Anda di halaman 1dari 6

BAHASA INDONESIA

MAKALAH
MAKNA DENOTATIF DAN KONOTATIF

Dosen Pengampu: Budi Santosa


Disusun oleh:
Kelompok 8
1. Andhika Bagas D (10520119)
2. Asha Lathifah Rosyadi (10520174)
3. Esther Dian Maharani (10520342)
4. Ridha Kautsar (10520878)
5. Sonia Anastasya M (11520012)
1PA25

FAKULTAS PSIKOLOGI
JAKARTA
2020
A. Pendahuluan
Mempelajari makna pada hakikatnya mempelajari setiap pemilihan kata bisa dimengerti.
Kata memiliki makna yang membedakan antara kata satu dengan kata lain. Perbedaan kata
dilihat dari hubungan makna antarkalimat. Makna dalam kalimat yang baik dilihat dari
ketepatan pemilihan kata. Kata dapat dikatakan jelas apabila sudah digunakan dalam kalimat.
Kejelasan makna dalam kalimat dipengaruhi dengan adanya pemilihan kata yang baik
dan tepat sehingga setiap kata dapat dipahami maknanya. Makna kata dibuat setepat mungkin
untuk menghindari kesalahpahaman terhadap makna yang ada pada pemakaian kata. Setiap
kata memiliki makna denotasi dan konotasi. Makna denotasi disebut dengan makna
sebenarnya, sedangkan makna konotasi disebut makna tidak sebenarnya.
Makna denotasi disebut dengan makna denotasional, makna konseptual, atau makna
kognitif karena dilihat dari sudut yang lain. Pada dasarnya sama dengan makna referensial
sebab makna denotasi lazim diberi penjelasan sebagai makna yang sesuai dengan hasil
observasi menurut penglihatan, penciuman, pendengaran, perasaan, atau pengalaman lainnya
(Chaer, 2009:66).
Makna konotasi disebut makna tidak sebenarnya. Kata disebut mempunyai makna
konotasi apabila nilai itu memiliki nilai rasa baik positif maupun negatif. Dikatakan tidak
memiliki konotasi apabila tidak memiliki nilai rasa. Setiap konotasi yang digunakan dalam
kalimat perlu memperhatikan kecocokan antara makna sebenarnya dengan makna yang tidak
sebenarnya. Apabila makna konotasi tidak cocok digunakan untuk mengungkapkan makna
yang tidak sebenarnya, maka akan terjadi kerancuan atau ketidakcocokan pada kalimat.
Denotasi dan konotasi digunakan dalam wacana tulis dalam bentuk koran, novel,
dongeng, cerpen, dan wacana tulis lainnya. Cerpen salah satu wacana tulis yang
menggunakan makna konotasi dalam penulisannya. Cerpen menggunakan bahasa yang
bervariasi agar pembaca tertarik pada cerpen yang dibaca. Selain menggunakan kata yang
bermakna sebenarnya atau denotasi, cerpen menggunakan kata yang bermakna tidak
sebenarnya atau konotasi.

