Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

COVID-19 DAN TANTANGAN PERKADERAN

DI SUSUN OLEH

HENDRA

UTUSAN

DPD IMM SULTRA

ii
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah Swt, Tuhan yang Maha Esa yang telah
memadukan hati para aktivis muda dalam kecintaan pada Republik ini. Ia
mempertemukan mereka yang senantiasa mengokohkan janji setia dalam
membela bangsa dan Negara ini. Semoga kita merupakan bagian dari golongan
yang tertulis namanya dengan tinta emas dalam sejarah. Amin..

Makalah yang singkat ini berjudul “Covid-19 dan Tantangan Perkaderan IMM”
semoga bisa bermanfaat bagi kita sekalian. Analisis dan kebijakan publik
merupakan suatu diskursus yang hangat di perbincangkan di kalangan aktivis dan
organisatoris, sebab menjadi bahan kajian dan aktualisasi. Maka melalui
kesempatan ini saya menyajikan makalah yang sederhana ini untuk di suguhkan
oleh pembaca budiman sekalian.

Namun penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam


pembuatan makalah ini sebab penulis sangat fakir akan ilmu. Olehnya itu, saya
berharap kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan makalah ini. Akhir kata, penulis sampaikan terimakasih.

iii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................ii

DAFTAR ISI......................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN...................................................................................1

A. Latar Belakang.........................................................................................1
B. Rumusan Masalah...................................................................................1
C. Tujuan......................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................3

A. Pengertian IMM.......................................................................................3
B. IMM Sebagai Bonus Demogarfi...............................................................
C. Tantangan Dakwah IMM........................................................................5
D. Instruktur dan Masa Depan Perkaderan..................................................6

BAB III PENUTUP...........................................................................................11

A. Kesimpulan............................................................................................11
B. Saran......................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA

iv
BAB I
 PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG


Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) merupakan bagian elemen
gerakan kemahasiswaan di Indonesia .dan sebuah Organisasi Gerakan Mahasiswa
Islam,sekaligus Organisasi Otonom (otonom) Muhammadiyah yang bergerak di
bidang Keagamaan,Kemahasiswaan, dan Kemasyarakatan.IMM berdiri di
Surakarta tanggal 14 Maret 1964 M / 29 Syawal 1384 H.Tujuan IMM adalah
“mengusahakan terbentuknya Akademisi Islam yang Berakhlak Mulia dalam
rangka mencapai Tujuan Muhammadiyah”

Berdirinya Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) dilatar belakangi


oleh dua faktor, faktor yang pertama yaitu faktor internal dan yang kedua faktor
eksternal.Yang dimaksud dengan faktor internal adalah faktor yang terdapat atau
faktor yang ada dalam organisasi muhammadiyah itu sendiri. Sedangkan faktor
eksternal adalah hal-hal yang ada di luar muhammadiyah,yaitu situasi dan kondisi
kehidupan umat dan bangsa serta dinamika gerakan organisasi-organisasi
mahasiswa.

Maka untuk melanjutkan dakwah muhammadiyah, IMM sebagai Ortom


Muhammadiyah membutuhkan suatu gebrakan dan motivator yaitu Instruktur,
peran dan tanggung jawab Instruktur dalam IMM sangat krusial sebab karenanya
akan melahirkan generasi pelanjut untuk ikatan. Olehnya di masa pandemi covid-
19 seperti ini instruktur harus mempunyai pandangan lebih jauh untuk ikatan.

B.     RUMUSAN MASALAH


1. Apa itu IMM ?
2. IMM Sebagai Bonus Demografi dan apa Fungsinya ?
3. Tantangan dakwah IMM dan peran instruktur di masa depan?

1
C. TUJUAN

1.Mengetahui pengertian IMM


2.Mengetahui bonus demografi dan fungsinya
3.Mengetahui tantangan dakwah dan peran instruktur di masa depan

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN IMM

Gerakan Mahasiswa ialah kegiatan kemahasiswaan yang ada didalam


maupun diluar perguruan tinggi yang dilakukan untuk meningkatkan
kecakapan,intelektualitas dan kemampuan kepemimpinan para aktivis yang
terlibat didalamnya.
Dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia,gerakan mahasiswa seringkali
menjadi cikal bakal perjuangan nasional.begitu juga dengan Ikatan Mahasiswa
Muhammadiyah (IMM) yang merupakan gerakan mahasiswa islam sekaligus
Organisasi otonom (Ortom) Muhammadiyah yang bergerak dibidang
Keagamaan,Kemahasiswaan dan Kemasyarakatan.
Sebuah gerakan Islam yang merupakan pelebaran sayap dari semangat
pembaharuan pemikir Islam yang muncul dari gerakan ijtihad setelah sekian lama
pemikiran Islam dianggap selesai dan final.

