Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH BAHASA INDONESIA

“ TEKS ANEKDOT “

DISUSUN OLEH :

SALWA ANDINI
181061201229

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS


IBNU SINA
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah,Taufik dan
Hinayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun
isinya yang sangat sederhana.
Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga
kedepannya dapat lebih baik.
Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya
miliki masih sangat kurang. Oleh karena itu, saya harapkan kepada para pembaca untuk
memberikan masukan – masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Batam, Agustus 2021

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bahasa adalah aspek penting interaksi manusia. Dengan bahasa, (baik itu bahasa lisan,
tulisan maupun isyarat) orang akan melakukan suatu komunikasi dan kontrak sosial. Bahasa juga
dipandang sebagai cermin kepribadian seseorang karena bahasa diterjemahkan sebagai refleksi
rasa, pikiran dan tingkah laku. Adakalanya seorang yang pandai dan penuh dengan ide-ide
cemerlang harus terhenti hanya karena dia tidak bisa menyampaikan idenya dalam bahasa yang
baik. Oleh karena itu seluruh ide, usulan, dan semua hasil karya pikiran tidak akan diketahui dan
dievaluasi orang lain bila tidak dituangkan dalam bahasa yang baik
Di pandang pentingnya bahasa dalam kehidupan kita maka penulis disini mencoba
membahas beberapa istilah dan tatanan bahasa yang sering kita pakai dalam berkomunikasi
ataupun yang kita tuangkan lewat sebuah tulisan atau kalimat, seperti sinonim, antonim, kata
umum dan kata khusus yang merupakan unsur-unsur penting dalam sebuah bahasa.
1.2 Rumusan Masalah
• Apa yang dimaksud dengan sinonim,antonim,dan hiponim ?
• Apa kegunaan sinonim, antonim, dan hiponim dalam kehidupan sehari hari ?
1.3 Tujuan Masalah
• Untuk mengetahui pengertian dari sinonim, antonim, dan hiponim.
• Untuk mengetahui kegunaan sinonim, antonim, dan hiponim dalam kehidupan sehari.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 SINONIM
Secara etimologi kata sinonimi atau disingkat sinonim berasal dari bahasa Yunani kuno,
yaitu onoma yang berarti ‘nama’, dan syn yang berarti ‘dengan’. Maka secara harfiah kata sinonimi
berarti ‘nama lain untuk benda atau hal yang sama’ (Chaer, 1994 :82). Sementara menurut H.G
Tarigan (1993:78) kata sinonim terdiri dari sin (“sama” atau “serupa”) dan akar kata onim ”nama”
yang bermakna “sebuah kata yang dikelompokkan dengan kata-kata lain di dalam klasifikasi yang
sama berdasarkan makna umum.
Ketidakmungkinan kita menukar sebuah kata dengan kata lain yang bersinonim disebabkan
oleh beberapa hal:
1. Faktor waktu. Misalnya kata hulubalang bersinonim dengan kata komandan.
2. Faktor tempat atau daerah. Misalnya kata saya dan beta.
3. Faktor sosial. Misalnya kata aku dan saya.
4. Faktor bidang kegiatan. Misalnya kata tasawuf, kebatinan, dan mistik adalah tiga buah kata yang
bersinonim.
5. Faktor nuansa makna. Misalnya kata-kata melihat, melirik, melotot, meninjau, dan mengintip,
semuanya bersinonim.
Pembagian sinonim dengan mengikuti Palmer dalam T.Fatimah Djajasudarma (1999:40) sebagai
berikut :
a. Perangkat sinonim yang salah satu anggotanya berasal dari bahasa daerah atau bahasa asing
dan yang lainnya, yang terdapat didalam bahasa umum. Misalnya, konde dan sanggul, domisili
dan kediaman, khawatir dan gelisah.
b. Perangkat sinonim yang pemakaiannya bergantung kepada langgam dan laras bahasa.
Misalnya, dara, gadis, dan cewek; mati, meninggal, dan wafat. Pemakaian kosakata langgam
dan laras bahasa yang berbeda akan menghasilkan kalimat yang tidak apik (ill-formed). Misalnya,
“Cewek yang tinggal di rumah besar itu kemarin wafat”.
c. Perangkat sinonim yang berbeda makna emotifnya, tetapi makna kognitifnya sama. Misalnya,
negarawan dan politikus; ningrat dan feodal.
d. Perangkat sinonim yang pemakaiannya terbatas pada kata tertentu (keterbatasan kolokasi).
Misalnya, telur busuk, nasi basi, mentega tengik, susu asam, baju apek, busuk, basi, tengik, asam
dan apek memiliki makna yang sama, yakni buruk, tetapi tidak dapat saling menggantikan karena
dibatasi persandingan yang dilazimkan.
e. Perangkat sinonim yang maknanya kadang-kadang tumpang-tindih.
Misalnya, bumbu dan rempah-rempah; bimbang, cemas, dan sangsi; nyata dan kongkret.

