Disusun oleh:
2019
KATA PENGANTAR
Tiada kata yang cukup pantas terucap selain rasa syukur kehadirat
Allah Subhanahu wa ta’ala, berkat limpahan dan rahmat-Nya penyusun
mampu menyelesaikan buku yang berjudul “Psikologi pendidikan dan
bimbingan” dengan cukup baik dan lancar.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................1
DAFTAR ISI..............................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................9
1. Latar Belakang...............................................................................9
2. Rumusan Masalah......................................................................10
3. Tujuan...........................................................................................10
4. Manfaat.........................................................................................10
A. Konsep Guru........................................................................11
A. Perkembangan Individu....................................................19
B. Fase-Fase Perkembangan...................................................23
D. Tanggapan (Refleksi)..........................................................26
E. Kesimpulan..........................................................................28
A. Konsep pembelajaran.........................................................29
B. Teori pembelajaran.............................................................30
G. Kesimpulan..........................................................................33
A. Strategi Pembelajaran.........................................................35
A. Bakat......................................................................................42
B. Tipe-tipe Bakat.....................................................................42
E. Minat......................................................................................44
G. Ciri-Ciri Minat.....................................................................45
H. kesimpulan...........................................................................46
D. Motivasi.................................................................................49
E. Sifat Motivasi.......................................................................49
A. Pengertian Belajar...............................................................74
H. Sifat Evaluasi........................................................................78
C. Pembelajaran Berkualitas..................................................85
G. Aktivitas Belajar..................................................................93
H. Hasil Belajar.........................................................................94
BAB IV PENUTUP.............................................................................107
LAMPIRAN........................................................................................111
BIOGRAFI PENULIS.........................................................................115
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
3. Tujuan
Dapat mengetahui faktor-faktor yang bersifat wajib untuk
diaplikasikan oleh para calon guru pada saat mengajar nanti.
Dapat memahami cara mengajar sesuai dengan teori dan contoh
aplikasi yang telah ada.
Dapat mempraktikan teori dan contoh aplikasi tersebut dalam
proses pengajaran nanti.
4. Manfaat
Pembaca dapat memahami dan mengaplikasikan Teori dan konsep
psikologi pendidikan & bimbingan dalam proses mengajar nanti
Memotivasi pembaca untuk menjadi guru yang lebih efektif
Pembaca bisa mengetahui beberapa faktor pendukung dalam
proses mengajar nanti
A. Konsep Guru
B. Guru Efektif
3. Strategi pengajaran
6. Keahlian motivasional
Guru yang efektif punya strategi yang baik untuk memotivasi murid
agar mau belajar (Boekarts, Pintrich & Zeidner, 2000; Stipek, 2002). Para
ahli psikologi pendidikan semakin percaya bahwa motivasi ini paling
baik didorong dengan memberi kesempatan murid untuk belajar di
dunia nyata, agar setiap murid berkesempatan menemui sesuatu yang
baru dan sulit (Brophy, 1998). Guru yang efektif tahu bahwa murid
akan termotivasi saat mereka bisa memilih sesuatu yang sesuai dengan
minatnya. Guru yang baik akan memberi kesempatan murid untuk
berpikir kreatif dan mendalam untuk proyek mereka sendiri (Runco,
1999).
7. Keahlian komunikasi
komunikasi bukan hanya penting untuk mengajar, tetapi juga untuk
berinteraksi dengan orang tua murid, murid, administator, dan yang
lainnya. Tidak terlalu banyak mengkritik, serta memiliki gaya
komunikasi yang asertif, bukan agresif, manipulatif, atau pasif (Alberti
& Emmons, 1995, Evertson, Emmer & Worsham, 2003).Guru yang
efektif juga bekerja untuk meningkatkan keahlian komunikasi para
murid.
9. Keahlian teknologi
Guru yang efektif tahu cara menggunakan komputer dan cara mengajar
murid untukng menggunakan komputer utuk menulis dan berkreasi.
