Anda di halaman 1dari 49

STRATEGI PEMBELAJARAN DALAM PROFESI

KEGURUAN

TUGAS RESUME
Makalah ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Strategi Beajar Mengajar
Dosen Pengampu: Dr. Hj. Popon Sumarni, S.Ag., M.Pd.

Disusun Oleh:

Sisti Nurrohmah PAI/IVA 020.011.0027

FAKULTAS TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM SILIWANGI BANDUNG
2022
IDENTITAS BUKU

Judul : Strategi Pembelajaran Dalam Profesi Keguruan

Pengarang : Prof. Dr.Karwono, M.Pd

Achmad Irfan Muzni, M.Psi., Psikolog

Penerbit : PT Raja Grafindo Persada, Depok

Dicetak oleh : Kharisma Putra Utama Offset

Cetakan : 2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa saya panjatkan atas kehadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan resume ini untuk memenuhi tugas
mata kuliah Strategi Belajar Mengajar. Tidak lupa juga shalawat serta salam saya curah
limpahkan kepada nabi Muhammad Saw.
Kemudian saya ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada berbagai pihak yang
telah membantu dalam proses penyusunan resume ini. Sehingga resume ini dapat diselesaikan
tepat pada waktunya.
Saya menyadari bahwasannya resume ini masih jauh dari kata sempurna dikarenakan
terbatasnya pengalaman dan pengetahuan saya. Oleh karena itu, saya mengharapkan segala
bentuk saran maupun kritikan dari berbagai pihak. Saya harap semoga resume ini dapat
memberikan manfaat bagi para pembacanya.

Bandung, November 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................................... ..i


DAFTAR ISI ................................................................................................................... .ii
BAB 1 GURU DAN TUGASNYA
DALAM PEMBELAJARAN
A. Guru dan Tugasnya………………………………………………………….
B. Perubahan Paradigma Guru dalam Pembelajaran………………………….
C. Meningkatkan Kredibilitas Tugas Guru……………………………………
BAB 2 HAKIKAT STRATEGI PEMBELAJARAN
A. Pengertian Strategi Pembelajaran……………………………………………..
B. Konsep Dasar Strategi Pembelajaran……………………………………………
C. Beberapa Istilah yang Terkait dengan Strategi Pembelajran…………………….
D. Prinsip-prinsip Belajar dan Pembelajaran
BAB 3 KARAKTERISTIK PESERTA DIDIK
A. Perkembangan Peserta Didik…………………………………………………..
B. Perbedaan Individu dalam Pembelajaran……………………………………
C. Teori Pengolahan Informasi dalam Sistem Memori………………………..
D. Pembelajaran Berpijak pada Teori Pengolah Informasi,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,
BAB 4 PEMILIHAN STRATEGI PEMBELAJARAN
A. Klarifikasi Variabel dalam Pembelajaran………………………………………..
B. Klarifikasi Strategi Pembelajaran………………………………………………
C. Dasar Pertimbangan Pemilihan Strategi Pembelajaran………………………..
BAB 5 METODE PEMBELAJARAN
A. Metode Ceramah…………………………………………………………..
B. Metode Demonstrasi………………………………………………………….
C. Metode Diskusi………………………………………………………………
D. Metode Simulasi…………………………………………………………………..
E. Metode Tugas dan Resitasi……………………………………………………
F. Metode Tanya Jawab……………………………………………………………..
G. Metode Kerja Kelompok………………………………………………………….
H. Metode Problem Selving…………………………………………………………
I. Metode Sistem Regu (Team Teaching)……………………………………..
J. Metode Latihan (Drill)……………………………………………………………
K. Metode Karyawisata (Field-Trip)……………………………………………..
L. Strategi Pembelajaran Ekspositori………………………………………………..
BAB 6 PENGEMBANGAN SIASAT PEMBELAJARAN
A. Tujuan Pembelajaran………………………………………………………….
B. Karakteristik Bahan Ajar…………………………………………………….
C. Siasat Pembelajaran…………………………………………………………….
D. Tindak Lanjut Pembelajaran…………………………………………………
E. Pengayaan dan Perbaikan…………………………………………………….
BAB 7 MASALAH PENGELOLAAN KELAS
A. Masalah Perorangan……………………………………………………………
B. Masalah Kelompok…………………………………………………………..
BAB 8 PEMANFAATAN SUMBER BELAJAR DALAM
STRATEGI PEMBELAJARAN
A. Perlunya Pemanfaatan Sumber Belajar dalam Pembelajaran……………………
B. Perkembangan Sumber Belajar…………………………………………………
C. Fungsi Sumber Belajar…………………………………………………………
D. Peran Sumber Belajar dalam Pembelajaran…………………………………..
E. Pola-pola Instruksional……………………………………………………….
BAB 9 KETERAMPILAN DASAR DALAM PEMBELAJARAN
A. Konsep Guru dalam Pembelajaran………………………………………………
B. Konsep Dasar dan Proses Pembelajaran…………………………………………
C. Keterampilan Dasar Guru dalam Pembelajaran…………………………………
D. Instrumen Keterampilam Dasar Pembelajaran…………………………………

ii
BAB 1
GURU DAN TUGASNYA DALAM PEMBELAJARAN

A. Guru dan Tugasnya


Sekolah merupakan tempat yang strategis untuk melaksanakan rekayasa pedagogis
guna mewujudkan kelangsungan hidup kebudayaan dan peradaban masyarakat. Dalam
UU No.20 Tahun 2003 Pasal 3 tentang Sistem Pendidikan Nasional disebutkan bahwa:
tujuan pendidikan nasional adalah untuk mengembangkan potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab.
Guru memainkan peran penting dalam transformasi budaya melalui sistem
persekolahan, khususnya dalam menata interaksi peserta didik dengan sumber belajar
untuk mencapai tujuan yang diinginkan. untuk itu diperlukan guru yang memiliki
kemampuan akademik, dan profesional yang memadai, mutu kepribadian yang mantap,
serta menghayati profesinya sebagai guru. Profesi keguruan merupakan kegiatan yang
membutuhkan berbagai keterampilan, sedangkan keterampilan tersebut memerlukan
pelatihan, baik berupa latihan keterampilan yang terbatas maupun keterampilan yang
terintegrasi dan mandiri.
Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen, menyebutkan bahwa guru
dan dosen harus menguasai empat kompetensi yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi
kepribadian, Kompetensi sosial, dan kompetensi profesional.
- Kompetensi Pedagogik
Kompetensi pedagogik adalah kemampuan guru dan dosen mengelola proses
pembelajaran peserta didik seorang guru yang mempunyai kompetensi pedagogik
minimal telah menguasai bidang sulit tertentu, ilmu pendidikan, baik metode
pembelajaran, maupun pendekatan pembelajaran.
-Kompetensi Kepribadian
Kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian guru dan dosen yang
mantap, berakhlak mulia, berwibawa, dan menjadi teladan bagi peserta didiknya.
- Kompetensi Sosial
Kompetensi sosial ialah kemampuan seorang guru dan dosen untuk berkomunikasi
dan berinteraksi secara efektif dan efisien dengan peserta didik, guru, orang tua, dan
masyarakat sekitar.
- Kompetensi Profesional
Kompetensi profesional adalah kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara
luas dan mendalam.
Sepuluh kemampuan dasar, dalam pembelajaran yang harus dikuasai guru mulai dari
pelaksanaan mikro teaching dimulai dari keterampilan yang biasanya digunakan dalam
situasi pembelajaran yang lebih didominasi guru sampai dengan keterampilan yang
lebih memberikan kesempatan bagi terjadinya kadar lebih tinggi keterlibatan dan
prakarsa peserta didik. kegiatan operasional dalam pembelajaran yang lebih terstruktur
seperti keterampilan Membuka pelajaran, memberi penguatan, mengadakan variasi,
menjelaskan, membuka dan menutup pelajaran, serta keterampilan menggunakan
bahasa sampai dengan yang lebih terbuka yang lebih memberi kesempatan bagi
terjadinya kadar lebih tinggi keterlibatan dan prakarsa peserta didik.keterampilan
membimbing diskusi kelompok kecil, mengelola kelas, dan pembelajaran kelompok
kecil dan perorangan.
Tugas guru dalam pembelajaran merupakan perbuatan yang kompleks, yaitu
penggunaan secara integratif sejumlah keterampilan untuk menyampaikan pesan
pembelajaran dengan harapan pesan Pembelajaran dapat mudah diterima oleh peserta
didik sehingga terjadi perubahan perilaku pada diri peserta didik sesuai dengan tujuan
yang telah ditetapkan.
B. Perubahan Paradigma Guru dalan Pembelajaran
Reformasi di bidang pendidikan khususnya pembelajaran telah mulai tergulir dan
banyak diperbincangkan, namun harus diakui bahwa reformasi itu masih sebatas
wacana ketimbang tindakan konkret. Dalam dunia pendidikan telah terjadi perubahan
regulasi yang mendasar yaitu dengan adanya:
1. Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
2. Undang-undang nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
3. PP 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
Terminologi yang dipakai dalam regulasi tersebut menunjukkan bahwa kata
mengajar tidak dipergunakan lagi, tetapi menggunakan kata pembelajaran, demikian
juga kata peserta didik sebagai pengganti murid. Penggunaan istilah tersebut membawa
perubahan mendasar karena pijakan secara filosofis antara mengajar dan pembelajaran
berbeda.
Mengajar adalah terjemahan dari teaching secara deskriptif mengajar diartikan
sebagai Proses penyampaian informasi atau pengetahuan dari guru pada peserta didik.
Proses penyampaian ini sering juga dianggap sebagai proses mentransfer ilmu. teks ini
transfer tidak diartikan dengan pemindahan seperti mentransfer uang, maka jumlah
uang yang dimiliki seseorang akan berkurang bahkan hilang setelah ditransfer pada
orang lain. sebagai sebuah proses menyampaikan atau menanamkan ilmu mengajar
mempunyai karakteristik:
1. Proses perguruan berorientasi pada guru (teacher centeted)
2. Peserta didik dianggap sebagai objek belajar
3. Kegiatan buruan terjadi pada tempat dan waktu tertentu
4. Tujuan utama keguruan adalah penguasaan materi buruan
Sedangkan pembelajaran adalah terjemahan dari kata instruksional, pembelajaran
berpijak pada psikologi kognitif holistik yang selanjutnya diikuti pandangan
konstruktif,humanistik dan setetusnya. Pembelajaran juga dipengaruhi adanya
perkembangan teknologi, bahwa belajar dapat dipermudah melalui berbagai sumber
belajar selain guru/dosen sehingga mengubah peran guru dalam pembelajaran. Peran
guru lebih ditekankan kepada Bagaimana merancang atau mengaransemen berbagai
sumber dan fasilitas yang tersedia untuk dimanfaatkan peserta didik dalam belajar.
C. Meningkatkan Kreadibilitas Tugas Guru
Bergesernya paradigma pembelajaran dari pembelajaran yang berorientasi pada
guru pada pembelajaran yang berorientasi pada peserta didik menuntut guru untuk
memiliki seperangkat keterampilan dasar yang diperlukan dalam pembelajaran guru
perlu memiliki sejumlah kemampuan yang menata interaksi peserta didik dengan
sumber belajar yang lebih memberi kesempatan bagi terjadinya peningkatan kadar
keterlibatan dan prakarsa peserta didik sesuai dengan karakteristik yang dimiliki peserta
didik dan materi pembelajaran.
Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) memainkan peran penting
dalam pembentukan profesi keguruan khususnya pada segi-segi kecakapan guru maka
lptk perlu ditata dan dikembangkan agar menghasilkan lulusan yang secara akademik
dan profesional serta kepribadian yang berkelayakan. Sedangkan pembinaan mutu
kepribadian calon guru harus dilaksanakan secara terintegrasi dalam lingkungan
lembaga pendidikan tenaga kependidikan yang secara karakteristik harus berbeda
dengan lingkungan pendidikan dan kependidikan.
1. Memuliakan Tugas Guru
Agar kedudukan guru dapat terwujud dalam posisi yang ideal maka diperlukan
tindakan nyata pertama mengembalikan pada hakikat peran lptk untuk menghasilkan
calon guru yang profesional sesuai dengan undang-undang nomor 14 tahun 2005
tentang guru dan dosen, guru harus menguasai kompetensi pedagogik, kompetensi
kepribadian, Kompetensi sosial dan kompetensi propesional. Untuk mencapai hal ini
maka perlu menggalakan pelatihan dan pendidikan yang bertujuan mengembangkan
kemampuan akademik dan profesionalisme..
2. Meningkatkan Citra Guru
Untuk meningkatkan mutu pendidikan secara formal aspek guru mempunyai
peranan penting dalam mewujudkan, di samping aspek lainnya seperti sarana prasarana
kurikulum peserta didik manajemen dan pengadaan buku, guru merupakan Kunci
keberhasilan pendidikan sebab inti dari kegiatan pendidikan adalah belajar mengajar
yang memerlukan peran dari guru di dalamnya.
Hasil penelitian yang dilakukan di Amerika Serikat telah dikembangkan konsep next
Century school sebagai berikut
1. Guru sebagai pelatih yang mendorong peserta didiknya untuk mau meningkatkan
prestasinya guru tidak selalu lebih pintar dari peserta didik guru bersama-sama
peserta didik berupaya keras untuk meningkatkan prestasi peserta didik mereka
merupakan tim yang padu.
2. Sebagai konselor sebagai sahabat peserta didik yang menjadi tempat mendiskusikan
sebagai masalah kehidupan bersama-sama menjadi solusi guru dapat menjadi
teladan atau idola peserta didik
3. Guru menjadi manajer belajar artinya bersama-sama dengan peserta didik mencari
pengaturan yang optimal untuk mengelola waktu belajar
Guru yang profesional tidak hanya tahu akan tugas peranan dan kompetensinya
namun juga dapat melaksanakan apa-apa yang menjadi tugas dan peranannya, dan
selalu meningkatkan kompetensinya agar tercapai kondisi proses belajar mengajar yang
efektif dan tercapai tujuan belajar secara optimal, Guru yang profesional selalu belajar
dan belajar untuk mengembangkan profesinya.
BAB 2
HAKIKAT STRATEGI PEMBELAJARAN