Sebuah gerakan yang mengemban misi dakwah yang sangat besar yaitu
mencapai tujuan Muhammadiyah untuk menegakkan dan menjunjung tinggi
Agama Islam sehingga terbentuk masyarakat Islam yang sebenar-benarnya sesuai
dengan ajaran Rasul SAW. Muhammadiyah sendiri ialah gerakan Islam,dakwah
amar makruf nahi mungkar, dan tajdid bersumber pada Al-Quran dan As-
Sunnah.Dengan identitas Islam itu,Muhammadiyah dan orang-orang
muhammadiyah tidak hanya menjadikan Islam sebagai simbol dan atribut
diri,tetapi sekaligus mengemban misi dakwah dan menjadi gerakan
pembaharuan,sehingga Islam terwujud dalam kehidupan.

Sedangkan tujuan dari IMM sendiri ialah ”mengusahakan terbentuknya


Akademisi Islam yang Berakhlak Mulia dalam rangka mencapai Tujuan
Muhammadiyah”

3
IMM berdiri di Jogjakarta tanggal 14 Maret 1964 M / 29 Syawal 1384 H.

IMM adalah gerakan dakwah ditengah-tengah masyarakat khususnya


dikalangan mahasiswa. kader IMM harus mampu memadukan ilmiah dan
akidahnya sehingga dapat berjalan beriringan dan seimbang.
IMM juga disebut sebagai gerakan intelektual yang tidaklah lengkap tanpa
adanya perbuatan (action). Perbuatan (action) adalah syarat utama, dalam meraih
suatu perubahan, meskipun tentunya ditopang oleh gagasan-gagasan progresif dan
mencerahkan. Sebagai intelektual, IMM tidak hanya berhenti di mendialogkan
gagasan saja. Melainkan, mengupayakan perwujudannya. Dalam merespons
realitas, kader IMM memiliki bekal fondasi teologis (Al-Quran dan sunah) serta
fondasi teoritis (logis, reflektif, metodis), yang sejalan dengan kebutuhan zaman.
Hal tersebut tidak hanya menjadi bangunan menara gading yang dengannya kita
dapat melihat secara luas berbagai problematika dan berbagai tantangan. Tapi juga
IMM mampu menghasilkan ‘sesuatu’ alias produk intelektualnya. Baik itu berupa
gerakan sosial kemasyarakatan, gerakan dakwah mencerahkan, gerakan edukasi,
dan lainnya. Itulah bentuk nyata dari dialektika yang dilakukan IMM. Agar
pemahaman setiap kader mengkristal menjadi sebuah pengamalan. Maka,
agenda-agenda mengaksikan slogan IMM adalah sebuah konsekuensi logis untuk
mewujudkan cita-cita besar IMM. Dengan spirit mengaksikan slogan, serta
senantiasa berupaya dan berorientasi kepada kristalisasi ideologi kader, yang tidak
hanya sampai di tataran pemahaman, tapi sampai ke pengamalan dan kemudian
menjadi pengalaman, IMM kemudian akan hadir dengan wajah yang
memasyarakat, sederhana, dan mudah berbaur dengan realitas. Sebagai modal
dasar membangun gerakan yang memiliki daya jual dimasyarakat.

4
B. IMM SEBAGAI BONUS DEMOGRAFI

Bonus Demografi merupakan kondisi dimana suatu wilayah atau negara


memiliki jumlah penduduk usia produktif (usia 15-64 tahun) lebih banyak
dibandingkan dengan usia non-produktif (usia 65+).  Dikatakan sebagai "bonus"
karena kondisi ini tidak terjadi secara terus menerus melainkan hanya terjadi
sekali dan tidak bertahan lama.

