LANDASAN TEORI
Istilah makna merupakan kata dan istilah yang membingungkan. Bentuk makna
diperhitungkan sebagai istilah sebab bentuk ini mempunyai konsep dalam bidang ilmu
Menurut (Tarigan, 2009:9) ada beberapa penjelasan tentang pengertian makna salah
satunya adalah suatu hubungan khas yang tidak teranalisis dengan hal-hal atau benda-benda
lain, yang kedua pemahaman makna antara lain kata-kata yang digabungkan dengan sebuah
kata dalam kamus, yang ketiga konsekuensi-konsekuensi praktis suatu hal dalam
pengalaman untuk masa yang akan datang, yang keempat suatu kegiatan yang diproyeksikan
Pemahaman makna (bahasa inggris: sense) dibedakan dari arti (bahasa inggris:
meaning) di dalam semantik, arti dalam hal ini menyangkut makna leksikal atau sesuai
dengan konsep yang digambarkan pada kata tersebut, cenderung terdapat di dalam
kamus terutama Kamus Besar Bahasa Indonesia. Makna sendiri adalah pertautan yang
Terdapat tiga hal untuk menjelaskan istilah makna, (1) kata yaitu elemen terkecil dalam
sebuah bahasa yang diucapkan atau dituliskan dan merupakan realisasi kesatuan
perasaan dan pikiran yang dapat digunakan dalam berbahasa, (2) kalimat adalah
gabungan dua kata ataupun lebih, baik itu dalam bentuk lisan maupun tulisan yang
7
disusun sesuai pola tertentu sehingga memiliki arti, dan (3) apa yang dibutuhkan oleh
Dari definisi tersebut maka makna merupakan arti atau suatu maksud yang
tersimpul dari kata, jadi antara makna, tulisan, dan komunikasi sangat
berkesinambungan, contohnya dari tulisan bisa mengacu ke karya sastra puisi misalnya
didalamnya terkandung makna yang tersirat, dan juga proses komunikasi dapat
Menurut para ahli telah mengemukakan berbagai jenis makna, dan yang
diuraikan di sini beberapa jenis makna, antara lain makna sempit, makna luas, makna
makna refrensial, makna majas (kiasan), makna pusat, makna idesional, makna
dikemukakan oleh Palmer (dalam Pateda, 2001:96) yaitu makna kognitif, ideasional,
menjadi 2 jenis yaitu makna gramatikal dan leksikal. Boomfield mengemukakan istilah
1. Makna gramatikal adalah makna yang muncul sebagai akibat berfungsinya kata
dalam kalimat. Dalam BI terdapat kata dua ditempatkan dalam kalimat, misalnya:
Dua?, Dua!, “Masih Dua” kosong skornya, “Baru Dua” putaran, “Dua kali”
pertandingan lagi ya?, kurang “Dua lagi”. Satu-satu aku sayang ibu “Dua-dua”
juga sayang kakak. Kata urutan dua memperlihatkan makna yang berbeda-beda.
8
Makna inilah yang disebut makna gramatikal (Pateda, 2001:103-104). Menurut
hubungan intra bahasa, atau makna yang muncul sebagai akibat berfungsinya
2. Menurut (Pateda, 2001:119) Makna leksikal (lexical meaning) bisa juga diartikan
sebagai makna semantik adalah makna kata yang berdiri sendiri, entah dalam
bentuk leksem atau bentuk berimbuhan yang maknanya kurang lebih tetap,
sebagai lambang benda, peristiwa, dan lain-lain. Maisalnya, kata budaya di dalam
bentuk dasar maupun turunan) yang ada dalam kamus disebut makna leksikal.
