Anda di halaman 1dari 8

Pengertian Sinonim dan Antonim

A.Pengertian Sinonim
sSinonim ini biasa disebut dengan padanan kata atau
persamaan kata. Sinonim merupakan kata-kata yang
mempunyai bentuk berbeda, misalnya pelafalan dan
tulisan, namun kata-kata tersebut sebenarnya mempunyai
makna yang sama atau mirip.
Abdul Chaer menjelaskan menjelaskan bahwa sinonim
adalah hubungan semantik (ilmu bahasa yang mempelajari
tentang arti atau makna) yang menyatakan kesamaan
makna antara satu satuan ujaran dengan ujaran yang lain.
Berikut adalah contoh kata-kata umum dengan
sinonimnya dan contoh kalimat yang bersinonim.

B. Contoh Sinonim
Bertemu = berjumpa
Kemarin malam aku bertemu dengan Vita di acara Sekaten
Kemarin malam aku berjumpa dengan Vita di acara Sekaten

Hewan = Binatang
Ikan Paus merupakan salah satu hewan terbesar di dunia
Ikan Paus merupakan salah satu binatang terbesar di dunia

Bahagia = senang
Hal yang membuatku merasa bahagia adalah ketika bertemu denganmu
Hal yang membuatku merasa senang adalah ketika bertemu denganmu

C. Pengertian Antonim
Antonim biasa disebut dengan lawan kata. Antonim
merupakan kata-kata yang mempunyai makna saling
berlawanan satu sama lain. Berikut adalah contoh kata-kata
umum dengan antonimnya dan contoh kalimat yang
berantonim.
D. Contoh Antonim
Jauh = dekat

Jarak antara lapangan sepak bola dengan rumahku sangat jauh.


Jarak antara lapangan sepak bola dengan rumahku sangat dekat

Gelap = terang

Saat malam, ruangan itu sangat gelap


Saat malam, ruangan itu sangat terang

Menjual = membeli

Annas menjual celana sarung untuk mencukupi kebutuhannya


Annas membeli celana sarung agar terlihat lebih modis
Pengertian Kata Bermakna Konotasi dan Denotasi
A.Konotasi
Kata Konotasi adalah merupakan sebuah kata yang mengandung makna kias atau bukan kata
sebenarnya. Kata ini biasanya sering kita jumpai pada sebuah pantun, cerpen atau juga
beberapa karya seni sastra lainnya, ini bertujuan untuk memperindah sebuah kalimat
ungkapan pada sebuah kata. Dalam bahasa indonesia kata konotasi memiliki 2 unsur kata
positif dan negatif, seperti "Anak Emas" dan "Panjang Tangan".

Contoh

 Haris tidak pernah melakukan Campur Tangan kepada Asri.


 Pengusaha muda ini sempat Gulung Tikar.

Kata Campur Tangan dan Gulung Tikar merupakan kata Konotasi yang memiliki arti lain
seperti Campur Tangan yaitu orang yang mencampuri urusan orang lain, dan Gulung Tikar
yang berarti Bangkrut

B. Denotasi
Kata Denotasi merupakan sebuah kata yang memiliki arti yang sebenarnya dan apa adanya
seperti yang sehari-hari kita gunakan. Selain itu kata Denotasi tidak memiliki arti lain dari
setiap katanya. Kata ini sangat mudah kita jumpai karena kata denotasi merupakan kata yang
sebanarnya tertulis pada kalimat.

Contoh

 Aku suka pada dirimu


 perusahaan kaos ini 25% sudah menguasai pasar dunia

Dari kedua kalimat diatas tidak satupun ditemukan kata bermakna lain, berarti kedua kata
tersebut merupakan kata Denotasi.
Pengertian dan Jenis-Jenis Makna Kata Dalam
Bahasa
Makna adalah arti atau maksud yang tersimpul dari suatu kata, jadi makna dengan bendanya
sangat bertautan dan saling menyatu. Jika suatu kata tidak bisa dihubungkan dengan
bendanya, peristiwa atau keadaan tertentu maka kita tidak bisa memperoleh makna dari kata
itu (Tjiptadi, 1984:19).

Kata-kata yang bersal dari dasar yang sama sering menjadi sumber kesulitan atau kesalahan
berbahasa, maka pilihan dan penggunaannya harus sesuai dengan makna yang terkandung
dalam sebuah kata. Agar bahasa yang dipergunakan mudah dipahami, dimengerti, dan tidak
salah penafsirannya, dari segi makna yang dapat menumbuhkan resksi dalam pikiran
pembaca atau pendengar karena rangsangan aspek bentuk kata tertentu.

Ada beberapa istilah yang berhubungan dengan pengertian makna kata, yakni makna donatif, makna
konotatif, makna leksikal, makna gramatikal.