Guru yang efektif bisa mengevaluasi efektivitas game instruksional dan
simulasi komputer, tahu cara menggunakan dan mengajari murid
untuk menggunakan alat komunikasi seperti komputer dan internet.
Dan guru yang efektif memahami dengan baik berbagai perangkat
lainnya untuk mendukung pembelajaran murid yang cacat.
A. Perkembangan Individu
Sebagai suatu totalitas, anak dipandang sebagai makhluk hidup yang utuh,
yakni sebagai suatu kesatuan dari keseluruhan aspek fisik dan psikis yang
terdapat dalam dirinya. Keseluruhan aspek fisik dan psikis anak tersebut
tidak dapat dapat dipisahkan satu sama lain. Karena itu anak dipandang
sebagai suatu individu. Dalam hal ini kita tidak akan memandang anak
sebagai kumpulan organ-organ misalnya ada kepala, kaki, tangan, dan
bagian tubuh yang terpisah satu sama lain.
Anak bukan miniature orang dewasa, tetapi anak adalah anak yang dalam
keseluruhan aspek dirinya bisa berbeda dengan orang dewasa, baik dalam
segi fisik, cara berfikir, rasionalitas, daya pikir maupun pola pikirnya. Jadi
jangan memaksa anak sesuai dengan yang kita inginkan karena anak itu
juga mempunyai dunianya sendiri. Biarlah mereka menjadi diri mereka
sendiri, suatu saat dengan kematangan dan pengalaman mereka akan
menjadi dewasa.
3. Perubahan
Dilihat dari sudut fisik terjadi perubahan proporsional antara kepala,
anggota badan, dan anggota gerak. Misalnya perbandingan antara
besarnya kepala dengan anggota badan, semakin bertambah umur
semakin bertambah besar. Sampai pada umur tertentu per andingan akan
menetap, yakni pada usia akhir belasan tahun.
B. Fase-Fase Perkembangan
Perkiraan rata rata rentang usia menurut periode berikut ini memberi
suatu gagasan umum kapan suatu periode mulai dan berakhir. Berikut
adalah penjelasan lebih lanjut mengenai pada setiap periode tahap tahap
perkembangan manusia:
ialah saat dari pembuahan hingga kelahiran. Periode ini merupakan masa
pertumbuhan yang luar biasa dari satu sel tunggal hingga menjadi
organisme yang sempurna dengan kemampuan otak dan perilaku, yang
dihasilkan kira kira dalam periode 9 bulan.
yaitu periode pekembangan yang merentang dari masa bayi hingga usia
lima atau enam tahun, periode ini biasanya disebut dengan periode
prasekolah. Selama masa ini, anak anak kecil belajar semakin mandiri dan
menjaga diri mereka sendiri, mengembangkan keterampilan kesiapan
4. Masa pertengahan dan akhir anak anak (middle and late childhood)
ialah periode perkembangan yang merentang dari usia kira kira enam
hingga sebelas tahun, yang kira kira setara dengan tahun tahun sekolah
dasar, periode ini biasanya disebut dengan tahun tahun sekolah dasar.
Keterampilan keterampilan fundamental seperti membaca, menulis, dan
berhitung telah dikuasai. Anak secara formal berhubungan dengan dunia
yang lebih luas dan kebudayaan. Prestasi menjadi tema yang lebih sentral
dari dunia anak dan pengendalian diri mulai meningkat.
ialah suatu periode transisi dari masa awal anak anak hingga masa awal
dewasa, yang dimasuki pada usia kira kira 10 hingga 12 tahun dan berakhir
pada usia 18 tahun hingga 22 tahun. Masa remaja bermula pada perubahan
fisik yang cepat, pertambahan berat dan tinggi badan yang dramatis,
perubahan bentuk tubuh, dan perkembangan karakteristik seksual seperti
pembesaran buah dada, perkembangan pinggang dan kumis, dan
dalamnya suara. Pada perkembangan ini, pencapaian kemandirian dan
identitas sangat menonjol (pemikiran semakin logis, abstrak, dan idealistis)
dan semakin banyak menghabiskan waktu di luar keluarga.
ialah periode perkembangan yang bermula pada usia kira kira 35 hingga 45
tahun dan merentang hingga usia enampuluhan tahun. Ini adalah masa
untuk memperluas keterlibatan dan tanggung jawab pribadi dan sosial
seperti membantu generasi berikutnya menjadi individu yang
berkompeten, dewasa dan mencapai serta mempertahankan kepuasan
dalam berkarir.