A. Pengertian Strategi Pembelajaran


Strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang
rangkaian kegiatan yang dirancang untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu
termasuk penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya atau kekuatan
dalam pembelajaran yang disusun untuk mencapai tujuan tertentu.
Beberapa indikator yang disepakati tentang atribut belajar yaitu belajar adalah
sebuah proses perubahan tingkah laku dan interaksi dengan sumber belajar.
1. Proses:
Belajar pada hakekatnya merupakan sebuah proses atau kegiatan atau aktivitas
individu Dalam berinteraksi dengan sumber belajar Seseorang dikatakan belajar kalau
dalam dirinya terdapat aktivitas untuk berinteraksi dengan sumber belajar baik aktivitas
fisik maupun non fisik seperti emosi dan aspek mental yang lainnya.
2. Perubahan Tingkah Laku:
perubahan tingkah laku merupakan atribut yang banyak disepakati dari berbagai
pandangan tentang belajar. perubahan tingkah laku dapat meliputi domain pengetahuan
sikap maupun keterampilan perubahan tingkah laku yang menjadi tujuan belajar
membawa implikasi kepada strategi pembelajaran yang akan digunakan.
3. Interaksi:
Belajar dapat terjadi karena individu yang belajar peserta didik berinteraksi dengan
sumber belajar yaitu meliputi pesan orang bahan alat teknik dan latar interaksi dengan
lingkungan itu memiliki pola-pola tertentu sehingga terjadi variasi interaksi jadi setiap
peristiwa Pembelajaran dapat terjadi beberapa strategi pembelajaran yang sesuai
dengan pembelajaran yang berlangsung.
B. Konsep Dasar Strategi Pembelajaran
konsep dasar strategi pembelajaran meliputi hal-hal sebagai berikut (1) menetapkan
spesifikasi dan kualifikasi perubahan perilaku peserta didik (2) menentukan pilihan
berkenaan dengan pendekatan terhadap masalah memilih prosedur metode dan teknik
pembelajaran serta (3) norma dan kriteria keberhasilan kegiatan pembelajaran. Strategi
dapat diartikan sebagai suatu rencana kegiatan yaitu berupa garis-garis besar untuk
melakukan kegiatan dalam rangka mencapai sasaran yang telah ditentukan dikaitkan
dengan pembelajaran strategi bisa diartikan sebagai pola-pola umum kegiatan guru dan
peserta didik dalam mewujudkan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan yang
telah ditentukan
C. Beberapa Istilah Yang Terkait Dengan Strategi Pembelajaran
1. Model Pembelajaran
Pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari
awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru dengan kata lain model
pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan suatu pendekatan
metode dan teknik pembelajaran.
2. Pendekatan Pembelajaran
Strategi dan metode pembelajaran yang digunakan dapat bersumber atau tergantung
dari pendekatan tertentu misalnya mencatat ada dua pendekatan dalam pembelajaran
yaitu: pendekatan berpusat pada guru dan pendekatan yang berpusat pada peserta didik.
Pendekatan yang berpusat pada guru menurunkan strategi pembelajaran langsung
pembelajaran dedukatif atau pembelajaran ekspositori sedangkan pendekatan
pembelajaran yang berpusat pada peserta didik menurunkan strategi pembelajaran
Discovery dan inkuiri serta strategi pembelajaran induktif.
3. Desain Pembelajaran
Jika strategi pembelajaran lebih berkenaan dengan pola umum dan prosedur umum
aktivitas pembelajaran sedangkan desain pembelajaran lebih menunjuk kepada cara-
cara merencanakan suatu sistem lingkungan belajar tertentu setelah ditetapkan strategi
pembelajaran tertentu.
4. Strategi Pembelajaran
Pembelajaran adalah perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang
dirancang untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu tujuan strategi pembelajaran
merupakan rencana tindakan rangkaian kegiatan termasuk penggunaan metode dan
pemanfaatan berbagai sumber daya atau kekuatan dalam pembelajaran yang disusun
untuk mencapai tertentu strategi pembelajaran merupakan suatu kegiatan pembelajaran
yang harus dikerjakan guru dan peserta didik agar tujuan pembelajaran dapat dicapai
secara efektif dan efisien
5. Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran merupakan upaya untuk mengimplementasikan rencana yang
sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara
optimal metode digunakan untuk merealisasikan strategi yang telah ditetapkan strategi
menunjuk pada sebuah perencanaan untuk mencapai sesuatu sedangkan metode adalah
cara yang dapat digunakan untuk melaksanakan strategi.
6. Teknik Pembelajaran
Teknik pembelajaran adalah suatu cara yang dilakukan seseorang dalam
mengimplementasikan suatu metode secara spesifik dalam situasi pembelajaran
misalnya penggunaan metode ekspositori yang digunakan seorang guru dalam situasi
kelas besar seorang guru akan menggunakan teknik yang berbeda dengan kas kecil
Bagaimana teknik seorang guru dalam merespon kelompok peserta didik tertentu guru
dapat menggunakan teknik yang berganti-ganti sesuai dengan situasi yang berkembang
meskipun koridor umum setiap metode pembelajaran ada.
7. Taktik Pembelajaran
Taktik adalah merupakan gaya seseorang dalam melaksanakan suatu teknik atau
metode tertentu yang sifatnya lebih individual hal ini dapat kita saksikan dua orang
menggunakan metode yang sama tetapi situasi dan kondisi yang ditimbulkan dari
penggunaan metode tersebut akan berbeda
8. Gaya Pembelajaran
Pembelajaran adalah keunikan atau kekhasan dari masing-masing guru sesuai
dengan kemampuan pengalaman dan tipe kepribadian dari guru yang bersangkutan
dalam melaksanakan pembelajaran tersebut akan memberi keunikan dan kekhasan
seorang guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran, Karena Guru memiliki
kemampuan pengalaman dan tipe kepribadian yang tidak sama maka tidak ada guru
yang memiliki gaya pembelajaran yang sama meskipun guru berasal dari Didik dari
lembaga pendidikan tenaga pendidikan yang sama.
BAB 3
KARAKTERISTIK PESERTA DIDIK

A. Perkembangan Peserta Didik


Mengenali karakteristik peserta didik merupakan aspek yang sangat penting sebelum
guru menata komponen eksternal dalam menyusun strategi pembelajaran. Karakteristik
internal peserta didik dalam pembelajaran merupakan suatu yang bersifat given dan harus
diterima sebagaimana adanya. sementara itu, strategi pembelajaran yang harus menyesuaikan
dengan karakteristik internal yang sifatnya given tersebut. Karakteristik internal peserta didik
berpengaruh terhadap pemilihan strategi pengolahan pembelajaran yaitu upaya penciptaan
kondisi yang optimal agar strategi penyampaian Pembelajaran dapat berlangsung secara efektif
dan efisien yaitu penataan peserta didik dan perilakunya. Perkembangan fisik dan
perkembangan Sosio emosional mempunyai kontribusi yang kuat terhadap perkembangan
intelektual atau perkembangan mental atau perkembangan kognitif peserta didik. Rancangan
pembelajaran yang kondusif akan mampu meningkatkan motivasi belajar peserta didik
sehingga mampu meningkatkan proses dan hasil pembelajaran yang diinginkan.
1. Perkembangan fisik peserta didik
Perkembangan fisik anak masuk kelas 1 sekolah dasar (SD) atau Madrasah Ibtidaiyah
(MI) berada dalam periode peralihan dari pertumbuhan cepat masa anak-anak awal ke suatu
fase perkembangan yang lebih lambat. Periode pubertas yang ditandai dengan menstruasi
umumnya dimulai pada usia 12-13 tahun. Anak laki-laki memasuki masa pubertas dengan
ejakulasi yang terjadi antara usia 13-16 tahun.
Anak pubertas awal dan remaja pubertas akhir (post pubertas) berbeda dalam tampakan
luar karena perubahan dalam tinggi proporsi badan serta perkembangan ciri-ciri seks primer
dan sekunder.
Rata-rata anak perempuan memulai perubahan pubertas 1,5 hingga 2 tahun lebih cepat dari
anak laki-laki titik kecepatan perubahan itu juga bervariasi, ada yang perlu waktu 1,5 hingga 2
tahun untuk mencapai kematangan reproduksi, tetapi ada yang memerlukan waktu 6 tahun.
2. Perkembangan kognitif
Piaget menekankan betapa pentingnya fungsi kognitif untuk perubahan perilaku dalam
proses belajar. Menurut Piaget, Setiap anak mengembangkan kemampuan berpikirnya menurut
tahap yang teratur. Pada sutu tahap perkembangan tertentu keberhasilan pada setiap tahapnya
amat bergantung pada tahap sebelumnya. Adapun tahapan-tahapan tersebut sebagai berikut.
a. Sensori motoris usia (0-2 tahun)
Pada tahap ini anak-anak menjelajah lingkungan melalui Indra dan kemampuan
motoriknya dengan jalan melihat, meraba, atau memegang, mengecap, mencium, dan
menggerakkan.
b. Tahap pra-operasional usia (2-7 tahun)
Dalam tahap ini anak mulai merepresentasikan kognitifnya dengan kata-kata dan
gambar. Pemikiran pra operasional ini terbagi menjadi dua Sub tahap, yaitu fungsi simbolik
dan pemikiran intuitif. Pada sub tahap simbolik, anak melatih kemampuan untuk mewujudkan
secara mental sebuah benda yang tidak ada titik contoh: anak menggambar bentuk tertentu
berwarna kuning sebagai gambar mobil ukiran pada sub tahap ini juga masih egosentrisme dan
Animisme. egosentris adalah ketidakmampuan untuk membedakan antara perspektif dirinya
dan perspektif orang lain. Ciri khas pemikiran anak pada tahap pra-operasional adalah mereka
mengajukan banyak pertanyaan yang membuat lelah orang dewasa di sekitarnya.
c. Tahap operasi konkret usia (7-11 tahun)
Dalam tahap ini individu sudah mengembangkan pemikiran logis untuk menggantikan
pemikiran intuitif Tetapi hanya dalam situasi yang konkret.
d. Tahap operasi formal usia (11-15 tahun)
Pada tahap ini, individu sudah mulai membuat keputusan yang berdasarkan
pengalaman nyata dan berpikir lebih abstrak, idealis, dan logistik.
3. Perkembangan sosio-emosional peserta didik
Menjelang masuk SD, anak telah mengembangkan keterampilan berpikir dan bertindak
dari pengaruh sosial yang lebih kompleks. Selama masa ini mereka juga Mulai menilai diri
mereka sendiri dengan membandingkannya dengan orang lain. anak yang lebih mudah
menggunakan perbandingan sosial terutama untuk norma-norma sosial dan kesesuaian jenis-
jenis tingkah laku tertentu.
b. Perbedaan Individu Dalam Pembelajaran
Pembelajaran klasikal terdiri dari individu-individu yang memiliki karakteristik
berbeda. Perbedaan antara peserta didik ini merupakan salah satu masalah dalam pembelajaran
klasikal meskipun harus diakui kelebihan sistem pembelajaran klasikal adalah efisien dalam
pengelolaannya. Gaya belajar seseorang adalah kombinasi dari kategori berikut:
1. Emosional: motivasi, ketekunan, tanggung jawab, struktur.
2. Sosiologis: diri sendiri, pasangan, rekan.
3. Fisik: pemahaman, masukkan, waktu, mobilitas.
4. Psikologis: global/analitik, himisterisitas, impulsif/reflektif.
C. Teori Pengolahan Informasi Dalam Sistem Memori
1. Sistem memori manusia
Pengolahan informasi merupakan perluasan dari bidang kajian ranah psikologi kognitif.
psikologi kognitif sebagai upaya untuk memahami mekanisme dasar yang mengatur cara
berpikirnya orang informasi tidak memperlakukan belajar sebagai titik pusat penelitian yang
utama titik belajar itu hanyalah merupakan salah satu proses yang diselidiki dan antara kegiatan
belajar dan sub-sub ranah lain dari psikologi kognitif tetap tidak jelas. Tahun 1960-an memori
manusia dipandang sebagai suatu struktur yang rumit untuk mengolah dan mengorganisasi
semua pengetahuan. Memori merupakan suatu sistem yang rumit dengan banyak tahapannya
dan saling berinteraksi. Gaya besar model-model yang dikembangkan tahun 1960-an
mengajukan tiga struktur memori, yaitu pencatat penginderaan penyimpanan jangka pendek
dan penyimpanan jangka panjang.
2. Komponen belajar
a. Perhatian ke stimulus pengolahan sistem informasi dalam memori manusia diawali ketika
isyarat fisik diterima pencatat sensori melalui Indra visual, audio maupun kinestetik.
b. Mengode stimulus
Pengkodean yaitu mengubah stimulus sehingga dapat disimpan sehingga pada waktu
lain dapat dimunculkan kembali dengan mudah.
c. Penyimpanan dan retrieval
Pengkodean dimaksudkan untuk menyimpan informasi guna disimpan dalam memori
jangka panjang untuk dapat diingat kembali sewaktu-waktu diperlukan.
D. Pembelajaran Berpijak Pada Teori Pengolahan Informasi
Aplikasi teori pengolah informasi dalam pembelajaran dilandasi dari suatu asumsi
bahwa memori manusia itu suatu sistem yang aktif, yang menyeleksi, mengorganisasi, dan
mengubah menjadi sandi informasi dan keterampilan bagi penyimpanannya untuk dipelajari.
1. Membimbing peserta didik dalam penerimaan stimulus
Kegiatan pembelajaran yang dapat dilakukan berkaitan membimbing perhatian peserta
didik terhadap penerimaan stimulus antara lain memusatkan perhatian ke stimulus stimulus
tertentu yang dipilih dan awal stimulus tertentu. Untuk memudahkan penerimaan informasi
untuk tujuan behavioral dapat dilakukan dengan Advance organizer Advance organizer
merupakan konsep-konsep pokok yang merupakan payung bagi bahan baru menganjurkan
bahwa agar organizer efektif organizer hendaknya disajikan dengan tingkat abstrak,
generalisasi, dan inklusifan yang lebih tinggi daripada bahan yang disajikan berikutnya.
2. Memperlancar pengodean
Fungsi pengodean adalah menyiapkan informasi baru untuk disimpan ke dalam memori
jangka panjang. Ada dua ancaman yang berbeda yang dapat memudahkan pengoderan yaitu
dengan memberikan pengingkaran elaborasi, dan cara Titian ingatan sebagai pembantu untuk
menyusun sandi, ancaman ini disebut bantuan berbasis pembelajaran.
3. Memperlancar penyimpanan dan retrieval
Siasat pengodean penting karena dapat meningkatkan kemampuan mengingat kembali
kelak titik Irama bunyi, akronim, saja, kata-kata pokok, Citra visual, semuanya memberi
pengisyarat untuk maksud retrieval bagi peserta didik dalam belajar.
BAB 4
PEMILIHAN STRATEGI PEMBELAJARAN