Prasyarat yang harus dipenuhi oleh suatu negara apabila ingin memperoleh
manfaat besar dari bonus demografi yaitu sumber daya manusia yang berkualitas.
Karena dengan adanya masyarakat yang berkualitas dapat meningkatkan
pendapatan perkapita suatu negara apabila ada kesempatan kerja yang produktif.
Yang kedua, terserapnya tenaga kerja menjadi faktor penting dalam
memanfaatkan bonus demografi karena dengan banyak dibutuhkannya tenaga
kerja, maka pengangguran akan berkurang dan kesejahteraan akan meningkat
pesat. Yang ketiga, meningkatkan tabungan di tingkat rumah tangga. Setiap
rumah tangga memiliki potensi untuk membuka suatu usaha yang akan memberi
lapangan pekerjaan untuk orang lain sehingga angka pengangguran menurun. Dan
yang terakhir, peran perempuan yang masuk ke dalam pasar kerja akan membantu
peningkatan pendapatan dan akan lebih banyak lagi penduduk usia produktif
menjadi benar-benar produktif.

Banyaknya kualitas  sumber daya manusia yang tinggi disuatu negara akan
sangat mempengaruhi perkembangan dari negara tersebut. Indonesia merupakan
negara dengan SDM yang berkesempatan untuk menjadi negara maju. Contohnya
di negara Jepang yang mengalami bonus demografi pada tahun 1950 membuat
Jepang melesat menjadi negara dengan kekuatan ekomoni tertinggi ke-3 di dunia
pada dekade 70-an, setelah Amerika Serikat dan Uni Soviet. Indonesia juga
sampai saat ini memiliki modal SDM yang sama dengan Jepang pada tahun 1950.
Bahkan SDM di Indonesia bisa diprediksi akan meningkat pesat hingga pada
tahun 2035. Namun, yang menjadi masalah adalah banyaknya SDM tidak di
imbangi dengan kualitas yang memadai.

Baca Jurnal : https://www.idntimes.com/news/indonesia/vanny


5
Maka dari itu, Bonus Demografi dapat menjadi suatu berkah dan peluang
untuk mendatangkan keuntungan yang besar bagi kemajuan bangsa Indonesia.
Dengan persiapan yang baik serta investasi yang tepat, bonus demografi bisa
mengubah masa depan Indonesia menjadi lebih baik dan sejahtera dengan cara
mengoptimalkan sumber daya manusia terutama yang berusia produktif. 

Namun berkah ini bisa berbalik menjadi bencana jika bonus ini tidak
dipersiapkan kedatangannya. Bonus Demografi tidak serta merta datang dengan
sendirinya. Tetapi, untuk mewujudkan potensi nasional, perlu dipersiapkan dan
selanjutnya dimanfaatkan dalam  peningkatan pertumbuhan ekonomi dan
kesejahteraan masyarakat. Olehnya itu kader IMM sebagai kaum muda yang rata-
rata berada pada usia milenial apakah mampu menjadi pelopor membangun
peradaban bangsa menuju Indonesia emas pada masa mendatang ataukah hanya
akan menjadi beban bagi Negara. IMM sebagai organisasi nasional uang
mempunyai rekam jejak yang sangat bagus di republic ini, di butuhkan semangat
baru dalam menghadapi tantang zaman kedepan.

Potensi yang ada di butuhkan gebrakan dan kreatifitas yang mumpuni.


Zaman terus berjalan bagaikan roda yang berputar, jikalau potensi dan kreatifitas
dengan sumber daya manusia yang bagus maka IMM secara pasti akan
memberikan sumbangsih yang besar untuk Indonesia kedepan.

C. TANTANGAN DAN DAKWAH IMM

IMM yang memiliki rumusan ideologis yakni salahsatunya gerakan


kepada kemasyarakatan. Kemudian, ikut andil dalam mengentas persoalan
kemanusiaan dengan arif, menampilakan paradigma ramah, menggembirakan
dakwahnya dengan fastabiqul khairat.

Terlebih ditengah arus global dan pandemi covid-19 yang melanda semua
dituntut serba cepat, efektif, solutif. IMM harus hadir di tengah era yang sangat
maju dan berkembang dalam segala bidang sosial-ekonomi, hukum, industri ini,
membuat persaingan nasional-global yang sangat kompetitif. Maka, peran IMM

6
harus menjadi garda terdepan dalam merespons, dan memaksimalkan perannya
untuk menjawab berbagai polemik, isu, dampak modernisasi, serta menjawab
tantangan pandemic covid-19.

Membumikani spirit Teologi Al Maun. Al Maun yang terdapat di dalam


Al Qur’an yang menurut K.H. Ahmad Dahlan menyangkut tanggungjawab sosial.
Yang kemudian berujung pada gerakan sosial kemasyarakatan yang memiliki
peranan penting dalam sejarah bangsa Indonesia.

