Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

MAKNA DAN MANFAAT MEMPELAJARI GERAKAN MUHAMMADIYAH

DOSEN PEMBIMBING

SAMSUAR, S.Pd.,M.Pd

DISUSUN OLEH

A.INDAH SALSABILAH ALAM


NPM P219002

POLITEKNIK KESEHATAN MUHAMMADIYAH MAKASSAR


PRODI DIII SANITASI
TAHUN 2019
KATA PENGANTAR

Bismillahi Rahmanirrahim
           
Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan
Makalah ini Alhamdulillah tepat pada waktunya.
Saya harap makalah ini dapat memberikan informasi kepada pembaca. Saya
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu
kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu saya harapkan
demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata saya sampaikan kepada semua pihak yang telah berperan serta
dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah swt. Selalu
meridhai usaha kita.

            
                                                                             Makassar, 27 November 2020

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................
DAFTAR ISI............................................................................................................... ...

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang....................................................................................................


1.2 Tujuan.....................................................................................................................

BAB II. DASAR TEORI


MAKNA DAN MANFAAT MEMPELAJARI PERGERAKAN MUHAMMADIYAH
2.1. Gerakan Islam yang Berwatak Tajrid dan Tajdid................................
2.2. Muhammadiyah Sebagai Gerakan Sosial.................................................
2.3. Muhammadiyah Sebagai Gerakan Pendidikan.....................................
2.4. Muhammadiyah dan Pemberdayaan Perempuan...............................
2.5. Muhammadiyah Sebagai Gerakan Ekonomi..........................................
2.6. Peran Kebangsaan Muhammadiyah di Indonesia...............................

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan........................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Muhammadiyah adalah sebuah organisasi yang keberadaannya tidak


diragukan lagi perannya dalam perjuangan Indonesia dan juga sebagai
gerakan dakwah yang memfokuskan pada agama Islam.Muhammadiyah
adalah salah satu gerakan dakwah Islam yang berpengaruh dalam
perkembangan pendidikan di Indonesia. Salah satu buktinya Muhammadiyah
membangun pondok pesantren dengan sistem pembelajaran yang modern.
Muhammadiyah sampai saat ini tetap konsekwen untuk mencetak elit
muslim terdidik lewat jalur pendidikan.
Muhammadiyah dalam menjalankan gerakan dakwah amar ma'ruf nahi
munkarnya selalu berdasarkan kepada ajaran tauhid dan tawakkal kepada
Allah, sehingga setiap orang Muhammadiyah dapat menjadi contoh dalam
kancah pembangunan dan pengembangan masyarakat.

1.2. Tujuan
1. Makna Muhammadiyah Gerakan Islam berwatak Tajdid dan Tajrid
2. Makna muhammadiyah sebagai gerakan social
3. Makna dan manfaat muhammadiyah sebagai gerakan pendidikan
4. Makna dan manfaat muhammadiyah dan pemberdayaan perempuan
5. Makna dan manfaat Muhammadiyah sebagai gerakan ekonomi
6. Makna dan manfaat peran kebangsaan muhammadiyah di indonesia
BAB II
DASAR TEORI