A. Klasifikasi Variabel Dalam Pembelajaran


dalam menjalankan tugas dalam kelas dihadapkan dua kegiatan pokok yaitu kegiatan
pembelajaran (instructional) serta kegiatan mengelola kelas (classroom management).
Kegiatan pembelajaran adalah suatu kegiatan yang dimaksudkan secara langsung menggiatkan
peserta didik untuk mencapai tujuan tertentu seperti menelaah kebutuhan-kebutuhan peserta
didik, menyusun rencana pelajaran, menyajikan bahan pelajaran, mengajukan pertanyaan
kepada peserta didik menilai kemajuan peserta didik, ini adalah contoh kegiatan pembelajaran.
Raigeluth, dkk (1977) mengklasifikasikan variabel-variabel pembelajaran dan dimodifikasi
menjadi tiga yaitu: kondisi pembelajaran metode pembelajaran dan hasil pembelajaran.
1. Kondisi pembelajaran
Variabel yang termasuk ke dalam kondisi pembelajaran, yaitu variabel variabel yang
mempengaruhi penggunaan variabel metode. Atas dasar ini, regulut dan maril 1979
memandang perlu mengelompokkan variabel kondisi pembelajaran menjadi tiga kelompok,
yaitu tujuan dan karakteristik bidang studi kendala dan karakteristik bidang studi, serta
karakteristik peserta didik.
Tujuan pembelajaran adalah pernyataan tentang hasil pembelajaran Apa yang
diharapkan setelah berakhirnya proses pembelajaran. karakteristik bidang studi adalah aspek-
aspek suatu bidang studi yang dapat memberikan landasan yang berguna dalam
mendeskripsikan strategi pembelajaran kendala adalah keterbatasan sumber-sumber seperti
waktu, media personalia, dan uang. Karakteristik peserta didik adalah aspek-aspek atau kualitas
peserta didik.
2. Metode pembelajaran
Metode pembelajaran merupakan komponen penting yang berkaitan untuk mencapai
hasil pembelajaran variabel tersebut pada dasarnya dapat diklasifikasikan lebih lanjut menjadi
tiga jenis, yaitu strategi pengorganisasian strategi penyampaian dan strategi pengelolaan.
3. Hasil pembelajaran
Yang amat umum sekali, hasil Pembelajaran dapat diklasifikasikan menjadi 3 yaitu
keefektifan, efisiensi, dan daya tarik pembelajaran.
B. Klasifikasi Strategi Pembelajaran
Metode pembelajaran merupakan bagian dari strategi pembelajaran. Strategi menunjuk
pada sebuah perencanaan untuk mencapai sesuatu, sedangkan metode adalah cara yang dapat
digunakan untuk melaksanakan strategi. Dengan demikian suatu strategi dapat dilaksanakan
dengan berbagai metode. Klasifikasi strategi pembelajaran Berdasarkan berbagai
pertimbangan pemanfaatannya diuraikan sebagai berikut.
1. Atas dasar pertimbangan proses pengelolaan pesan
a. Strategi deduktif strategi pengelolaan pesan pembelajaran dimulai dari material
pembelajaran yang bersifat umum kepada yang sifatnya khusus.
b. Induktif, strategi pengelolaan pesan pembelajaran di mana material pembelajaran diolah
dimulai dari khusus ke umum.
2. Berdasarkan pertimbangan pesan yang diolah
a. Strategi ekspositori, kegiatan lebih banyak berpusat pada guru.
b. Strategi heuristik, strategi ini material pembelajaran diolah oleh peserta didik sendiri.
3. Berdasarkan pertimbangan pengaturan guru yaitu strategi pembelajaran individual dan
strategi pembelajaran beregu (team teaching).
4. Berdasarkan pertimbangan interaksi guru dengan peserta didik
a. Strategi pembelajaran langsung (direct)
Pembelajaran langsung merupakan strategi yang kadar berpusat pada gurunya paling
tinggi dan paling sering digunakan.
b. Strategi pembelajaran tidak langsung (indirect)
Pembelajaran tidak langsung memperlihatkan betapa keterlibatan tinggi peserta didik
dalam melakukan observasi, penyelidikan, penggambaran inferensi berdasarkan data, atau
pembentukan hipotesis.
c. Strategi pembelajaran interaktif (interactive)
Strategi pembelajaran interaktif merujuk pada bentuk diskusi dan saling berbagi di
antara peserta didik.
d. Strategi pembelajaran melalui pengalaman (experiential)
e. Strategi pembelajaran mandiri (independent)
f. Strategi pembelajaran inkuiri
Strategi pembelajaran inkuiri merupakan suatu perencanaan pembelajaran yang
menekankan aktivitas peserta didik dalam suatu proses mencari dan menemukan sesuatu
melalui proses berpikir kritis dan analisis atas masalah yang akan dipecahkan.
C. Dasar Pertimbangan Pemilihan Strategi Pembelajaran
1. Tujuan pembelajaran
Tujuan pembelajaran adalah pernyataan tentang hasil pembelajaran Apa yang
diharapkan setelah kegiatan pembelajaran berakhir. Misalnya seorang guru Pendidikan Agama
Islam menetapkan tujuan pembelajaran agar peserta didik dapat mendemonstrasikan cara
mengerjakan salat wajib dengan gerakan dan bacaan yang benar. Terdapat empat komponen
pokok dalam merumuskan indikator hasil belajar, yaitu:
a. Penentuan subjek belajar untuk menunjukkan sasaran belajar.
b. Kemampuan atau kompetensi yang dapat ditampilkan melalui performa peserta didik.
c. Keadaan dan situasi di mana peserta didik dapat mendemonstrasikan performanya.
d. Standar kualitas dan kuantitas hasil belajar.
2. Aktivitas dan pengetahuan awal peserta didik
Belajar adalah aktivitas yang dilakukan individu Dalam berinteraksi dengan sumber
belajar. Raigeluth (1983) mengidentifikasi 7 jenis kemampuan awal yang dapat dipergunakan
untuk memudahkan perolehan, pengorganisasian pengungkapan kembali pengetahuan baru,
yaitu pengetahuan bermakna tak terorganisasi, pengetahuan analogis, pengetahuan tingkat
yang lebih tinggi, pengetahuan setingkat pengetahuan tingkat yang lebih rendah pengetahuan
pengalaman, dan strategi kognitif.
3. Integritas bidang studi/pokok bahasan
Dalam peraturan pemerintah nomor 19 tahun 2005 tentang standar nasional pendidikan
pada pasal 16 disebutkan bahwa kurikulum untuk jenis pendidikan umum, kejuruan dan khusus
pada jenjang pendidikan dasar dan menengah terdiri atas kelompok mata pelajaran agama dan
akhlak mulia, kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian kelompok mata
pelajaran jasmani, olahraga, dan kesehatan.
Dalam pengelolaan pembelajaran beberapa prinsip yang harus diketahui bahwa proses
pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif
menyenangkan, menentang motivasi, peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan
ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan
perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.
4. Alokasi waktu dan sarana penunjang
Waktu yang tersedia dalam pemberian materi pelajaran 1 jam pelajaran 45 menit maka
metode yang dipergunakan telah dirancang sebelumnya termasuk di dalamnya perangkat
penunjang pembelajaran, perangkat pembelajaran itu dapat dipergunakan oleh guru secara
berulang-ulang seperti transparan, chart, video pembelajaran, film dan sebagainya.
5. Jumlah peserta didik
Berdasarkan peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor 41 tahun 2007
tanggal 23 November 2007 tentang standar proses untuk satuan pendidikan dasar dan
menengah menyebutkan bahwa jumlah maksimal peserta didik setiap rombongan belajar yaitu
SD/MI (28 peserta didik), SMP/MTS (32 peserta didik), SMA/MA/SMK/MAK (32 peserta
didik).
6. Pengalaman dan kewibawaan guru
Guru harus memahami seluk beluk pembelajaran dalam setiap persekolahan. rata
pendidikan bukan menjamin jaminan utama dalam keberhasilan belajar akan tetapi pengalaman
dan yang menentukan, umpamanya guru peka terhadap masalah, memecahkan masalah,
memilih metode yang tepat merumuskan tujuan instruksional memotivasi peserta didik,
mengelola peserta didik, mendapat umpan balik dalam proses belajar pembelajaran.
Di samping berpengalaman, guru harus berwibawa, kewibawaan merupakan syarat
mutlak yang bersifat abstrak bagi guru Karena Guru harus berhadapan dan mengelola peserta
didik yang berbeda latar belakang akademik dan sosial, guru merupakan sosok tokoh yang
disegani bukan ditakuti oleh anak didiknya.
BAB 5
METODE PEMBELAJARAN