Di sisi lain, bentuk konkret dari gerakan Al Maun ini adalah sikap
Altruisme, yang artinya sikap perhatian kepedulian terhadap sesama manusia
dilingkungan sekitar kita, tidak acuh tak acuh. Sehingga, menjadikan manusia
yang bermanfaat bagi manusia yang lain. Sikap ikhlas untuk ummat dan
menenggelamkan sikap egoistik. Nalar yang digunakan dan dirawat Kyai Dahlan
dan Generasi Muhammadiyah al awalun  adalah nalar altruisme. (Tanjung dkk,
2015: 239)

Aspek yang bersifat pengorbanan ini sangatlah cocok dan bagus jika
diterapkan dalam individu hingga kolektif. Artinya, disini sebagai kader IMM
mesti menggelorakan gerakan dakwah amar ma’ruf nahi munkar (Q.S. Ali Imran:
104), yaitu gerakan yang menyeru kepada kebaikan, dan mencegah hal-hal yang
mungkar. Seperti pada gerakan Filantropi (sikap kedermawanan kepada sesama).

Selain itu, membumikan spirit untuk kader IMM untuk berproses sebagai
cendekiawan berpribadi. Cendekiawan berpribadi menjadi corak khas IMM.
Kecendekiawanan IMM harus ditampilkan dengan baik oleh kader. Melalui apa?

Seperti menjalani jihad akademik sebagai langkah konkret seorang cendekiawan,


jihad konstitusi, diskusi/kajian mengenai perkembangan wacana AI Islam,
Kemuhammadiyahan, maupun kajian mengenai perkembangan ilmu pengetahuan,
serta mampu mengikuti kegiatan-kegiatan pemberdayaan masyarakat baik di
tataran daerah, nasional, hingga global. Hal diatas sebagai memaksimalkan peran
IMM yang memiliki arah gerak (Keagamaan, Kemahasiswaan, Kemasyarakatan)

Baca:Amirullah dkk, IMM untuk kemanusiaan, (Jakarta : CV Mediatama Indonesia, 2016) Hal.225 7
untuk berproses dalam rangka mewujudkan masyarakat ilmu, dan masyarakat
berkemajuan.

Teringkat ucapan Haedar Nashir, beliau mengungkapnya bahwa, ideologi


Muhammadiyah selaku ayah kandung IMM yaitu lebih memilih perjuangan
dakwah pembinaan masyarakat daripada melalui jalur politik praktis yang
berorientasi pada politik kekuasaan. Dalam konteks gerakan sosial,
Muhammadiyah memiliki ideologi amal saleh, yang menempatkan Islam bukan
sekedar ajaran Normatif dan Teoritik. Sehingga ideologi dalam gerakan sosial
keumatan dan kemasyarakat ialah ideologi Islam pembebasan.

Maka dari itu, Muhammadiyah memilih dan menegaskan perjuangan


dakwah non politik yang menekankan pada gerakan sosial yang berbasis
pembinaan masyarakat. Tentu ini sebagai anak Muhammadiyah, Begitupula IMM
juga harus sigap dan siap juga dalam dakwah sosial kemanusiaan.

Garis perjuangan dakwah IMM dalam hal ini, menjadi komitmen dan
konsisten dalam pelaksanaannya. Sebagaimana tertuang dalam Trilogi IMM,
salahsatunya kemasyarakatan. IMM bergerak dalam ranah kemasyarakatan
sebagai respons persoalan kemanusiaan yang hadir hingga kini. Persoalan di tahun
2019 ini semakin kompleks, dan sebagai kader IMM seyogianya berupaya untuk
kemudian merespons persoalan dengan arif.

Sementara itu, IMM mampu berdiri tegak dan mengaksentuasikan


(pengutamaan/menitikberatkan) persoalan kemanusiaan sebagai hal sentral dalam
perubahan. Persoalan tersebut diantaranya; maraknya isu kriminalisasi ulama, isu
sara, isu hoaxs, minimnya pembangunan insfrastruktur`ditiap-tiap daerah terpencil
& SDM guru di sekolah-sekolah terpencil di Indonesia, kesenjangan sosial,
kemiskinan, minim anak bangsa dalam melanjutkan pendidikan tinggi, persoalan
kesehatan, krisis akhlak dan moral, krisis kepemimpinan, ketidakadilan
lingkungan dengan salahsatunya perusakan lingkungan hutan (persoalan ekologi),
minim kelayakan hidup dan tinggal, kelayakan akan lingkungan yang sehat,

8
bersih, hingga pandemic covid-19 kian terasa dan lain sebagainya. Itu mungkin
sebagian berbagai persoalan kesenjangan yang menjangkiti bangsa ini.

