Anda di halaman 1dari 12

KONSEP DASAR

PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK

RESUME

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Psikologi


Pendidikan dan Bimbingan Yang Diampu Oleh
Dadang Sudrajat, M.Pd.

Disusun oleh :
Abdul Ghani Al-Fauzan (1900232)

PRODI PENDIDIKAN ILMU KOMPUTER


FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU
PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2019
A. Perkembangan Individu

Perkembangan individu merupakan pola gerakan atau perubahan yang


secara dinamis dimulai dari pembuahan atau konsepsi dan terus berlanjut
sepanjang siklus kehidupan manusia yang terjadi akibat dari kematangan dan
pengalaman, dalam perkembangan ada dua proses yang bertentangan yang
terjadi secara serempak selama kehidupan, yaitu pertumbuhan yang disebut
evolusi dan kemunduran yang disebut dengan involusi. Pada awal kehidupan
manusia yang berperan adalah evolusi, sedangkan involusi lebih berperan pada
akhir kehidupan, yaitu perubahan-perubahan yang bersifat mundur. Sikap
terhadap perubahan-perubahan perkembangan ini dipengaruhi oleh penampilan
dan perilaku individu, stereotip budaya, nilai-nilai budaya, perubahan-
perubahan peran dan pengalaman pribadi. Salah satu tujuan dari perubahan ini
adalah agar individu mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan sehingga
baik secara fisik maupun psikis sesuai dengan harapan-harapan sosial.
Adapun perubahan-perubahan dalam perkembangan individu merupakan
hasil dari proses-proses biologis, kognitif dan sosio-emosional yang saling
berkaitan. Proses biologis meliputi perubahan pada sifat fisik individu yang
semakin bertambah usia akan mengarah kepada kematangan. Untuk proses
kognitif meliputi perubahan pada pemikiran, intelegensi dan bahasa individu,
sedangkan proses sosio-emosional meliputi perubahan pada relasi individu
dengan orang lain, serta perubahan emosi dan kepribadian yang menyertainya.
Dalam pengkajian Perkembangan Individu ini ada dua istilah yang sering
muncul, pertama perkembangan (development) dan kedua adalah pertumbuhan
(growth). Istilah perkembangan dititikberatkan pada aspek-aspek yang bersifat
psikis (kualitatif), sedangkan pertumbuhan dipakai untuk perubahan-perubahan
yang bersifat fisik (kuantitatif). Antara fisik dan psikis ini saling berkaitan
dalam menelaah kehidupan manusia. Pertumbuhan dan perkembangan kadang-
kadang masih kabur pengertiannya dan sukar dibedakan. Biasanya istilah-istilah
itu digunakan untuk menjelaskan adanya perubahan yang bersifat progresif

1
namun sifatnya berbeda.
Secara lebih rinci, perbedaan antara pertumbuhan dan perkembangan adalah :
a. (Growth) : cenderung lebih bersifat kuantitatif dan berkaitan dengan aspek
fisik.
Contoh : ukuran berat dan tinggi badan , ukuran dimensi sel
tubuh, umur tulang yang bisa diukur
b. Perkembangan (Development): cenderung lebih bersifat kualitatif, berkaitan
dengan pematangan fungsi organ individu
Contoh :

 Bertambahnya kemampuan dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih


kompleks dalam pola yang teratur, misalnya dalam perkembangan
bahasa, emosi, intelektual, perilaku
 Perkembangan periode bayi sampai anak. Kita melihat bahwa bayi dan
anak berbeda sebagai hasil dari pertumbuhan, tetapi disini juga terdapat
Pertumbuhan perubahan struktur dan bentuk. Jadi, bentuk bayi tidak
sama dengan bentuk anak (bentuknya bukan bentuk bayi dalam ukuran
besar). Untuk perubahan strukturnya yaitu secara berproses melalui
kematangan dan belajar, tangan anak sudah bisa digunakan untuk
makan sendiri.