A. Metode Ceramah
Metode ceramah adalah pengaturan bahan pelajaran secara lisan dari sumber (guru)
kepada penerima (peserta didik) untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu dalam
jumlah yang relatif besar. Melalui metode ceramah guru dapat mendorong timbulnya
inspirasi bagi peserta didik (pendengarnya).
1. Kelebihan dan Kelemahan Metode Ceramah
Terdapat beberapa kelebihan sebagai alasan mengapa ceramah sering digunakan.
a) Ceramah merupakan metode yang murah dan mudah untuk dilakukan. Murah dalam
arti proses ceramah tidak memerlukan peralatan peralatan yang lengkap, berbeda
dengan metode yang lain seperti demonstrasi atau peragaan. Sementara itu, mudah
karena ceramah hanya mengandalkan suara guru sehingga tidak terlalu memerlukan
persiapan yang rumit.
b) Ceramah dapat menyajikan materi pelajaran yang luas, artinya materi pelajaran yang
banyak dapat dirangkum atau dijelaskan pokok pokoknya oleh guru dalam waktu yang
singkat.
c) Ceramah dapat memberikan pokok-pokok materi yang perlu ditonjolkan. Artinya, guru
dapat mengatur pokok-pokok materi mana yang perlu ditekankan sesuai dengan
kebutuhan dan tujuan yang ingin dicapai.
Disamping beberapa kelebihan diatas, ceramah juga memiliki beberapa kelemahan berikut.
a) Materi yang dapat di didik sebagai hasil dari ceramah akan terbatas yang dikuasai guru.
Kelemahan ini memang kelemahan paling dominan, sebab apa yang diberikan guru
adalah apa yang dikuasainya, sehingga apa yang dikuasai peserta didik pun akan
tergantung pada apa yang dikuasai guru.
b) Ceramah yang tidak disertai dengan peragaan dapat mengakibatkan terjadinya
verbalisme.
B. Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi merupakan metode penyajian pelajaran dengan memperagakan dan
mempertunjukkan kepada peserta didik tentang suatu proses, situasi atau benda tertentu,
baik sebenarnya atau hanya sekadar tiruan. Sebagai metode penyajian, demonstrasi tidak
terlepas dari penjelasan secara lisan oleh guru. Walaupun dalam proses demonstrasi peran
peserta didik hanya sekadar memmerhatikan, akan tetapi demonstrasi dapat menyajikan
bahan pelajaran lebih konkret. Dalam strategi pembelajaran demonstrasi dapat digunakan
untuk mendukung keberhasilan strategi pembelajaran ekspositori dan inkuiri.
Fungsi demonstrasi antara lain:
a) Untuk memunculkan suatu masalah
b) Untuk memberikan gambaran sesuatu dengan jelas
c) Untuk membantu memecahkan suatu masalah
d) Untuk secara mengulangi apa yang telah dipelajari peserta didik
C. Metode Diskusi
Metode diskusi adalah metode pembelajaran yang menghadapkan peserta didik pada
suatu permasalahan. Tujuan utama metode ini adalah untuk memecahkan suatu
permasalahan, menjawab pertanyaan, menambah dan memahami pengetahuan peserta
didik, serta untuk membuat suatu keputusan (Kilen 1998). Karena itu diskusi bukanlah
debat yang bersifat mengadu argumentasi. Diskusi lebih bersifat bertukar pengalaman
untuk menentukan keputusan tertentu secara bersama-sama.
D. Metode Simulasi
Simulasi berasal dari kata simulate yang artinya berpura-pura berbuat seakan-akan.
Sebagai metode pembelajaran, simulasi dapat diartikan cara penyajian pengalaman belajar
dengan menggunakan situasi tiruan untuk memahami tentang konsep, prinsip, atau
keterampilan tertentu. Simulasi dapat digunakan sebagai metode pembelajaran dengan
asumsi tidak semua proses pembelajaran dapat dilakukan secara langsung pada objek yang
sebenarnya. Gladi resik merupakan salah satu contoh simulasi, yakni memperagakan proses
terjadinya suatu upacara tertentu sebagai latihan untuk upacara sebenarnya supaya tidak
gagal dalam waktunya nanti.
Pada simulasi bertujuan untuk: (1) melatih keterampilan tertentu baik bersifat
profesional maupun bagai kehidupan sehari-hari, (2) memperoleh pemahaman tentang suatu
konsep atau prinsip, (3) melatih memecahkan masalah, (4) meningkatkan kreatifan belajar,
(5) memberikan motivasi belajar kepada peserta didik, (6) peserta didik untuk mengadakan
kerjasama dalam situasi kelompok, (7) menumbuhkan daya kreatif peserta didik, dan (8)
melatih peserta didik untuk mengembangkan sikap toleransi. (Karwono dan Achmad Irfan
Muzni, 2022:90-91)
E. Metode Tugas dan Resitasi
Metode tugas dan resitasi tidak sama dengan pekerjaan rumah, tetapi lebih luas dari itu.
Tugas dan resitasi merangsang anak untuk aktif belajar baik secara individu atau kelompok.
Tugas dan resitasi bisa dilaksanakan di rumah, di sekolah, di perpustakaan dan tempat
lainny. Jenis-jenis tugas sangat banyak tergantung pada tujuan yang akan dicapai, seperti
tugas meneliti, menyusun laporan dan tugas di laboratorium.
F. Metode Tanya Jawab
Metode tanya jawab adalah metode pembelajaran yang memungkinkan terjadinya
komunikasi langsung yang bersifat two way traffic sebab pada saat yang sama terjadi dialog
antara guru dan peserta didik guru bertanya peserta didik menjawab dan peserta didik
bertanya guru menjawab. Dalam komunikasi ini terlihat adanya hubungan timbal balik
secara langsung antara guru dengan peserta didik.
G. Metode Kerja Kelompok
Metode kerja kelompok atau bekerja dalam situasi kelompok mengandung pengertian
bahwa peserta didik dalam satu kelas dipandang sebagai satu kesatuan (kelompok)
tersendiri ataupun dibagi atas kelompok kelompok kecil (sub sub kelompok).
H. Metode Problem Solving
Metode problem solving (metode pemecahan masalah) bukan hanya sekedar metode
pembelajaran tetapi juga merupakan suatu metode berfikir sebab dalam problem solving
dapat menggunakan dimulai dengan mencari data sampai kepada menarik kesimpulan.
I. Metode sistem Regu (Team Teaching)
Tim teaching pada dasarnya ialah metode pembelajaran dua orang guru atau lebih
bekerjasama pembelajaran sebuah kelompok peserta didik, jadi kelas dihadapi beberapa
guru. Sistem regu banyak macamnya, sebab untuk satu regu tidak senantiasa guru secara
formal saja, tetapi dapat melibatkan orang luar yang dianggap perlu sesuai dengan keahlian
yang dibutuhkan.
J. Metode Latihan (Drill)
Metode latihan pada umumnya digunakan untuk memperoleh suatu ketangkasan atau
keterampilan dari apa yang telah dipelajari. Mengingat latihan ini kurang mengembangkan
bakat/Inisiatif peserta didik untuk berfikir, maka hendaknya guru/pengajar memperhatikan
tingkat kewajaran dari metode drill
a. Latihan, wajar digunakan untuk hal hal yang bersifat motorik, seperti menulis,
permainan, pembuatan dan lain lain.
b. Untuk melatih Kecakapan mental, misalnya perhitungan menggunakan rumus
rumus, dan lain lain.
c. Untuk melatih hubungan, tanggapan seperti penggunaan bahasa, grafik, simbol peta
dan lain lain.
K. Metode Karyawisata
Karyawisata dalam arti metode pembelajaran mempunyai arti tersendiri berbeda
dengan karyawisata dalam arti umum. Karyawisata sebagai metode pembelajaran dalam
cerita ini berarti kunjungan ke luar kelas dalam rangka belajar.
L. Strategi Pembelajaran Ekspositori
Strategi pembelajaran ekspositori adalah strategi pembelajaran yang menekankan
kepada proses penyampaian materi secara verbal dari seorang guru kepada sekelompok
peserta didik dengan maksud agar peserta didik dapat menguasai materi pembelajaran
secara optimal dalam strategi ini materi pelajaran disampaikan langsung oleh guru peserta
didik tidak dituntut untuk menemukan materi itu materi pelajaran seakan-akan sudah jadi.
 karakteristik pembelajaran ekspositori
1. Strategi ekspositori dilakukan dengan cara menyampaikan materi pelajaran secara
formal artinya bertutur secara lisan
2. Biasanya materi pelajaran yang disampaikan adalah materi pelajaran yang sudah jadi
seperti data atau fakta konsep-konsep tertentu yang harus dihafal
3. Tujuan utama pembelajaran dalam penguasaan materi pelajaran itu sendiri artinya
setelah proses pembelajaran berakhir peserta didik diharapkan dapat memahaminya
dengan benar
 Prinsip penggunaan strategi pembelajaran ekspositori
1. Berorientasi pada tujuan
2. Prinsip komunikasi
3. Prinsip permengaplikasikansiapan
4. Prinsip berkelanjutan
 Langkah-langkah pelaksanaan strategi ekspositor
1. Persiapan (Preparation)
2. Penyajian (Presentation
3. Korelasi (Correlation)
4. Menyimpulkan (Generalization)
5. Mengaplikasikan (Application)
BAB VI
PENGEMBANGAN SIASAT PEMBELAJARAN