D. Tanggapan (Refleksi)
Sebagai buah suatu proses panjang, dunia pendidikan baik formal
maupun non formal setidaknya harus dapat membuahkan hasil yang
berupa sebuah generasi yang memiliki kemampuan sebagai berikut:
3. Komunikasi
5. Jiwa kebersamaan
Akhir-akhir ini sangat sering muncul istilah KKN, ini merupakan penyakit
sosial yang muncul dari pemahaman sempit terhadap rasa kebersamaan.
Tanggung jawab merupakan suatu nilai dasar yang harus dimiliki setiap
mahluk yang bernama manusia, tetapi coba mari kita perhatikan apakah
dunia pendidikan kita pernah mengusahakan suatu cara untuk mendidik
agar bisa bertanggung jawab?
E. Kesimpulan
Perkembangan pada asasnya ialah tahapan perubahan psikofisik
manusia yang progresif sejak lahir hingga akhir hayat
Perkembangan psikofisik terdiri atas : perkembangan motor,
perkembangan kognitif, perkembangan sosial dan moral.
Perkembangan itu bersifat keseluruhan karena itu pengajar dan
peserta didik harus memperhatikan dengan teliti.
Seorang guru adalah sebagai pendidik yang berkualitas dan
berprofesional di sekolah maupun universitas tinggi, dalam hal ini
guru berperan sebagai uswatun hasanah, jabatan admititratif dan
pembimbing kemasyarakatan.
A. Konsep pembelajaran
B. Teori pembelajaran
Semakin berkembang teori pembelajaran hendaklah disertai dengan
kualitas pendidikan khususnya dalam mengajar . seorang guru yang
mampu memahami teori pembelajaran harus mampu mengaplikasikannya
dalam proses belajar mengajar. Akan menjadi percuma jika seorang
1. John B. Watson
Menurut Desmita (2009:44), behavioristik adalah sebuah aliran dalam
pemahaman tingkah laku manusia yang dikembangkan oleh John B.
Watson (1878- 1958), seorang ahli psikologi Amerika pada tahun 1930,
sebagai reaksi atas teori psikodinamika. Perspektif behavioristik berfokus
pada peran dari belajar dan menjelaskan tingkah laku manusia.Asumsi
dasar mengenai tingkah laku menurut teori ini bahwa tingkah laku
sepenuhnya ditentukan oleh aturan-aturan yang diramalkan dan
dikendalikan.Menurut Watson dan para ahli lainnya meyakini bahwa
tingkah laku manusia merupakan hasil dari pembawaan genetis dan
pengaruh lingkungan atau situasional.Tingkah laku dikendalikan oleh
kekuatan-kekuatan yang tidak rasional.Hal ini didasari dari hasil pengaruh
lingkungan yang membentuk dan memanipulasi tingkah laku.
Manusia adalah makhluk reaktif yang tingkah lakunya dikontrol oleh
faktor- faktor berasal dari luar.Salah satu faktor tersebut yairu faktor
lingkungan yang menjadi penentu dari tingkah laku manusia. Berdasarkan
pemahaman ini, kepribadian individu dapat dikembalikan kepada
hubungan antara individu dan lingkungannya. Hal-hal yang
mempengaruhi perkembangan kepribadian individu semata-mata
bergantung pada lingkungan.Menurut teori ini, orang terlibat di dalam
tingkah laku karena telah mempelajarinya melalui pengalaman-
pengalaman terdahulu, menghubungkan tingkah laku tersebut dengan
hadiah-hadiah. Orang menghentikan tingkah laku, karena belum diberi
hadiah atau telah mendapatkan hukuman.Semua tingkah laku, baik
bermanfaat atau merusak merupakan tingkah laku yang dipelajari oleh
manusia.
