DOSEN PEMBIMBING
SAMSUAR, S.Pd.,M.Pd
DISUSUN OLEH
Bismillahi Rahmanirrahim
Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan
Makalah ini Alhamdulillah tepat pada waktunya.
Saya harap makalah ini dapat memberikan informasi kepada pembaca. Saya
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu
kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu saya harapkan
demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata saya sampaikan kepada semua pihak yang telah berperan serta
dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah swt. Selalu
meridhai usaha kita.
Makassar, 27 November 2020
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................
DAFTAR ISI............................................................................................................... ...
BAB I. PENDAHULUAN
3.1 Kesimpulan........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................
BAB 1
PENDAHULUAN
1.2. Tujuan
1. Makna Muhammadiyah Gerakan Islam berwatak Tajdid dan Tajrid
2. Makna muhammadiyah sebagai gerakan social
3. Makna dan manfaat muhammadiyah sebagai gerakan pendidikan
4. Makna dan manfaat muhammadiyah dan pemberdayaan perempuan
5. Makna dan manfaat Muhammadiyah sebagai gerakan ekonomi
6. Makna dan manfaat peran kebangsaan muhammadiyah di indonesia
BAB II
DASAR TEORI
Makna dan manfaat yang dapat di ambil dari gerakan islam yang
berwatak tajrid dan tajdid yaitu bermakna jadda yaitu memperbaharui yakni
muhammadiyah mendorong dalam berbagai bidang yang menjadikan islam
sebagai agama yang rahmatan lil alamin dan menghindarkan masyarakat dan
memurnikannya dari bidah tahayul syirik, dan khurafat.
Tadjid juga merupakan proses pembaharuan umat islam menuju pada
kondisi yang lebih baik. Tadjid oleh Muhammadiyah memaknai tajdid
mengandung dua pengertian yakni purifikasi ( pemurnian ) dan dinamisasi
(pembaharuan). Tajdid bersifat purifikasi yaitu “Tandhif al-Aqidah”, yaitu
purifikasi dalam aqidah. Dalam aqidah islam harus benar-benar dibersihkan
dari elemen- elemen syirik ”Rowasyia asy-syirik”. Akidah yaitu keyakinan
hidup atau keimanan dengan meliputi semua hal yang harus diyakini oleh
semua muslim.
Sifat tajdid muhammadiyah tidak hanya bersifat memurnikan, melaikan
juga termaksuk upaya pembaharuan dalam tata cara pelaksanaan ajaran
islam dalam kehidupan bermasyarakat. Karakter Gerakan muhammadiyah
yaitu dakwah dan tajdid, yang juga mengandung demensi pemurnian
sekaligus pembaharuan. Bukan hanya semata-semata dakwah tetapi juga
pembaharuan. Bukan semata-semata pembaharuan , tetapi juga dakwah.
Bukan semata-semata pemurnian , tetapi juga pembaharuan. Bukan hanya
semata-mata pembaharuuan tetapi juga pemurnian. Permurnian berarti
pengontentikan kembali pada islam yang benar-benar murni atau asli
sebagai ajaran al-Qur’an dan Sunah Nabi yang shahihah dengan ijtihat sesuai
dengan manhaj tarjih. Ketika muhammadiyah didirikan dan para tokohnya
termahsuk K.H. Ahmad Dahlan belum memikirkan landasan konsepsional
dan teoritis tentang apa yang harus dilalkukan, yang terjadi pada saat itu
mereka melakukan penyebaran ajaran agama islam secara praktis dan
pragmatis, dengan cara yang baik dan benar sesuai dengan tuntunan
Rosulloloh.seperti pembetulan arah kiblat. Jargon yang diusung pada saat itu
adalah kembali kepada Al- Qur’an dan sunah Nabi.
Dengan sifat muhammadiyah yang terbuka dan sesuai dengan citra – cita
muhammadiyah yang menjadikan islam sebagai islam yang rahmatan
lil’alamin. Makna gerakan islam kembali kepada as-sunah dan hadist karena
itu jika masyarakat masih murni dan utuh keislamannya maka masyarakat
islam sendiri masih dapat berkembang. Upaya sebagai potensi dan ,odal
untuk kemajuan bangsa dan berpengetahuan luas bagi kemajuan islam di
seluruh alam menjadi manfaat gerakan islam yang berwatak tajrid dan tajdid.
Pembaharuan dalam bidang kaagamaan memurnikan kembali atau
mengembalikan kepada aslinya, oleh karena itu dalam pelaksanaan agama
baik yang menyangkut akidah atau pun ibadah harus sesuai dengan aslinya,
yang sebagai mana diperintahkan dalam Al-Qur’an dan as sunah.
Dari nilai – nilai menurut teologi al-maun yakni surat al-maun sebagai
landasannya bisa diambil makna bahwa islam adalah agama yang mencintai
kesetaraan tidak memandang status dan lain-lain. Segala amal usaha
muhammadiyah jiga mampu memajukan bidang pendidikan dan kesehatan.
Artinya :
1. Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama?
2. Itulah orang yang menghardik anak yatim
3. dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin.
4. Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat,
5. (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya,
6. 0rang-orang yang berbuat riya,
7. dan enggan (menolong dengan) barang berguna
Muhammadiyah menghendaki terciptanya negara yang baik dan
penuh akan ampunan Allah. Inilah interpretasi dari ungkapan Islam adalah
agama rahmatan lil ‘alamin. Pembangunan yang dilakukan Muhammadiyah
juga senantiasa dicurahkan kepada jalan da’wah, sehingga bagaimana
caranya supaya syiar Islam tetap bisa berjalan melalui sarana yag telah di
bangun. Da’wah yang dilakukan pun akan terus berlanjut, karena
Muhammadiyah senantiasa mencetak generasi penerus yang melangsungkan
dan mengelola amal usahanya.
Secara teoritik, ada tiga alasan mengapa pendidikan AIK perlu diajarkan:
Tadjid juga merupakan proses pembaharuan umat islam menuju pada kondisi yang
lebih baik. Tadjid oleh Muhammadiyah memaknai tajdid mengandung dua pengertian yakni
purifikasi ( pemurnian ) dan dinamisasi (pembaharuan). Usaha Muhammadiyah yang
diwujudkan dalam bentuk amal usaha , program, dan kegiatan.
Disamping manfaat dan peranan yang sangat banyak Nasyiatul Aisyiyah membekali
para kaum wanita, wanita yang berpotensial untuk berorganisasi dan remaja pengetahuan
dan keterampilan.
Bagi muhammadiyah, negara adalah sebuah mahkota dalam kehidupan berbangsa
dan \bernegara, dan Muhammadiyah merasa ikut andil dalam membentuk kemerdekaan
Indonesia karena jauh sebelum kemerdekaan itu didapat, Muhammadiyah telah ada saat
terjadi perdebatan tentang dasar-dasar negera. komitmen konstitusional dalam organisasi
Muhammadiyah.
DAFTAR PUSTAKA
Amien,Saiful. 2012.AIK(Al Islam Kemuhammadiyahan).Malang:UMM Press
Abdul Munir Mulkham. 2010. 1 Abad Muhammadiyah. Jakarta: Penerbit Buku Kompas Sari,
Moralitas islam dalam ekonomi dan bisnis. Dr. Yan Olglanus. Dosen pasca sarjana UNISBA dan
ITB