A. Tujuan Pembelajaran
Seperti telah dipaparkan pada bab-bab sebelumnya bahwa produk belajar adalah adanya
perubahan perilaku. Perubahan adalah perbedaan dari satu keadaan ke keadaan lain. Agar terjadi
perubahan perilaku dapat dilakukan sendiri oleh individu yang belajar tanpa bantuan orang lain, namun
dalam batas-batas tertentu pula dalam proses belajar diperlukan bantuan pihak lain (komponen
eksternal). Oleh sebab itu, tidak semua bantuan yang diberikan Guru semua bernilai edukatif, untuk itu
guru harus mampu membedakan bantuan mana yang bersifat edukatif dan non-edukatif.
Pembelajaran kognitif (pengetahuan) mencakup perolehan informasi dan konsep, pembelajaran
ini tidak hanya berkenaan dengan pemahaman pokok bahasa, tetapi juga hal yang terkait dengan analisis
dan aplikasinya pada situasi baru. Pembelajaran afektif (sikap), meliputi sikap dan nilai, perasaan dan
emosi. Pembelajaran keterampilan (psikomotor) berhubungan dengan keterampilan motorik seperti
pengembangan kompetensi pada kemampuan dalam mengerjakan tugas, memecahkan masalah, dan
mengungkapkan pendapat. Gradasi antar satuan pendidikan dalam menetapkan dan merumuskan
juga harus memperhatikan seperti perkembangan psikologis peserta didik, lingkup dan
kedalaman materi, kesinambungan, dan fungsi satuan pendidikan.
1. Merumuskan tujuan pembelajaran
Analisis tujuan pendidikan dapat diurai sebagai berikut:
 Sikap spiritual: dari Man dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
 Sikap sosial: dari kalimat yang akhlak mulia, sehat, mandi demokratis serta bertanggung jawab.
 Pengetahuan: dari kalimat yang berbunyi berilmu.
 Keterampilan: dari berbunyi cakap dan kreatif.
2. Anatomi dalam merumuskan tujuan pembelajaran
 Audience /subjek yang harus melakukan sesuatu peserta didik yang menjadi sasaran
pembelajaran.
 Behavior/apa yang harus dilakukan: perilaku atau kegiatan yang harus dilakukan dalam
pembelajaran.
 Condition al/sesuatu yang secara khusus diberikan atau tidak diberikan saat peserta didik
menampilkan perilaku: berupa bahan, alat, informasi atau lingkungan.
 Degree / tingkat/level/kriteria periode/frekuensi dari behavior: spesifikasi perilaku untuk
mengukur perilaku.
B. Karakteristik Bahan Ajar
Bahan ajar adalah segala bentuk material yang disusun secara sistematis yang
memungkinkan peserta didik dapat belajar dan dirancang sesuai dengan tujuan yang
ditetapkan. Ada beragam karakteristik bahan ajar ada yang bentuk buku, contohnya buku
referensi, modul ajar, buku praktikum, dan buku teks.
1. Tipe isi bidang studi
Reigeluth dan Merrill (1979) menganalisis isi bidang studi menjadi 4 yaitu fakta konsep,
prinsip, prosedur. Di samping hasil terhadap isi bidang studi, marril (1983) mengemukakan
hasil analisisnya terhadap tingkat unjuk-kerja peserta didik, diklasifikasikan menjadi 3 yaitu
mengingat, menggunakan, dan menemukan.
2. Peristiwa pembelajaran
Peristiwa pembelajaran ini dibagi menjadi 9 tahapan yang diasumsikan sebagai cara-
cara eksternal yang berpotensi mendukung proses-proses internal dalam belajar. 9 peristiwa
pembelajaran yang dikembangkan oleh gadge yaitu menarik perhatian, memberitahukan tujuan
pembelajaran kepada peserta didik, merangsang ingatan pada prasyarat belajar, menyajikan
bahan perangsang, memberikan bimbingan belajar, mendorong untuk kerja, memberikan
balikan informatif, menilai unjuk kerja meningkatkan retensi dan alih belajar.
C. Siasat Pembelajaran
Siasat pembelajaran Menjelaskan komponen umum suatu perangkat material
pembelajaran dan prosedur-prosedur yang akan digunakan pada material tersebut untuk
menimbulkan hasil atau buah belajar tertentu dari peserta didik. 5 komponen utama dalam
siasat pembelajaran, yaitu kegiatan pra-pembelajaran penyajian informasi, peran serta peserta
didik, pengetesan, dan tindak lanjut pembelajaran.
1. Kegiatan pra pembelajaran
Komponen pertama tingkat motivasi belajar bagi individu yang akan menggunakan
material pembelajaran. Kedua ini berupa demonstrasi guru, uraian tertulis atau ilustrasi dari
apa yang akan mampu dikerjakan peserta didik. Komponen ketiga dari kegiatan pra
pembelajaran itu ialah memberitahu kepada peserta didik tentang keterampilan prasyarat yang
diperlukan untuk memulai pembelajaran.
2. Penyajian informasi
Dalam penyajian informasi kepada para peserta didik Bagaimana pengurutan yang
perlu diikuti, alat mana yang paling berguna dalam menentukan jawaban atas pertanyaan ini
ialah analisis pembelajaran yang dibuat. Tidak ada tahapan dalam menyajikan informasi
mengenai suatu informasi tertentu sebelum selesai melakukan sajian demikian itu bagi semua
keterampilan subordinat yang berkaitan.
Ada beberapa faktor yang harus dipertimbangkan untuk menentukan Berapa banyak
bahan keterangan yang akan disajikan, yaitu tingkat usia peserta didik, macam perubahan
belajar yang terjadi, dan Apakah kegiatan itu dapat dianeka ragamkan, hal ini untuk
meningkatkan perhatian terhadap tugas kegiatan pelajaran.
3. Peran serta peserta didik
Peserta didik harus diberi kesempatan Berlatih mengerjakan hal-hal yang mereka harus
mampu kerjakan sesuai dengan maksud pembelajaran. Tidak saja harus bisa berlatih, tetapi
juga harus diberi latihan atau balikan tentang performasinya. balikan kadang-kadang disebut
dengan pengetahuan tentang hasil. artinya peserta didik harus diberitahu Apakah jawabannya
itu betul atau salah, atau ditunjukkan lembar yang berisi jawaban yang betul untuk dipakai
peserta didik menyimpulkan Apakah jawabannya betul.
4. Pengetesan
Ada 4 jenis tes acuan patokan yaitu tes tingkah laku masukan, prates, tes sambil jalan
atau sisipan, dan pasca tes. Selanjutnya beberapa hal yang harus dilakukan secara pasti siasat
apa yang akan digunakan instrumen tesnya. siasat pengetesan ini bisa sangat berlainan dengan
siasat yang pada waktunya kemudian akan digunakan oleh guru yang memakai pembelajaran
yang sudah selesai disiapkan. Pada tempat dalam pembelajaran ini perancang dapat
memasukkan pertanyaan yang sangat spesifik tentang tanggapan peserta didik terhadap apa
yang telah dilakukan.
5. Kegiatan tindak lanjut pembelajaran
Kegiatan tindak ikutan ini merupakan bagian dari siasat individual tetapi tidak ada
rencana terinci yang dibuat untuk kegiatan pengayaan dan remediasi sampai penilaian formatif
hampir selesai dikerjakan dan kebutuhan yang jelas untuk melakukan kegiatan tertentu.
D. Tindak Lanjut Pembelajaran
Guru dalam proses pembelajaran hakikatnya adalah penyampaian pesan pembelajaran
dengan harapan pesan Pembelajaran dapat diterima secara optimal oleh peserta didik.
Ketuntasan belajar pada dasarnya merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang difokuskan
pada penguasaan peserta didik terhadap material pembelajaran sesuai dengan kemampuan dan
kecepatan mereka sendiri serta dapat meningkatkan tahap penguasaan pembelajaran. Menurut
bloom (1956) pembelajaran tuntas merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang difokuskan
pada penguasaan peserta didik dalam sesuatu hal yang dipelajari.
E. Pengayaan dan Perbaikan
Diperlukan suatu siasat pembelajaran berupa program pengayaan (enrichment) dan
program perbaikan (remedial). Prinsip dalam pembelajaran tuntas Jangan pindah ke pokok
bahasan lanjutan sebelum pokok bahasan sebelumnya tuntas, karena ketidak tuntasan pokok
bahasa akan berdampak pada tumpukan kesulitan belajar dan akan menyebabkan peserta didik
tidak tertarik untuk mempelajari pokok bahasan yang disampaikan oleh guru.
1. Program Pengayaan dan Perbaikan
Carroll dalam teorinya mengemukakan bahwa peserta didik akan mencapai tujuan
pendidikan yang relatif sama Meskipun mereka bukan waktu yang berbeda-beda. Meskipun
dalam menentukan ketuntasan belajar banyak dipengaruhi oleh banyak variabel, namun
menurut Carrol waktu merupakan faktor esensial dalam belajar. Banyak variabel, waktu
merupakan bagian dari banyak variabel itu.
Selanjutnya menurut teori Carrol masih ada tiga variabel utama dan dua variabel
tambahan dalam teori Carroll. Variabel pertama disebut aptitude (bakat), yaitu jumlah waktu
ideal yang dimiliki peserta didik untuk mencapai suatu tujuan pendidikan. Variabel kedua
disebut perseverance ketekunan, yaitu jumlah waktu yang benar-benar dipakai peserta didik
untuk belajar. variabel ketiga disebut opportunity to learn (kesempatan untuk belajar), yaitu
jumlah waktu yang dialokasikan atau disediakan komponen lain yang juga berpengaruh
terhadap proses belajar peserta didik yaitu kemampuannya untuk memahami pembelajaran,
dan kualitas pembelajaran itu sendiri.
2. Bentuk pembelajaran pengayaan
Guru dapat memberikan tambahan materi yang sejenis yang terkait dengan pokok
bahasan yang dipelajari sambil menunggu kelompok lain yang belum tuntas. Dapat dilakukan
melalui penugasan untuk membaca buku terkait dengan pokok bahasan, membuat ringkasan,
penugasan kerja lapangan, observasi lapangan, membantu peserta didik lain yang belum tuntas
dan lain-lain.
3. Kendala melaksanakan kegiatan pengayaan dan cara mengatasinya
Cara umum, kesulitan dalam program pengayaan bersumber pada dua hal berikut:
a. Keragaman peserta didik, dari aspek tingkat kematangan, minat, hobi, kebiasaan, guru
menjadi kesulitan untuk menentukan melalui kegiatan apa untuk memperkaya materi
pembelajaran yang dibahas sehingga tidak terjadi kejenuhan. Cara mengatasinya yaitu
memberi penugasan peserta didik secara individual berdasarkan tingkat kematangannya.
b. Satuan waktu, kesulitan untuk memanfaatkan satuan waktu yang tersisa dengan jenis
kegiatan yang sesuai untuk pengayaan materi. Cara mengatasinya yaitu pengelompokan satuan
waktu yang tersisa setelah menyelesaikan pokok bahasan yang diberikan, setidaknya dapat
dikelompokkan sisa waktu yang banyak, sedang, sedikit misalnya 15 menit, 25 menit dan 35
menit.
4. Program pembelajaran perbaikan (remedial)
Bagi peserta didik yang lamban diberikan kesempatan agar mencapai ketuntasan
menguasai materi pelajaran, untuk itu diadakan pembelajaran perbaikan atau remedial.
Pembelajaran remedial merupakan upaya perbaikan terhadap peserta didik yang mengalami
kesulitan belajar titik peserta didik dikatakan mengalami kesulitan belajar jika peserta didik
tersebut belum mencapai nilai standar minimal. Bentuk pembelajaran remedial dapat dilakukan
melalui berbagai kegiatan antara lain dapat dilakukan sebagai berikut:
a. Re-teaching yaitu pembelajaran ulang
b. Pemberian bimbingan individu atau kelompok serta motivasi belajar
c. Pemberian tugas secara individu
d. Belajar kelompok dengan bimbingan peserta didik yang telah tuntas belajarnya.
BAB 7
MASALAH PENGELOLAAN KELAS