3. B.F. Skinner
Konsep-konsep dikemukanan Skinner tentang belajar lebih
mengungguli konsep para tokoh sebelumnya. Skinner menjelaskan konsep
belajar secara sederhana, tetapi lebih komprehensif. Menurut Skinner
hubungan antara stimulus dan respons yang terjadi melalui interaksi
dengan lingkungannya, kemudian menimbulkan perubahan tingkah laku
yang tidak sesederhana yang dikemukakan oleh tokoh-tokoh sebelumnya.
Menurutnya respons yang diterima seseorang tidak sesederhana demikian,
karena stimulus-stimulus yang diberikan akan saling berinteraksi dan
interaksi antar stimulus tersebut yang mempengaruhi respons yang
dihasilkan. Respons yang diberikan ini memiliki konsekuensi-konsekuensi.
Konsekuensi-konsekuensi tersebut nantinya mempengaruhi munculnya
perilaku (Slavin, 2000).Oleh karena itu,dalam memahami tingkah laku
seseorang secara harus memahami hubungan antara stimulus yang satu
Teori Humanistik
Arthur combs, Abraham H. Maslow, dan Carl R. Rogers adalah tiga
tokoh utama dalam teori belajar humanistic. Arthur Combs berpendapat
bahwa perilaku batiniah, seperti perasaan, persepsi, keyakinan, dan
maksud, menyebabkan seseorang berbeda dari orang lain. Untuk
memahami orang lain kita harus melihan dunia orang lain seperti dia
merasa dan berfikir tentang dirinya.
Dalam proses pembelajaran, menurut para ahli psikologi humanistic,
jika peserta didik memperoleh informasi baru, informasi itu
dipersonalisasikan kedalam dirinya. Sangatlah keliru pendidik
beranggapan peserta didik akan mudah belajar kalua bahan ajar disusun
rapih dan disampaikan dengan baik, tetapi bagaimana membantu peserta
didik memetic arti dan makna yang terkandung didalam bahan ajar itu.
A. Strategi Pembelajaran
A. Bakat
E. Minat
Minat merupakan sebuah kemauan ataupun kehendak yang
perbuatannya disadari maupun tidak tanpa ada orang yang menyuruh.
Minat termasuk dalam rumpun psikologi yang disebut motivasi. Didalam
minat sendiri ada keingintahuan yaitu Kuriositas. ada 2 macam kuriositas,
yaitu Kuriositas Perceptual (perhatian) dan Kuriositas Epistemic (membuat
individu karena perangsangan, menjadi terdorong untuk berbuat sesuatu
yaitu informasi dan memecahkan masalah yang timbul).
G. Ciri-Ciri Minat
bahwa ciri-ciri minat yang ada pada diri masing-masing individu
adalah sebagai berikut :
1. Minat tidak dibawa sejak lahir melainkan dibentuk dan dipelajari
kemudian.
2. Minat dapat diekspresikan melalui suatu pertanyaan yang menunjukkan
bahwa siswa lebih menyukai suatu hal daripada hal lain.
3. Minat dapat dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu aktivitas.
4. Minat mempunyai segi motivasi dan perasaan.
5. Siswa yang memiliki minat terhadap suatu objek akan cenderung
memberikan perhatian yang lebih besar terhadap objek tersebut.
1. Individu tersebut bersikap acuh atau tidak perhatian terhadap objek yang
ada dihadapannya.
H. kesimpulan
Setiap manusia sudah pasti memiliki minat dan bakatnya masing masing,
namun pada kenyataannya masih banyak orang yang belum menyadari
maupun mengetahaui minat dan bakatnya karena berbagai factor yang ada
salahsatunya adalah kurangnya bimbingan ketika mereka menganyam
bangku Pendidikan, guru hanya focus pada kegiatan belajar mengajar
tanpa memerhatikan minat dan bakat para peserta didiknya, dan itu sangat
berdampak pada kesadaran siswa untuk menggali bakat dan minatnya.