1. Anak Sebagai Suatu Totalitas


Konsep anak sebagai suatu totalitas mengandung tiga pengertian, yaitu :
 Anak adalah makhluk hidup yang merupakan suatu kesatuan dari
keseluruhan aspek yang terdapat dalam dirinya.
Sebagai suatu totalitas, anak dipandang sebagai makhluk hidup yang utuh,
yakni sebagai suatu kesatuan dari keseluruhan aspek fisik dan psikis yang terdapat
dalam dirinya. Keseluruhan aspek fisik dan psikis anak tersebut tidak dapat dapat
dipisahkan satu sama lain. Karena itu anak dipandang sebagai suatu individu.
Dalam hal ini kita tidak akan memandang anak sebagai kumpulan organ-organ
misalnya ada kepala, kaki, tangan, dan bagian tubuh yang terpisah satu sama lain.
 Keseluruhan aspek anak saling terjalin satu sama lain

2
Keseluruhan aspek yang terdapat dalam diri anak tersebut secara terintegrasi
saling terjalin dan memberikan dukungan satu sama lain. Sebagai misal, anak
yang dimarahi orang tuanya bisa tidak berselera makan, anak yang sedang sakit
nafsu makannya berkurang dan lain-lain. Contoh tersebut mengilustrasikan
adanya keterkaitan dan perpaduan dalam proses kehidupan dan aktivitas anak.
Reaksi-reaksi psikis anak selalu disertai dengan reaksi fisiknya, begitu pula
sebaliknya.

 Anak berbeda dari orang dewasa bukan sekedar fisik, tetapi secara
keseluruhan.
Anak bukan miniature orang dewasa, tetapi anak adalah anak yang dalam
keseluruhan aspek dirinya bisa berbeda dengan orang dewasa, baik dalam segi
fisik, cara berfikir, rasionalitas, daya pikir maupun pola pikirnya. Jadi jangan
memaksa anak sesuai dengan yang kita inginkan karena anak itu juga mempunyai
dunianya sendiri. Biarlah mereka menjadi diri mereka sendiri, suatu saat dengan
kematangan dan pengalaman mereka akan menjadi dewasa.
2. Kematangan dan Pengalaman dalam Perkembangan Anak
Kematangan atau masa peka menunjukkan kepada suatu masa tertentu yang
merupakan titik kulminasi dari suatu fase pertumbuhan sebagai titik tolak
kesiapan (readiness) dari suatu fungsi (psikofisis) untuk menjalankan
fungsinya.Pengalaman adalah peristiwa-peristiwa yang dialami individu dalam
interaksi dengan lingkungan. Kematangan ditentukan oleh beberapa faktor antara
lain pengalaman, pola asuh dan kesempatan yang diberikan. Secara usia anak
yang berusia 7 tahun harusnya memiliki pengalaman yang lebih banyak
dibandingkan usia 6tahun. Namun pengalaman menjadi berbeda ketika pola asuh
yan diberikan berbeda

3. Perubahan
Dilihat dari sudut fisik terjadi perubahan proporsional antara kepala, anggota
badan, dan anggota gerak. Misalnya perbandingan antara besarnya kepala dengan

3
anggota badan, semakin bertambah umur semakin bertambah besar. Sampai pada
umur tertentu per andingan akan menetap, yakni pada usia akhir belasan tahun.

Perubahan secara proporsional juga terjadi pada perkembangan mental


Perbandingan antara yang tidak nil, yang khayal dengan hal- hal yang rasional.
semakin.lama semakin besar. Artinya anak-anak masih banyak mengkhayal dan
sedikit terdapat realita pada mereka, tetapi semakin lama akan semakin berubah
ke sebaliknya, yakni banyak realita dan sedikit berkhayal.

Dalam perkembangan sosial mereka juga sedikit demi sedikit berubah. Dan
bermain sendiri, bermain dengan saudara, bermain dengan anak-anak tetangga,
dan kemudian bermain dengan anak-anak lain pada lingkungan yang lebih luas.

B. Fase-Fase Perkembangan
Tahap tahap perkembangan manusia memiliki fase yang cukup panjang.
Untuk tujuan pengorganisasian dan pemahaman, kita umumnya menggambarkan
perkembangan dalam pengertian periode atau fase perkembangan.
Klasifikasi periode perkembangan yang paling luas digunakan meliputi urutan
sebagai berikut: Periode pra kelahiran, masa bayi, masa awal anak anak, masa
pertengahan dan akhir anak anak, masa remaja, masa awal dewasa, masa
pertengahan dewasa dan masa akhir dewasa.
Perkiraan rata rata rentang usia menurut periode berikut ini memberi suatu
gagasan umum kapan suatu periode mulai dan berakhir. Berikut adalah penjelasan
lebih lanjut mengenai pada setiap periode tahap tahap perkembangan manusia:

1. Periode prakelahiran (prenatal period)


ialah saat dari pembuahan hingga kelahiran. Periode ini merupakan masa
pertumbuhan yang luar biasa dari satu sel tunggal hingga menjadi organisme yang
sempurna dengan kemampuan otak dan perilaku, yang dihasilkan kira kira dalam
periode 9 bulan.

