Anda di halaman 1dari 7

ILMU LUGHOH AN-NAFSI

KONSEP DASAR PSIKOLINGUISTIK

DISUSUN OLEH

KELOMPOK 1 :

Jepri (19601008)

Nur Zakiyah (19601024)

PROGRAM STUDY PENDIDIKAN BAHASA ARAB

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITIUT AGAMA ISLAM NEGERI CURUP

2022/2023
PEMBAHASAN

1. Pengertian Psikolinguistik
Secara etimologis, istilah Psikolinguistik berasal dari dua kata, yakni Psikologi dan Linguistik.
Seperti kita ketahui kedua kata tersebut masing-masing merujuk pada nama sebuah disiplin ilmu. Secara
umum, Psikologi sering didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari perilaku manusia dengan cara
mengkaji hakikat stimulus, hakikat respon, dan hakikat proses-proses pikiran sebelum stimulus atau
respon itu terjadi. Pakar psikologi sekarang ini cenderung menganggap psikologi sebagai ilmu yang
mengkaji proses berpikir manusia dan segala manifestasinya yang mengatur perilaku manusia itu. Tujuan
mengkaji proses berpikir itu ialah untuk memahami, menjelaskan, dan meramalkan perilaku manusia.

Linguistik secara umum dan luas merupakan satu ilmu yang mengkaji bahasa. Bahasa dalam
konteks linguistik dipandang sebagai sebuah sistem bunyi yang arbriter, konvensional, dan dipergunakan
oleh manusia sebagai sarana komunikasi. Menurut Gleason dan Ratner linguistik adalah disipiln ilmu
yang mendeskripsikan struktur dari bahasa, termasuk didalamnya tata bahasa, sistem bunyi, dan kosakata.
[6] Hal ini berarti bahwa linguistik secara umum tidak mengaitkan bahasa dengan fenomena lain. Bahasa
dipandang sebagai bahasa yang memiliki struktur yang khas dan unik. Munculnya ilmu yang bernama
psikolinguistik tidak luput dari perkembangan kajian linguistik. Para linguistik, filsuf, psikolinguis telah
lama menghargai bahwa bahasa merupakan sistem yang kompleks yang dapat dipertimbangakan pada
beberapa tingkatan. Setiap bahasa manusia bisa dianalisis melalui beberapa istilah
seperti Phonology (system suara), morphology (aturan dari formasi
kata), lexicon (kosakata), syntax (aturan untuk mengabungkan kata kedalam bagian struktur gramatikal
yang dapat diterima), semantics (konvensi dari pemerolehan maksud dari kata atau kalimat),
dan Pragmatics (aturan untuk kesesuaian pengunanan sosial dan interpretasi dari konteks bahasa).
[7] Beberapa istilah di atas biasa digunakan dalam anailis bahasa berdasarkan tujuan yang akan dianalisis,
setiap kajian memiliki cara dan teknik analisis yang berbeda namun kaitannya tidak terlepas dari kajian
linguistik yakni terkait tentang bahasa. 

Pada mulanya istilah yang digunakan untuk psikolinguistik adalah linguistic psychology (psikologi


linguistik) dan ada pula yang menyebutnya sebagai psychology of language (psikologi bahasa). Kemudian
sebagai hasil kerja sama yang lebih terarah dan sistematis, lahirlah satu ilmu baru yang kemudian disebut
sebagai psikolinguistik (psycholinguistic). Psikolinguistik didasarkan pada prinsip umum dari psikologi
sebagai ilmu perilaku individu manusia serta pada prinsip-prinsip umum linguistik sebagai ilmu bahasa
yang dipelajari oleh manusia.
Psikolinguistik merupakan ilmu yang menguraikan proses-proses psikologis yang terjadi apabila
seseorang menghasilkan kalimat dan memahami kalimat yang didengarnya waktu berkomunikasi dan
bagaimana kemampuan berbahasa itu diperoleh manusia.[8] Bidang Psikolinguistik atau psikologi bahasa
adalah berhubungan dengan proses psikologi manusia dalam memperoleh dan menggunakan bahasa.
[9] Sehingga dapat disimpulkan bahwa psikolinguistik adalah suatu ilmu yang meneliti bagaimana
sebenarnya para pembicara atau pemakai suatu bahasa membentuk, membangun dan mengerti kalimat
dalam suatu bahasa.

