“GANGGUAN NEOROPSIKOLOGIS”
Asmia 1940606036
Nurhayana 1940606037
Lokal A1
TAHUN 2021
1
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya
kepada penulis sehingga dalam hal ini penulis diberikan kemudahan untuk
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.
Dengan mata kuliah Psikologi Abnormal dan tugas ini juga merupakan
penunjang penulis dalam pembelajaran. penulis sangat berterima kasih kepada Bapak
Ahmad Ridha, M.Psi.,Psikolog yang telah memberikan tugas ini kepada penulis.
Penulis berharap makalah yang penulis buat atau penulis susun ini dapat
bermanfaat. bagi para pembaca untuk menambah wawasannya mengenai “Gangguan
Neoropsikologis”. Penulis sangat menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini
penulis masih banyak memiliki kekurangan, maka dari itu penulis berharap adanya
suatu kritikan yang membangun untuk memperbaiki makalah ini dimasa yang akan
datang. Dan tidak lupa penulis juga sangat berterimah kasih anggota kelompok yang
telah membantu dalam menyelesaikan pembuatan makalah ini.
Kelompok 10
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................2
DAFTAR ISI.................................................................................................................3
BAB I.............................................................................................................................4
PENDAHULUAN.........................................................................................................4
A. Latar Belakang..................................................................................................4
B. Rumusan Masalah.............................................................................................4
C. Tujuan................................................................................................................4
BAB II...........................................................................................................................6
PEMBAHASAN...........................................................................................................6
BAB III........................................................................................................................12
PENUTUP...................................................................................................................13
A. Kesimpulan......................................................................................................13
B. Saran.................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................14
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam sejarah neuropsikologi bukanlah hal yang baru lagi dalam ilmu
psikologi, khususnya dalam psikologi klinis. Sekitar tahun 3000 SM, dan
khususnya 1700 SM, hubungan antara fungsi otak dan perilaku telah di bicarakan
para ahli, meskipun suasananya banyak bernuansa filsafat. Neuropsikologi pun
pada dasarnya adalah study mengenai hubungan antara fungsi otak dan syaraf
denga perilaku, yang meliputi pemahaman, asesmen, dan penanganan perilaku
yang secara langsung berhubungan dengan otak.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang permasalahan diatas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai
berikut :
4
C. Tujuan
Dari rumusan masalah di atas maka dapat disimpulkan tujuan dari makalah ini
ialah :
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
Lezak (1995) menjelaskan bahwa perilaku manusia dalam pendekatan
neuropsikologi dijelaskan sebagai sistem, yakni ada sistem kognitif, sistem
emosi dan sistem eksekutif. Termasuk sistem kognitif adalah pengolahan
informasi yang meliputi fungsi reseptif, fungsi memori belajar, berpikir,
dan fungsi ekspresif. Sistem emosi meliputi emosi dan suasana hati (mood),
motivasi dan yang merupakan variabel kepribadian. Sistem ketiga
yakni eksekutif meliputi bagaimana seseorang berperilaku, apakah ia
mampu menolong diri sendiri, perilakunya bertujuan, dan lain-lain.
Johnson dan Haan (2015) menjelaskan bahwa gangguan neuropsikologi
(neuropsychology disorder) dalam perspektif neuroscience dapat terjadi pada
developmental cognitive neuroscience. dijelaskan oleh Zilmer et al. (2001)
bahwa neuropsychology disorder dapat berkaitan dengan gangguan pada otak
(disorders of the brain), gangguan perilaku (disruptif behavior disorder),
gangguan perhatian dan hiperaktif (attention deficit hyperactive disorder), dan
cerebrovascular disorders.
a. Demensia
Demensia adalah suatu sindrom yang disebabkan oleh penyakit otak,
biasanya bersifat kronis atau progresif, dimana ada gangguan dari beberapa
korteks yang lebih tinggi fungsi akal, termasuk memori, berpikir, orientasition,
pemahaman, perhitungan, kemampuan belajar bahasa, dan penilaian. Kesadaran
tidak mendukung. Demensia terutama mempengaruhi orang tua: hanya2% kasus
dimulai sebelum usia 65 tahun. Demensia merupakan salah satu penyebab
utama kecacatan di kemudian hari. Faktor risiko utama untuk sebagian besar
bentuk demensia adalah lanjut usia dan depresi juga faktor resiko dalam jangka
pendek tetapi ini mungkin karena depresi adalah awal gejala awal yang muncul.
b. Epilepsi
Epilepsi adalah gangguan neurologis kronis yang mempengaruhi segala
usia, Istilah ini juga diterapkan pada sekelompok besar kondisi yang ditandai
dengan gejala umum disebut "kejang epilepsi". Epilepsi telah didefinisikan
7
sebagai “gangguan otak yang ditandai dengan kecendrungan yang bertahan
lama”, kejang epilepsi diartikan sebagai kejadian sementara dari tanda-tanda
atau gejala akibat aktivitas neuronal berlebihan atau sinkron yang abnormal di
otak. Kondisi epilesi adalah gangguan multicultural, dan beberapa faktor
penting yang mempengaruhi epilepsi :
- Faktor pertama adalah predisposisi (ambang batas), seseorang dengan orak
yang berfungsi mampu memiliki kejang namun kejang terjadi lebih mudah
pada beberapa orang dari pada orang pada umumnya. Kejang dapat
diprovokasi atau kondisi epilepsi dapat diinduksi disebut sebagai ambang
batas.