2. Masa bayi (infacy)

4
ialah periode perkembangan yang merentang dari kelahiran hingga 18 atau
24 bulan. Masa bayi adalah masa yang sangat bergantung pada orang dewasa.
Banyak kegiatan psikologis yang terjadi hanya sebagai permulaan seperti bahasa,
pemikiran simbolis, koordinasi sensorimotor, dan belajar sosial.

3. Masa awal anak anak (early childhood)


yaitu periode pekembangan yang merentang dari masa bayi hingga usia
lima atau enam tahun, periode ini biasanya disebut dengan periode prasekolah.
Selama masa ini, anak anak kecil belajar semakin mandiri dan menjaga diri
mereka sendiri, mengembangkan keterampilan kesiapan bersekolah (mengikuti
perintah, mengidentifikasi huruf), dan meluangkan waktu berjam jam untuk
bermain dengan teman teman sebaya. Jika telah memasuki kelas satu sekolah
dasar, maka secara umum mengakhiri masa awal anak anak.

4. Masa pertengahan dan akhir anak anak (middle and late


childhood)
ialah periode perkembangan yang merentang dari usia kira kira enam
hingga sebelas tahun, yang kira kira setara dengan tahun tahun sekolah dasar,
periode ini biasanya disebut dengan tahun tahun sekolah dasar. Keterampilan
keterampilan fundamental seperti membaca, menulis, dan berhitung telah
dikuasai. Anak secara formal berhubungan dengan dunia yang lebih luas dan
kebudayaan. Prestasi menjadi tema yang lebih sentral dari dunia anak dan
pengendalian diri mulai meningkat.

5. Masa remaja (adolescence)


ialah suatu periode transisi dari masa awal anak anak hingga masa awal
dewasa, yang dimasuki pada usia kira kira 10 hingga 12 tahun dan berakhir pada
usia 18 tahun hingga 22 tahun. Masa remaja bermula pada perubahan fisik yang
cepat, pertambahan berat dan tinggi badan yang dramatis, perubahan bentuk
tubuh, dan perkembangan karakteristik seksual seperti pembesaran buah dada,
perkembangan pinggang dan kumis, dan dalamnya suara. Pada perkembangan ini,

5
pencapaian kemandirian dan identitas sangat menonjol (pemikiran semakin logis,
abstrak, dan idealistis) dan semakin banyak menghabiskan waktu di luar keluarga.

6. Masa awal dewasa (early adulthood)


ialah periode perkembangan yang bermula pada akhir usia belasan tahun
atau awal usia duapuluhan tahun dan yang berakhir pada usia tugapuluhan tahun.
Ini adalah masa pembentukan kemandirian pribadi dan ekonomi, masa
perkembangan karir, dan bagi banyak orang, masa pemilihan pasangan, belajar
hidup dengan seseorang secara akrab, memulai keluarga, dan mengasuh anak
anak.

7. Masa pertengahan dewasa (middle adulthood)


ialah periode perkembangan yang bermula pada usia kira kira 35 hingga
45 tahun dan merentang hingga usia enampuluhan tahun. Ini adalah masa untuk
memperluas keterlibatan dan tanggung jawab pribadi dan sosial seperti membantu
generasi berikutnya menjadi individu yang berkompeten, dewasa dan mencapai
serta mempertahankan kepuasan dalam berkarir.

8. Masa akhir dewasa (late adulthood)


ialah periode perkembangan yang bermula pada usia enampuluhan atau
tujuh puluh tahun dan berakhir pada kematian. Ini adalah masa penyesuaian diri
atas berkurangnya kekuatan dan kesehatan, menatap kembali kehidupannya,
pensiun, dan penyesuaian diri dengan peran peran sosial baru.

C. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Perkembangan

1. Faktor Genetik (Internal)


 Faktor keturunan — masa konsepsi
 Bersifat tetap atau tidak berubah sepanjang kehidupan

6
 Menentukan beberapa karakteristik seperti jenis  kelamin, ras, rambut,
warna mata, pertumbuhan fisik, sikap tubuh dan beberapa keunikan
psikologis seperti temperamen
 Potensi genetik yang bermutu hendaknya dapat berinteraksi dengan
lingkungan secara positif sehingga diperoleh hasil akhir yang optimal.

