Dialek Gowa/Lakiung
Jeneponto/Turatea
Bantaeng
Bahasa Makassar
Ragam bahasa Makassarik lainnya
Klasifikasi
Kekerabatan S…
Dialek S…
Sejarah
Bagian ini memerlukan pengembangan.
Pelajari selengkapnya
Sistem penulisan
Bagian ini memerlukan pengembangan.
Pelajari selengkapnya
Fonologi
Vokal S…
Bahasa Makassar memiliki lima fonem
vokal, yaitu /a e i o u/.[29] Tidak ada
diftong dalam bahasa Makassar, walaupun
deret vokal monoftong dapat ditemukan,
seperti dalam kata tau 'orang', jai
'banyak', rua 'dua', dan sebagainya.[30][31]
1. Vokal[29]
Depan Tengah Belakang
Tertutup i u
Sedang e o
Terbuka a
Konsonan S…
Terdapat 17 konsonan dalam bahasa
Makassar, seperti yang dijabarkan dalam
tabel berikut.[35][36]
2. Konsonan[35][36]
Dental/
Labial Palatal Velar Glotal
alveolar
Sengau m n ɲ ⟨ny⟩ ŋ ⟨ng⟩
nirsuara p t c k ʔ ⟨ʼ⟩
Hambat
bersuara b d ɟ ⟨j⟩ ɡ
Desis s h
Lateral l
Getar r
Semivokal[f] (w) j ⟨y⟩ w
Fonotaktik S…
[44][g]
kata
'oh'
V o (kata
seru)
PREP
KV
ri VK (partike
uʼ
'rambut
'getah
KVK piʼ
pulut'
io
VV 'ya'
VVK aeng 'ayah'
KVV tau 'orang'
KVVK taung 'tahun'
VKVK uluʼ 'kepala'
KVKV sala 'salah'
KVKVK sabaʼ 'sebab'
KVKKVK leʼbaʼ 'sudah'
KVKVKV binánga 'sungai'
KVKVKVK pásaraʼ 'pasar'
KVKVKKV KALÚPPA 'lupa'
'kayu
KVKKVKVK KAʼLÚRUNG pohon
palem'
'ikan
KVKVKVKVK balakeboʼ
tamban'
KVKVKVKKVK kalumanynyang 'kaya'
Tekanan S…
Tekanan umumnya diberikan pada suku
kata penultima (kedua dari akhir) dari
sebuah kata dasar. Dalam kata ulang,
tekanan sekunder akan diberikan pada
unsur pertama, contohnya pada kata
ammèkang-mékang /amˌmekaŋˈmekaŋ/
'memancing-mancing (secara tidak
serius)'.[49][51] Sufiks umumnya dihitung
sebagai bagian dari unsur fonologis yang
diberikan tekanan, sementara enklitik
[49][52]
tidak dihitung (ekstrametrikal). Kata
gássing 'kuat', misalnya, jika ditambah
sufiks benefaktif -ang akan menjadi
gassíngang 'lebih kuat dari' dengan
tekanan pada suku kata penultima,
tetapi jika diberi enklitik pemarkah
persona pertama =aʼ akan menjadi
gássingaʼ 'saya
kuat', dengan tekanan pada suku kata
antepenultima (ketiga dari akhir).[53]
Tata bahasa
Pronomina persona S…
4. Pronomina persona[61]
Pronomina bebas Proklitik Enklitik Pemarkah kepunyaan
Glos
(PRO) (ERG) (ABS) (POSS)
3 ia na= =i ≡na
Pronomina persona pertama jamak
inklusif
juga digunakan untuk merujuk kepada
persona kedua jamak sekaligus berfungsi
sebagai bentuk hormat bagi persona kedua
tunggal. Seri pronomina persona pertama
ku= lazimnya juga digunakan untuk
merujuk pada persona pertama jamak
dalam bahasa Makassar modern; pronomina
kambe dan pemarkah kepunyaan ≡mang
bersifat arkais, sementara enklitik =kang
hanya dapat muncul dalam bentuk
kombinasi dengan klitik pemarkah
modalitas dan aspek, seperti =pakang (=pa
[62]
IPF =kang 1PL.EXCL). Makna jamak dapat
dinyatakan lebih jelas dengan
menambahkan kata ngaseng 'semua'
setelah bentuk bebas, semisal ia–ngaseng
'mereka semua' dan ikau–ngaseng 'kalian
semua',[63] atau sebelum enklitik,
misalnya ngaseng=i 'mereka semua'.