- Faktor penting kedua adalah kelainan Epileptogenik, epilepsi disebabkan
oleh cacat otak yang dapat diidentifikasi disebut sebagai epilepsi
simptomatik. Gejala epilepsi dapat disebabkan oleh berbagai gangguan,
termasuk malformasi otak, infeksi,gangguan vaskular, neoplasma, bekas
luka akibat trauma, termasuk stroke, dan gangguan serebral metabolism.
- Faktor penting ketiga adalah kondisi pencetus, adalah yang menentukan
kapan kejang terjadi. Faktor pencetus umum termasuk demam untuk anak-
anak dengan kejang demam, alkohol dan obat penenang penarikan obat,
kurang tidur, obat stimulan dan pada beberapa pasien stres. Refleks kejang
dicetuskan oleh rangsangan sensorik tertentu. Yang paling umum adalah
kejang fotosensitif diinduksi oleh cahaya yang berkedip-kedip, tetapi
beberapa pasien memiliki epilepsi refleks yang sangat spesifik dengan
penyebab kejang.dipicu oleh rangsangan seperti terkejut, jenis musik
tertentu, pola visual tertentu, dan mandi air panas.
c. Gangguan sakit kepala
Gangguan sakit kepala adalah gangguan yang menyakitkan dari yang
relative kecil hingga sejumlah gangguan sakit kepala primer, secara kolektif
gangguan sakit kepala adalah yang paling umum yang terjadi pada sistem saraf.
Klasifikasi gangguan sakit kepala :
- Migrain
- Sakit kepala tipe tegang
- Sakit kepala yang disebabkan oleh trauma kepala dan leher
- Sakit kepala yang dikaitkan dengan kelainan pembuluh darah kranial atau
serviks
8
- Sakit kepala yang disebabkan infeksi
- Sakit kepala atau nyeri wajah yang disebabkan oleh kelainan pada
tempurung kepala, leher, mata, telinga, hidung dan struktur wajah lainnya.
Dll.
d. Sklerosis multiple
Multiple sclerosis adalah kondisi demielinasi pada sisten syaraf pusat
sentral yang umumnya dianggap bersifat autoimun. Pada orang orang dengan
Multiple sclerosis ini sistem kekebalan pemicunya tidak diketahui, tetapi
targetnya adalah saluran saraf pusat. Multiple sclerosis menyebabkan berbagai
macam gejala, mempengaruhi berbagai bagian tubuh dan tingkat keparahan
yang bervariasi.
e. Neuroinfeksi
Penyakit infeksi yang melibatkan saraf yang mempengaruhi jutaan orang
didunia, infeksi saraf sangat penting sejak dahulu bahkan dengan munculnya
antibiotik dan vaksin yang efektif tetap masih menjadi masalah utama dalam
banyak bagian dunia. Infeksi saraf yang sering terjadi berdampak besar bagi
kesehatan, beberapa penyakit menular yang melibatkan sistem saraf :
- Penyakit virus : HIV/AIDS, ensefalitis virus, poliomeilitas dan rabies
- Penyakit mikrobakteri dan bakteri lainnya : TBC, neoropati kusta, radang
tenggorokan dan tetanus
- Penyakit parasit : neurocysticercosis, malaria serebral, toksoplasmosis,
trypano- Amerikasomiasis (penyakit Chagas), trypanosomiasis Afrika
(penyakit tidur), schistosomiasis danhidatidosa
f. Penyakit Parkinson
9
ortostatik dan gangguan neuropsikiatri (demensia, halusinasi dan delirium)
biasanya menjadi jelas dan mengganggu setelah beberapa tahun dalam
perjalanan penyakit. Demensia nyata adalah komplikasi akhir yang paling
seringmempengaruhi pasien yang lebih tua dengan durasi penyakit yang
berkepanjangan. Gejala motorik awitan lambat meliputi : ketidakstabilan
postural dan jatuh, pembekuan gaya berjalan, kesulitan berbicara dan menelan.