3. Makna sempit (narrowed meaning) adalah makna yang lebih sempit dari
keseluruhan ujaran. Makna yang asalnya lebih luas dapat menyempit, karena
terdapat urutan kata ahli bahasa. Yang dimaksud bukan semua ahli yang ada di dunia
ini, tetapi ahli yang bergerak dalam bidang tertentu, yakni bahasa.
pada sebuah kata lebih luas dari yang dipertimbangkan. Sebenarnya kalau
dipikir-pikir, semua kata yang tergolong kata yang berkonsep, dapat dikatakan
9
makna luas adalah adalah makna yang terkandung pada sebuah kata lebih luas
penggunaan kata yang memiliki konsep. Katakanlah ada kata partisipasi. Orang
mengerti ide apa yang hendak ditonjolkan di dalam kata partisipasi. Orang
mencari ide yang terdapat di dalam kata partisipasi (Pateda, 2001:104). Menurut
Djajasudarma (2009:18) makna idesional ini makna yang muncul sebagai akibat
6. Makna proposisi (bhs. Inggris: propotional meaning) adalah makna yang muncul
dikenal adanya jenis proposisi, yakni sikap proposisi, kalkulus proposisi, formula
10
8. Makna kias (transfered meaning atau figurative meaning) adalagh pemakaian kata
Makna kiasan tidak sesuai lagi dengan konsep yang sebenarnya, namun kalau dipikir
secara mendalam, masih ada kaitan dengan makna sebenarnya. Makna kias adalah
semua bentuk bahasa (baik kata, frase, maupun kalimat) yang tidak merujuk pada arti
sebenarnya (arti leksikal, arti konseptual, atau arti denotatif) Chaer (dalam Pratiwi,
2018:186).
9. Makna piktorial adalah makna suatu kata yang berhubungan dengan perasan
pendengar atau pembaca. Misalnya pada situasi makan kita berbicara tentang
Menurut Shipley (dalam Pateda, 2001:122) makna piktorial adalah makna yang
muncul akibat bayangan pendengar atau pembaca terhadap kata yang didengar
atau dibaca.
10. Makna refrensial adalah makna yang berhubungan langsung dengan kenyataan
atau referent (acuan), makna refrensial disebut juga makna kognitif, karena
memiliki acuan. Makna ini memiliki hubungan dengan konsep, sama halnya
makna refrensial adalah makna yang langsung berhubungan dengan acuan yang
ditunjuk oleh kata. Sebelum dilanjutkan uraian makna refrensial, ada baiknya
11. Makna pusat (central meaning) atau makna inti (core meaning) adalah makna yang
dimiliki setiap kata meskipun kata tersebut tidak berada di dalam konteks kalimat
11
(Pateda, 2001:123). Makna pusat adalah makna yang dimiliki setiap kata yang
menjadi inti ujaran. Setiap ujaran (klausa, kalimat, wacana) memiliki makna yang
atau makna kognitif karena dilihat dari sudut yang lain) pada dasarnya sama dengan
makna refrensial sebab makna denotatif ini lazim diberi penjelasan sebagai makna yang
objektif. Lalu karena itu makna denotasi sering disebut sebagai “makna sebenarnya”
(Chaer, 2002:65-66).
Menurut Tarigan (2009:51) makna denotatif suatu kata seringkali diperluas atau
direntangkan dengan makna konotatifnya – suatu makna yang ditambahkan atau suatu
makna tambahan yang dinyatakan secara tidak langsung oleh kata tersebut. Contohnya
makna denotatif: Andy sedang “dipukul” Surya. Makna dipukul berarti Andy sedang
Makna konotatif adalah suatu jenis makna di mana stimulus dan respons
pada pihak pendengar; di pihak lain, kata yang dipilih itu memperlihatkan bahwa
pemakai bahasa, apakah perasaan senang, jengkel, gembira, atau jijik. Itu sebabnya
12
orang sering mengatakan kata X mengandung makna konotatif yang lain dalam bahasa
daerah saya (Pateda, 2001:113). Contoh misalnya orang Bojonegoro akan kaget jika
seseorang berkata “Jancuk apa kabar cuk”. Yang menyebabkan orang Bojonegoro
kaget, yakni mendengar kata “Jancuk”. Bagi orang Bojonegoro kata jancuk bermakna
amarah. Jadi, kalimat tersebut berkonotasi kekerasan dalam bertutur bagi orang
Bojonegoro.
denotatif ini memiliki arti yang sebenarnya atau sesuai dengan yang dilihat, tidak
mengandung makna yang tersembunyi. Begitupun menurut Chaer (2013: 65) makna
denotatif pada dasarnya sama dengan makna referensial sebab makna denotatif ini
lazim diberi penjelasan sebagai makna yang sesuai dengan hasil observasi menurut
denotatif juga sering disebut dengan istilah makna denotasi. Menurut KBBI, denotasi
adalah makna kata atau kelompok kata yang didasarkan atas penunjukan yang lugas
pada sesuatu yang ada di luar bahasa atau sesuatu yang didasarkan atas konvensi
tertentu dan bersifat objektif. Makna denotatif juga dikemukakan oleh Arifin dan Tasai
(dalam Nina, 2018) makna denotatif adalah makna dalam alam wajar secara eksplisit.