2.1 GERAKAN ISLAM YANG BERWATAK TAJRID DAN TAJDID

Makna dan manfaat yang dapat di ambil dari gerakan islam yang
berwatak tajrid dan tajdid yaitu bermakna jadda yaitu memperbaharui yakni
muhammadiyah mendorong dalam berbagai bidang yang menjadikan islam
sebagai agama yang rahmatan lil alamin dan menghindarkan masyarakat dan
memurnikannya dari bidah tahayul syirik, dan khurafat.
Tadjid juga merupakan proses pembaharuan umat islam menuju pada
kondisi yang lebih baik. Tadjid oleh Muhammadiyah memaknai tajdid
mengandung dua pengertian yakni purifikasi ( pemurnian ) dan dinamisasi
(pembaharuan). Tajdid bersifat purifikasi yaitu “Tandhif al-Aqidah”, yaitu
purifikasi dalam aqidah. Dalam aqidah islam harus benar-benar dibersihkan
dari elemen- elemen syirik ”Rowasyia asy-syirik”. Akidah yaitu keyakinan
hidup atau keimanan dengan meliputi semua hal yang harus diyakini oleh
semua muslim.
Sifat tajdid muhammadiyah tidak hanya bersifat memurnikan, melaikan
juga termaksuk upaya pembaharuan dalam tata cara pelaksanaan ajaran
islam dalam kehidupan bermasyarakat. Karakter Gerakan muhammadiyah
yaitu dakwah dan tajdid, yang juga mengandung demensi pemurnian
sekaligus pembaharuan. Bukan hanya semata-semata dakwah tetapi juga
pembaharuan. Bukan semata-semata pembaharuan , tetapi juga dakwah.
Bukan semata-semata pemurnian , tetapi juga pembaharuan. Bukan hanya
semata-mata pembaharuuan tetapi juga pemurnian. Permurnian berarti
pengontentikan kembali pada islam yang benar-benar murni atau asli
sebagai ajaran al-Qur’an dan Sunah Nabi yang shahihah dengan ijtihat sesuai
dengan manhaj tarjih. Ketika muhammadiyah didirikan dan para tokohnya
termahsuk K.H. Ahmad Dahlan belum memikirkan landasan konsepsional
dan teoritis tentang apa yang harus dilalkukan, yang terjadi pada saat itu
mereka melakukan penyebaran ajaran agama islam secara praktis dan
pragmatis, dengan cara yang baik dan benar sesuai dengan tuntunan
Rosulloloh.seperti pembetulan arah kiblat. Jargon yang diusung pada saat itu
adalah kembali kepada Al- Qur’an dan sunah Nabi.
Dengan sifat muhammadiyah yang terbuka dan sesuai dengan citra – cita
muhammadiyah yang menjadikan islam sebagai islam yang rahmatan
lil’alamin. Makna gerakan islam kembali kepada as-sunah dan hadist karena
itu jika masyarakat masih murni dan utuh keislamannya maka masyarakat
islam sendiri masih dapat berkembang. Upaya sebagai potensi dan ,odal
untuk kemajuan bangsa dan berpengetahuan luas bagi kemajuan islam di
seluruh alam menjadi manfaat gerakan islam yang berwatak tajrid dan tajdid.
Pembaharuan dalam bidang kaagamaan memurnikan kembali atau
mengembalikan kepada aslinya, oleh karena itu dalam pelaksanaan agama
baik yang menyangkut akidah atau pun ibadah harus sesuai dengan aslinya,
yang sebagai mana diperintahkan dalam Al-Qur’an dan as sunah.

2.2 MUHAMMADIYAH SEBAGAI GERAKAN SOSIAL

Dari nilai – nilai menurut teologi al-maun yakni surat al-maun sebagai
landasannya bisa diambil makna bahwa islam adalah agama yang mencintai
kesetaraan tidak memandang status dan lain-lain. Segala amal usaha
muhammadiyah jiga mampu memajukan bidang pendidikan dan kesehatan.
Artinya :
1.      Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama?
2.      Itulah orang yang menghardik anak yatim
3.      dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin.
4.      Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat,
5.      (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya,
6.      0rang-orang yang berbuat riya,
7.      dan enggan (menolong dengan) barang berguna
Muhammadiyah menghendaki terciptanya negara yang baik dan
penuh akan ampunan Allah. Inilah interpretasi dari ungkapan Islam adalah
agama rahmatan lil ‘alamin. Pembangunan yang dilakukan Muhammadiyah
juga senantiasa dicurahkan kepada jalan da’wah, sehingga bagaimana
caranya supaya syiar Islam tetap bisa berjalan melalui sarana yag telah di
bangun. Da’wah yang dilakukan pun akan terus berlanjut, karena
Muhammadiyah senantiasa mencetak generasi penerus yang melangsungkan
dan mengelola amal usahanya.