2. Hubungan psikolinguistik dan linguistik


Hubungan psikogi dengan linguistik yaitu sama-sama meneliti bahan sebagai objek formalnya
hanya materinya yang berbeda linguistik mengkaji struktur bahasa sedangkan psikologi mengkaji prilaku
berbahasa atau proses bahasa.
Psikolinguistik ilmu kejiwaan dan tingkah lagu Psikolingustik merupakan teori antara psikologi
dan linguistik. Teori tersebut sangat berbeda tetapi teori tersebut berhubungan dalam meneliti bahasa
sebagai objek formal. Sedangkan kegiatan berbahasa bukan hanya secara mekanistik tetapi juga secara
mentalistik. sedangkan linguistik bahasa. ) linguistik bearti bahasa kata linguistik berasal dari bahasa
latin lingua dalam bahasa roman (yaitu bahasa yang berasal dari bahasa latin )masih ada kata serupa
dengan lingua latin itu yaitu langue dan langage dalam bahasa prancis ,dan bahasa lingua dalam bahasa
itali.Bahasa inggris memungut dai bahasa parancis kata yang kini menjadi language. Istilah linguistics
dalam bahasa inggris berkaitan dengan kata language itu,istilah dalam bahasa prancis istilah linguistigue
berkaitan dengan langage.Secara etimologi, kata psikologi berasal dari bahasa Yunani Kuno psyche yang
berarti jiwa atau roh dan logos yang berarti ilmu sehingga jika secara harafiah memiliki arti ilmu jiwa.
Mengikuti perkembangannya, psikologi kemudian dibagi menjadi beberapa aliran sesuai dengan
paham filsafat yang dianut yakni psikologi yang mentalistik, behavioristik dan juga kognistik. Sedangkan
psikolinguistik mentalistik merupakan aliran yang disebut dengan psikologi kesadaran dan tujuan utama
adalah mencoba untuk mengkaji proses akal manusia dengan cara mengkaji.

3. Subdisiplin Psikolinguistik

a)      Psikolinguistik teoritis

Membahas teori-teori bahasa yang berkaitan dengan proses-proses mental manusia dalam
berbahasa, misalnya dalam rancangan fonetik, rancangan pilihan kata, rancangan sintaksis, rancangan
wacana, dan rancangan intonasi.
b)      Psikolinguistik perkembanagan

Berkaitan dengan proses pemerolehan bahasa, baik pemerolehan bahasa pertama, (B1), maupun
pemerolehan bahasa kedua (B2). Subdisiplin ini mengkaji proses pemerolehan fonologi, semantic, dan
sintaksis.

c)      Psikolinguistik social

Berkenaan dengan aspek-aspek social bahasa. Bagi suatu masyarakat-bahasa, bahasa itu bukan
hanya merupakan suatu gejala dan identitas social saja, tetapi  juga merupakan suatu ikatan batin dan
nurani yang sukar ditinggalkan.

d)     Psikolinguistik pendidikan

Mengkaji aspek-aspek pendidikan secara umum dalam pendidikan formal disekolah, seperti
peranan bahasa dalam pengajaran membaca, pengajaran kemahiran berbahasa, dan pengetahuan mengenai
peningkatan kemampuan bahasa dalam proses memperbaiki kemampuan menyampaikan pikiran dan
perasaan.

e)      Psikolinguistik-neurologi (neuropsikolinguistik)

Mengkaji hubungan antara bahasa, berbahasa, dan otak manusia.

f)       Psikolinguistik eksperimen

Meliput dan melakukan eksperimen dalam semua kegiatan bahasa dan berbahasa pada suatu
pihak dan perilaku berbahasa dan akibat berbahasapada pihak lain.

g)      Psikoinguistik terapan

Berkaitan dengan penerapan dari temuan-temuan enam subdisiplin psikolinguistik diatas kedalam
bidang-bidang tertentu yang memerlukannya. Yang termasuk subdisiplin ini ialah psikologi, linguistik,
pertuturan dan pemahaman, pembelajaran bahasa, pengajaran membaca neurologi, psikiatri, komunikasi,
dan sastra.