Makna Denotatif
Sebuah kata mengandung kata denotatif, bila kata itu mengacu atau menunjukan pengertian atau
makna yang sebenarnya. Kata yang mengandung makna denotative digunakan dalam bahasa ilmiah,
karena itu dalam bahasa ilmiah seseorang ingin menyampaikan gagasannya. Agar gagasan yang
disampaikantidak menimbulkan tafsiran ganda, ia harus menyampaikan gagasannya dengan kata-kata
yang mengandung makna denotative.

Makna denotatif ialah makna dasar, umum, apa adanya, netral tidak mencampuri nilai rasa, dan tidak
berupa kiasan Maskurun (1984:10).

Makna denotatif adalah makna dalam alam wajar secara eksplisit maka wajar, yang berarti mkna kat
ayang sesuai dengan apa adanya, sesuai dengan observasi, hasil pengukuran dan pembatasan (perera,
1991:69).
Makna denotatif didasarkan atas penunjukan yang lugas pada sesuatu diluar bahasa atau didasarkan
atas konvensi tertentu (kridalaksana, 1993:40).

Berdasarkan pendapat diatas, maka penulis simpulkan bahwa makna denotative adalah makna yang
sebenarnya, umum, apa adanya, tidak mencampuri nilai rasa, dan tidak berupa kiasan. Apabila
seseorang mengatakan tangan kanannya sakit, maka yang dimaksudkan adalah tangannya yang
sebelah kanan sakit.

Makna Konotatif
Sebuah kata mengandung makna konotatif, bila kata-kata itu mengandung nilai-nilai emosi tertentu.
Dalam berbahasa orang tidak hanya mengungkap gagasan, pendapat atau isi pikiran. Tetapi juga
mengungkapakan emosi-emosi tertentu. Mungkin saja kata-kata yang dipakai sama, akan tetapi
karena adanya kandungan emosi yang dimuatnya menyebabkan kata-kata yang diucapkan
mengandung makna konotatif disamping mkna denotatif.
Makna konotatif adalah makna yang berupa kiasan atau yang disertai nilai rasa, tambahan-tambahan
sikap sosial, sikap pribadi sikap dari suatu zaman, dan criteria-kriteria tambahan yang dikenakan pada
sebuah makna konseptual.

Seperti kata kursi, kursi disini bukan lagi tempat duduk, melaikan suatu jabatan atau kedudukan yang
ditempati oleh seseorang. Kursi diartikan sebagai tempat duduk mengandung makna lugas atau makna
denotatif. Kursi yang diartikan suatu jabatan atau kedudukan yang diperoleh seseorang mengandung
makna kiasan atau makna konotatif.

Makna Leksikal
akna Leksikal ialah makna kata seperti yang terdapat dalam kamus, istilah leksikal berasal dari
leksikon yang berarti kamus. Makna kata yang sesuai dengan kamus inilah kata yang bermakna
leksikal. Misalnya : Batin (hati), Belai (usap), Cela (cacat).

Makna Gramatikal
Makna gramatikal adalah makna kata yang diperoleh dari hasil perstiwa tata bahasa, istilah gramatikal
dari kata grammar yang artinya tata bahasa. Makna gramatikal sebagau hasil peristiwa tata bahasa ini
sering disebut juga nosi. Misalnya : Nosi-an pada kata gantungan adalah alat.

Makna Asosiatif
Makna asosiatif mencakup keseluruhan hubungan makna dengan nalar diluar bahasa. Ia berhubungan
dengan masyarakat pemakai bahasa, pribadi memakai bahasa, perasaan pemakai bahasa, nilai-nilai
masyarakat pemakai bahasa dan perkembangan kata sesuai kehendak pemakai bahasa. Makna asositif
dibagi menjadi beberapa macam, seperti makna kolokatif, makna reflektif, makna stilistik, makna
afektif, dan makna interpretatif.

1. Makna Kolokatif
Makna kolokatif lebih berhubungan dengan penempatan makna dalam frase sebuah bahasa. Kata kaya
dan miskin terbatas pada kelompok farase. Makna kolokatif adalah makna kata yang ditentukan oleh
penggunaannya dalam kalimat. Kata yang bermakna kolokatif memiliki makna yang sebenarnya.

2. Makna Reflektif
Makna reflektif adalah makna yang mengandung satu makna konseptual dengan konseptual yang lain,
dan cenderung kepada sesuatu yang bersifat sacral, suci/tabu terlarang, kurang sopan, atau haram serta
diperoleh berdasarkan pengalaman pribadi atau pengalaman sejarah.

3. Makna Stilistika
Makna stilistika adalah makna kata yang digunakan berdasarkan keadaan atau situasi dan lingkungan
masyarakat pemakai bahasa itu. Sedangkan bahasa itu sendiri merupakan salah satu cirri pembeda
utama dari mahluk lain didunia ini. Mengenai bahasa secara tidak langsung akan berbicara
mempelajari kosa kata yang terdapat dalam bahasa yang digunakan pada eaktu komunikasi itu.