Kegiatan pembelajaran adalah suatu kegiatan yang dimaksudkan secara langsung


menggiatkan peserta didik untuk mencapai tujuan tertentu seperti penelaah kebutuhan
kebutuhan peserta didik, menyusun rencana pembelajaran, menyajikan bahan pembelajaran
kepada peserta didik, mengajukan pertanyaan kepada peserta didik, menilai kemajuan peserta
didik, ini adalah contoh kegiatan pembelajaran. sedangkan kegiatan pengelolaan kelas
dimaksudkan untuk menciptakan kondisi kelas yang optimal agar kegiatan pembelajaran dapat
berlangsung secara efektif dan efisien.kegiatan ini misalnya: memberikan ganjaran dengan
segera kepada peserta didik yang menampilkan perilaku positif,mengembangkan aturan
permainan dalam kegiatan kelompok, antara guru dengan peserta didik.
Dalam menangani tugasnya,guru sering menghadapi permasalahan dalam kegiatan di dalam
kelasnya,permasalahan ini meliputi dua jenis,yaitu yang menyangkut pembelajaran dan yang
menyangkut pengelolaan kelas guru harus mampu membedakan kedua permasalahan tersebut
dan menemukan pemecahannya secara tepat. sering terjadi guru menangani masalah yang
bersifat pembelajaran dengan pemecahan yang bersifat pengelolaan, dan sebaliknya.misalnya
seorang guru berusaha membuat penyajian pelajaran lebih menarik agar peserta didik yang
sering tidak masuk menjadi lebih tertarik untuk menghadiri pelajaran itu, padahal peserta didik
tersebut tidak senang berada di kelas, karena mereka merasa tidak diterima oleh kawan-
kawannya.pemecahan seperti ini Tentu saja tidak tepat.membuat pelajaran lebih menarik
adalah permasalahan pembelajaran,sedangkan diterima atau tidak oleh kawan adalah
permasalahan pengelolaan. itu masalah pelajaran harus ditangani dengan pemecahan yang
bersifat pembelajaran dan masalah pengelolaan di tangani dengan pemecahan yang bersifat
pengelolaan.
Untuk dapat menangani masalah-masalah pengelolaan kelas secara efektif guru harus
mampu:
1. Mengenali secara tepat berbagai jenis masalah pengelolaan kelas baik yang bersifat
perorangan maupun kelompok kuliah;
2. Memahami pendekatan mana yang cocok dan tidak cocok untuk jenis masalah
tertentu;
3. Memilih dan menetapkan pendekatan yang paling tepat untuk memecahkan masalah
yang dimaksud.
A. Masalah Perorangan
Klarifikasi masalah perorangan disadari suatu anggapan dasar bahwa tingkah laku
manusia itu mengarah pada suatu tujuan.setiap individu memiliki kebutuhan dasar untuk
memiliki dan merasakan dirinya berguna. apabila individu gagal mengembangkan rasa
memiliki dan merasa dirinya berharga,maka individu akan bertingkah laku menyimpang.
Terdapat empat jenis menyimpang tingkah laku perorangan, yaitu;
1. tingkah laku menarik perhatian orang lain,
2. mencari kekuasaan
3. menuntut balas,
4.Memperlihatkan ketidakmampuan.
Keempat tingkah laku tersebut merupakan suatu urutan yang hierarkis dari masalah
yang paling ringan lama-kelamaan menjadi berat.soalnya seorang individu yang gagal
menarik perhatian orang lain dapat dimungkinkan menjadi individu yang mencari
kekuasaan.
Individu yang gagal menemukan kedudukan dirinya secara wajar dalam suasana
hubungan sosial yang paling memberi dan menerima biasanya secara aktif atau pasif
bertingkah laku mencari perhatian orang lain.
 Tingkah laku mencari perhatian
Tingkah laku destruktif pencari perhatian yang aktif dapat dijumpai pada individu
yang suka pamer,lawak( memperolokkan), membuat onar,memperlihatkan kenakalan,
terus menerus bertanya,tukang rewel, sedangkan tingkah laku destruktif pencari perhatian
yang pasif dapat dijumpai pada individu yang malas atau individu yang terus- menerus
minta bantuan orang lain.
 Tingkah laku mencari kekuasaan
Tingkah laku mencari kekuasaan Sama halnya dengan tingkah laku pencari perhatian
destruktif Tetapi lebih mendalam. tingkah laku pencari kekuasaan yang aktif antara lain
individu yang suka mendekat, berbohong,menampilkan adanya pertentangan pendapat,
tidak mau melakukan yang diperintahkan orang lain,dan menunjukkan sikap tidak mau
patuh secara terbuka. pencari kekuasaan yang pasif tampak pada individu yang amat
menonjolkan kemalasannya, tidak mau melakukan apa-apa sama sekali. individu seperti
ini amat pelupa, keras kepala,dan secara pasif menunjukkan sikap ketidakpatuhan.
 Tingkah laku menuntut balas
Individu menuntut balas adalah mengalami frustrasi yang amat dalam dan tidak
menyadari bahwa mereka sebenarnya mencari sukses dengan jalan menyakiti orang lain.
keganasan, penyerangan secara fisik (mencakar, menggigit, menyerang, menendang, dan
yang sejenis) terhadap sesama teman, petugas, atau penguasa, bahkan terhadap binatang.
individu seperti ini akan merasa sakit kalau dikalahkan. individu seperti ini dalam
permainan bukan termasuk pemain yang baik. individu tipe ini bertindak secara aktif
daripada pasif. individu menuntut balas aktif sering dikenal sebagai anak yang ganas dan
kejam. sedang individu penuntut balas yang pasif disebut sebagai cemberut dan tidak
patuh.
 Tingkah laku memperlihatkan ketidakmampuan
Individu yang masuk kelompok ini pada dasarnya merasa amat tidak mampu berusaha
mencari sesuatu yang dikehendakinya ( rasa tidak memiliki ) dan bersikap menyerah
terhadap tantangan yang menghandangnya. individu seperti ini menganggap semua yang
dihadapinya hanyalah kegagalan terus-menerus. perasaan tanpa Harapan tidak tertolong
lagi dan biasanya diikuti dengan tingkah laku mengundurkan diri atau mengucilkan diri.
tingkah laku memperlihatkan ketidakmampuan selalu bersifat pasif.
Cara Mengenali Masalah-masalah Perorangan
Setidak-tidaknya ada empat teknik sederhana untuk mengenali masalah -masalah
perorangan :pertama, jika guru merasa terganggu atau bosan terhadap tingkah laku
peserta didik tertentu, hal ini merupakan pertanda bahwa peserta didik tersebut
mengalami masalah mencari perhatian.kedua,jika guru merasa terancam atau merasa
dikalahkan,hal ini merupakan pertanda bahwa peserta didik itu mengalami masalah
mencari kekuasaan. ketiga, jika guru merasa amat disakiti atas perilaku peserta didik
tertentu, hal ini menunjukkan pertanda bahwa peserta didik tersebut dimungkinkan
mengalami masalah menuntut balas. keempat, jika guru merasa tidak mampu menolong
lagi terhadap peserta didik tertentu, hal itu pertanda bahwa peserta didik tersebut
dimungkinkan mengalami masalah ketidakmampuan.
Guru hendaknya mampu mengenali permasalahan yang dihadapi peserta didik serta
mencarikan berbagai upaya pemecahannya.
B. Masalah Kelompok
Terdapat berbagai masalah kelompok dalam pengelolaan kelas, namun masalah
tersebut dapat dikelompokkan menjadi 7 masalah kelompok :
1. kekurangkekompakan;
2. kekurangmampuan mengikuti peraturan kelompok;
3. reaksi negatif terhadap sesama anggota kelompok;
4. penerimaan kelas terhadap perilaku menyimpang;
5. kegiatan anggota atau kelompok yang menyimpang dari ketentuan yang telah
ditetapkan Berhenti melakukan kegiatan atau meniru-niru kegiatan orang lain;
6. ketiadaan semangat tidak mau bekerja dan tingkah laku agresif atau protes;
7. ketidakmampuan menyesuaikan diri terhadap lingkungan;
Kekurangankompakan kelompok, ditandai dengan adanya kurang cocokan( konflik)
di antara anggota kelompok. konflik antara peserta didik yang berjenis kelamin berbeda,
atau bersuku berbeda. Suatu kelas yang mengalami kurang kompakan maka suasana
dalam kelas akan berakibat konflik, ketegangan, dan kekerasan. peserta didik dalam kelas
akan merasa tidak senang dengan kelompok kelasnya sehingga mereka tidak merasa
tertarik dengan kelas yang mereka duduki, di antara peserta didik menjadi konflik, kelas
menjadi tidak menyenangkan.
Kekurangmampuan mengikuti peraturan kelompok,kelas ditandai berisik, saling
mengganggu di sisi lain kelas sudah diminati tenang, berbicara kelas keras atau saling
mengganggu kawannya padahal sudah diminta untuk bekerja di tempat duduknya
masing-masing dorong-mendorong.
Reaksi negatif terhadap sesama anggota kelompok, terjadi apabila reaksi yang bersifat
kasar dilontarkan terhadap anggota kelompok yang tidak diterima anggota kelompok atau
anggota kelompok menghambat kegiatan kelompok.
Penerimaan kelas terhadap perilaku menyimpang, terjadi apabila kelompok
mendorong timbulnya dan mendukung anggota kelompok yang bertingkah laku
menyimpang dari norma-norma sosial pada umumnya. contoh umum ialah perbuatan
memperolok-olokkan atau menertawakan misalnya membuat gambar yang lucu-lucu
tentang gurunya. jika hal ini terjadi maka masalah kelompok dan masalah perorangan
telah berkembang, dan masalah kelompok tampaknya perlu mendapat perhatian.
Kegiatan anggota atau kelompok yang menyimpang dari ketentuan yang telah
ditetapkan, Berhenti melakukan kegiatan atau meniru-niru kegiatan orang lain.
misalnya sering terjadi peserta didik menolak melakukan kegiatan karena merasa guru
tidak adil jika hal ini terjadi maka suasana kelas diwarnai oleh ketidaktentuan dan
kekhawatiran
Ketiadaan semangat tidak mau bekerja, dan tingkah laku agresif atau protes.
kelompok yang paling rumit adalah apabila kelompok melakukan protes dan tidak mau
melakukan kegiatan, baik hal itu dinyatakan secara terbuka maupun terselubung.
permintaan penjelasan yang terus-menerus tentang suatu tugas, kehilangan pulpen, lupa
mengerjakan tugas, tugas Tertinggal, dan sebagainya. merupakan contoh keengganan
bekerja pada umumnya protes keengganan seperti itu disampaikan secara terselubung dan
menyampaikan secara terbuka jarang terjadi.
Ketidakmampuan menyesuaikan diri terhadap lingkungan. masalah ini terjadi apabila
kelompok kelas mereaksi secara tidak wajar terhadap peraturan baru, atau perubahan
peraturan, pergantian keanggotaan, perubahan jadwal kegiatan pergantian guru dan lain-
lain. contoh yang sering terjadi adalah tingkah laku yang tidak sedap peserta didik
terhadap guru pengganti padahal kelas itu adalah kelas yang baik.
BAB 8
PEMANFAATAN SUMBER BELAJAR DALAM STRATEGI
PEMBELAJARAN

