2.3 Remaja (mulai usia 12-21 tahun bagi wanita dan 13-22 tahun bagi
pria)
Pada saat remaja, dimana manusia sudah mulai mengalami
pubertas dan perkembangan organ-organ reproduksi. Perubahan fisik
pada laki-laki dan perempuan juga semakin terlihat. Fase remaja
biasanya disebut fase pubertas, dimana perubahan fisik yang sangat
cepat misalnya berat badan dan tinggi yang bertambah, mimpi basah
atau menstruasi hingga perubahan pada suara.
Selain itu, fase remaja juga mulai mandiri dan mencari jati dirinya
sendiri. Secara berfikir mereka akan lebih logis, dan mempunyai
perasaan yang sensitif. Biasanya pada fase remaja merak akan lebih
suka menghabiskan waktunya dengan teman – teman. Adapun fase
perkembangan Remaja menurut Robert Havigust (1972), yaitu
a. Mencapai pola hubungan baru yang lebih matang dengan teman
sebaya yang berbeda jenis kelamin
b. Mencapai peranan sesial sebagai pria dan wanita
c. Menerima kesatuan organ-organ tubuh sebagi pria dan wanita
d. Keinginan menerima dan mencapai tingkah laku social tertentu yang
bertanggung jawab
e. Mencapai kebebasan emosional dan mulai menjadi diri sendiri
f. Mempersiapkan diri untuk memasuki dunia perkawinan
g. Memperoleh seperangkat nilai system etika sebagai pedoman
bertingkah laku dan mengembalikan ideologi pedoman bertingkah
laku dan mengembalikan ideologi.
2.4 Dewasa ( usia 21 – 40 tahun )
Pada fase ini mulai ditandai dengan berhentinya pertumbuhan fisik
pada manusia, masa dewasa sudah tidak bisa betambah tinggi namun
masih bisa bertambah berat badan. Organ-organ tubuh juga
mengalami peningkatan kemampuan serta kematangan. Kematangan
berfikri dan kematangan mental juga mengalami peningkatan yang
lebih jauh dibanding pada masa remaja.
Pada fase dewasa berlangsung mereka akan berfokus pada
pekerjaan, pernikahan dan keluarga. Secara umum, orang – orang
dalam tahap dewasa mereka akan lebih mandiri, prima, bertanggung
TUGAS INDIVIDU 2
MK. PSIKOLOGI PENDIDIKAN
ALFANDY PRATAMA
PTKA 2023
sebenarnya tidak ada istilah puber kedua dalam dunia medis. Periode puber
yang kerap disematkan pada orang paruh baya biasanya dikenal dengan
istilah midlife crisis. Krisis ini umumnya terjadi pada usia 40–65 tahun. Krisis
paruh baya atau midlife crisis yang dialami setiap orang umumnya berbeda-
beda. Ada yang merasa cemas, depresi, dan tidak percaya diri, karena
menyadari hidupnya semakin dekat dengan kematian. Namun, ada pula yang
justru merasa dirinya kembali muda dan merasa ingin selalu menjaga
penampilan. Kondisi inilah yang membuat krisis paruh baya kerap disebut
sebagai puber kedua.
Puber kedua dapat terjadi secara alami atau disebabkan oleh perubahan
signifikan dalam hidup, seperti perceraian, kematian orang tua, dan kehilangan
pekerjaan. Selain itu, kondisi tersebut juga bisa dipicu oleh penurunan
kemampuan fisik, karena menderita penyakit tertentu.Periode puber ini juga
dapat disebabkan oleh perubahan drastis pada hormon reproduksi yang
memengaruhi kesehatan dan produktivitas kerja. Pada wanita, penurunan
kadar estrogen dan progesteron akibat perimenopause atau menopause juga
dapat menyebabkan puber kedua.
Sumber.