Anda di halaman 1dari 4

Ujian Tengah Semester 5 Mata kuliah : Semantik Bahasa Indonesia Dosen pengampu : Drs. Ary Setyadi, M.S.

Nama: Debby Anchika Sekarani NIM : 13010111130015

Jawab: 1. Orang Indonesia dalam berbahasa mengenal kata-kata tabu atau larangan kata-kata tabu atau larangan. penegrtian tabu adalah suatu pelarangan sosial yang kuat terhadap kata, benda, tindakan, atau orang yang dianggap tidak diinginkan oleh suatu kelompok, budaya, atau masyarakat. Harimurti Kridalaksana membagi istilah tabu menjadi dua dilihat dari efek yang ditimbulkannya yaitu tabu positif karena yang dilarang itu memberi efek kekuatan yang membahayakan dan tabu negatif disebabkan larangan tersebut dapat menberikan kekuatan yang mencemarkan atau merusak kekuatan hidup seseorang. tabu terbagi menjadi beberapa jenis, berdasarkan motivasi psikologis, kata-kata tabu muncul minimal karena tiga hal, yaitu adanya sesuatu yang menakutkan (taboo of fear), sesuatu yang membuat perasaan tidak enak (taboo of delicacy), dan sesuatu yang tidak santun dan tidak pantas (taboo of propriety). sebagai contoh seperti kata santet yang sekarang lazim disebut guna-guna, bunting yang sekarang disebut hamil karena bunting itu untuk

binatang, pelacur yang sekarang disebut pekerja tuna susila (PSK), dan tabu yang tidak pantas seperti kata ngentot/ngewe yang sekarang menjadi ML (making love). Mengapa demikian? karena semakin majunya pikiran masyarakat indonesia, yang mulai belajar untuk bersikap dan bertutur lebih baik dari sebelumnya. 2. Yang dimaksud dengan bahwa setiap kata dalam pemakaianya, berkorelasi dengan komponen kesatuan kata yang membentuk makna tersebut adalah dalam kesatuan komponen didasarkan pada makan kata yang dapat dipecah-pecah menjadi elemenelemen makna yang merupakan ciri makna yang bersangkutan. elemen-elemen tersebut

disebut komponen makna. setiap kata, mengandung sejumlah komponen yang bersamasama memberi makna tertentu pada kata itu. Dan fungsi komponen makna tersebut adalah menghubungkan dan memperlihatkan kesamaan, pertentangan, tumpang-tindih dan sebagainya.sebagai contoh komponen itu dapat disusun hirarkis dan digambarkan dengan diagram pohon sebagai berikut :

Komponen-komponen makna yang dipergunakan dalam melakukan deskripsi makna haruslah saling bergantung, sehingga merupakan rangkaian komponen makna yang logis. 3. yang dimaksud dengan makna kata bergantung dari pemakaian, sehingga menghasilkan seolah-olah adanya kaidah kesepakatan adalah dimana kata itu tidak hanya berdiri pada suatu penempatan saja, pengalaman menunjukan bahwa tiap bahsa meliliki caranya sendiri-sendiri dalam pembentukan makan tiap katanya. dalam hal ini suatu kata dapat memiliki makna ganda, bahkan lebih dari dua, mempelajari makna hakekatnya juga berarti mempelajari bagaimana setiap pemakai bahasa dalam suatu masyarakat bahasa bisa saling mengerti. jangkauan semantik yang mempelajari sosiologi dan antropologi bahasa masyarakat yang membentuk makna leksikal/idiomatik, yahg kemudian dibagi menjadi makna dasar dan makna perluasan. hubungan antar kata, makna kata dan dunia kenyataan disebut hubungan refernsial, seperti terdapat dalam contoh kalimat : saya berpapasan dengan anjing. anjing memiliki makna ganda, bisa sebagai binatang, bisa

sebagai acuan penilaian buruk terhadap seseorang. Makna juga memerlukan ikatan wacana, faktor eksta linguistik, faktor sosial untuk menentukan makna kalimat. 4. Hubungan antara dunia nyata, dengan kata dan maknanya adalah dunia yang menciptakan kata yang membentuk makna-makna yang bermacam-macam, dalam mempelajari semantik hubungan antara kehidupan, kata dan makna sangatlah erat, dimana semantik sendiri merupakan cabang ilmu linguistik yang mempelajari makna kata, menyoal juga mengenai sosiolinguistik dan antropologi. Mempelajari kata dan maknanya berarti mempelajari bagaimana setiap pemakai bahasa dalam suatu masyarakat bisa saling mengerti. Untuk menyusun kalimat yang dapat dimengerti, sebagian dituntut agar menaati kaidah gramatikal, pilihan kata menurut leksikal, dan dapat diterapkan dalam wacana, hubungan antar kata, makna kata, dan dunia luar/kenyataan yang disebut hubungan refernsial. referensial berarti bahasa yang ditunjuk oleh pembicara, seperti contoh kalimat : saya membeli sepatu Kata sepatu misalnya, adalah kelompok barang yang acuannya dipergunakan sebagai alas kaki, terbuat dari kulit,kain,atau karet, bisa berasal dari pabrik sepatu yang berbeda-beda, berbeda merek pula. Kata membeli yang menunjuk pada suatu kegiatan berbelanja. Hubungan yang terjalin antara sebuah bentuknkata dengan barang, hal atau kegiatan di luar bahasa itu tidak langsung, ada perantara yang terletak diantaranya. arti kata berdasarkan konsep dengan kenyataan yang dirujuk. arti sepatu pada contoh kalimat diatas bila benar-benar dimaksudkan untuk menunjuk kepada sepatu, maka kata sepatu itu mempunyai hubungan referensial. 5. yang dimaksud dengan pesoalan semantik itu bersifat subjektif, sehingga pemaknaan kata/kalimat dari org ke org berbeda adalah konsep dasar semantik mengenai makna, makna itu bersifat arbitrer: hanya berlaku untuk bahasa yang bersangkutan. Seperti halnya tataran analisis bahasa lainnya, analisis semantik sebuah bahasa hanya berlaku untuk bahasa yang bersangkutan saja, semuanya bergantung pada pengalaman yang menunjukan bahwa tiap bahasa memiliki caranya sendiri-sendiri dalam pembentukan makna tiap katanya. Contohnya adalah kata : ikan, ikan dalam bahasa Indonesia berarti binatang yang hidup di air, tetapi iwak dalam bahasa jawa, dapat mengandung makna 'ikan' juga dapat berati daging yang dipergunakan untuk lauk. Seperti kata rice dalam

bahasa Inggris yang menunjuk pada semua padi, beras dan nasi tetapi di Indonesia tidak seperti itu, semuanya dibedakan muali dari padi,gabah,beras,dan nasi, tidak dibentuk satuan kata yang mewakili semuanya.

Anda mungkin juga menyukai