Maka dari itu, ini catatan kritis ini sebagai organisasi yang memiliki sisi
kemanusiaan sudah sepatutnya memperhatikan dan sedikit demi sedikit mulai
bergerak maju secara massif, berkelanjutan, dan membumi agar Muhammadiyah
dan ortom nya, yakni yang dimaksud IMM mampu dirasakan oleh masyarakat.
Wajah nya toleran, santun, dan memasyarakat, dan selalu memberikan solusi di
tengah masyarakat.

D. INSTRUKTUR DAN MASA DEPAN PERKADERAN

Instruktur merupakan output dari perkaderan ikatan secara khusus yang


bertugas mengelola perkaderan formal di masing-masing level. Instruktur juga
memegang kendali orientasi, materi dan kualitas secara perkaderan sebagai proses
melahirkan kader yang ideal.

Keberadaanya sangatlah penting dan merupakan jantungnya ikatan dalam hal


perkaderan. Jelas instruktur merupakan kadernya kader ikatan yang berbeda dari
kader biasa.

Sesungguhnya instruktur IMM adalah manusia yang dapat di teladani


dalam aktivitas hidup dan sikapnya, sehingga instruktur merupakan instrument
tersendiri dalam perkaderan dan sedapat mungkin bisa membangun citra dirinya
sebagai individu yang akan membina kader-kader IMM. Oleh karena itu,
instruktur dalam kapasitasnya pribadinya mampu mengintegrasikan antara posisi
aqidah, ibadah, akhlak, dan intelektualnya serta penanaman nilai-nilai visi dan
misi muhammadiyah dan dapat benar-benar di teladani baik terhadap kader-kader
IMM maupun masyarakat islam secara umum.

Instruktur adalah patron dalam perkaderan yang memikirkan langkah


konkgkrit untuk membina dan menggembleng kader agar selaras dengan roda
organisasi. Namun menjadi catatan tersendiri adalah global sedang di landa

Baca : Bahan Lokal Karya Perkaderan (DPD IMM Sultra) Hal. 135
9
pandemic covid-19 sehingga berimbas pada jalanya proses perkaderan IMM,
karena ketika proses perkaderan tak jalan maka akan menghambat organisasi,
mbah Dahlan pernah mengatakan untuk mematikan muhammadiyah yaitu
hentikan pengajian dan perkaderan. Itu merupakan kata yang singkat namun
sangat mendalam untuk di renungi. Olehnya itu, untuk proses perkaderan dalam
menghadapi tantangan zaman instruktur harus lebih kreatif dan menjadi lokomotif
dalam ikatan untuk diaspora kader di setiap lini menuju indoneia emas 2045.

10
BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN

Pandemi covid-19 merupakan wabah global yang merusak tatanan sosial,


ekonomi dan politik sehingga kondisi tersebut dampaknya sangat besar bagi
manusia secara keseluruhaan. Hal ini juga berdampak pada organisasi
kemahasiswaan khususnya Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah yang tentunya di
kenal sebagai organisasi dakwah. IMM sangat peduli dengan perkaderan, jantung
dan nadinya perkaderan ada di instruktur oleh sebab itu proses kaderisasi harus
tetap di gaungkan dan di maksimalkan dengan berbagai macam tantangan zaman
dan harus ada upaya dan terobosan baru IMM kedepan.

B. KRITIK DAN SARAN

Saya sebagai penulis, menyadari bahwa makalah ini banyak sekali


kesalahan dan sangat jauh dari kesempurnaan, tentunya penulis dengan mengacu
pada sumber yang dapat di pertanggungjawabkan nantinya.

Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran tentang
pembahasan makalah di atas.

11
DAFTAR PUSTAKA
Baca Jurnal : https://www.idntimes.com/news/indonesia/vanny,

Amirullah dkk, IMM untuk kemanusiaan, (Jakarta : CV Mediatama Indonesia, 2016)

ikhtiar membangun gerakan, Bahan Lokal Karya Perkaderan (DPD IMM Sultra)

Tak Sekedar Merah,(MIM Indigenous School ,2013)

12

Anda mungkin juga menyukai