2.3 MUHAMMADIYAH SEBAGAI GERAKAN PENDIDIKAN

Usaha Muhammadiyah mendirikan dan menyelenggarakan sistem


pendidikan modern, karena Muhammadiyah yakin bahwa Islam bisa menjadi
rahmatan lil-‘alamin, menjadi petunjuk dan rahmat bagi hidup dan
kehidupan segenap manusia jika disampaikan dengan cara-cara modern.
Dasarnya adalah Allah berfirman: “Wahai jama’ah jin dan manusia, jika kalian
sanggup menembus (melintasi) pejuru langit dan bumi, maka lintasilah.
Kamu sekalian tidak akan sanggup melakukannya melainkan dengan
kekuatan (ilmu pengetahuan)”(QS. Ar-rahman/55:33).
Pembaharuan dari segi pendidikan memiliki dua segi yaitu a. Segi cita-
cita Dari segi ini ingin membentuk manusia muslim yang baik budi, alim
dalam agama, luas dalam pandangan dan paham masalah ilmu keduniaan,
dan bersidia berjuang untuk kemajuan masyarakatnya. b. Segi teknik
pengajaran dari segi ini lebih banyak berhubungan dengan cara
penyelenggaraan pengajaran.
Dengan mengambil unsur-unsur yang baik dari sistem pendidikan
barat dan sistem pendidikan tradisonal, muhammadiyah berhasil
membangun sistem pendidikan sendiri. Seperti sekolah model barat yang
dimasukkan pelajaran agama didalamnya, sekolah agama dengan
menyertakan perlajaran umum. Selain pembaharuan dalam pendidikan
formal, Muhammadiyah juga telah mempebaharui pendidika tradisional non
formal yaitu pengajian. Dimana yang semula pengajarnya hanya mengajar
ngaji dan ibadah oleh muhammadiyah diperluas dan pengajian di
sistematiskan dan diarahkan pada masalah kehidupan sehari-hari.
Begitupula muhammadiyah telah mewujudkan bidang bimbingaan dan
penyuluhan agama dalam masalah-masalah yang diperlukan dan mungkin
bersifat pribadi.
Manfaat dari tujuan pendidikan dalam Muhammadiyah, untuk mencetak
peserta didik/lulusan sekolah Muhammadiyah, sebagai berikut:

1. Memiliki jiwa Tauhid yang murni


2. Beribadah hanya kepada Allah
3. Berbakti kepada orang tua serta bersikap baik terhadap kerabat
4. Memiliki akhlaq yang mulia
5. Berpengetahuan luas serta memiliki kecakapan, dan
6. Berguna bagi masyarakat, bangsa dan agama

Untuk mewujudkan hal tersebut, maka setiap lembaga pendidikan


Muhammadiyah diwajibkan memasukkan mata pelajaran Al-Islam /
Kemuhammadiyahan (AIK) sebagai bagian integral dari kurikulum dengan
harapan dapat mempengaruhi karakter para peserta didik baik selama
proses pendidikan berlangsung terlebih setelah mereka lulus.

Secara teoritik, ada tiga alasan mengapa pendidikan AIK perlu diajarkan:

1. Mempelajari AIK pada dasarnya agar menjadi bangsa Indonesia yang


beragama Islam dan mempunyai alam fikiran modern/tajdid/dinamis.
2. Memperkenalkan alam fikiran tajdid, dan diharapkan peserta didik
dapat tersentuh dan sekaligus mengamalkannya, dan.
3. Perlunya etika/akhlak peserta didik yang menempuh pendidikan di
lembaga pendidikan Muhammadiyah.
2.4 MUHAMMADIYAH DAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN

Nasyiatul Aisyiyah organisasi perempuan persyarikatan


Muhammadiyah, merupakan gerakan Islam dan dakwah amar makruf nahi
mungkar, yang berazaskan Islam serta bersumber pada Al Quran dan As-
sunnah. Adalah organisasi otonom dan kader Muhammadiyah, yang
merupakan gerakan keputrian, bergerak di bidang keagamaan dan
kemasyarakatan. manfaat bagi peningkatan dan kemajuan harkat dan
martabat perempuan Indonesia. Hasil yang sangat nyata adalah wujud amal
usaha yang terdiri atas ribuan taman kanak-kanak, sekolah dasar, hingga
perguruan tinggi. Gerakan pemberantasan kebodohan yang menjadi salah
satu pilar perjuangan 'Aisyiyah.
Disamping manfaat dan peranan yang sangat banyak Nasyiatul
Aisyiyah membekali para kaum wanita, wanita yang berpotensial untuk
berorganisasi dan remaja pengetahuan dan keterampilan. Selain itu, Aisyiyah
memperjuangkan Islam dan memperhatikan masalah kaderisasi dan
pengembangan sumber daya kader di lingkungan Angkatan Muda
Muhammadiyah (AMM) Putri secara integratif mengarah dan professional
pada penguatan yang dan pengembangan dakwah amar makruf nahi
mungkar menuju masyarakat madani.
Perspektif Muhammadiyah juga menyatakan bahwa wanita setara
dengan laki-laki, ini juga sesuai dengan perlakuan KH.Ahmad Dahlan yang
sangat memperhatikan perempuan untuk di jadikan penerus perjuangan
islam. Kesetaraan gender ini sudah seharusnya ada dalam pembaharuan
karena merupakan pemikiran perempuan terhadap yang menjadi
pembaharuan.

2.5 MUHAMMADIYAH SEBAGAI GERKAN EKONOMI

Usaha Muhammadiyah yang diwujudkan dalam bentuk amal usaha ,


program, dan kegiatan yang macam dan penyelenggaraannya diatur dalam
Anggaran Rumah Tangga Kegiatan ekonomi untuk memperkuat finansial bagi
sebuah organisasi, seperti Muhammadiyah, pada hakikatnya merupakan
bagian terpenting untuk memperlancar gerakan Muhammadiyah dalam
mencapai tujuannya.

Gerakan ekonomi muhammadiyah ini membangun sentra


kemandirian ekonomi umat di tingkat Ranting dan cabang, dengan
memberdayakan jamaah yang ada pada tingkat ranting Muhammadiyah
menjadi kelompok swadaya masyarakat yang disebut sebagai Jamaah
Swadaya Muhammadiyah (JSM) yang terdiri dari 10-25 anggota yang
merupakan kerjasama warga Muhammadiyah dan berkonsep tolong-
menolong (ta'awun) di bidang ekonomi dengan membentuk kelompok usaha
bersama, kelompok koperasi atau kelompok konsumen.

Gerakan ekonomi persyarikatan Muhammadiyah bermanfaat dan


berdampak pada pemberdayaan ekonomi warganya, dengan upaya
menciptakan lapangan kerja dan mengatasi problem pengangguran yang
semakin besar, dan angka kemiskinan yang makin membengkak yang dapat
mengancam eksitensi iman. Progam pembinaan ekonomi umat yang
merupakan kepedulian sejak lama, karena memang konsisten
Muhammadiyah sejak dahulu wirausahawan reformis malah sejak lama
merupakan perintis perdagangan dan industri di kalangan pribumi.

2.6 PERAN KEBANGSAAN MUHAMMADIYAH DI INDONESIA

Bagi muhammadiyah, negara adalah sebuah mahkota dalam


kehidupan berbangsa dan \bernegara, dan Muhammadiyah merasa ikut andil
dalam membentuk kemerdekaan Indonesia karena jauh sebelum
kemerdekaan itu didapat, Muhammadiyah telah ada saat terjadi perdebatan
tentang dasar-dasar negera. komitmen konstitusional dalam organisasi
Muhammadiyah. Tanggungjawab Muhammadiyah terhadap NKRI dilakukan
melalui dengan memberikan pencerahan, dengan melakukan gerakan
pencerdasan dengan mendirikan sekolah-sekolah seperti SD, SMP, SMA dan
Perguruan Tinggi diseluruh Indonesia, peningkatan kualitas kesehatan
dengan mendirikan rumah sakit, dan kehidupan sosial serta pemberdayaan 
tarap klehidupan ekonomi masyarakat dengan membuat amal-amal usaha
sebagai lapangan pekerjaan bagi warga yang membutuhkan.