4. BIDANG KAJIAN PSIKOLINGUISTIK


Saudara, di bagian depan telah diuraikan bahwa psikolinguistik merupakan disiplin ilmu yang
dibentuk berdasarkan adanya interaksi antara psikologi dan linguistik. Dalam perkembangan selanjutnya
dirasakan bahwa cakupan kerja sama tersebut makin meluas dan mulai bersentuhan dengan disiplin ilmu
yang lain, misalnya neurologi. Dampak logis hal itu ialah makin luasnya materi yang dikaji dalam
psikolinguistik. Pada saat ini, misalnya, dapat diamati bahwa psikolinguistik tidak hanya berisi kajian
tentang aspekaspek psikologi dan linguistik, tetapi juga temuan-temuan dalam bidang neurologi dan
sebagainya yang kemudian dikaitkan dengan linguistik. Mungkin juga munculnya kenyataan itu
disebabkan oleh hal yang bersifat teknis, misalnya karena sejauh ini neurolinguistik belum menjadi
disiplin ilmu tersendiri. Akibatnya, materi yang mestinya menjadi bidang garapan neurolinguistik
”dititipkan” pada psikolinguistik. Begitu juga logikanya untuk bidang ilmu lain yang titik temunya
dengan linguistik belum membentuk ilmu tersendiri. Saudara, kenyataan bahwa sekarang psikolinguistik
telah berkembang pesat sebagai akibat adanya sentuhan dengan disiplin ilmu lain merupakan hal yang
tidak dapat dipungkiri. Kenyataan itu berdampak pada munculnya sub-subdisiplin dalam psikolinguistik
yang berorientasi pada ranah-ranah khusus, sebagaimana tampak pada skema di bawah ini.
1. Psikolinguistik Teoretis
Psikolinguistik teoretis merupakan subdisiplin psikolinguistik yang
diorientasikan untuk membahas hal-hal yang berkaitan dengan teori bahasa, misalnya
hakikat bahasa, ciri bahasa manusia, struktur bahasa, teori kompetensi dan
performansi (model Chomsky), teori langue dan parole (model Saussure), prinsip
kerja sama dalam percakapan (model Grice), prinsip kesantunan berbahasa (model
Leech dan model Brown dan Levinson), kompetensi pragmatik, fungsi komunikatif,
implikatur, dan eksplikatur.
2. Psikolinguistik Perkembangan
Psikolinguistik perkembangan merupakan subdisiplin psikolinguistik yang
diorientasikan untuk membahas hal-hal yang berkaitan dengan pemerolehan bahasa
(language acquisition) dan pembelajaran bahasa (language learning). Teori monitor,
hipotesis Krashen, piranti pemerolehan bahasa (language acquisition device), dan
periode kritis pemerolehan bahasa merupakan sebagian di antara beberapa rincian
kajian linguistik perkembangan.
3. Psikolinguistik Sosial
Psikolinguistik sosial merupakan subdisiplin psikolinguistik yang diorientasikan
untuk membahas hal-hal yang berkaitan dengan aspek-aspek sosial bahasa. Termasuk
dalam kajian ini sikap bahasa, akulturasi bahasa, kejut budaya (shock culture), jarak
sosial (social distance), periode kritis budaya, pajanan bahasa, kelas sosial dalam
penggunaan bahasa, jenis kelamin dalam penggunaan bahasa, umur dalam
penggunaan bahasa, ragam bahasa, kinesik, dan keakraban dalam penggunaan bahasa.
Karena berorientasi pada aspek-aspek sosial bahasa, psikolinguistik sosial sering
disebut psikososiolinguistik.
4. Psikolinguistik Pendidikan
Psikolinguistik Pendidikan merupakan subdisiplin psikolinguistik yang
diorientasikan untuk membahas hal-hal yang berkaitan dengan aspek-aspek
pendidikan secara umum. Termasuk dalam hal ini peran bahasa dalam pengajaran dan
peningkatan kemampuan berbahasa (menyimak, berbicara, membaca, dan menulis)
siswa.
5. Neuropsikolinguistik
Neuropsikolinguistik merupakan subdisiplin psikolinguistik yang diorientasikan
untuk membahas hal-hal yang berkaitan dengan hubungan bahasa dan otak manusia.
Termasuk dalam hal ini pemilahan hemisfer yang berkaitan dengan kemampuan
berbahasa, masalah kebahasaan yang muncul jika terjadi kerusakan bagian tertentu
otak, jenis gangguan berbahasa akibat kerusakan bagian otak, lateralisasi bahasa, dan
plastisitas otak.
6. Psikolinguistik Eksperimental
Psikolinguistik eksperimental merupakan subdisiplin psikolinguistik yang
diorientasikan untuk membahas hal-hal yang berkaitan dengan eksperimen-
eksperiman di berbagai bidang yang melibatkan bahasa dan perilaku berbahasa.
Termasuk dalam hal ini eksperimen pemberian perlakuan (treatment) tertentu pada
pembelajaran bahasa anak berkebutuhan khusus dan eksperimen simplikasi bahasa
untuk meningkatkan kemampuan berbahasa pebelajar bahasa kedua.
7. Psikolinguistik Terapan
Psikolinguistik terapan merupakan subdisiplin psikolinguistik yang
diorientasikan untuk membahas hal-hal yang berkaitan dengan penerapan temuan-
temuan keenam subdisiplin psikolinguistik di atas dalam bidangbidang tertentu.
Sebagai contoh, eksperimen simplikasi bahasa untuk meningkatkan kemampuan
berbahasa pembelajar bahasa kedua menghasilkan temuan bahwa dengan simplikasi
kemampuan berbahasa pembelajar meningkat 60%. Temuan tersebut dapat diterapkan
pada kegiatan pembelajaran bahasa kedua apa saja yang karakteristiknya sama atau
mirip dengan kegiatan pembelajaran yang dieksperimenkan.

Anda mungkin juga menyukai