Anda di halaman 1dari 4

Nama : Audya Febriani

NIM : 220407561004

Kelas : 32C

TUGAS IV KAJIAN BAHASA INDONESIA

BACALA DAN PAHAMI RELASI MAKNA

1. Carilah contoh faktor-faktor yang memengaruhi kesinoniman dilihat dari


segi:
a. Faktor waktu
b. Faktor tempat
c. Faktor bidang kegiatan
d. Faktor nuansa makna
Jawab :
a. Faktor waktu:
Contoh faktor-faktor yang memengaruhi kesinoniman dari segi waktu
adalah perubahan dalam penggunaan bahasa dari masa ke masa dan juga
perubahan dalam penggunaan kata-kata seiring dengan perubahan sosial
dan budaya. Sebagai contoh, kata-kata yang dulu digunakan sebagai
sinonim mungkin tidak lagi digunakan atau memiliki makna yang berbeda
dalam bahasa modern.
b. Faktor tempat:
Contoh faktor-faktor yang memengaruhi kesinoniman dari segi tempat
adalah perbedaan bahasa dan dialek di berbagai wilayah. Sebagai contoh,
di Indonesia, kata-kata yang digunakan sebagai sinonim di daerah
Sumatera mungkin tidak digunakan di daerah Jawa atau Sulawesi, dan
sebaliknya.
c. Faktor bidang kegiatan:
Contoh faktor-faktor yang memengaruhi kesinoniman dari segi bidang
kegiatan adalah penggunaan kata-kata khusus dalam suatu bidang atau
profesi. Sebagai contoh, dalam bidang medis, kata-kata seperti "sakit",
"penyakit", dan "gangguan" mungkin dianggap sinonim, tetapi memiliki
nuansa yang berbeda dan digunakan dalam konteks yang berbeda pula.
d. Faktor nuansa makna:
Contoh faktor-faktor yang memengaruhi kesinoniman dari segi nuansa
makna adalah perbedaan makna atau konotasi kata-kata. Sebagai contoh,
kata-kata seperti "cinta", "sayang", dan "kasih" mungkin dianggap
sinonim, tetapi memiliki nuansa yang berbeda dan digunakan dalam
konteks yang berbeda pula. Bahkan di dalam suatu kelompok kata yang
dianggap sinonim, terkadang ada perbedaan makna yang sangat tipis
namun cukup signifikan dalam konteks tertentu.

2. Apa pendapat mendasar antara hiponim dan hipernim serta berikan contoh
masing-masing yang terdapat dibuku!
Jawab :
Hiponim dan hipernim adalah dua konsep dalam semantik yang berkaitan
dengan hubungan antara kata-kata yang memiliki hubungan semantik.
Hiponim adalah kata yang memiliki arti yang lebih spesifik dari kata
lainnya, yang disebut sebagai hipernim. Sebagai contoh, dalam konteks
hewan, kata "kucing" adalah hiponim dari kata "mamalia" karena kucing
merupakan salah satu jenis mamalia.
Sedangkan hipernim adalah kata yang memiliki arti yang lebih umum
dan mencakup arti dari kata-kata lain yang lebih spesifik, yang disebut
sebagai hiponim. Sebagai contoh, dalam konteks hewan, kata "mamalia"
adalah hipernim dari kata "kucing" karena mamalia mencakup semua jenis
hewan yang memiliki kelenjar susu.
Contoh lain dari hubungan hiponim dan hipernim dalam bahasa Indonesia
adalah:

- Hiponim: mobil, sepeda motor, truk


Hipernim: kendaraan

- Hiponim: apel, mangga, jeruk


Hipernim: buah-buahan

- Hiponim: sofa, kursi, bangku


Hipernim: perabotan

Contoh tersebut dapat ditemukan dalam buku atau artikel yang membahas
tentang semantik atau bahasa. Dalam bahasa Inggris, contoh serupa dapat
ditemukan dalam kamus atau sumber referensi lainnya.

3. Jelaskan pula perbedaan dan beserta contohnya masing-masing :


a. Homonim yang homofon
b. Homonim yang homograf
c. Homonim yang homofon dan homograf
Jawab :
a. Homonim yang homofon adalah kata-kata yang memiliki pengucapan
yang sama, tetapi memiliki makna yang berbeda. Contoh homonim yang
homofon adalah "kuda" yang bisa merujuk pada hewan berkaki empat,
atau pada kata kerja yang berarti mengejar dengan cepat ("mengkuda").
b. Homonim yang homograf adalah kata-kata yang dieja sama, tetapi
memiliki makna yang berbeda dan bisa diucapkan dengan cara yang
berbeda. Contoh homonim yang homograf adalah "batu" yang bisa
merujuk pada benda padat dan keras, atau pada kata kerja yang berarti
memukul dengan benda keras ("membatu").
c. Homonim yang homofon dan homograf adalah kata-kata yang memiliki
pengucapan yang sama dan dieja sama, tetapi memiliki makna yang
berbeda. Contoh homonim yang homofon dan homograf adalah "tiru"
yang bisa merujuk pada kata kerja yang berarti meniru, atau pada kata
benda yang berarti contoh atau sampel. Dalam hal ini, kedua makna kata
"tiru" memiliki pengucapan dan ejaan yang sama.

