Anda di halaman 1dari 5

Simantik

Semantik adalah cabang linguistik yang meneliti arti atau makna. Semantik sendiri dibagi
menjadi dua yaitu semantik gramatikal dan leksikal ( Asas-asas linguistik, J.W.M Verhaar :
385). Semantik didefinisikan pada permulaan dan seme
ntara waktu sebagai penyelidikan makna. Istilah sematik berasal dari verba yunani yang
berarti menandakan. Istilah ini diciptakan pada akhir abad
19 (Pengantar Teori Linguitik, John Lyons:393). Semantik adalah cabang ilmu linguistik yang
mempelajari makna bahasa. Menurut Chaer (1990: 2) semantik adalah bidang studi dalam
linguistik yang mempelajari makna atau arti dalam bahasa. Objek yang dibahas oleh semantik
mencakup keseluruhan makna yang terkandung dalam bahasa. Seperti yang dikemukakan
oleh Nikelas (1988) dalam Ainin dan Asrori (2008), bahwa objek semantik adalah telaah
tentang makna yang mencakup lambang-lambang atau tanda-tanda yang menyatakan makna,
hubungan makna, yang satu dengan yang lainnya serta pengaruh makna terhadap manusia
dan masyarakat pengguna bahasa.
Makna leksikal
Leksikal adalah bentuk ajektif yang diturunkan dari bentuk nomina leksikon
(vocabulary, kosakata, pembendaharaan kata). Satuan dari leksikon adalah leksem, yaitu
satuan kata yang bemakna (Chaer, 2002: 60). Kalau leksikon disamakan dengan kosakata
atau perbendaharaan kata, maka leksem dapat disamakan dengan kata. Dengan demikian,
makna leksikal dapat diartikan dengan sebagai makna yang bersifat leksikon, bersifat leksem,
atau bersifat kata. Makna leksikal dapat juga diartikan makna yang sesuai dengan acuannya,
makna yang sesuai dengan hasil observasi panca indera, atau makna yang sungguh-sungguh
nyata dalam kehidupan kita. Beberapa ahli menegaskan demikian, The noun lexeme is of
course related to the words lexical and lexicon, (we can think of lexicon as having the
same meaning as vocabulary or dictionary ( Lyons, 1995:47). Dalam semantik leksikal
diselidiki makna yang ada pada leksem-leksem dari bahasa tersebut. Oleh karena itu, makna
yang ada pada leksem-leksem itu disebut makna leksikal. Leksem adalah istilah-istilah yang
lazim digunakan dalam studi semantik untuk menyebutkan satuan bahasa bermakna. Istilah
leksem ini kurang lebih dapat dipadankan dengan istilah kata yang lazim digunakan dalam
studi morfologi dan sintaksis dan yang lazim didefinisikan sebagai satuan gramatikal bebas
terkecil. Leksem dapat berupa kata, dapat juga berupa gabungan kata. Kumpulan dari leksem
suatu bahasa disebut leksikon, sedangkan kumpulan kata-kata dari suatu bahasa disebut
leksikon atau kosa kata.
Makna leksikal
Makna leksikal adalah sebagian kecil dari suatu kata yang mempunyai arti penuh (Kreidler,
1988:149). Kata a dog dalam kalimat a dog barked, misalnya merupakan bagian yang kecil
yang menunjukkan salah satu binatang tertentu. Kata lain adalah barked yang dihubungkan
juga dengan sesuatu di luar bahasa tersebut. Kata tersebut berhubungan dengan ucapan a dog.
Barked disebut bagian kecil yang dinamakan predikat.

Makna dalam Penerjemahan


(sumber : linguafranca28.wordpress.com)
Makna leksikal ini merupakan unsur-unsur bahasa sebagai lambang atau peristiwa dan lain
sebagainya dan mempunyai unsur-unsur bahasa lepas dari penggunaannya atau konteksnya
(Kridalaksana, 1984:120). Makna leksikal ini bisa juga disebut sebagai makna kata yang ada
dalam kamus.
Dalam kaitannya dengan makna leksikal dalam bahasa sumber serta pencarian padanannya
dalam bahasa sasaran, dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok berikut ini.
1. Kata-kata dalam bahasa sumber yang sangat mudah untuk dicarikan padanannya
dalam bahasa sasaran. Padanan untuk kata-kata yang termasuk dalam kelompok ini
mempunyai ciri-ciri fisik dan konsep serta fungsi yang sama atau hampir sama tepat.
Misalnya kata radio - radio, computer - komputer, book - buku dan sebagainya.
2. Kelompok makna leksikal dalam bahasa sumber dan padanannya dalam bahasa
sasaran yang sebenarnya sudah agak banyak berbeda dalam hal fisik dan konsepnya,
namun kedua makna leksikal itu (dalam bahasa sumber dan bahasa sasaran) masih
dapat dianggap sebagai padanan, sehingga seorang penerjemah masih dapat
menggunakan dalam penerjemahan. Contohnya kata rich - kaya, bath - mandi, rice nasi.
3. Kelompok kata yang sukar sekali atau bahkan tidak dapat dicarikan padanannya, atau
tidak dapat diterjemahkan (untranslatable). Misalnya kata-kata seperti kenduri,
mitoni, tedak siti dan sebagainya.
MAKNA GRAMATIKAL
Makna gramatikal adalah hubungan antara unsur-unsur bahasa dalam satuan yang lebih besar,
misalnya hubungan antara kata dengan kata yang lain dalam frasa atau kalimat (Kridalaksana,
1984:120).
Contoh makna gramatikal ini adalah kata right yang bisa berarti hak, benar atau kanan,
tergantung pada fungsi dan konteks kata tersebut dalam hubungannya dengan satuan yang
lebih besar, yaitu frasa atau kalimat. Dalam kalimat you are right kata right berart benar,
tetapi dalam frasa right of away kata right tidak bisa diartikan menjadi benar, tetapi berarti
hak. Hal ini dikarenakan fungsi kata right dalam kalimat you are right sudah sangat berbeda
dengan fungsi kata right dalam frasa right of away. Dalam kalimat you are right kata right