Intersational Assosiation for the Study OF Pain (IASP) pada tahun 1979,
yang menyatakan bahwa nyeri adalah suatu sensori yang tidak menyenangkan
dan pengalaman emosional yang terkait dengan kerusakan jariangan aktual atau
potensial. Efek fisiologis rasa sakit adalah untuk memperingatkan kerusakan
jaringan dan untuk melindungi kehidupan. Rasa sakit yang langung disebabkan
oleh penyakit ata kelainan dari sistem saraf ialah nyeri Neuropatik nyeri ini
sering dikaitkan dengan perubahan emosional yang nyata, terutama depresi dan
disabilitas dalam aktivitas kehidupan sehari-hari..
h. Stoke
10
b. Cedera Cerebrovaskuler, atau stroke ini menjadi penyebab dari timbulnya
gangguan pada otak diamana berhentinya suplai darah ke bagian otak secara
tiba-tiba. Dan merupakan keadaan yang timbul karena gangguan peredaran
darah di otak dan menyebabkan terjadinya kematian jaringan otak.
c. Penyakit Degeneratif, penyakit ini terjadi karena adanya perubahan pada sel-sel
tubuh akhirnya mempengaruhi fungsi organ secara menyeluruh. Kondisi ini
paling sering disebabkan oleh proses penuaan.
d. Penyalahgunaan alkohol dan zat adiktif, penyalahgunaan alkohol dan zat adiktif
ini berpengaruh terhadap kerja sistem saraf yaitu pada gangguan saraf sensorik,
saraf otonom, saraf motorik, dan saraf vegetatif.
- Gangguan pada saraf sensorik menyebabkan rasa kebas dan penglihatan buram
hingga bisa menyebabkan kebutaan
- Gangguan saraf otonom menyebabkan gerakan yang tidak dikehendaki melalui
gerak motorik sehingga seseorang yang dalam keadaan mabuk bisa melakukan
apa saja di luar kesadarannya
- Gangguan saraf motorik, gangguan ini menyebabkan gerakan tanpa koordinasi
dengan sistem motoriknya contohnya kepala bergoyang goyang tanpa kendali
- Gangguan saraf vegetatif, pada gangguan ini menimbulkan rasa takut dan
kurang percaya diri jika tidak menggunakannya.
e. Trauma atau luka kepala, adalah masalah pada struktur kepala yang diakibatkan
oleh benturan yang menimbulkan gangguan pada fungsi otak. Masalah ini dapat
berupa luka ringan, memar, bengkak, pendarahan, patah tulang tengkorak atau
geger otak.
11
doktor dalam psikologi dan pelatihan neuropsikologi. Mereka sering bekerja
dalam penelitian atau pengaturan klinis.
a) Evaluasi neuropsikologi
Evaluasi ini adalah penilaian tentang bagaimana otak berfungsi. Penilaian
akan mencakup wawancara dan pertanyaan yang akan membantu
menguraikan kinerja tugas sehari-hari pasien, serta mengidentifikasi masalah
memori dan masalah kesehatan mental. Wawancara juga akan mencakup
informasi tentang gejala, riwayat kesehatan, dan obat yang diminum.
Evaluasi mencakup berbagai jenis tes standar untuk mengukur banyak area
fungsi otak, termasuk:
- Penyimpanan
- Kemampuan kognitif
- Kepribadian
- Penyelesaian masalah
- Pemikiran
- Emosi
- Kepribadian
Pemindaian otak, seperti pemindaian CT atau MRI, juga dapat membantu
psikologi saraf membuat diagnosis.
b) Memahami hasil
Ahli saraf akan membandingkan hasil tes dengan orang lain dengan
pendidikan dan usia yang sama. Hasil evaluasi dan pengujian dapat
membantu menentukan penyebab masalah saat metode lain tidak berfungsi.
Tes bahkan dapat membantu mengidentifikasi pemikiran ringan dan masalah
memori, yang mungkin tidak kentara.
12
Neuropsikologi membantu mengembangkan rencana perawatan dengan
memahami bagaimana fungsi otak dan bagaimana fungsi itu berkaitan
dengan perilaku. Rencana perawatan mungkin termasuk pengobatan, terapi
rehabilitasi, atau operasi.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Neuropsikologi adalah suatu ilmu yang mempelajari hubungan antara otak
dan perilaku, disfungsi otak dan perilaku, dan melakukan assesmen dan treatment
untuk perilaku dengan fungsi otak yang terganggu. Beberapa ganngguan
neuropsikologi yaitu demensia, epilepsi, gangguan sakit kepala, sclerosis multiple,
neuroninfeksi, penyakit parkinson, nyeri yang berhubungan dengan kelainan saraf,
stroke.
B. Saran
Demikianlah pokok bahasan makalah ini yang dapat kami paparkan, besar
harapan kami makalah ini dapat bermanfaat untuk kalangan banyak. Karena
keterbatasan referensi, penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempura.
Oleh karena itu saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan agar makalah
ini dpat menjadi lebih baik lagi dimasa yang akan datang
13
14
DAFTAR PUSTAKA
Aeni Latifah, Dadang Sahroni. 2018. Analisis Perilaku belajar siswa dalam perspektif
neuropsikologi di PAUD pekita gunung puyuh kota sukabumi jawa barat.
Jurnal PAUD AGAPEDIA. Vol (2) No (2) Hal 98
Nurussakinah Daulay. 2017. Struktur Otak dan Keberfungsiannya pada Anak dengan
Gangguan Spektrum Autis : Kajian Neuropsikologi. Jurnal UGM. Vol (25) No
(1) Hal 15-16
15