Makna wajar ini adalah makna yang sesuai dengan apa adanya. Denotatif adalah suatu
13
Berdasarkan berbagai pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa makna
denotatif ialah makna yang lugas, atau makna apa adanya mengartikan sebuah kata
tanpa ada arti lainnya. Sering juga makna denotatif disebut makna konseptual.
Contohnya kata “tempat sampah” yaitu suatu wadah untuk membuang segala bentuk
benda atau sisa bahan yang sudah tidak terpakai. Makna tempat sampah seperti itu
adalah makna denotatif. Contoh lainnya: Subeki sedang “makan” apa kamu?. Kata
“makan” yang berarti memasukkan makanan sesuatu ke dalam mulut serta mengunyah
lalu menelannya.
adalah aspek makna sebuah atau sekelompok kata yang didasarkan atas konteks atau
Contoh kalimat percakapan berkonotasi ramah yaitu: “kenapa sih kamu sangat rendah
hati sekali dengan orang yang tidak dikenal”. Menurut saya kata Rendah hati
sombong”. Memiliki sinonim tidak sombong, kata rendah hati memiliki makna istilah
sesorang yang berilmu tinggi tapi tetap berbagi dan tidak menjatuhkan temannya yang
muncul dari makna kognitif ke dalam makna kognitif tersebut ditambahkan komponen
makna lain. Makna konotatif sering disebut dengan istilah makna konotasi. Sebuah kata
disebut mempunyai makna konotatif apabila kata tersebut mempunyai “nilai rasa”, baik
14
yang bersifat positif maupun negatif. Jika sebuah kata tidak memiliki nilai rasa, maka kata
tersebut tidak memiliki konotasi. Namun, kata tersebut dapat juga disebut berkonotasi
netral. Artinya, kata yang digunakan tidak memihak pada kata yang lain. Untuk
menentukan apakah kalimat tersebut termasuk makna konotatif atau bukan dapat dilihat
Makna konotatif adalah makna asosiatif, makna yang timbul sebagai akibat dari
sikap sosial, sikap pribadi, dan kriteria tambahan yang dikenakan pada sebuah makna
daripada makna denotatif. Makna denotatif adalah makna yang umum. Dengan kata
lain, makna konotatif adalah makna yang dikaitkan dengan suatu kondisi dan situasi
halnya percakapan saling memberikan tanggapan satu sama lain, dengan pendengar
memberikan respon positif ataupun negatif kepada lawan bicara contohnya untuk
respon “positifnya” ketika pembicara mengutarakan rasa suka pada pendengar atau
lawan jenisnya, lalu di jawab oleh pendengar “besok “jemput aku” ya?, secara tidak
langsung kalimat besok “jemput aku” ya, bermakna positif meski tidak terus terang
bicara atau pendengar membalas dengan kalimat kamu terlalu “baik” buat aku,
KTBBA (kamu terlalu baik buat aku) bermakna kias penolakan halus, analoginya
15
2.4 Pengertian Musik dan Lagu
Musik adalah penghayatan isi hati manusia yang diungkapkan dalam bentuk
bunyi yang teratur dalam melodi atau ritme serta mempunyai unsur atau keselarasan
yang indah (Sunarko, 1985:5). Musik adalah suatu bentuk bunyi yang diterima oleh
individu yang berbeda-beda berdasarkan sejarah serta budaya dan setiap individunya.
