56%(9)56% menganggap dokumen ini bermanfaat (9 suara)
4K tayangan11 halaman
1. Muhammadiyah berperan besar dalam kehidupan berbangsa melalui dakwah kultural dan Amal Usaha Muhammadiyah seperti pendidikan dan kesehatan.
2. Organisasi ini memperluas tradisi sosio-ritual dengan kegiatan filantropi yang sebelumnya dipimpin oleh KH. Ahmad Dahlan.
3. Muhammadiyah adalah gerakan budaya yang melakukan inovasi sosial dan budaya untuk mengubah pemikiran dan tata kelola masyarakat
1. Muhammadiyah berperan besar dalam kehidupan berbangsa melalui dakwah kultural dan Amal Usaha Muhammadiyah seperti pendidikan dan kesehatan.
2. Organisasi ini memperluas tradisi sosio-ritual dengan kegiatan filantropi yang sebelumnya dipimpin oleh KH. Ahmad Dahlan.
3. Muhammadiyah adalah gerakan budaya yang melakukan inovasi sosial dan budaya untuk mengubah pemikiran dan tata kelola masyarakat
1. Muhammadiyah berperan besar dalam kehidupan berbangsa melalui dakwah kultural dan Amal Usaha Muhammadiyah seperti pendidikan dan kesehatan.
2. Organisasi ini memperluas tradisi sosio-ritual dengan kegiatan filantropi yang sebelumnya dipimpin oleh KH. Ahmad Dahlan.
3. Muhammadiyah adalah gerakan budaya yang melakukan inovasi sosial dan budaya untuk mengubah pemikiran dan tata kelola masyarakat
Dimas Y.S.U 160102084 Rizky Aulia Hakim Dakwah Kultural Kecakapan Hidup Berbasis Pengguna Jasa AUM AUM merupakan Amal Usaha Muhammadiyah contohnya: pendirian sekolah, perguruan tinggi Muhammadiyah, Rumah Sakit Muhammdiyah, tempat ibadah, lembaga pengajian,dll Melalui komunitas AUM, disebarkan virus dakwah kecakapan hidup berbangsa dan bernegara berbasis etika futuris (Akhirat) Virus AUM adalah akar pengembangan hidup bebangsa lebih sejahtera, taaawun (gotong royong, berbasis etika futuris (akhirat) yang lebih memihak wong cilik. Dakwah kecakapan hidup adalah dakwah yang tidak hanya berpusat pada ranah kognisi/pengetahuan, melainkan menyasar kemampuan/kecakapan hidup, dalam beribadah dan memenuhi kebutuhan hidup masyarakat yang menjadi objek dakwah.
Mempeluas Tradisi sosio-ritual dalam kehidupan bangsa
Dimasa lalu Muhammadiyah mempelopori kegiatan sosio-ritual (kegiatan sosial bernilai ibadah) Islam di Indonesia. Kegiatan sosio-ritual ini mencakup pembinaan kesehatan, pendidikan, santunan sosial, dan kedermawanan sosial (filantropik). Indikator keberhasilan Muhammadiyah dalam memperluas tradisi sosio-ritual adalah banyakan aktivitas aktivitas yang sejatinya tidak berada dibawah simbol Muhammadiyah yang berhasil memiliki tata-kelola modern profesional yang dahulu dipelopori oleh KH. Ahmad Dahlan. Keunikan Perkembangan Persyarikatan di Daerah Dalam perkembangannya, kegigihan pemberantasan TBC (Taqlid, biah, dan Khurafat) yang terjangkit pada masyarakat petani pedesaan, pada akhirya banyak orang meninggalkan tradisi TBC, akibat sembuh dari penyakit yang disangka akobat guna-guna, teluh dan hantu desa, sembuh dari penyakitnya setelah berobat ke rumah sakit MUhammadiyah
Indikator Sukses Persyarikatan