Lantas mengapa minat dan bakat itu penting ? karena minat dan
bakat merupaka hal yang krusial dalam hidup ini,contohnya adalah ketika
nanti kita bisa bekerja dengan minat dan bakat yang ada maka efisiensi
kita bekerja akan sangat meningkat karena dikerjakan dengan sepenuh hati,
Motif dalam bahasa Inggris disebut motive berasal dari kata movere
atau motion, yang berarti gerakan atau sesuatu yang bergerak. Dalam
psikologis, istilah motif erat hubungannya dengan “gerak”, yaitu gerakan
yang dilakukan oleh manusia atau disebut juga perbuatan atau perilaku
Ada beberapa definisi dari motif yaitu :
Motif objektif,
Motif objektif yaitu motif-motif lain yang bukan sekedar memenuhi
kebutuhan-kebutuhan biologis, melainkan juga kebutuhan-kebutuhan
di atasnya, seperti motif untuk belajar, bekerja, beragama, dan lain-lain.
Motif darurat,
Motif darurat yaitu motif-motif yang timbul dalam keadaan darurat,
seperti motif untuk berlari menyelamatkan diri dari bahaya yang
mengancam jiwanya, berteriak minta tolong, dan lain-lain.
Motif organis,
Motif organis yaitu motif-motif yang berhubungan dengan kebutuhan-
kebutuhan biologis individu, seperti motif untuk makan, minum,
beristirahat, dan lain-lain.
Sedangkan menurut S.S Chaudan Motif juga dibagi menjadi tiga
golongan yaitu
Motif fisiologis,
Motif fisiologis yaitu motif yang sangat esensial untuk melangsungkan
hidup individu, seperti motif untuk makan, minum, seks, metabolisme,
dan lain-lain.
Motif personal,
Motif personal yaitu motif yang berkaitan dengan proses sosialiasi
manusia, seperti motif yang berhubungan dengan interes, sikap, nilai,
tujuan, dan konsep diri.
Motif sosial,
Motif social yaitu motif-motif yang dipelajari dalam lingkungan sosial
yang dipengaruhi oleh warisan kultural dan pandangan hidup
bangsanya, seperti motif untuk belajar.
D. Motivasi
E. Sifat Motivasi
Menurut Elida Prayitno dalam Ahmad Muhlisin (2012, hlm. 14-15), ada
dua tipe motivasi yaitu motivasi instrinsik dan motivasi ekstrinsik.
Motivasi Ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang keberadaannya karena
pengaruh rangsangan dari luar (Pintner, dkk, 1963 dalam Ahmas
Muhlisin, 2012, hlm 14).
Motivasi Instrinsik
Menurtut Thornburgh dalam Ahmad Muhlisin (2012, hlm 14), motivasi
instrinsik adalah keinginan bertindak yang disebabkan faktor
pendorong dari dalam diri (internal) individu.
Teori Kebudayaan
1. Tujuan kegiatan
2. Isi kegiatan
3. Proses kegiatan
1. Diagnosis psikologi
2. Diagnosis analisis
3. Diagnosis Umum
Teknik Individual
Suasana konseling dipengaruhi oleh pihak mana yang memulai
proses bimbingan. Dalam hubungan yang demikian maka dapat
dibedakan beberapa teknik, yaitu:
Non-Directive Counseling
Difokuskan pada anak yang bermasalah, adanya pelayanan
bimbingan bukan pelayanan yang mengambil inisiatif, tapi
siswa sendiri yang mengambil prakarsa yang menentukan
sendiri apakah dia membutuhkan pertolongan dari pihak
lain.
Directive Counseling
Teknik pelayanan bimbingan tertuju pada masalahnya,
pembimbing yang membuka jalan pemecahan masalah yang
dihadapi siswa.
Eclective Counseling
Teknik yang lebih luwes dibandingkan kedua teknik di atas,
pelayanan tidak dipusatkan pada pembimbing atau siswa,
tetapi masalah yang dihadapi itulah yang harus ditangani
secara luwes, sehingga apa yang digunakan setiap waktu
dapat diubah kalau memang diperlukan.
Teknik Kelompok
Psikologi Pendidikan dan Bimbingan | 68
Teknik yang banyak digunakan dalam membantu memecahkan
masalah-masalah yang dihadapi oleh beberapa orang siswa. Teknik
kelompok dapat digunakan untuk membantu memecahkan
masalah-masalah yang dihadapi individu, yakni terdiri dari:
Kegiatan bersama
Melakukan kegiatan bersama mendorong anak saling
membantu sehingga relasi sosial positif dapat
dikembangkan dengan baik.
Diskusi Kelompok
Siswa yang telah tergabung dalam beberapa kelompok
mendiskusikan berbagai permasalahan belajar secara
bersama.
Karya Wisata
Dengan karya wisata siswa dapat mengenal dan mengamati
secara langsung obyek wisata. Dalam karya wisata siswa
mendapat kesempatan untuk memperoleh penyesuaian
dalam kehidupan kelompok, beroganisasi, kerja sama, dan
tanggung jawab.
Sosiodrama
Suatu cara dalam bimbingan yang memberikan kesempatan
pada siswa untuk mendramatisasikan sikap, tingkah laku,
atau penghayatan seseorang seperti yang dilakukan dalam
hubungan sosial sehari-hari di masyarakat.
Salah satu cara yang perlu dilakukan para guru untuk memajukan
sistem pendidikan di Indonesia adalah dengan melakukan evaluasi
rutin dan melakukan penilaian terhadap kinerja murid dalam
pembelajaran di kelas. Evaluasi yang dimaksud adalah dengan
melakukan perbaikan pada system pengajaran dan pembelajaran.
Sehingga diharapkan sistem pendidikan berkembang dengan baik.
A. Pengertian Belajar
Pengertian Evaluasi
H. Sifat Evaluasi
Hasil evaluasi bersifat tidak langsung (indirect)
Sifat tidak langsung ini berarti hasil belajar siswa tidak dapat
diamati secara langsung dari kondisi fisik siswa yang terlihat.
Namun, untuk mengetahui kemampuan siswa harus menggunakan
prosedur dan proses yang benar yaitu menggunakan instrument
yang tepat. Oleh sebab itu, dalam penilaiannya tidak dapat
langsung dilakukan. Tetapi, menggunakan instrument sebagai alat
pembantu dan keberhasilan hasil belajar tidak semuanya dapat
dilihat dengan segera.
Pembelajaran efektif mencakup dua hal pokok, yaitu waktu belajar dan
kualitas pembelajaran.Hal yang pertama berhubungan dengan jumlah
waktu yang didedikasikan / dicurahkan oleh para siswa selama dalam
pelajaran yang sedang berlangsung.Sedangkan hal yang kedua
berhubungan dengan kualitas actual belajar itu sendiri, artinya bagaimana
proses atau interaksi pembelajaran dapat berlangsung antara guru dan para
murid ataupun sebaliknya juga dengan sumber-sumber belajar. Dengan
demikian, pembelajaran efektif tidak akan bisa dilepaskan dari
pembelajaran yang berkualitas karena kualitas hasil pembelajaran itu
tergantung pada efektifitas pembelajaran yang terjadi atau dijadikan
didalam proses pembelajaran itu sendiri.
pembelajaran.
Sedikitnya ada dua unsur pokok dalam pembelajaran yang efektif, yaitu
a. kualitas pembelajaran
Kualitas pembelajaran berkenaan dengan seberapa tinggi tingkat
informasi atau keterampilan yang disajikan kepada para peserta didik itu
mudah dipelajari mereka. Kualitas pembelajaran itu pada umumnya
berupa hasil yang berkualitas berkenaan dengan pengalaman belajar atau
kurikulum dan pelajaran itu.
c. Ganjaran
d. Waktu
G. Aktivitas Belajar
H. Hasil Belajar
Proses belajar mengajar dikatakan tuntas untuk satu kelas bila paling
sedikit 85% dari jumlah siswa di kelas tersebut memiliki hasil belajar
mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Sedangkan penggolangan
hasil belajar dapat dicermati tabel berikut.