B. Pembahasan

1. Konotatif
Pengertian Konotatif
Beberapa definisi makna konotatif (konotasi) :
1) Menurut Keraf (1994:29), pengertian makna konotatif adalah suatu jenis makna dimana
stimulus dan respons mengandung nilai-nilai emosional. Konotasi atau makna konotatif
disebut juga makna konotasional, makna emotif, atau makna evaluatif.
2) Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, konotasi adalah tautan pikiran yang
menimbulkan nilai rasa pada seseorang ketika berhadapan dengan sebuah kata, makna
yang ditambahkan pada makna denotasi.
3) Menurut Aminuddin (2001:88), makna konotatif adalah makna kata yang telah
mengalami penambahan terhadap makna dasarnya. Makna konotatif disebut juga dengan
makna tambahan. Makna konotatif muncul sebagai akibat asosiasi perasaan pemakai
bahasa terhadap kata yang didengar atau dibaca.
4) Menurut Zaenal dan Amran (2008: 28), makna konotatif adalah makna asosiatif, makna
yang timbul sebagai akibat dari sikap sosial, sikap pribadi, dan kriteria tambahan yang
dikenakan pada sebuah makna konseptual.
Jadi, makna konotatif dapat disebut dengan makna tambahan atau makna kiasan. Makna
konotatif dapat berubah dari waktu ke waktu. Misalnya pada kata Ceramah dulu kata ini
berkonotasi negatif yang berarti cerewet tetapi sekarang berkonotasi positif. Secara umum
makna konotatif adalah makna yang tidak sebenarnya, makna yang telah mengalami
penambahan pada makna dasarnya, yakni hanya tambahan yang sifatnya memberi nilai rasa,
baik positif maupun negatif. Makna konotatif atau konotasi kata mengacu pada makna kias
atau makna bukan sebenarnya. makna konotatif mengandung imajinasi, nilai rasa, dan
dimaksudkan untuk menggugah rasa.
Makna Konotatif
Makna konotasi adalah makna tambahan yang bersifat konsesus dan berkaitan dengan
nilai rasa. Makna ini merupakan akibat dari nilai dan norma yang dipegang oleh masyarakat
tertentu, yang juga membuat adanya perbedaan fungsi sosial kata dengan makna yang hampir
sama. Meskipun demikian, makna kata juga akan berubah seiring dengan perubahan nilai dan
norma yang terjadi di masyarakat.
Makna konotasi bisa menunjukkan fungsi sosial sebuah makna kata, contohnya kata
wanita dan perempuan. Dahulu, kata wanita memiliki makna konotasi yang lebih tinggi
daripada kata perempuan. Hal ini karena wanita menyiratkan seseorang yang dengan
pendidikan tinggi, sedangkan perempuan menyiratkan sebagai seseorang kurang pendidikan.
Akan tetapi saat ini kata perempuan dan wanita hampir memiliki fungsi sosial yang sama
karena nilai dalam masyarakat juga berubah seiring dengan waktu
Ciri-ciri Konotasi
Adapun ciri-ciri makna konotasi adalah:
 Makna konotasi terjadi apabila kata itu mempunyai nilai rasa, baik positif atau negatif.
Jika tidak bernilai rasa dapat juga disebut berkonotasi netral.
 Makna konotasi sebuah kata dapat berbeda dari satu kelompok masyarakat yang satu
dengan kelompok masyarakat lain, sesuai dengan pandangan hidup dan norma yang ada
pada masyarakat tersebut.
 Makna konotasi juga dapat berubah dari waktu ke waktu.
Contoh Kalimat Konotasi
Berikut contoh kalimat dan makna konotasinya:
1) Kecelakaan di jalan tol telah memakan banyak korban.
Makna: Kata memakan bukanlah berarti mengunyah atau mengkonsumsi secara literal,
melainkan berarti mengakibatkan.
2) Bapak RT tidak suka melakukan kampanye hitam.
Makna: Frasa kampanye hitam bukanlah berarti kampanye dengan menggunakan warna
hitam, melainkan berarti kampanye jahat/curang.
3) Ayah dan Ibu sudah banyak makan asam garam kehidupan.
Makna: Ungkapan makan asam garam kehidupan bukanlah berarti mengkonsumsi asam
dan garam secara literal, melainkan berarti pengalaman hidup baik yang buruk maupun
yang bahagia.
Fungsi Makna Konotasi
 Untuk memperindah sebuah tuturan,
 Untuk memperhalus sebuah tuturan,
 Untuk menunjukan rasa tidak suka kepada orang lain,
 Untuk menunjukan rasa kemarahan kepada orang lain,
 Untuk mengumpat orang lain karena reaksi emosinya, dan
 Untuk meningkatkan intensitas makna.