Banyaknya alumni yang menjadi aktivis persyarikatan Banyak warga negeri memaksa meniru apa yang dilakukan Muhammadiyah tapi enggan mengaku muhmmadiyah. Terciptanya dialog pimpinan AUM/PTM dengan orang tua murid/keluarga pasien/warga sekitar dalam rangka dakwah. Gerakan budaya dakwah luar ruang Muhammadiyah merupakan gerakan budaya. Seluruh kegiatan gerakan ini merupakan inovasi-kreatif dalam proses sosial budaya untuk mengembangkan atau mengubah tata-pikir dan tata-kelola kehidupan secara bertahap. Secara kultural pemiluk Islam negeri ini adalah pengikut Muhammadiyah: lihat dakwah luar ruang (Taklim) 1. musolla diruang publik (bandara, stasiun, terminal, pasar) 2. minat pendidikan 3. Sadar kesehatan 4. Tata kelola sosio-ritual (ZIS, ibadah korban, salat tarawih, haji dll) Pembelajaran Alternatif Mlentik Mletik artinya meloncat, yaitu alternatif pembelajaran yang dianggap bisa cepat tanpa mengurangi nilai mutu, produktifitas, dan spiritual Pemanfaatan model Boarding School (BS) atau Madrasah Boarding School (MBS) sebagai media percepatan/ akselerasi (SD 4 tahun, SMP/SMK/SMA 2 tahun) Sukses pembelajaran bukan dengan kualitas jam, fasilitas, dan bahan ajar lebih, melainkan dengan menghasilkan kualitas prima melalui jam, fasilitas, bahan ajar, dan input siswa dengan kualitas rendah. Reposisi Perempuan sebagai Simbol Modernitas Muhammadiyah sebagai gerakan islam modernis, mulai menempatkan perempuan dalam komposisi kepemimpinan pusat gerakan islam. Posisi perempuan mulai berubah ketika muhammadiyah menetapkan kebijakan memasukkan mereka kedalam struktur pimpinan sesudah muktamar 2000 lalu. Reposisi perempuan tsb lebih menjamin kehidupan sosial yang lebih sehat, bukan sekedar liberisasi doktrin fiqih dan teologi. Perempuan muhammadiyah lebih terkonsentrasi di organisasi otonom yang bertugas khusus membimbing kehidupan sosial- keagamaan perempuan,yaitu AISYIYAH (NA) AISYIYAH secara resmi didirikan 5 januari 1922 (meski secara embrional sudah ada sejak 1917) oleh Nyai Ahmad Dahlan (Siti Walidah). Gerakan 'Aisyiyah dari waktu ke waktu terus berkembang dan memberikan manfaat bagi peningkatan dan kemajuan harkat dan martabat perempuan Indonesia. Hasil yang sangat nyata adalah wujud amal usaha yang terdiri atas ribuan taman kanak-kanak, sekolah dasar, hingga perguruan tinggi. Duet Kiai Dahlan dan Nyai Walidah Perkumpulan khusus bagi kaum wanita dengan nama SOPOTRESNO telah didirikan tahun 1914 selain pengajian WAL ASRI. AISYIYAH secara resmi baru berdiri tahun 1922 , 8tahun sesudah SOPOTRESNO Siti walidah menempati posisi pertama dalam daftar muballigh di awal awal perkembangan muhammadiyah sama seperti Kiai Ahmad Dahlan. Tindakan Kiai Ahmad Dahlan didasari oleh strategi sejarah dan kebudayaan futuristik yang jauh melampaui kesadaran zaman nya. Namun pesan etika perubahan tsb kurang ditangkap oleh Muhammadiyah dan Aisyiyah sehingga organisasi ini kurang responsif melibatkan diri dalam pemecahan berbagai masalah kontemporer. Kini kaum wanita telah berada ditengah pusaran beradapan modern dan global dengan dampak kebudayaan yang hampir tidak terbendung. Kesimpulan 1. Muhammadiyah sangat berperan dalam kehidupan berbangsa melalui dakwah kultural hidup berbasis Amal Usaha Muhammadiyah. 2. Memperluas tradisi Sosio-ritual melalui Kegiatan sosio-ritual ini mencakup pembinaan kesehatan, pendidikan, santunan sosial, dan kedermawanan sosial (filantropik). 3. Muhammadiyah merupakan gerakan budaya. Seluruh kegiatan gerakan ini merupakan inovasi-kreatif dalam proses sosial budaya untuk mengembangkan atau mengubah tata-pikir dan tata-kelola kehidupan secara bertahap. 4. Peran perempuan didalam Muhammadiyah untuk kehidupan berbangsa tidak dapat dipandang sebelah mata, perempuan muhammadiyah lebih terkonsentrasi di organisasi otonom yang bertugas khusus membimbing kehidupan sosial-keagamaan perempuan,yaitu AISYIYAH (NA) Terima Kasih