berfungsi sebagai kata sifat sedangkan kata right dalam frasa right of away berfungsi sebagai
kata benda (kamus Inggris-Indonesia, 1982:486).
SUMBER REFERENSI :
Sudarno, A.P. 2011. Penerjemahan Buku Teori dan Aplikasi. Surakarta : UNS Press
Makna leksikal dan grametikal
Makna Leksikal dan Makna Gramatikal
1. Makna Leksikal
Didalam buku pengantar SEMANTIK Bahasa Indonesia. Menurut Chaer (2009:60)
menyatakan, Makna Leksikal adalah bentuk ajektif yang diturunkan dari bentuk nomina
leksikon (vokabuler, kosa kata, perbendaharaan kata). Satuan dari leksikon adalah leksem,
yaitu satuan bentuk bahasa yang bermakna. Kalau leksikon kita samakan dengan kosakata
atau perbendaharaan kata, maka leksem dapat kita persamakan dengan kata. Dengan
demikian, makna leksikal dapat diartikan sebagai makna yang berifat leksikon, bersifat
leksem, atau bersifat kata.Dapat pula dikatakan makna leksikal adalah makna yang sesuai
dengan referennya, makna yang sesuai dengan hasil kehidupan kita.
Contohnya, kata tikus makna leksikalnya adalah sebangsa binatang pengerat yang
dapat menyebabkan timbulnya penyakit tifus. Makna ini tampak jelas dalam kalimat Tikus itu
mati diterkam kucing atau dalam kalimat Panen kali ini gagal akibat serangan hama tikus.
Kata tikus pada kedua kalimat itu jelas merujuk kepada binatang tikus, bukan kepada yang
lain. Tetapi dalam kalimat yang menjadi tikus di gudang kami ternyata berkepala hitam
bukanlah dalam makna leksikal karena tidak merujuk kepada binatang tikus melainkan
kepada seorang manusia, yang perbuatannya memang mirip dengan perbuatan tikus.
Dilihat dari contoh-contoh di atas dapat disimpulkan bahwa makna leksikal dari suatu
kata adalah gambaran yang nyata tentang suatu konsep seperti yang dilambangkan kata itu.
Makna Leksika suatu kata sudah jelas bagi seorang bahasawan tanpa kehadiran kata itu
dalam suatu konteks kalimat. Berbeda dengan makna yang bukan makna leksikal, yang baru
jelas apabila berada dalam konteks kalimat atau satuan sintaksis lain. Tanpa konteks kalimat
dan konteks situasi jika kita mendengar kata bangsat maka yang terbayang di benak kita
adalah jenis binatang penghisap darah yang disebut juga kata busuk atau kepinding. Jika kita
mendengar kata memotong maka yang terbayang dalam benak kita adalah pekerjaan untuk
memisahkan atau menceraikan yang dilakukan dengan benda tajam. Tetapi kata bangsat
yang berarti penjahat dan kata memotong yang berarti mengurangi baru akan terbayang
dalam benak kita apabila kata-kata tersebut dipakai di dalam kalimat. Misalnya dalam
kalimat Dasar bangsat uangku disikatnya juga dan kalimat kalau mau memotong gajiku
sebaiknya bulan depan saja.
Semua kata dalam bahasa Indonesia bermakna Leksikal? Tentu saja tidak. Kata-kata
yang dalam gramatikal disebut kata penuh (full word) seperti kata meja, tidur, dan cantik
memang memiliki makna leksikal, tetapi yang disebut kata tugas (function word) seperti kata
dan, dalam, dan karena tidak memilii makna leksikal.
Didalam buku Linguistik Umum. Menurut Chaer (2007:289) menyatakan, Makna
Leksikal adalah makna yang dimiliki atau ada pada leksem meski tanpa konteks apa pun.
Misalnya, leksem kuda memiliki makna leksikal sejenis binatang berkaki empat yang biasa
dikendarai, pinsil bermakna leksikal sejenis alat tulis yang terbuat dari kayu dan arang, air

bermakna leksikal sejenis barang cair yang biasa digunakan untuk keperluan sehari-hari.
Dengan contoh itu dapat juga dikatakan bahwa makna leksikal adalah makna yang
sebenarnya, makna yang sesuai dengan hasil observasi oanca indera kita, atau makna apa
adanya.
2.