2. Denotatif
Pengertian Denotatif
Denotatif atau denotasi adalah makna kata secara harfiah atau makna sebenarnya dari
suatu kata. Denotatif atau denotasi adalah makna kata atau kelompok kata yang didasarkan
atas penunjukan yang lugas pada sesuatu di luar bahasa atau yang didasarkan atas konvensi
tertentu dan bersifat objektif.
Denotatif atau denotasi juga dikenal sebagai makna kognitif, mengacu pada hubungan
langsung antara suatu istilah dan objek, idea tau tindakan yang ditunjuknya. Biasanya makna
denotatif atau makna denotasi sesuai dengan yang terdapat dalam kamus atau literature lain.
Tidak ada unsur makna lain atau makna tersembunyi yang terkandung di dalam denotatif
atau denotasi. Jika suatu kalimat tidak memiliki makna ganda atau tidak ambigu maka
kalimat tersebut adalah denotatif atau denotasi.
Makna Denotatif
Kata-kata yang bermakna denotatif tepat digunakan dalam karya ilmiah, sedangkan kata-
kata yang bermakna konotatif wajar digunakan dalam karya sastra.Makna denotatif adalah
sebuah makna yang tidak kias karena makna di dalamnya makna sebenarnya atau makna asli.
Pasalnya di dalam makna denotasi tidak tertanam makna khusus. Selain itu di dalam makna
denotasi tidak ada kandungan yang ambigu. Makna denotatif sama dengan makna leksikal.
Ciri-ciri Kalimat Denotasi
Berikut ini terdapat beberapa ciri-ciri kalimat denotasi, terdiri atas:
 Makna kata sesuai apa adanya
 Makna kata sesuai hasil observasi
 Makna yang menunjukkan langsung pada acuan atau makan dasarnya
Contoh Kalimat Denotasi
Berikut ini terdapat beberapa contoh kalimat denotasi, terdiri atas:
1) Andi memiliki tangan yang panjang lebih panjang dari tangan manusia rata-rata.
2) Kumbang Banteng memiliki kepala yang keras jika dibandingkan dengan kumbang
lainnya.
3) Melihat pembantunya sedang mengepel lantai, dia mengangkat kakinya ke atas meja.
4) Ular, kadal dan beberapa jenis hewan reptil lainya adalah hewan berdarah dingin.
5) Belalang memiliki darah berwarna biru yang disebut hemosianin.
6) Penyakit kulit ini awalnya menyebabkan wajah terasa gatal, tetapi setelah beberapa hari
wajah akan terasa tebal.
7) Beberapa jenis spesies kutu berpindah ke inang lainnya dengan cara melompat.
8) Akibat rasa marahnya yang keluar tiba-tiba dia membanting tulang yang ada di
sampingnya.
9) Tulang rusuk berfungsi untuk melindungi organ-organ penting yang ada di dalam rongga
dada.
10) Duduklah dengan posisi yang benar agar tulang punggung tidak menjadi rusak karena
bengkok.
Perbedaan Denotatif dan Konotatif
 Kata-kata yang bermakna denotatif tepat digunakan dalam karya ilmiah, sedangkan kata-
kata yang bermakna konotatif wajar digunakan dalam karya sastra.
 Makna denotatif adalah makna asli atau makna sebenarnya yang dimiliki oleh sebuah
leksem. Makna denotatif sama dengan makna leksikal. Misal kata “babi” bermakna
binatang yang biasa diternakkan dan diambil dagingnya. Sedangkan makna konotatif
adalah makna lain yang “ditambahkan” pada makna denotatitif.

C. Penutupan
Makna Denotatif atau juga sering disebut Denotasi adalah makna yang sebenarnya, yang
sama dengan makna lugas untuk menyampaikan sesuatu yang bersifat faktual.
Makna Konotatif adalah makna yang bukan sebenarnya, yang umumnya bersifat sindiran
dan merupakan makna denotasi yang mengalami penambahan.
DAFTAR PUSAKA

- http://seputarpengertian.blogspot.com/2018/12/pengertian-makna-konotasi-serta-jenis-
fungsi.html
- https://www.zenius.net/prologmateri/bahasa-indonesia/a/585/makna-konotasi
- https://www.kompas.com/skola/read/2019/12/21/200000469/konotasi-dan-denotasi-
pengertian-ciri-ciri-dan-contohnya?page=all
- https://www.dosenpendidikan.co.id/contoh-kalimat-denotasi/
- https://materibelajar.co.id/makna-denotasi-dan-konotasi/

Anda mungkin juga menyukai