Dalam strategi pembelajaran, guru mempunyai tanggung jawab pembantu peserta


didik belajar agar belajar lebih mudah, lebih lancer, lebih terarah. Kemampuan khusus
guru yang berhubungan dengan pemanfaatan sumber belajar adalah: (1) menggunakan
sumber belajar dalam kegiatan pembelajaran sehari-hari (2) mengenalkan dan
menyajikan sumber belajar (3) menerangkan peranan berbagaisumber belajar dalam
pembelajaran (4) menyusun tugas-tugas penggunaan sumber belajar dalam bentuk
tingkah laku (5) mencari sendiri bahan dari berbagai sumber (6) memilih bahan Sesuai
dengan prinsip dan teori belajar (7) menilai keefektifan penggunaan sumber belajar
sebagai bagian dari kegiatan pembelajarannya (8) Merencanakan kegiatan penggunaan
sumber belajar secara efektif.
A. Perlunya Pemanfaatan Sumber Belajar Dalam Pembelajaran
Sumber belajar mencakup apa saja yang dapat digunakan untuk membantu Tiap orang
untuk belajar yang menampilkan kompetensinya. Sumber belajar meliputi: pesan, orang,
bahan, alat, Teknik, dan latar. Sumber belajar adalah segala sesuatu dan dengan mana
seseorang mempelajari sesuatu. Sumber belajar mencakup semua sumber yang mungkin
dapat dipergunakan oleh peserta didik agar terjadi perilaku belajar.
Dalam pemanfaatan sumber belajar guru mempunyai tanggung jawab pembantu
peserta didik belajar agar belajar lebih mudah, lebih lancer, lebih terarah. Oleh sebab itu,
guru dituntut untuk memiliki kemampuan khusus yang berhubungan dengan pemanfaatan
sumber belajar. Guru harus mampu (1) menggunakan sumber belajar dalam kegiatan
pembelajaran sehari-hari (2) mengenalkan dan menyajikan sumber belajar (3)
menerangkan peranan berbagai sumber belajar dalam pembelajaran (4) menyusun tugas-
tugas penggunaan sumber belajar dalam bentuk tingkah laku (5) mencari sendiri bahan
dari berbagai sumber (6) memilih bahan Sesuai dengan prinsip dan teori belajar (7)
menilai keefektifan penggunaan sumber belajar sebagai bagian dari kegiatan
pembelajaran (8) Merencanakan kegiatan penggunaan sumber belajar secara efektif.
B. Perkembangan Sumber Belajar
1. Sumber Belajar Praguru
Pada zaman pra guru, sumber belajar utamanya adalah orang dalam lingkungan
keluarga atau kelompok karena sumber belajar lainnya dianggap belum ada atau masih
sangat langka. Bentuk benda yang digunakan sebagai sumber belajar antara lain adalah
batu-batu, debu, daun-daunan, kulit pohon, kulit binatang, dan kulit kerang. Sumber
belajar jumlahnya langka sedangkan pencarian pengetahuan jumlahnya lebih banyak,
maka pengetahuan diperoleh dengan coba-coba sendiri. Oleh sebab itu, kondisi
pendidikan masih sederhana dan berada di bawah kontrol keluarga dan anggota
masyarakat, pendidikan masih tertutup rumusan tujuan pembelajaran tidak dirumuskan
dalam kurikulum sehingga tidak ada keteraturan pembelajaran.
2. Lahirnya Guru Sebagai Sumber Belajar Utama
Pendidikan pada zaman praguru tahap demi tahap berubah. Akibat perubahan itu
terjadi pula perubahan pada sistem pendidikan dan pada kondisi sumber belajar
komponen lainnya dari sistem tersebut. Dengan demikian terjadi perubahan pada cara
pengelolaan, isi ajaran, peranan orang, teknik yang digunakan desain pemilihan bahan.
Namun dengan demikian sumber belajar masih sangat terbatas, sehingga kedudukan
orang merupakan belajar utama. Proses belajar tidak lagi ditangani oleh anggota keluarga,
tetapi sudah diserahkan kepada orang tertentu orang yang menangani secara khusus
tentang Pendidikan.
3. Sumber Belajar Dalam Bentuk Cetak
Adanya perkembangan industri yang cepat, pada akhirnya dapat diproduksi peralatan
dan bahan yang jumlahnya besar. Dengan diketemukannya alat cetak, maka lahirlah
sumber belajar baru yang berbentuk cetak lainnya yang belum pernah ada sebelumnya.
Contoh sumber belajar cetak adalah: buku komik, majalah, koran, pamphlet
4. Sumber Belajar Yang Berasal Dari Teknologu Komunikasi
Dengan diketemukannya berbagai alat dan bahan (hardware dan software) pada abad
ke-17, efeknya sangat besar terhadap sistem pendidikan secara keseluruhan. Setelah
timbul istilah teknologi dalam pendidikan yang pada akhir Perang Dunia kedua mulai
berubah menjadi ilmu baru yang disebut teknologi pendidikan dan teknologi intruksional,
Pengertian teknologi dalam pendidikan populer dengan istilah audio visual, yakni
pemanfaatan bahan-bahan audio visual dan berbentuk kombinasi lainnya dalam sistem
Pendidikan. Sumber belajar seperti ini lebih populer dengan istilah media instruksional
misalnya: program televisi Pendidikan, program radio, pendidikan film.
5. Pemanfaaran Multimedia Berbasis Komputer Dalam Pembelajaran
Perkembangan ilmu dan teknologi yang begitu pesat sehingga material pembelajaran
semakin kompleks, di sisi lain satuan waktu yang dimanfaatkan untuk belajar dari tahun
ke tahun yang tidak bertambah. Atas dasar hal tersebut maka diperlukan strategi
pembelajaran untuk mengantisipasi hal tersebut sehingga terjadi efektif dan efisien.
Untuk pembelajaran di ruang kelas dengan hadirnya guru secara fisik mengalami
pergeseran.
a. Multimedia Presentasi
Media jenis ini dapat dimanfaatkan untuk menjelaskan berbagai karakteristik bahan
ajar baik bersifat fakta, konsep, prinsip, maupun prosedur dalam pembelajaran klasikal
baik untuk kelompok besar maupun kelompok kecil. Pmanfaatan multimedia dalam
presentasi biasanya menggunakan perangkat lunak yang paling tersohor, yakni
PowerPoint yang dikembangkan oleh Microsoft Inc. Pemanfaatan PowerPoint dalam
presentasi menyebabkan kegiatan presentasi menjadi sangat mudah dinamis dan sangat
menarik dan dapat mengurangi verbalisme dalam pembelajaran.
Beberapa kelebihan dari multimedia presentasi diuraikan sebagai berikut
1) Memiliki kemampuan mengakomodasi peserta didik sesuai dengan modalitas belajar
terutama bagi yang memiliki tipe visual, auditif kinestetik, atau lainnya
2) Mampu menampilkan objek-objek yang sebenarnya tidak ada secara fisik
3) Memiliki kemampuan untuk menggabungkan semua unsur media seperti teks, video,
animasi, image, grafik dan sound menjadi satu kesatuan penyajian yang terintegrasi
4) Mampu mengembangkan materi pembelajaran terutama membaca dan mendengarkan
secara mudah
5) Perkembangan terakhir di bidang presentasi dengan media komputer menyebabkan
perubahan tuntutan terhadap peningkatan kemampuan dan keterampilan guru dalam
mengelola bahan-bahan pelajaran ke dalam media presentasi berbasis komputer.
b. Program Multimedia Interaktif
Multimedia interaktif dapat efektif untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik,
penggunaan multimedia interaktif cocok untuk karakteristik bahan ajar berupa fakta, dan
prosedur proses dan tahapan. Misalnya proses atau tahapan penyerbukan pada tumbuha,n
pembelahan sel, proses pertumbuhan janin manusia, dan sebagainya
c. Sarana Simulasi dan Video Pembelajaran
Multimedia berbasis komputer dapat ditambahkan software tertentu dapat
dimanfaatkan sebagai sarana dalam melakukan simulasi untuk melatih keterampilan dan
kompetensi tertentu. Misalnya penggunaan simulator kokpit pesawat terbang yang
memungkinkan peserta didik dalam Akademi penerbangan dapat berlatih tanpa
menghadapi resiko jatuh.
d. E-Learning(Electronic Learning)
Penggunaan e-learning akan terjadi pergeseran pola interaksi guru peserta didik yang
dalam pembelajaran tradisional dilakukan secara langsung dan didominasi oleh guru
sebagai sumber belajar utama bergeser guru memposisikan sebagai fasilitator. Melalui e-
learning dalam pembelajaran guru dan peserta didik bisa berkomunikasi secara tidak
langsung. Sistem pembelajaran melalui internet web instruction system dapat dilakukan
dengan berbagai cara.
a) Email
Penggunaan email dalam pembelajaran merupakan cara pemanfaatan komunikasi
yang inovatif dengan peserta didik. Cara penggunaan dapat dilakukan secara dialog orang
per orang untuk pokok bahasa tertentu, sebagai besar email dalam pembelajaran
dipergunakan dalam bentuk penugasan penggunaan lain dari email. Berdasarkan apa
yang terjadi di kelas email digunakan untuk mengirim penugasan kepada peserta didik
untuk pertemuan berikutnya, jika penjelasan di kelas kurang jelas pada hal-hal tertentu
bagi beberapa atau sebagian besar peserta didik tugas tambahan dapat diberikan pada
pertemuan berikutnya.
b) Penugasan Web (Web Assignments)
Melalui World Wide Web dapat membantu menemukan materi pembelajaran yang
sangat kompleks. Dalam proses pembelajaran perlu dapat memberikan penugasan
melalui web, seperti permintaan kepada peserta didik untuk singgah di situs web
(website) tertentu dan menjelaskan Informasi apa yang didapatkan dalam pembelajaran
kelas. Melalui web memberikan peluang kepada guru menjelaskan sumber materi
pembelajaran aktual ke dalam kelas.
c) Permainan Komputer dan Simulasi
Penggunaan permainan komputer sangat populer digunakan dalam pembelajaran
dinamis. Permainan untuk pembelajaran yang disimulasikan di kelas atau secara online
banyak tersedia dalam bentuk digital. Beberapa pembelajaran permainan komputer dan
simulasi ini sudah mulai dicoba penggunaannya dalam pendidikan militer dalam
mensimulasikan latihan perang atau latihan kesiapan satuan tempur untuk
demonstrasikan perilaku, prosedur suatu kegiatan dapat dilakukan melalui permintaan
komputer dan simulasi.
d) Pengajaran Menggunakan Blog
Blog (blok web) merupakan barang baru di dunia Internet. Blog merupakan
kelanjutan dari homepage yang bersifat statis. Dalam blog instruktur dapat menyatakan
pandangan pengalaman pengamatan pendapatnya dalam kasus ini belum dapat menjadi
sebuah jurnal public.Beberapa cara yang paling umum diterapkan pada program e-
learning diuraikan sebagai berikut.
1) Ruang Kelas Maya (Virtual Classroom)
Model ruang kelas maya dari e-learning secara terus-menerus menjadi sangat populer
seiring dengan perkembangan program e-learning. Tujuan dari ruang kelas maya adalah
untuk memperbesar struktur dan pelayanan yang menyertai program pendidikan formal
dari kampus atau pusat pembelajaran ke peserta didik atau pembelajaran
2) Pembelajarab Online ( On-Line Learning)
Model e-learning ini berkisar pada perangkat pembelajaran terikat yang dikirimkan
melalui internet kepada pembelajar yang berlokasi di berbagai tempat di mana interaksi
utama antara pembelajar dan berpengalaman melalui teknologi jaringan komputer sistem
pengelolaan pembelajaran learning manajemen sistem bertindak sebagai basis pelayanan
pengembangan proses online di mana proses pembelajaran secara keseluruhan
dilaksanakan melalui mediasi tatap muka digital.
3).Pembelajaran Cepat ( Virtual Classroom)
Pembelajaran cepat merupakan pembelajaran refund langsung terhadap produk-
produk e-learning yang membuat peserta didik berkontribusi dan memasukkan isi
pembelajaran multimedia ke dalam sebuah basis pengetahuan pembelajaran cepat
menggunakan peralatan seperti Adobe captive 2 dan Adobe presenter 6 untuk
mempercepat waktu dalam membuat isi pembelajaran flash atau elemen multimedia
portofolio yang dapat digabungkan secara aman ke dalam sebuah dokumen Adobe PDF
4) Pembelajaraj Mobil
Mobile learning dikembangkan karena ketersediaan jaringan dan peralatan digital
portable seperti komputer laptop, PDA MP3 player dan telepon mobil. Pembelajaran
mobil memberikan peluang untuk menghubungkan pengalaman pembelajaran formal
dengan pengalaman pembelajaran formal seperti yang terjadi pada model ruang kelas
maya atau implementasi pembelajaran online.
e. Metode e-Learning dan Blended Learning
Sistem pembelajaran terus mengalami perubahan sebagai akibat dari perkembangan
ilmu dan teknologi yang semakin pesat strategi pembelajaran harus mengikuti
perkembangan dari yang hanya menggunakan sistem konvensional beralih ke sistem
yang serba digital, e-learning atau elektronik learning adalah suatu metode dalam proses
pembelajaran yang menggunakan media elektronik dan menggunakan internet sebagai
perantara dalam proses pembelajaran tersebut Sedangkan e-learning dan blended learning
memiliki kesamaan karena menggunakan komputer dan internet sebagai perantaranya
namun e-learning dan blended learning merupakan metode pembelajaran yang berbeda
dimana dengan menggunakan metode e-learning tidak adanya hubungan timbal balik
Dalam proses pembelajaran sedangkan dengan menggunakan metode blended learning
terdapat interaksi secara langsung berupa diskusi langsung dalam proses belajar
mengajar.
6. Sumber Belajae yang Didesain dan Dimanfaatkan
Sumber belajar yang didesain untuk keperluan belajar telah banyak dikenal orang
namun demikian tidak semua sumber yang didesain untuk keperluan Pendidikan
dimanfaatkan sama pentingnya dengan sumber belajar yang didesain beberapa sumber
dapat dimanfaatkan untuk memberikan fasilitas belajar karena memang sumber itu
khusus didesain untuk keperluan belajar Inilah yang disebut bahan atau sumber
instruksional sumber yang lain ada sebagian dari kenyataan yang dapat dijumpai dalam
kehidupan sehari-hari namun dapat ditemukan di aplikasikan dan digunakan untuk
keperluan belajar.
Inilah yang disebut sebagai sumber belajar dari dunia nyata jadi sebagai sumber
menjadi untuk itu Sedangkan yang lainnya jadi sumber belajar karena dimanfaatkan.
C. Fungsi Sumber Belajar
Agar sumber belajar yang ada dapat berfungsi dalam pembelajaran harus dapat
dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya fungsi sumber belajar menurut Hanafi diuraikan
sebagai berikut:
1. Meningkatkan produktivitas pendidikan yaitu dengan jalan belajar dan membantu
guru untuk menggunakan waktu secara lebih baik mengurangi beban guru dalam
menyajikan informasi sehingga dapat lebih banyak membina dan mengembangkan
gairah peserta didik
2. Memberikan kemungkinan pendidikan yang sifatnya lebih individual dengan jalan (1)
mengurangi kontrol guru yang kaku dan tradisional (2) Memberikan kesempatan kepada
peserta didik untuk belajar sesuai dengan kemampuannya
3. Memberikan dasar yang lebih ilmiah terhadap pembelajaran dengan jalan (1)
perencanaan program pembelajaran yang lebih sistematis (2) pengembangan bahan
pelajaran yang dilandasi penelitian.
D. Peran Sumber Belajar Dalam Pembelajaran
1. Peranan sumber belajar dalam pembelajaran Individual
2. Peranan sumber belajar dalam belajar klasikal
3. Peranan Sumber Belajar dalam Belajar kelompok
E. Pola – pola Instruksional
1. Pola Intruksional Tradisional
2. Pola Intruksional dengan Sumber Belajar Orang Dibantu Sumber lain
3. Pola Intruksional Dengan Sumber Belajar Berupa Orang (Guru) Bekerja Dengan
Sumber Belajar Lain
4. Pola Intruksional dengan Belajar Mandiri
5. Pola Sistem Intruksional
4. Peranan sumber belajar dalam pembelajaran Individual
5. Peranan sumber belajar dalam belajar klasikal
6. Peranan Sumber Belajar dalam Belajar kelompok
BAB 9
KETERAMPILAN DASAR DALAM PEMBELAJARAN