2.2 ANTONIM
Kata antonim terdiri dari “anti” atau “ant” yang berarti lawan ditambah akar kata “onim”
atau “onuma” yang berarti nama; yaitu kata yang mengandung makna yang berkebalikan atau
berlawanan dengan kata yang lain.
Contoh:
Kuat >< Lemah
Jauh >< Dekat
Pintar >< Bodoh
Muka >< Belakang
Kaya >< Miskin

Ragam Antonim
Fromkin & Rodman (1983: 193) serta Heatherington (1980: 139-140) membedakan antonim
menjadi lima macam yaitu antonim komplementer, antonim perbandingan (gradable), antonim
relasional, antonim resiprokal, dan hiponim.
a. Antonim Komplementer
Diantara antonim-antonim yang ada terdapat antonim yang berkomplementer, yaitu
pasangan yang saling melengkapi. Yang satu tidaklah lengkap atau tidak sempurna bila tidak
dibarengi oleh yang satu lagi.
Sebagai contoh, kata hidup berantonim dengan kata mati.

b. Antonim Gradable (perbandingan)


Suatu antonim dapat disebut sebagai antonim gradable apabila penegatifan suatu kata
tidaklah bersinonim dengan kata yang lain. Sebagai contoh, seseorang yang tidak senang tidak
perlu atau belum tentu sedih
c. Antonim Relasional
Antonim yang memperlihatkan kesimetrisan dalam makna anggota pasangannya
disebut antonim relasional, karena antara anggota pasangan antonim itu terdapat hubungan yang
sangat erat.
d. Antonim Resiprokal
Ada pula sejenis antonim yang mengandung pasangan yang berlawanan atau bertentangan
dalam makna tetapi juga secara fungsional berhubungan erat; hubungan itu justru hubungan timbal
balik.Antonim seperti ini disebut antonim resiprokal. Contoh yang jelas adalah pasangan kata:
membeli-menjual.

e. Hiponim
Hiponim merupakan suatu kata yang memiliki arti hierarkies (anggota dari kata yang lebih
umum),atau yang biasa disebut dengan kata-kata yang terwakili maknanya oleh kata yang lebih
umum.
Beberapa Contoh Hiponim :
• Olah RagaHimponimnya : Basket.Voli,Senam
• Kendaraan Hiponimnya : motor,mobil,sepeda
• Film Hiponimnya : Horror, Action, Romantic, Comedy

BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN:
1. Sinonim adalah kata-kata yang mempunyai denotasi yang sama tetapi berbeda dalam konotasi
2. Tidak semua kata dalam bahasa Indonesia mempunyai sinonim.
3. Hubungan makna antara dua buah kata yang bersinonim bersifat dua arah.
6. Telaah antonim merupakan suatu cara yang efektif untuk meningkatkan perbendaharaan serta
keterampilan kosakata.
7. Ragam antonim:
a. Antonim Komplementer
b. Antonim Gradable (perbandingan)
c. Antonim Relasional
d. Antonim Resiprokal
e. Hiponim

Anda mungkin juga menyukai