Definisi musik juga sangat bermacam-macam diantaranya, musik adalah kesan yang
ditangkap oleh pendengar, yang kedua musik adalah suatu karya dengan segenap unsur
pokok dan pendukungnya, dan musik adalah bunyi yang dihasilkan oleh kumpulan
kelompok ataupun individu yang di sajikan sebagai pemusik. Dari definisi tersebut
maka musik merupakan segala bunyi yang dihasilkan oleh manusia kemudian
dukungan kemauan dan alat untuk menciptakan suasana. Musik tidak memandang
golongan sosial apapun tapi musik mucul dengan rasa, dan karsa manusia yang
untuk mencari inspirasi, bisa mendengarkan musik lain agar terinspirasi, serta bisa juga
dengan merasakan suara dari benda-benda sekitar untuk membentuk nada. Oleh karena
cara untuk mengungkapkannya. Cara tersebut dapat melalui berpuisi, menulis, dan juga
dengan musik. Oleh karena itu, mulai dimasukkannya lirik yang mewakili kegelisahan
16
dalam musik, sehingga tercipta lagu. Berdasarkan hal tersebut lagu merupakan satuan
nada dari bebrapa alat musik agar menghasilkan irama serta kesinambungan. Lebih
jelasnya lagu tercipta ketika membuat nada dengan dipadukan syair bahkan tanpa alat
harus melalui label rekaman atau managemen musik, agar dapat diproduksi dan
didistribusikan dengan baik. Namun di era sekarang untuk memproduksi musik tidak
Indie menjadi istilah yang sering didengar dalam beberapa tahun terakhir. Indie
merupakan cara produksi serta distribusi produk karya seni yang tidak bergantung kepada
major label. Meski indie label dapat dikatakan dalam banyak aspek produksi karya seni
namun yang sering dijumpai pada seni musik. Menurut editor majalah rolling stone
Indonesia, wenz rawk bahwa musik indie sebagai aliran atau genre musik yang anti
mainstream atau berbeda. Musik indie merupakan istilah untuk membedakan antara musik
yang dimainkan oleh musisi profesional dengan musisi amatir. Tapi yang pasti indie adalah
gerakan bermusik yang berbasis dari apa yang kita punya, do it yourself, etika yang kita
punya mulai dari merekam, mendistribusikan dan mempromosikan dengan uang sendiri
(idhar, 2008:28).
Lirik lagu merupakan simbol verbal yang diciptakan oleh manusia. Manusia
adalah makhluk yang tahu bagaimana harus bereaksi, tidak hanya terhadap lingkungan
fisiknya, namun pada simbol-simbol yang dibuatnya sendiri. Dari pengertian diatas
17
dapat disimpulkan bahwa lirik merupakan reaksi simbolik dari manusia yang
merupakan respon dari segala sesuatu yang terjadi dan dirasakan oleh lingkungan
fisiknya (yang dipengaruhi oleh akal sehat dan rasionalitas) (Rivers, 2003:28).
Secara umum karya sastra dapat di bagi menjadi tiga bentuk yaitu puisi, prosa,
dan drama menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian puisi adalah ragam
sastra yang bahasanya terikat oleh irama, mantra, rima, serta penyusunan larik dan bait.
Brahim (dalam suminto,1985:14) menyatakan bahwa puisi terdiri dari banyak unsur.
Unsur-unsur tersebut berupa kata-kata, bentuk, pola, rima, ritma, ide, makna atau
masalah yang diperoleh oleh penyair dalam hidup dan hendak disampaikan kepada
permainan variasi bunyi dalam kata yang berfungsi mendekatkan kata-kata lepas serta
sebagai struktur ritme untuk memberi tekanan tambahan terhadap kata-kata dalam
puisi. Permainan bunyi tersebutdapat dibagi atas asonansi jika pengulangan bunyi
tersebut merupakan bunyi vokal, dan aliterasi jika pengulangan bunyi tersebut
Unsur-unsur dalam puisi juga dapat ditemukan dalam lirik lagu. Karakteristik
penuangan ekspresi lewat adanya melodi dan notasi yang disesuaikan dengan kata atau
vokal, gaya bahasa, penyimpangan makna kata, dan sebagainya. Proses memahami dan
memaknai lirik lagu adalah usaha untuk mengetahui makna dalam sebuah lirik lagu.
18