A. kompetensi guru dalam pembelajaran


kompetensi sebagai agen pembelajaran pada jenjang pendidikan dasar menengah
peserta Pendidikan Anak Usia Dini berdasarkan undang-undang nomor 14 tahun
2005 tentang guru dan dosen, pasal 8 guru wajib memiliki kualifikasi akademik
kompetensi sertifikat pendidikan sehat jasmani dan rohani serta memiliki kemampuan
untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
1. kompetensi pedagogik
kompetensi pedagogik adalah kemampuan pemahaman terhadap peserta didik
perancangan dan pelaksanaan pembelajaran evaluasi hasil belajar dan pengembangan
peserta didik untuk mengaktualisasikan potensi yang dimilikinya. sub- kompotensi
dalam kompetensi pedagogik meliputi hal berikut.
a. peserta didik secara mendalam yang meliputi memahami peserta didik dengan
memanfaatkan prinsip-prinsip perkembangan kognitif prinsip-prinsip kepribadian
dan mengidentifikasi belajar awal peserta didik.
b. merancang pembelajaran, termasuk memahami landasan pendidikan untuk
kepentingan pembelajaran yang meliputi memahami landasan pendidikan,
menerapkan teori belajar dan pembelajaran, menentukan strategi pembelajaran
berdasarkan karakteristik peserta didik, kompetensi yang ingin dicapai, dan materi
ajar serta menyusun rancangan pembelajaran berdasarkan strategi yang dipilih.
c. melaksanakan pembelajaran yang meliputi menata latar (setting)
d. merancang dan melaksanakan evaluasi pembelajaran yang meliputi merancang dan
melaksanakan evaluasi (assessment) proses dan hasil belajar secara
berkesinambungan dengan berbagai metode menganalisis hasil evaluasi proses dan
hasil belajar untuk menentukan tingkat ketuntasan belajar (Mastery level) dan
memanfaatkan hasil penilaian pembelajaran untuk perbaikan kualitas program
pembelajaran secara umum.
e. mengembangkan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensinya
meliputi memfasilitasi peserta didik untuk mengembangkan berbagai potensi
akademik dan non akademik
2. kompetensi kepribadian
Kompetennsi kepribadian adalah kemampuan personal yang mencerminkan
kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, Arif dan berwibawa menjadi teladan bagi
peserta didik dan berakhlak mulia. sub kompetensi dalam kompetensi kepribadian
meliputi hal berikut.
a. kepribadian yang mantap dan stabil meliputi bertindak sesuai dengan norma sosial
bangga menjadi guru dan memiliki konsistensi dalam bertindak sesuai dengan norma.
b. kepribadian yang dewasa yaitu menampilkan kemandirian dalam bertindak sebagai
pendidikan dan memiliki etos kerja sebagai guru.
c. kepribadian yang Arif adalah menampilkan tindakan yang didasarkan pada
kemanfaatan peserta didik, sekolah dan masyarakat serta menunjukkan keterbukaan
dalam berpikir dan bertindak.
d. kepribadian yang berwibawa meliputi memiliki perilaku yang berpengaruh positif
terhadap peserta didik dan memiliki perilaku yang disegani.
e. berakhlak mulia dan dapat menjadi teladan meliputi bertindak sesuai dengan norma
religius( Imtaq, jujur, ikhlas, suka menolong) dan memiliki perilaku yang diteladani
peserta didik.
3. Kompetensi profesional
Profesional adalah penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam
yang mencakup penguasaan materi kurikulum mata pelajaran di sekolah dan
substansi keilmuan Yang menaungi materinya, serta penguasaan terhadap struktur
dan metodologi keilmuannya. guru harus mampu memberikan sentuhan emosional
pada peserta didik saat proses pembelajaran, seorang guru juga harus mampu
memberikan inspirasi mempengaruhi dan kemudian dapat mengubah kehidupan
peserta didiknya. harus diakui bahwa di Indonesia dari 8 standar nasional pendidikan
standar pendidikan dan tenaga kependidikan nilainya rendah dibandingkan standar
yang lain. seyogyanya mereka tidak hanya menyampaikan materi yang ada dalam
kurikulum tetapi harus mampu menggali Bagaimana peserta didik dapat mengolah
potensi yang ada pada dirinya sendiri.
Seorang guru memerlukan keterampilan dasar pembelajaran bagi guru
keterampilan ini diperlukan agar guru dapat melaksanakan perannya dalam
pengelolaan proses pembelajaran yang berlangsung sehingga Pembelajaran dapat
berjalan efektif dan efisien.
4.Kompetensi social
Kompetensi sosial adalah kemampuan yang harus dimiliki guru untuk
berkomunikasi dan bergaul dengan peserta didik, tenaga kependidikan, orang tua/
wali peserta didik dan masyarakat di mana mereka berada. Kompetensi sosial
meliputi hal berikut.
a. Bersikap inklusif, bertindak objektif, serta tidak diskriminatif karena pertimbangan
jenis kelamin, agama, ras, kondisifisik, latar belakang keluarga, dan status sosial
keluarga.
b. Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan sesama pendidikan,
tenaga kependidikan, orang tua dan masyarakat.
c. Beradaptasi di tempat bertugas di seluruh wilayah RI yang memiliki keragaman
sosial budaya.
d. komunikasi dengan lisan maupun tulisan.
B. Konsep Dasar dan Proses Pembelajaran

1. Standar Proses Pembelajaran


Standar proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara
interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, motivasi peserta didik untuk
berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa kreativitas dan
kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis
peserta didik (Peraturan Pemerintah 19 tahun 2005 tentang standar nasional
pendidikan Pasal 19). Selain ketentuan sebagaimana dimaksud, dalam proses
pembelajaran Pendidikan memberi keteladanan.
Guru dalam menjalankan tugas pembelajaran pada satuan pendidikan adalah
melakukan:
a. perencanaan proses pembelajaran
b. pelaksanaan proses pembelajaran
c. penilaian hasil pembelajaran dan
d. pengawasan proses pembelajaran untuk terlaksananya proses pembelajaran yang
efektif dan efisien
Selanjutnya pasal 30 PP.19 tentang Standar Nasional Pendidikan, tugas guru
dalam perencanaan proses pembelajaran meliputi Silabus dan rencana pelaksanaan
pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya :
1. tujuan pembelajaran
2. materi
3. metode pembelajaran
4. sumber belajar
5. penilaian hasil belajar
C. Keterampilan Dasar Guru dalam Pembelajaran
Pembentukan kemampuan profesionalisme keguruan memerlukan
pengintegrasian fungsional antara teori, praktik dan materi serta metodologi
penyampaiannya. Kemampuan pembelajaran adalah perbuatan yang rumit yang
merupakan pengintegrasian secara utuh berbagai komponen kemampuan komponen-
komponen tersebut berupa pengetahuan, keterampilan, serta sikap dan nilai.
Keterampilan dasar pembelajaran (teaching skill) adalah kemampuan atau
keterampilan yang bersifat khusus yang harus dimiliki oleh guru, dosen, instruktur
atau Widya Iswara agar dapat melaksanakan tugas mengajar secara efektif efisien dan
46rofessional.
1. Definisi keterampilan dasar pembelajaran
Keterampilan dasar pembelajaran merupakan syarat mutlak bagi guru agar dapat
mengimplementasikan berbagai strategi pembelajaran. Keterampilan dasar
pembelajaran adalah nilai yang diperoleh dari suatu untuk Komponen keterampilan
dasar pembelajaran yang dilakukan guru untuk mengelola pesan pembelajaran agar
terjadi pembelajaran yang diharapkan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah
ditetapkan.
2. Jenis-jenis keterampilan dasar pembelajaran
a. Keterampilan membuka pembelajaran
Keterampilan Membuka pelajaran set induction adalah upaya yang dilakukan oleh
guru untuk menciptakan kondisi optimal agar proses pembelajaran dapat berlangsung
secara efektif dan efisien indikator keterampilan membuka pembelajaran meliputi
menarik perhatian peserta didik menimbulkan motivasi memberi acuan melalui
berbagai usaha dan membuat kaitan atau hubungan diantara materi yang akan
dipelajari.
b. Keterampilan bertanya
Keterampilan bertanya adalah kemampuan menggunakan bahasa verbal untuk
meminta respon peserta didik baik berupa pengetahuan pendapat dan sebagainya
Dalam proses pembelajaran bertanya memainkan peranan penting karena dapat
menjadi stimulus yang efektif untuk mendorong kemampuan berpikir peserta didik.
Tujuan guru mengajukan pertanyaan antara lain:
1. menimbulkan rasa ingin tahu
2. merangsang fungsi berpikir
3. mengembangkan keterampilan berpikir
4. memfokuskan perhatian peserta didik
5. mendiagnosis kesulitan belajar peserta didik
c. Keterampilan mengadakan variasi
Tujuan utama dari variasi dalam kegiatan pembelajaran adalah untuk mengurangi
rasa boring dan jenuh yang membuat peserta didik tidak Lagi fokus pada
pembelajaran yang sedang berlangsung untuk itu guru perlu melakukan berbagai
variasi sehingga perhatian peserta didik tetap terpusat pada pembelajaran variasi
dalam kegiatan pembelajaran dapat dikelompokkan ke dalam tiga kelompok atau
komponen yaitu:
1. variasi pola interaksi guru dan kegiatan peserta didik
2. variasi cara dalam pembelajaran
3. variasi dalam pemanfaatan sumber belajar
d. Keterampilan Menjelaskan
Keterampilan menjelaskan merupakan kemampuan yang dilakukan guru untuk
menyampaikan informasi secara lisan dan sistematis untuk menunjukkan korelasi
atau hubungan antara yang satu dengan yang lainnya ada dua komponen dalam
keterampilan menjelaskan yaitu Merencanakan hal ini mencakup menganalisahan
masalah secara keseluruhan penentuan jenis hubungan yang ada di antara unsur-unsur
yang dikaitkan dengan penggunaan hukum atau rumus-rumus yang sesuai dengan
hubungan yang telah ditentukan, kegiatan menjelaskan perlu memperhatikan hal-hal
yang pertama kejelasan penggunaan contoh dan ilustrasi pemberian tekanan dan
penggunaan balikan atau feedback.
e. Keterampilam Mengelola kelas
Keterampilan mengelola kelas dimaksudkan untuk menciptakan kondisi optimal
agar Pembelajaran dapat berlangsung secara efektif dan efisien dan pengelolaan kelas
ada kegiatan yang bersifat preventif dan ada kuratif kegiatan mengelola kelas
merupakan prasyarat untuk terjadinya pembelajaran yang efektif.
f. Keterampilan memberi penguatan
Keterampilan memberikan penguatan dalam pembelajaran adalah segala bentuk
respon terhadap perilaku peserta didik baik bersifat verbal maupun nonverbal.
Pemberian penguatan yang merupakan bagian dari modifikasi tingkah laku guru
terhadap tingkah laku peserta didik pemberian penguatan adalah bersifat positif dan
penguatan negatif penguatan positif dimaksudkan agar perilaku yang positif baik
dapat diteruskan atau dipertahankan dan perilaku yang negatif dapat dicegah atau
dikurangi bahkan untuk dihilangkan.
g. Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil
Diskusi merupakan salah satu strategi pembelajaran yang berorientasi pada
aktivitas peserta didik Namun demikian bukan berarti guru menjadi pasif tanpa
kegiatan dalam diskusi kelompok kecil peserta didik dapat bertukar informasi dan
pengalaman melakukan pengambilan keputusan bersama serta belajar melakukan
pemecahan masalah program solving diskusi kelompok kecil merupakan strategi
yang memungkinkan peserta didik menguasai suatu konsep atau memecahkan suatu
masalah melalui suatu proses yang pikir berinteraksi sosial serta berlatih bersikap
positif.
h. Keterampilan pembelajaran kelompok kecil dan perorangan
karakteristik peserta didik dalam rombongan belajar sendiri tidak-tidaknya
terdapat peserta didik yang cepat sedang dan lambat dalam merespon pembelajaran
di satu sisi guru memberi memberikan perlakuan pembelajaran sama serta
mengharapkan hasil belajar yang sama seperti tercantum dalam tujuan pembelajaran
Oleh sebab itu pasti terjadi masalah dalam pembelajaran masalah dalam pembelajaran
ada masalah kelompok dan masalah perorangan masalah kelompok pemecahannya
secara kelompok dan masalah perorangan harus dipecahkan secara perorangan setiap
guru dapat menciptakan format pengorganisasian peserta didik untuk kegiatan
pembelajaran kelompok kecil dan perorangan sesuai dengan tujuan topik materi
kebutuhan peserta didik serta waktu dan fasilitas yang tersedia.
j. Penggunaan Bahasa
pembelajaran hakikatnya adalah mengkomunikasikan pesan agar pesan dapat
diterima dengan baik setelah pesan dapat diterima dengan baik maka terjadi
perubahan perilaku pada individu penerima pesan Oleh sebab itu bahas untuk
mengkomunikasi pesan menjadi penting Bahasa yang dapat dikomunikasikan bisa
menggunakan 48ahasa lisan verbal dan 48ahasa nonverbal penggunaan 48ahasa yang
perlu dinilai maupun yang berupa kejelasan ucapan Penggunaan istilah tata 48ahasa
j.Keterampilan menutup pelajaran
Keterampilan menutup pelajaran ialah suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru
untuk mengakhiri pembelajaran menutup pelajaran merupakan rangkaian kegiatan
yang dilakukan guru untuk menstruktural kembali proses pembelajaran yang
dilakukan dari awal sampai akhir pembelajaran.
D. Instrumen Keterampilan Dasar Pembelajaran
untuk menilai kemampuan keterampilan dasar pembelajaran diperlukan suatu
pengamatan secara langsung terhadap proses dan interaksi antara guru dengan peserta
didik dalam suatu sistem pembelajaran yang sedang berlangsung, Oleh sebab itu
diperlukan suatu instrumen yang dapat mendeteksi unjuk keterampilan dasar guru
dalam pembelajaran lembar observasi penilaian keterampilan dasar Pembelajaran
dapat dipergunakan sebagai acuan untuk penentuan pencapaian guru dalam
pembelajaran berikut lembar penilaian keterampilan dasar pembelajaran.

Anda mungkin juga menyukai