Makna Gramatikal
Menurut Chaer (2009:62) Menyatakan, Makna Gramatikal adalah makna yang hadir
sebagai akibat adanya proses gramatikal seperti proses afiksasi, proses reduplikasi, dan
proses komposisi. Proses afiksasi awalan ter- pada kata angkat dalam kalimat Batu seberat
itu terangkat juga oleh adik melahirkan makna dapat dan dalam kalimat ketika balok itu
ditarik, papan itu terangkat ke atas melahirkan makna gramatikal tidak sengaja.
Proses Reduplikasi seperti kata buku yang bermakna sebuah buku menjadi bukubuku yang bermakna banyak buku bahasa inggris untuk menyatakan jamak
menggunakan penambahan morfem (s) atu menggunakan bentuk khusus. Misalnya book
sebuah buku menjadi books yang bermakna banyak buku ; kata women yang bermakna
seorang wanita menjadi womens yang bermakna banyak wanita. Penyimpangan makna
dan bentuk-bentuk gramatikal yang sama lazim juga terjadi dalam berbagai bahasa, Dalam
bahasa Indonesia, misalnya, bentuk-bentuk kesedihan, ketakutan, kegembiraan dan
kesenangan memiliki makana gramatikal yang sama, yaitu hal yang disebut kata dasarnya.
Tetapi bentuk atau kata kemaluan yang bentuk gramatikalnya sama dengan deretan kata di
atas, memiliki makna yang lain. Contoh kata lain, kata menyedihkan, menakutkan, dan
mengalahkan memiliki makna gramatikal yang sama yaitu membuat jadi yang disebut kata
dasarnya. Tetapi kata memenangkan dan menggalakkan yang dibentuk dari kelas kata dan
imbuhan yang sama dengan ketiga kata di atas, tidak memiliki makna seperti ketiga kata
tersebut, sebab bukan bermakna membuat jadi menang membuat jadi galak melaikan
bermakna memperoleh kemenangan dan menggiatkan.
Proses Komposisi atau proses penggabungan dalam bahasa Indonesia juga banyak
melahirkan makna gramatikal. Makna Gramatikal komposisi sate ayam tidak sama dengan
komposisi sate Madura. Yang pertama menyatakan asal bahan dan yang kedua menyatakan
asal tempat . Begitu juga komposisi anak asuh tidak sama maknanya dengan komposisi
orang tua asuh. Yang pertama bermakna anak yang diasuh sedangkan yang akedua
bermakna orang tua yang mengasuh.
Daftar Pustaka
Chaer, Abdul. 2009. Pengantar Semantik Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta.
Chaer, Abdul. 2007. Lingustik Umum. Jakarta: Rineka Cipta
Cincin Pertunangan: cincin sebagai tanda sudah dilangsungkannya secara resmi
pertunangan antara dua orang calon mempelai

be.lan.ja
Nomina (kata benda)
(1) uang yang dikeluarkan untuk suatu keperluan; ongkos; biaya: belanja resepsi
perkawinan itu ditanggung calon suaminya;
bi.jak
Adjektiva (kata sifat)

(1) selalu menggunakan akal budinya; pandai; mahir: bukan beta bijak berperi;
engkau memang bijak;
(2) Berasal dari bahasa Minangkabau pandai bercakap-cakap; petah
mah.ko.ta
Nomina (kata benda)
(1) hiasan kepala atau songkok kebesaran bagi raja atau ratu: Sri Ratu
mengenakan mahkota emas bertatahkan berlian;
(2) Kiasan yang menguasai; raja;
(3) Kiasan kekuasaan (atas kerajaan): raja menyerahkan mahkota kepada putra
beliau;
ka.di
Nomina (kata benda) hakim yang mengadili perkara yang bersangkut-paut
dengan agama
ama.nat
Nomina (kata benda)
(1) pesan; perintah (dari atas): menyampaikan amanat orang tuanya;
mur.ka
Verba (kata kerja) sangat marah: ia sangat murka mendapat perlakuan seperti
Pusaka
barang peninggalan orang tua (nenek
me.wa.li.kan
Verba (kata kerja) menjadi wali (wakil): ayahnya yang mewalikan putrinya
dalam akad nikah
pe.la.min.an
Nomina (kata benda) tempat duduk pengantin yang
Nomina (kata benda)
(1) aturan (perbuatan dan sebagainya) yang lazim diturut atau dilakukan sejak
dahulu kala: menurut adat daerah ini, laki-lakilah yang berhak sebagai ahli
waris;
(2) cara (kelakuan dan sebagainya) yang sudah menjadi kebiasaan; kebiasaan:
demikianlah adat nya apabila ia marah; (pd) adat nya;
(3) wujud gagasan kebudayaan yang terdiri atas nilai-nilai budaya, norma,
hukum, dan aturan yang satu dengan lainnya berkaitan menjadi suatu sistem;
(4) kalau cukai menurut peraturan yang berlaku (di pelabuhan dan sebagainya)

Anda mungkin juga menyukai