatkan kanak-kanak itu tidak berupaya untuk
mandiri sendiri dan akan memberi kesan yang dalam terhadap perkembangan
mereka.

Perkembangan ialah proses perubahan kualitatif yang mengacu pada mata


fungsi organ-organ jasmaniah, bukan organ-organ jasmaniahnya itu sendiri.

1
Penekanan arti perkembangan itu terletak pada penyempurnaan fungsi
psikologis yang disandang oleh organ-organ fisik, perkembangan akan
berlanjut terus hingga manusia mengakhiri hayatnya. Sementara itu
pertumbuhan hanya terjadi sampai manusia mencapai kematangan fisik. Yang
artinya, orang tak akan bertambah tinggi atau besar jika batas pertumbuhan
tubuhnya telah mencapai tingkat kematangan.

Selanjutnya, pembahasan mengenai perkembangan pada bagian ini akan


penyusun fokuskan pada proses-proses perkembangan yang dipandang
memiliki keterkaitan langsung dengan kegiatan belajar siswa. Proses
perkambangan tersebut meliputi:
1. Perkembangan motor (motor development), yakni proses
perkembangan yang progresif dan berhubungan dengan perolehan
aneka ragam keterampilan fisik anak (motor skills).
2. Perkembangan kognitif (cognitive development) yakni perkembangan
fungsi intelektual atau proses perkembangan kemampuan atau
kecerdasan otak anak.
3. Perkembangan sosial dan moral (social and moral development),
yakni proses perkambangan mental yang berhubungan dengan
perubahan-perubahan cara anak dalam berkomunikasi dengan obyek
atau orang lain, baik sebagai individu maupun sebagi kelompok

Menurut Robert J. Havighurst, perkembangan dibagi menjadi beberapa


macam yaitu diantaranya :

1. Masa bayi dan kanak-kanak awal (0-6 tahun)


2. Kanak-Kanak Madya (6-13 tahun)
3. Remaja (13-18 tahun)
4. Dewasa Awal (19-30 tahun)
5. Dewasa Lanjut (30-60 tahun)
6. Usia Lanjut (diatas 60 tahun)

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Teori Perkembangan Oleh Havighurst

2.1.1. Teori Pertama Havighurst (dalam Hurlock, 1980)

Tugas perkembangan pada masa anak-anak adalah sebagai berikut:

a) Mempelajari ketrampilan fisik yang diperlukan untuk permainan-


permainan yang umum.
b) Membangun sikap yang sehat mengenai diri sendiri sebagai
mahluk yang sedang tumbuh.
c) Belajar menyesuaikan diri dengan teman-teman seusianya
d) Mulai mengembangkan peran sosial pria atau wanita yang tepat
e) Mengembangkan ketrampilan-ketrampilan dasar untuk membaca,
menulis dan berhitung
f) Mengembangkan pengertian-pengertian yang diperlukan untuk
kehidupan sehari-hari
g) Mengembangkan hati nurani, pengertian moral, dan tata dan
tingkatan nilai
h) Mengembangkan sikap terhadap kelompok-kelompok sosial dan
lembaga-lembaga
i) Mencapai kebebasan pribadi.

2.1.2. Teori Kedua Havighurts (dalam Gunarsa, 1986)


Tugas-tugas perkembangan pada anak bersumber pada tiga hal, yaitu :
a) Kematangan fisik,
b) Rangsangan atau tuntutan dari masyarakat dan
c) Norma pribadi mengenai aspirasi-aspirasinya.

Tugas-tugas perkembangan tersebut adalah sebagai berikut: tugas-tugas


perkembangan anak usia 0-6 tahun, meliputi belajar memfungsikan
visual motoriknya secara sederhana, belajar memakan makanan padat,

3
belajar bahasa, kontrol badan, mengenali realita sosial atau fisiknya,
belajar melibatkan diri secara emosional dengan orang tua, saudara dan
lainnya, belajar membedakan benar atau salah serta membentuk nurani.
Tugas-tugas perkembangan anakusia 6-13 tahun adalah menggunakan
kemampuan fisiknya, belajar sosial, mengembangakan kemampuan-
kemampuan dasar dalam membaca, menulis, dan menghitung,
memperoleh kebebasan pribadi, bergaul, mengembangkan konsep-
konsep yang dipadukan untuk hidup sehari-hari, mempersiapkan dirinya
sebagai jenis kelamin tertentu, mengembangkan kata nurani dan moral,
menentukan skala nilai dan mengembangkan sikap terhadap kelompok
sosial atau lembaga (Havighurts dalam Gunarsa, 1986).