Dalam konteks linguistik, perbedaan antara ketiga jenis homonim ini sangat
penting karena dapat mempengaruhi pemahaman bahasa dan dapat
menimbulkan kebingungan. Oleh karena itu, memahami perbedaan antara
homonim yang homofon, homonim yang homograf, dan homonim yang
homofon dan homograf dapat membantu dalam memahami dan menghindari
kesalahan dalam penggunaan bahasa.

4. Menurut Mansoer Pateda aspek-aspek makna dibagi atas pengertian (sense),


nilai rasa (feeling), dan nada (tone). Bagaimanakah tanggapan anda tentang
alasan hal tersebut jelaskan dengan argumen yang rasio!
Jawab :
Menurut Mansoer Pateda, aspek-aspek makna dibagi menjadi tiga yaitu
pengertian (sense), nilai rasa (feeling), dan nada (tone). Saya setuju dengan
pembagian tersebut, karena setiap kata atau ungkapan dalam bahasa memiliki
makna yang lebih dari sekedar arti denotatif, melainkan juga mengandung
nilai rasa dan nada tertentu.
Pengertian (sense) mengacu pada arti atau makna yang dapat ditemukan
dalam kamus atau sumber referensi lainnya. Namun, nilai rasa (feeling) dan
nada (tone) juga berperan penting dalam mempengaruhi pemahaman dan
interpretasi makna suatu kata atau ungkapan.
Sebagai contoh, kata "muda" dapat memiliki arti denotatif yang sama,
yaitu mengacu pada usia yang relatif muda. Namun, ketika dikombinasikan
dengan kata lain seperti "muda keren" dan "muda gagah", maka nilai rasa dan
nada yang terkandung dalam kata-kata tersebut dapat berbeda. "Muda keren"
mungkin merujuk pada seseorang yang memiliki penampilan yang menarik
atau berkelas, sedangkan "muda gagah" mungkin merujuk pada seseorang
yang berani atau memiliki sikap yang teguh.
Oleh karena itu, memahami aspek nilai rasa dan nada dalam bahasa
sangat penting untuk memahami dan menggunakan bahasa secara efektif dan
efisien. Dalam komunikasi, tidak hanya penting untuk memperhatikan
pengertian (sense) suatu kata, tetapi juga nilai rasa (feeling) dan nada (tone)
yang ingin disampaikan agar pesan yang disampaikan lebih efektif dan
diterima dengan baik oleh pihak lain.

5. Jelaskan alasan anda mengapa perlu memulai pemahaman tentang semantik


dari segi semantik!
Jawab :
Memulai pemahaman tentang semantik dari segi semantik sangat penting
karena semantik merupakan cabang ilmu linguistik yang mempelajari makna
kata dan struktur makna dalam bahasa. Dalam mempelajari bahasa,
memahami makna kata dan struktur makna dalam kalimat sangat penting
karena makna merupakan bagian yang esensial dari bahasa.
Pemahaman tentang semantik dari segi semantik membantu kita
memahami bagaimana kata-kata dan ungkapan dalam bahasa memiliki makna
yang berbeda dan bagaimana makna tersebut dipengaruhi oleh konteks
penggunaannya. Selain itu, memahami semantik juga membantu kita
memahami bagaimana kata-kata dan ungkapan dalam bahasa memiliki relasi
makna seperti sinonim, antonim, hiponim, hipernim, dan polisemi.
Selain itu, memahami semantik juga membantu kita dalam memahami
bahasa secara lebih baik dan dalam menghindari kesalahan dalam
penggunaan bahasa. Kesalahan dalam penggunaan bahasa sering kali terjadi
karena penggunaan kata-kata yang salah atau tidak sesuai dengan konteks
penggunaannya. Memahami semantik dapat membantu kita dalam memilih
kata yang tepat untuk digunakan sesuai dengan konteksnya.
Dengan demikian, memulai pemahaman tentang semantik dari segi
semantik sangat penting karena semantik merupakan cabang ilmu yang
mempelajari makna kata dan struktur makna dalam bahasa, yang sangat
penting dalam memahami dan menggunakan bahasa secara efektif dan
efisien.

Anda mungkin juga menyukai