4. Makna Afektif
Makna ini biasanya dipakai oleh pembicara berdasarkan perasaan yang digunakan dalam berbahasa.
5. Makna interpretatif
Makna interpretatif adalah makna yang berhubungan dengan penafsiran dan tanggapan dari
pembaca atau pendengar, menulis atau berbicara, membaca atau mendengarkan
(parera,1991:72).
Pengertian Konjungsi, Jenis Dan Contohnya
Pengertian Konjungsi
Konjungsi atau kata penghubung adalah kata atau ungkapan yang bertugas menjadi
penghubung antarkata, antarkalimat, atau antar paragraf sehingga membentuk makna yang
gramatikal. Konjungsi diperlukan agar kata, kalimat, atau paragraf dalam suatu karangan
menjadi teratur. Keteraturan tersebut sangat diperlukan untuk memperlihatkan adanya
kepaduan antara kata, kalimat, atau paragraf satu dengan yang lainnya. Kepaduan tersebut
dititikberatkan pada hubungan antara ketiga unsur tersebut. Dalam kaitannya dengan
hubungan antarkalimat ini, konjungsi berperan sangat penting. Pemakaian konjungsi dalam
kalimat bukan untuk menerangkan kata. Namun, tidak lebih hanya sekedar alat penghubung
yang berfungsi untuk mempertegas dan memperpadu makna.

Macam Macam Konjungsi

Pembagian macam-macam konjungsi ditentukan berdasarkan letaknya. Dari tinjauan tersebut,


konjungsi terbagi menjadi dua macam, yaitu konjungsi intrakalimat dan konjungsi ekstrakalimat.
Untuk konjungsi ekstrakalimat, terbagi lagi menjadi dua macam, yaitu konjungsi intratekstual dan
konjungsi ekstratekstual. Berikut ini, secara singkat kami jelaskan masing-masing konjungsi tersebut:

Konjungsi Intrakalimat
Apa yang dimaksud dengan konjungsi intrakalimat? Konjungsi intrakalimat adalah konjungsi yang
menghubungkan satuan-satuan kata dengan kata, frase dengan frase, atau klausa dengan klausa.
Beberapa kata yang termasuk dalam konjungsi intrakalimat adalah sebagai berikut:

 agar, andaikata, apabila, jika, jikalau, hingga, sampai, atau, bahwa, baik…maupun, daripada,
demi, sambil, ketika, meski, meskipun, maka, padahal, kalau, seandainya, lalu.

Berikut ini beberapa contoh penggunaan konjungsi intrakalimat:

 Dedi berolahraga agar badannya tetap sehat.


 Bapaknya tidak akan sakit andaikata dia tidak pergi.
 Kakak boleh bermain jika sudah menyelesaikan pekerjaan rumahnya.
 Wawan belajar sambil mendengarkan music
 Bibi datang ketika ibu sedang pergi.
 Kamu masih saja mengulangi kesalahan meski sudah diperingatkan.

Konjungsi Intratekstual
Apa itu konjungsi intratekstual? Konjungsi intratekstual adalah konjungsi yang menghubungkan
kalimat dengan kalimat atau paragraf dengan paragraf. Beberapa yang termasuk dalam konjungsi
intratekstual adalah sebagai berikut:

 akan tetapi, di samping itu, meskipun demikian, oleh karena itu, selain itu, sementara itu,
tambahan pula, walaupun demikian, sebaliknya.

Berikut ini contoh penggunaan konjungsi ekstrakalimat:


 Budi mengakui kesalahannya. Akan tetapi, semuanya sudah terlambat
 Banyak anak yang putus sekolah karena tidak memiliki biaya. Oleh karena itu, sudah
seharusnya pemerintah membantu mereka agar mereka bisa bersekolah lagi.
 Kakaknya sangat rajin. Sebaliknya, adiknya sangat malas.
 Warga Negara yang baik adalah warga Negara yang taat dan patuh terhadap undang-undang
yang berlaku. Selain itu, taat pula terhadap hukum.
 Mail sering diganggu oleh teman-temannya. Walaupun demikian, mail tidak pernah
membenci mereka.

Konjungsi Ekstratekstual
Konjungsi ekstratekstual didefinisikan sebagai konjungsi yang menghubungkan dunia di luar bahasa
dengan wacana. Konjungsi jenis ini umumnya digunakan di dalam naskah-naskah lama. Beberapa
yang termasuk dalam konjungsi ini adalah sebagai berikut:

 Adapun, alkisah, arkian, hatta, bermula, syahdan

Berikut ini beberapa contoh penggunaan konjungsi ekstratekstual:

 Alkisah sebuah negeri matahari namanya…


 Adapun kitab yang tersebut itu tulisan tangan juga.
 Syahdan di kuala Singapura itu terlalu banyak batu-batu yang besar…

Anda mungkin juga menyukai