2. Faktor Lingkungan (Eksternal)


 Mempengaruhi individu setiap hari mulai konsepsi sampai akhir hayatnya,
dan sangat menentukan tercapai atau tidaknya potensi bawaan
 Faktor eksternal yang cukup baik akan memungkinkan tercapainya potensi
bawaan, sedangkan yang kurang baik akan menghambatnya 

D. Tanggapan (Refleksi)
Sebagai buah suatu proses panjang, dunia pendidikan baik formal maupun non
formal setidaknya harus dapat membuahkan hasil yang berupa sebuah generasi
yang memiliki kemampuan sebagai berikut:

1. Rasa menghargai keberadaan diri sendiri


Dalam bahasa agama "menghargai keberadaan dirinya sendiri" merupakan
gerbang utama menuju rasa syukur dan terima kasih kepada sang Pencipta. Rasa
syukur ini akan mengandung konsekuensi logis bahwa tangan, kaki, telinga, mata,
hidung, lidah, rasa, jiwa hati dan pikiran adalah komponen hidup yang tdak
selayaknya disia-siakan. Jika seandainya tangan tidak disiasiakan dan dilatih
secara sungguh-sungguh dan teratur akan menjadi tangan yang terampil bahkan
sangat mungkin menjadi tangan yang ahli. Keahlian tangan dari hasil latihan
inilah yang merupakan manifestasi dari ajaran agama yang berbunyi "Barang
siapa pandai menyukuri nikmatKu, maka akan Aku tambah nikmat itu dan barang
siapa mengingkari nikmatKu maka niscaya adabKu teramat pedih". Adapun
motivasi yang kuat akan mendorong untuk berbuat sesuatu, sedangkan percaya
diri akan menumbuhkan suatu keyakinan bahwa kebedaraannya memang benar.

7
Jika seseorang tidak mampu menghargai keberadaan dirinya sendiri mustahil dia
dapat menghargai keberadaan sesuatu yang diluar dirinya sendiri.

2. Rasa Percaya diri


Dengan modal ini seseorang akan mampu mengeksresikan keinginan dan
kemampuan yang telah dimiliki.

3. Komunikasi
Bahasa yang selama ini merupakan alat berkomunikasi sering kali
mengalami pengerdilan makna. Hal ini terjadi karena pemiliknya tidak mampu
memanfaatkan sebagai alat negoisasi, diplomasi dan pengambilan keputusan,
bahkan memahami bahasa pemikiran orang lait masih kesulitan.

4. Kemampuan berpikir kritis (berpikir lateral dan problem


solving)
Dalam suatu proses berpikir yang terpenting adalah berpikir alternatif.
Pada jaman dahulu banyak orang mengalami frustasi karena terpuruk pada suatu
hal yang seakan semua jalan telah ditempuh dan tetap buntu. Pada jaman yang
begitu sulit ini tentunya akan lebih terpuruk lagi jika landasan berfikir yang
fleksibel (alternatif) tidak dapat dikuasai. Terus terang yang merupakan salah satu
sebab munculnya krisi di negeri kita adalah karena sangat sedikitnya orang yang
mampu fleksibel. Tentunya tidak dapat dielakkan lagi bahwa inipun produk dunia
pendidikan.
5. Jiwa kebersamaan
Akhir-akhir ini sangat sering muncul istilah KKN, ini merupakan
penyakit sosial yang muncul dari pemahaman sempit terhadap rasa kebersamaan.

6. Rasa dan jiwa bertanggung jawab


Tanggung jawab merupakan suatu nilai dasar yang harus dimiliki setiap
mahluk yang bernama manusia, tetapi coba mari kita perhatikan apakah dunia
pendidikan kita pernah mengusahakan suatu cara untuk mendidik agar bisa
bertanggung jawab?

8
E. Kesimpulan
 Perkembangan pada asasnya ialah tahapan perubahan psikofisik manusia
yang progresif sejak lahir hingga akhir hayat
 Perkembangan psikofisik terdiri atas : perkembangan motor,
perkembangan kognitif, perkembangan sosial dan moral.
 Perkembangan itu bersifat keseluruhan karena itu pengajar dan peserta
didik harus memperhatikan dengan teliti.
 Seorang guru adalah sebagai pendidik yang berkualitas dan berprofesional
di sekolah maupun universitas tinggi, dalam hal ini guru berperan sebagai
uswatun hasanah, jabatan admititratif dan pembimbing kemasyarakatan.

9
DAFTAR PUSTAKA

Prof. Dr. H. Baharuddin, M.Pd.I. (2009). Pendidikan Dan Psikologi


Perkembangan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Arhur, L., dkk. 1998. Programming and Planning in Early Childhood Education.
Sydney: Harcourt Brace and Company.

Ayriza, Yulia, dkk. 2007. Perkembangan Peserta Didik.


Yogyakarta : Universitas Negeri Yogyakarta (UNY)

10
11

Anda mungkin juga menyukai