Pada dasarnya khittah mengandung “Garis Strategi Perjuangan” yang


merupakan aspek atau unsur dari Ideologi Muhammadiyah. Muhammadiyah
yang berpandangan bahwa berkiprah dalam kehidupan bangsa dan negara
merupakan salah satu perwujudan dari misi dan fungsi melaksanakan
da’wah amar ma’ruf nahi mungkar sebagaimana telah menjadi panggilan
sejarahnya sejak zaman pergerakan hingga masa awal setelah kemerdekaan
Indonesia.
Muhammadiyah juga memilih perjuangan dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara melalui usaha-usaha pembinaan atau
pemberdayaan masyarakat guna terwujudnya masyarakat madani yang kuat
sebagaimana tujuan Muhammadiyah untuk mewujudkan masyarakat islam
yang sebenar-benarnya. Selain itu Muhammadiyah tidak berafiliasi dan tidak
mempunyai hubungan organisatoris dengan kekuatan-kekuatan politik atau
organisasi manapun. Namun Muhammadiyah senantiasa bekerjasama
dengan pihak atau golongan manapun berdasarkan prinsip kebajikan dan
kemaslahatan, menjauhi kemudharatan, dan bertujuan untuk membangun
kehidupan berbangsa dan bernegara ke arah yang lebih baik, maju,
demokratis, dan berkeadaban.
Sesungguhnya, dengan atau tanpa Khittah Muhammadiyah telah
berada pada jalur yang benar dan tepat, apabila semuanya dilakukan dengan
terfokus, optimal, sungguh-sungguh dan yang lebih penting adalah dengan
mengerahkan segala potensi dan terus berpegang teguh pada Alquran dan As
sunnah. Ketika sesuatu yang kecil dalam gerakan dakwah Muhammadiyah
disatukan dengan banyaknya tangan masyarakat Muhammadiyah dalam
menyangga gerakan Islam ini, Insya Allah akan melahirkan karya amaliah
yang luar biasa.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Tadjid juga merupakan proses pembaharuan umat islam menuju pada kondisi yang
lebih baik. Tadjid oleh Muhammadiyah memaknai tajdid mengandung dua pengertian yakni
purifikasi ( pemurnian ) dan dinamisasi (pembaharuan). Usaha Muhammadiyah yang
diwujudkan dalam bentuk amal usaha , program, dan kegiatan.
Disamping manfaat dan peranan yang sangat banyak Nasyiatul Aisyiyah membekali
para kaum wanita, wanita yang berpotensial untuk berorganisasi dan remaja pengetahuan
dan keterampilan.
Bagi muhammadiyah, negara adalah sebuah mahkota dalam kehidupan berbangsa
dan \bernegara, dan Muhammadiyah merasa ikut andil dalam membentuk kemerdekaan
Indonesia karena jauh sebelum kemerdekaan itu didapat, Muhammadiyah telah ada saat
terjadi perdebatan tentang dasar-dasar negera. komitmen konstitusional dalam organisasi
Muhammadiyah.

DAFTAR PUSTAKA
Amien,Saiful. 2012.AIK(Al Islam Kemuhammadiyahan).Malang:UMM Press

Abdul Munir Mulkham. 2010. 1 Abad Muhammadiyah. Jakarta: Penerbit Buku Kompas Sari,

Zamah dkk. 2011.

Akhsrullah. 2015. Khittah Perjuangan Muhammadiyah. Makassar: Pdf

Moralitas islam dalam ekonomi dan bisnis. Dr. Yan Olglanus. Dosen pasca sarjana UNISBA dan

ITB

Anda mungkin juga menyukai