Walaupun begitu, ngaseng tidak dapat
[62]
dipasangkan dengan proklitik.
(4) Inakkeji
i- nakke =ja =i
PERS- 1PRO =LIM =3
[66]
'Ini hanya aku.'
Nomina dan frasa nomina S…
Nomina turunan S…
pelaku,
pembuat
pa-AKAR atau jarang 'kuda' → pajarang 'penunggang kuda';
NOMINA/VERBA pengguna botoroʼ 'judi' → pabotoroʼ 'penjudi'
instrumental akkutaʼnang 'bertanya' → pakkutaʼnang 'perta
pa-DASAR VERBA[k] atau alat anjoʼjoʼ 'menunjuk' → panjoʼjoʼ 'telunjuk, penun
orang yang
cenderung
bersifat
serupa
adjektiva
paK>ADJEKTIVA<ang[m] garring 'sakit' → paʼgarringang 'orang yang m
yang
dimaksud
status atau
ka>AKAR VERBA<ang proses battu 'datang' → kabattuang 'kedatangan'
instrumental
pengimbuhan -ang atau alat buleʼ 'usung' → bulekang 'usungan'
Frasa nomina S…
Komponen frasa nomina dalam bahasa
Makassar dapat dibagi menjadi tiga
golongan, yaitu 1) inti (head), 2)
pengkhusus (specifier), dan 3) pewatas
(modifier).[100] Yang dimaksud dengan
pengkhusus adalah demonstrativa dan
numeralia serta penggolong (classifer),
sementara pewatas dapat berupa nomina,
adjektiva, verba atau klausa relatif
yang memodifikasi nomina inti.
Pengkhusus juga berbeda dari pewatas
karena dapat diletakkan sebelum
nomina inti, seperti dalam frasa anjo
kongkong≡a (itu anjing≡DEF) 'anjing
itu'. Numeralia diletakkan sebelum
nomina inti jika nomina tersebut
bersifat takrif (6), tetapi
diletakkan setelahnya jika nomina tersebut
bersifat taktakrif (7).[101]
Verba S…
Bagian ini memerlukan pengembangan.
Pelajari selengkapnya
Klausa dasar S…
Klausa intransitif S…
(13) Jarangaʼ
=aʼ
jarang
=1
kuda
'Saya (adalah seekor) kuda.'[109]
Klausa transitif S…
Klausa semitransitif S…
Klausa semitransitif merupakan klausa
yang memiliki dua partisipan, tetapi hanya
satu partisipan saja yaitu pelaku yang
dirujuk-silang oleh klitik pronomina. Klitik
yang dipakai adalah seri enklitik
pronomina 'absolutif' (yang umumnya
digunakan untuk merujuk-silang S dan
P). Dengan kata lain, verba dalam klausa
semitransitif umumnya bersifat bivalen
atau dwivalen (memerlukan dua argumen
atau pelengkap verba) seperti dalam
klausa transitif, tetapi penanggap
dalam klausa sejenis ini berbeda dari P
dalam klausa transitif pada umumnya
karena tidak dirujuk-silang oleh klitik
pronomina. Prefiks aN(N)- umumnya
diimbuhkan pada verba semi-transitif.
Penanggap dalam klausa sejenis ini
bersifat taktakrif, seperti yang bisa
dilihat dari contoh (19);
bandingkan dengan contoh (18)
yang memiliki penanggap takrif.
[112]
(20) Angnganreaʼ
aN(N)- kanre =aʼ
BV- makan =1
[110]
'Saya makan.'
Fokus S…
Topikalisasi S…
Topikalisasi merupakan proses pelepasan ke
kiri (left dislocation), atau pengedepanan
unsur kalimat yang disertai jeda
prosodik antara unsur tersebut dan
unsur kalimat lainnya. Topikalisasi
berbeda dari fokus karena argumen inti
yang dijadikan topik tetap harus
dirujuk-silang. Secara fungsi,
topikalisasi biasanya digunakan untuk
menetapkan topik baru dalam sebuah
naskah atau percakapan.[116] Perbedaan
antara topik dan fokus dapat dilihat
dalam contoh (24–25). Dalam kedua
contoh tersebut, argumen A (kongkonga)
berada pada posisi topik dan dirujuk-
silang oleh klitik na=, tetapi dalam
contoh (25), argumen P (mionga) yang
berada pada
posisi fokus tidak dirujuk-silang oleh klitik
apapun.[117]
pasaraʼ ≡a ammuko
pasar ≡DEF besok
'Saya akan pergi ke
pasar besok.'[122]
Pirambulammi battanta?
