Anda di halaman 1dari 11

Oleh:

Vera Melisa Hm 160102113


Dimas Y.S.U 160102084
Rizky Aulia Hakim
Dakwah Kultural Kecakapan Hidup Berbasis Pengguna Jasa
AUM
AUM merupakan Amal Usaha Muhammadiyah contohnya: pendirian sekolah, perguruan tinggi
Muhammadiyah, Rumah Sakit Muhammdiyah, tempat ibadah, lembaga pengajian,dll
Melalui komunitas AUM, disebarkan virus dakwah kecakapan hidup berbangsa dan bernegara berbasis
etika futuris (Akhirat)
Virus AUM adalah akar pengembangan hidup bebangsa lebih sejahtera, taaawun (gotong royong, berbasis
etika futuris (akhirat) yang lebih memihak wong cilik.
Dakwah kecakapan hidup adalah dakwah yang tidak hanya berpusat pada ranah kognisi/pengetahuan,
melainkan menyasar kemampuan/kecakapan hidup, dalam beribadah dan memenuhi kebutuhan hidup
masyarakat yang menjadi objek dakwah.

Mempeluas Tradisi sosio-ritual dalam kehidupan bangsa


Dimasa lalu Muhammadiyah mempelopori kegiatan sosio-ritual (kegiatan sosial bernilai ibadah) Islam di
Indonesia.
Kegiatan sosio-ritual ini mencakup pembinaan kesehatan, pendidikan, santunan sosial, dan
kedermawanan sosial (filantropik).
Indikator keberhasilan Muhammadiyah dalam memperluas tradisi sosio-ritual adalah banyakan aktivitas
aktivitas yang sejatinya tidak berada dibawah simbol Muhammadiyah yang berhasil memiliki tata-kelola
modern profesional yang dahulu dipelopori oleh KH. Ahmad Dahlan.
Keunikan Perkembangan Persyarikatan di Daerah
Dalam perkembangannya, kegigihan pemberantasan TBC (Taqlid, biah,
dan Khurafat) yang terjangkit pada masyarakat petani pedesaan, pada
akhirya banyak orang meninggalkan tradisi TBC, akibat sembuh dari
penyakit yang disangka akobat guna-guna, teluh dan hantu desa, sembuh
dari penyakitnya setelah berobat ke rumah sakit MUhammadiyah

Indikator Sukses Persyarikatan


Banyaknya alumni yang menjadi aktivis persyarikatan
Banyak warga negeri memaksa meniru apa yang dilakukan
Muhammadiyah tapi enggan mengaku muhmmadiyah.
Terciptanya dialog pimpinan AUM/PTM dengan orang tua murid/keluarga
pasien/warga sekitar dalam rangka dakwah.
Gerakan budaya dakwah luar ruang
Muhammadiyah merupakan gerakan budaya.
Seluruh kegiatan gerakan ini merupakan inovasi-kreatif
dalam proses sosial budaya untuk mengembangkan atau
mengubah tata-pikir dan tata-kelola kehidupan secara
bertahap.
Secara kultural pemiluk Islam negeri ini adalah pengikut
Muhammadiyah: lihat dakwah luar ruang (Taklim)
1. musolla diruang publik (bandara, stasiun, terminal, pasar)
2. minat pendidikan
3. Sadar kesehatan
4. Tata kelola sosio-ritual (ZIS, ibadah korban, salat tarawih,
haji dll)
Pembelajaran Alternatif Mlentik
Mletik artinya meloncat, yaitu alternatif pembelajaran yang dianggap bisa
cepat tanpa mengurangi nilai mutu, produktifitas, dan spiritual
Pemanfaatan model Boarding School (BS) atau Madrasah Boarding School
(MBS) sebagai media percepatan/ akselerasi (SD 4 tahun, SMP/SMK/SMA
2 tahun)
Sukses pembelajaran bukan dengan kualitas jam, fasilitas, dan bahan ajar
lebih, melainkan dengan menghasilkan kualitas prima melalui jam,
fasilitas, bahan ajar, dan input siswa dengan kualitas rendah.
Reposisi Perempuan sebagai Simbol
Modernitas
Muhammadiyah sebagai gerakan islam modernis, mulai
menempatkan perempuan dalam komposisi kepemimpinan
pusat gerakan islam.
Posisi perempuan mulai berubah ketika muhammadiyah
menetapkan kebijakan memasukkan mereka kedalam struktur
pimpinan sesudah muktamar 2000 lalu.
Reposisi perempuan tsb lebih menjamin kehidupan sosial
yang lebih sehat, bukan sekedar liberisasi doktrin fiqih dan
teologi.
Perempuan muhammadiyah lebih terkonsentrasi di organisasi
otonom yang bertugas khusus membimbing kehidupan sosial-
keagamaan perempuan,yaitu AISYIYAH (NA)
AISYIYAH secara resmi didirikan 5 januari 1922 (meski secara
embrional sudah ada sejak 1917) oleh Nyai Ahmad Dahlan
(Siti Walidah).
Gerakan 'Aisyiyah dari waktu ke waktu terus berkembang dan
memberikan manfaat bagi peningkatan dan kemajuan harkat
dan martabat perempuan Indonesia. Hasil yang sangat nyata
adalah wujud amal usaha yang terdiri atas ribuan taman
kanak-kanak, sekolah dasar, hingga perguruan tinggi.
Duet Kiai Dahlan dan Nyai Walidah
Perkumpulan khusus bagi kaum wanita dengan nama
SOPOTRESNO telah didirikan tahun 1914 selain pengajian WAL
ASRI.
AISYIYAH secara resmi baru berdiri tahun 1922 , 8tahun
sesudah SOPOTRESNO
Siti walidah menempati posisi pertama dalam daftar
muballigh di awal awal perkembangan muhammadiyah sama
seperti Kiai Ahmad Dahlan.
Tindakan Kiai Ahmad Dahlan didasari oleh strategi sejarah dan
kebudayaan futuristik yang jauh melampaui kesadaran zaman
nya.
Namun pesan etika perubahan tsb kurang ditangkap oleh
Muhammadiyah dan Aisyiyah sehingga organisasi ini kurang
responsif melibatkan diri dalam pemecahan berbagai masalah
kontemporer.
Kini kaum wanita telah berada ditengah pusaran beradapan
modern dan global dengan dampak kebudayaan yang hampir
tidak terbendung.
Kesimpulan
1. Muhammadiyah sangat berperan dalam kehidupan berbangsa melalui dakwah
kultural hidup berbasis Amal Usaha Muhammadiyah.
2. Memperluas tradisi Sosio-ritual melalui Kegiatan sosio-ritual ini mencakup
pembinaan kesehatan, pendidikan, santunan sosial, dan kedermawanan sosial
(filantropik).
3. Muhammadiyah merupakan gerakan budaya. Seluruh kegiatan gerakan ini
merupakan inovasi-kreatif dalam proses sosial budaya untuk mengembangkan atau
mengubah tata-pikir dan tata-kelola kehidupan secara bertahap.
4. Peran perempuan didalam Muhammadiyah untuk kehidupan berbangsa tidak dapat
dipandang sebelah mata, perempuan muhammadiyah lebih terkonsentrasi di
organisasi otonom yang bertugas khusus membimbing kehidupan sosial-keagamaan
perempuan,yaitu AISYIYAH (NA)
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai