Anda di halaman 1dari 3

2.

4 Jenis – jenis makna


Terdapat beberapa pendapat mengenai jenis makna. Palmer (1976 : 34)
mengemukakan jenis-jenis makna : makna kognitif (cognitive meaning) , makna
ideasional (ideational meaning), makna proporsi (propositional meaning), makna
denotasi (denotasional meaning), sedangkan Shipley, Ed, (1962 : 261-262 )
berpendapat bahwa makna mempunyai 8 jenis : makna emotif (emotive meaning),
makna kognitif (cognitve meaning) atau makna deskriptif (descriptive meaning),
makna referensial (referential meaning), makna piktorial (pictorial meaning), makna
kamus (dictionary meaning), makna samping (fringe meaning) dan makna inti (core
meaning).
Verhaar (1983: 34) mengemukakan isitlah makna gramatikal dan makna leksikal,
sedangkan Boomfield (1933:151) mengemukakan istilah makna sempit (narrowed
meaning), dan makna luas (widened meaning).
Berikut ini jenis makna tersebut akan dipaparkan. Istilah tipe makna dan jenis
makna digunakan bersama-sama disini, sehingga ada makna yang dapat digolongkan
ke dalam tipe-tipe makna, dan ada pula makna yang dapat digolongkan ke dalam
jenis-jenis makna.

 Makna Afektif
Makna Afektif (inggris : Affective meaning, belanda : Affektive betekenis )
merupakan makna yang muncul akibat reaksi pendengar atau pembaca terhadap
penggunaan kata atau kalimat. Oleh karena itu makna afektif berhubungan dengan
reaksi pendengar atau pembaca dalam dimensi rasa, maka dengan sendirinya
makna afektif berhubungan pula dengan gaya bahasa.
Seseorang berkata, Datang-datanglah ke pondok kami”, urutan kata pondok
buruk mengandung makna afektif yakni merendahkan diri. Dalam makna afektif
terlihat adanya reaksi yang berhubungan dengan perasaan pendengar atau
pembaca setelah mendengar atau membaca sesuatu.
Kalau seseorang berkata, “Monyet”, pasti kita akan mereaksi kepada orang
yang mengatakan makna yang berhubungan atau mengakibatkan perasaan
tersinggung. Dengan kata lain, kata monyet memiliki makna yang berkaitan
dengan nilai rasa. Kata monyet berhubungan dengan penghinaan.
Jadi, makna afektif berhubungan dengan perasaan yang timbul setelah
seseorang mendengar atau membaca (ef.leech,I,1976:3).

 Makna Denotatif
Makna denotatif (denotative meaning) adalah makna kata atau kelompok kata
yang didasarkan atas hubungan lugas antara satuan bahasa dan wujud diluar
bahasa yang diterapi satuan bahasa itu secara tepat. Makna denotatif adalah
makna polos, makna apa adanya. Sifatnya objektiif.makna denotatif didasarkan
atas penunjukkan yang lugas pada sesuatu di luar bahasa atau yang didasarkan
pada konvensi tertentu (Harimurti , 1982:32), makna denotatif menunjukkan pada
acuan tanpa embel-embel. Misalnya, kata uang yang mengandung makna kertas
atau logam yang digunakan dalam transaksi jual beli. Makna yang terkandung
pada kata uang tidak dihubungkan dengan hal-hal lain, tidak ditafsirkan dalam
kaitannya dengan benda arau peristiwa yang lain. Makna denotatif disebut makna
sebenarnya.
Ambilah contoh lain,yakni kata menggarap. Maknannya selalu dikaitkan
dengan menggarap tanah, membajak, mengupayakan agar tanah menghasilkan
sesuatu yang bernilai ekonomi. Jadi, makna denotatif adalah makna sebenarnya,
makna tidak dihubungkan dengan faktor-faktor lain, baik yang berlaku pada
pembicara maupun para pendengar.

 Makna Deskriptif
Makna deskriptif (descriptive meaning) yang biasa disebut pula makna
kognitif (cognitive meaning) atau makna referensial (referential meaning) adalah
makna yang terkandung didalam setiap kata. Makna yang ditunjukkan oleh
lambang itu sendiri.
Makna deskriptif adalah makna yang terkandung dalam kata itu pada masa
sekarang.makna yang dimaksud adalah makna yang masih berlaku
sekarang,makna yang berlaku dalam masyarakat pemakai bahasa. Contohnya kata
rangkap. Makna kata rangkap selalu dikaitkan dengan upaya menjadikan sesuatu
ganda atau kembar.

 Makna Ekstensi
Makna ekstensi (extensional meaning) adalah makna yang mencakup semua
ciri objek atau konsep (Harimurti, 1982:103). Makna ini meliputi semua konsep
yang ada pada kita. Makna ekstensi mencakup semua makna atau kemungkinan
makna yang muncul dalam kata.
Contoh kata ayah yang mencakup makna (i) orang tua anak-anak, (ii) laki-laki,
(iii) telah beristri, (iv) kepala rumah tangga (v) yang berusaha keras mencari
nafkah untuk istri dan anaknya.
 Makna Gramatikal
Makna gramatikal (gramatical meaning), atau makna fungsional (fungsional
meaning), atau makna struktural (structural meaning), atau makna internal
(internal meaning) adalah makna yang muncul sebagai akibat berfungsinya kata
dalam kalimat.

Contoh dalam kbbi terdapat kata pagi pagi dimaknai sebagai bagian awal dari
hari ayau waktu setelah matahari terbit. Namun setelah digramatikalisasi–baik itu
dengan pengimbuhan, pengulangan kata, ataupun pemajemukkan kata, maka kata
ini pun mempunyai makna dan bentuk yang baru, yaitu:

a. Kepagian: kata ini merupakan perubahan bentuk kata pagi yang diberi
imbuhan ke-an. Adapun makna yang terkandung dalam kata ini adalah
terlalu pagi.
b. Pagi-Pagi: kata ini kata ini merupakan perubahan bentuk kata pagi yang
mengalami pengulangan kata. Adapun makna kata ini adalah pagi sekali,
atau masih awal.
c. Pagi Buta: kata ini merupakan perubahan kata pagi yang terjadi setelah
kata tersebut digabungkan dengan kata buta. Adapun makna kata ini
adalah pagi-pagi benar atau sebelum matahari terbit.

Anda mungkin juga menyukai