Sibulammaʼ tacciniʼ ceraʼ
piraN- bulang =mo =i
berapa bulan =PFV =3
battang ≡ta si-
perut ≡2POL.POSS se-
bulang =mo =aʼ ta= aK-
bulan =PFV =1 NEG= MV-
ciniʼ ceraʼ
lihat darah
'Sudah berapa bulan Anda hamil?
Sudah sebulan saya lihat tidak
ada darah.'[123]
Lanaungkako?
la= naung =k =ko
FUT a
turun =2FAM
=
=OR
'Kau jadi turun atau tidak?'[128]
Fungsi lain enklitik =ka adalah untuk
memarkahi pilihan atau kemungkinan,
misalnya tedong=ka jarang=ka (kerbau=OR
kuda=OR) '[pilihannya] antara kerbau atau
kuda'. Contoh penggunaan yang lebih
panjang dapat dilihat dari kutipan
mukadimah Kronik Gowa berikut:[128]
Keterangan
a. ^ Etimostatistik adalah sebuah metode
analisis kosakata kembangan linguis
Rusia Sergei Starostin. Metode ini
menghitung seberapa banyak kosakata
dari secuplik teks dalam satu bahasa
yang dapat ditemukan kognatnya
dalam bahasa lain.[6]
b. ^ Functor statistics adalah sebuah
metode analisis kosakata yang
membandingkan antara morfem inti
seperti pronomina, kata tunjuk, kata
tanya, konjungsi, imbuhan dan
sebagainya.[7]
c. ^ Grimes & Grimes (1987) mendaftar
dialek keempat, yaitu dialek Maros-
Pangkep, terpisah dari dialek Gowa.
[14]
Glotolog versi 4.1 mengutip kajian ini
dan memasukkan Maros- Pangkep
sebagai salah satu dari tiga dialek
bahasa Makassar, minus dialek
Bantaeng.[15]
d. ^ EGIDS merupakan singkatan dari
Expanded Graded Intergenerational
Disruption Scale, sebuah skala yang
menilai seberapa parah pemutusan
rantai transmisi antargenerasi bagi
sebuah bahasa. Tingkat 1 menandakan
bahwa bahasa tersebut lazim digunakan
dalam komunikasi antarbangsa,
sementara tingkat 10 menandakan bahwa
bahasa tersebut
telah punah.[27]
e. ^ Khusus dalam contoh ini, tilde
(tanda gelombang) ganda menandakan
penyengauan yang lebih kuat daripada
tilde tunggal.[34]
f. ^ Pengucapan fonem /w/ melibatkan
dua tempat artikulasi, yaitu bibir
(labial) dan velum (velar).
g. ^ Contoh kata dalam dua baris
pertama yang diarsir kelabu bukan
merupakan kata dasar.[44]
h. ^ "Klitik afiksal" merupakan
sekumpulan morfem dalam bahasa
Makassar yang memiliki sebagian
sifat-sifat afiks maupun klitik. Batas
antara klitik afiksal dan morfem
lainnya ditandai dengan simbol ≡.[54]
i. ^ S merupakan subjek dari kalimat
intransitif, A merupakan subjek
kalimat transitif, dan P merupakan
objek kalimat transitif. Jika sebuah
bahasa memperlakukan S dan P
dengan cara yang sama, maka kedua
argumen ini digolongkan sebagai
bentuk absolutif, sementara A yang
diperlakukan berbeda digolongkan
sebagai bentuk ergatif. Jika sebuah
bahasa memperlakukan S dan A
dengan cara yang sama, keduanya
disebut sebagai bentuk nominatif,
sedangkan P yang diperlakukan
berbeda disebut sebagai bentuk
akusatif.
Rujukan
Sitiran S…
Pranala luar
Uji coba Wikipedia bahasa Makassar di
Wikimedia Incubator