Penilaian dapat dilakukan guru pada saat awal, proses maupun pada
akhir pembelajaran. Pada awal pembelajaran, penilaian dapat dilakukan
melalui fre-tes dan apersepsi. Penilaian pada proses pembelajaran dapat
dilakukan melalui observasi, tanya jawab dan diskusi. Dan penilaian pada
akhir kegiatan proses pembelajaran dapat dilakukan melalui post- test,
pemberian tugas dan sebagainya. Penilaian yang dilakukan meliputi hasil
belajar dan prestasi belajar.
Evaluasi atau penilaian pembelajaran memiliki tujuan diantaranya
adalah untuk menentukan angka kemajuan hasil belajar pada siswa, yang
berfungsi sebagai laporan kepada orangtua/ wali siswa, penentuan
kenaikan kelas dan pemantauan kelulusan siswa. Selain itu evaluasi
pembelajaran juga bertujuan untuk mendapatkan siswa kedalam situasi
belajar mengajar yang tepat dan serasi dengan tingkat kemampuan, minat
dan berbagai karakteristik yang dimiliki, selanjutnya dengan evaluasi guru
akan mengenal latar belakang siswa (psikologi, fisik dan Lingkungan) yang
berguna baik bagi penempatan maupun penentuan sebab-sebab kesulitan
belajar para siswa. Evaluasi juga merupakan umpan balik bagi guru, yang
pada gilirannya dapat digunakan untuk memperbaiki proses belajar
mengajar dan program remidial bagi siswa. Mengingat pentingnya
penilaian pembelajaran, guru-guru di SMK Negeri 1 Ciamis sudah
mempersiapkannya dari awal sebelum tahun pelajaran dimulai. Adapun
yang dipersiapkan diantaranya adalah penilaian pretest, observasi,
refleksi, dan post-test.
1. Kesimpulan
Ada tiga tugas utama atau tugas pokok guru, yaitu mencakup
merancang (design), melaksanakan (execute) dan menilai (evaluate), dan
menurut Permendiknas 41/2007 ditambah lagi dengan tugas
pengawasan. Tugas utama tersebut terarah untuk mendukung
pencapaian kualitas pendidikan, atau pembelajaran secara khusus.
Untuk mewujudkan standar proses, ditentukan adanya tiga tahap
pokok kegiatan, yang mencakup kegiatan pendahuluan, pokok dan
penutup.
Baharuddin, dan Esa Nur Wahyuni. 2009. Teori Belajar dan Pembelajaran.
Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Irham, M. & Wiyani, N.A. (2014). Psikologi Pendidikan: Teori dan Aplikasi
dalam Proses Pembelajaran. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Marzuki, 2015. Catur Gatra Eka-Dharma dan Pola Asah Asih Asuh dalam
Meningkatkan Citra Kinerja Guru dan Kreatifitas PesertaDidik di Era
Green School-Green Learning. Disajikan dalam Seminar Nasional
yang bertema “Pendidikan MasaKinidan Masa Akan Datang Berbasis
Revolusi Mental. FKIP UNS.
Sukardi, Dewa Ketut dan Nila Kusmiwati, Desak P.E. 2008. Proses
Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.
http://galuhfirmadalin.blogspot.com/2017/01/makalah-
diagnostik-dan-remedial- belajar.html?m=1
Setelah itu pesan dari saya adalah Saya berharap semoga kedepannya
komunikasi antar mahasiswa dengan dosen semakin akrab, tetap terjaga
dan lebih transparan. Lebih ditingkatkan lagi cara mengajar yang efektif
BIOGRAFI PENULIS