2.2. Pembagian Tahap Perkembangan Menurut Havighurst

2.2.1. Masa Bayi Dan Kanak-Kanak Awal (0-6 Tahun)


Di masa ini manusia belajar untuk berjalan, merangkak, memakan
makanan yang padat, berbicara, mengontrol regulasi pembuangan feses
dan urin, mengenali dan membedakan ciri-ciri fisik berdasarkan gender,
belajar sedikit demi sedikit untuk membaca, serta membentuk konsep
dan mempelajari bahasa untuk mendeskripsikan situasi fisik dan sosial
yang riil. Pada masa ini, anak berada pada usia 0-6 tahun dan memiliki
ciri -ciri antara lain :
1. Belajar berjalan, mengambil makanan pada
2. Belajar bicara
3. Belajar mengontrol eliminasi (urin & fekal)
4. Belajar tentang perbedaan jenis kelamin
5. Membentuk konsep-konsep sederhana mengenai kenyataan sosial
dan fisik
6. Belajar membedakan mana yang benar dan mana yang salah,
mengembangkan hati nurani
7. Belajar mengadakan hubungan emosi

4
2.2.2. Kanak-Kanak Madya (6-13 tahun)
Di masa ini manusia belajar kemampuan fisik untuk melakukan
permainan sederhana, menjalin hubungan dengan orang yang lebih tua,
membangun perilaku yang sehat agar diterima secara sosial,
mengenali peran-peran gender secara lebih kompleks (maskulin-
feminin), membangun konsep yang teratur mengenai kehidupan sehari-
hari, mengembangkan kesadaran, moralitas, dan perangkat nilai serta
sistem sosial, mencapai independensi personal, serta membangun sikap
dan perilaku yang sesuai dengan sistem nilai yang dianut lingkungan
sosialnya. Pada masa ini, anak berada pada usia 6-13 tahun dan memiliki
ciri -ciri antara lain :

1. Membangun perilaku yang sehat


2. Belajar ketrampilan fisik yang diperlukan untuk permainan-
permainan yang luar biasa
3. Belajar bergaul dengan teman sebaya
4. Belajar peran sosial terkait dengan maskulinitas dan feminitas
5. Mengembangkan ketrampilan dasar seperti membaca, menulis
dan berhitung
6. Mengembangkan konsep-konsep yang dibutuhkan dalam
kehidupan sehari-hari
7. Membangun moralitas, hati nurani dan nilai-nilai
8. Pencapaian kemandirian
9. Membangun perilaku dalam kelompok sosial maupun institusi
(sekolah)

2.2.3. Remaja (13-18 tahun)


Di masa ini manusia belajar untuk, membangun hubungan yang matang
dengan kawan sebaya dari berbagai jenis kelamin, mempelajari dan
menggapai salah satu peran gender, menggapai kemandirian emosional
terpisah dari orangtuanya dan orang dewasa lainnya, menyiapkan
pernikahan dan kehidupan keluarga, memilih perangkat nilai dan sistem
etis yang menjadi panduan dalam berperilaku, menggapai perilaku-

5
perilaku yang punya nilai tanggung jawab sosial, serta memilih
pekerjaan. Pada masa ini, remaja berada pada usia 13-18 tahun dan
memiliki ciri -ciri antara lain :
1. Membina hubungan baru yang lebih dewasa dengan teman sebaya
baik laki maupun perempuan
2. Pencapaian peran sosial maskulinitas atau feminitas
3. Pencapaian kemandirian emosi dari orang tua, orang lain
4. Pencapaian kemandirian dalam mengatur keuangan
5. Menerima keadaan fisiknya dan menggunakan secara efektif
6. Memilih dan mempersiapkan pekerjaan
7. Mempersiapkan pernikahan dan kehidupan keluarga
8. Membangun ketrampilan dan konsep-konsep intelektual yang
perlu bagi warga Negara
9. Pencapaian tanggungjawab sosial
10. Memperolah nilai-nilai dan system etik sebagai penuntun dalam
berperilaku

2.2.4. Dewasa Awal (19-30 tahun)


Di masa ini manusia harus memilih pasangan, belajar untuk hidup
berdampingan dengan pasangan hidup, membangun keluarga, mengasuh
anak, mengurus rumah, memulai pekerjaan, memiliki tanggung jawab
sosial secara luas, serta menemukan social group yang menyenangkan.
Pada masa ini, mereka berada pada usia 19-30 tahun dan memiliki ciri -
ciri antara lain :
1. Memilih pasangan
2. Belajar hidup bersama orang lain sebagai pasangan
3. Mulai berkeluarga
4. Membesarkan anak
5. Mengatur rumah tangga
6. Mulai bekerja
7. Mendapat tanggungjawab sebagai warga Negara
8. Menemukan kelompok sosial yang cocok

6
2.2.5. Dewasa Lanjut (30-60 tahun)
Di masa ini manusia sudah mulai mendampingi remaja dan anak-anak
agar menjadi pribadi yang yang bahagia dan bertanggung jawab,
menggapai inluensi sosial dan tanggung jawab yang lebih luas dalam
masyarakat, mencapai dan memelihara performansi yang memuaskan
dalam pekerjaan, membangun aktivitas adult leisure time, menerima dan
menyesuaikan perubahan-perubahan psikologis pada masa paruh baya,
dan menyesuaikan diri menjadi orangtua lanjut. Pada masa ini, seseorang
yang telah dewasa lanjut berada pada usia 30-60 tahun dan memiliki ciri
- ciri antara lain :

1. Mendapat tanggungjawab sosial dan sebagai warga Negara


2. Membangun dan mempertahankan standard ekonomi keluarga
3. Membimbing anak dan remaja untuk menjadi dewasa yang
bertanggungjawab dan menyenangkan
4. Mengembangkan kegiatan-kegiatan di waktu luang
5. Membina hubungan dengan pasangannya sebagai individu
6. Mengalami dan menyesuaikan diri dengan beberapa perubahan
fisik
7. Menyesuaikan diri dengan kehidupan sebagai orang tua yang
bertambah tua

2.2.6. Usia Lanjut (diatas 60 tahun)


Di masa ini manusia biasanya menyesuaikan penurunan kekuatan fisik
dan kesehatan, menyesuaikan terhadap penurunan pendapatan dan
pensiun, menyiapkan kematian pasangan, membangun afiliasi yang
eksplisit terhadap salah satu kelompok manula, mengadopsi dan
mengadaptasi peranan sosial dalam cara-cara yang fleksibel, serta
membangun kepuasan fisik terhadap hidupnya. Pada masa lanjut, mereka
berada pada usia 60 tahun lebih dan memiliki ciri -ciri antara lain :

7
1. Menyesuaikan diri dengan penurunan kekuatan fisik dan
kesehatan
2. Menyesuaikan diri dengan situasi pensiun dan penghasilan yang
semakin berkurang
3. Menyesuaikan diri dengan keadaan kehilangan pasangan
(suami/istri)
4. Membina hubungan dengan teman sesama usia lanjut
5. Melakukan pertemuan-pertemuan sosial
6. Membangun kepuasan kehidupan
7. Kesiapan menghadapi kematian

8
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Havighurst menyatakan bahwa tugas-tugas dalam perkembangan anak-


anak hanya perlu dipelajari sekali saja seperti berjalan, berlari,
perbedaan nama benda dan sebagainya. Jadi ini dapat disimpulkan
bahwa setiap perkembangan yang dialami oleh anak-anak perlulah
dengan suka rela anak-anak itu sendiri, bukan dengan paksaan yang
diberikan oleh ibu bapak kerana dengan paksaan akan membuatkan
kanak-kanak itu tidak berupaya untuk mandiri sendiri dan akan
memberi kesan yang dalam terhadap perkembangan mereka.

Robert J. Havighurst, membagi perkembangan menjadi beberapa


macam yaitu diantaranya :
1. Masa bayi dan kanak-kanak awal (0-6 tahun)
2. Kanak-Kanak Madya (6-13 tahun)
3. Remaja (13-18 tahun)
4. Dewasa Awal (19-30 tahun)
5. Dewasa Lanjut (30-60 tahun)
6. Usia Lanjut (diatas 60 tahun)

9
DAFTAR PUSTAKA

Moersintowarti BN, Pertumbuhan dan Perkembangan Anak dan Remaja,


(Surabaya: Continuing Education Ilmu Kesehatan Anak FK. UNAIR, 2005),
hlm. 24.

Elizabeth B. Hurlock, 1990, Psikologi Perkembangan, Suatu Pendekatan


Sepanjang Rentang Kehidupan, Jakarta, Penerbit : Erlangga

Papalia & Olds, 2008, Human Development (Psikologi Perkembangan), Edisi


kesembilan, Bag.I-IV dan V-IX, NY, Mc-Hill Book Co.

10

Anda mungkin juga menyukai