Anda di halaman 1dari 10

TUGAS AKHIR SEMESTER

MATA KULIAH PSIKOLINGUISTIK

OLEH : HARLINDA BUDI RAHAYU


NIM : 2611412018

JURUSAN BAHASA DAN SASTRA JAWA


FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
SEMESTER GENAP 2012/2013
MOTTO

Jadikanlah pengalamanmu sebagai sesuatu yang dapat kamu teladani.


Agama dan pendidikan adalah tiang kehidupan menuju kesuksesan.
Ilmu yang tidak diamalkan bagaikan menaburkan garam di lautan.
Kegagalan adalah awal sebuah kesuksesan.
Untuk meraih kesuksesan yang besar diperlukan usaha yang besar pula.

ii
KATA PENGANTAR

Marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT. yang telah
melimpahkan rahmat, taufik serta hidayah-Nya kepada kita semua sehingga
penulis dapat menyelesaikan tugas Mata Kuliah Psikolinguistik. Sholawat serta
salam senantiasa kita haturkan kepada junjungan kita Nabi Agung Muhammad
SAW. yang kita nanti – nantikan syafa’atnya di yaumul kiyamah nanti. Amin.

Tiada Gading yang Tak Retak, tiada sesuatu yang sempurna di dunia ini
kecuali Allah SWT. Begitu juga tugas makalah ini, masih banyak kekurangannya,
kalaupun terdapat kelebihan itu semua atas kehendak Allah SWT. Maka dari itu
penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca
sehingga penulis dapat memperbaiki tugas makalah dan penulis mohon maaf
apabila terdapat kata-kata yang tidak berkenaan di hati para pembaca. Semoga
tugas makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Rantauprapat, Desember 2017

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Psikolingustik merupakan teori antara psikologi dan linguistik. Teori
tersebut sangat berbeda tetapi teori tersebut berhubungan dalam meneliti bahasa
sebagai objek formal. Sedangkan kegiatan berbahasa bukan hanya secara
mekanistik tetapi juga secara mentalistik. Di dalam kata psikologi membahas ilmu
yang mengkaji jiwa manusia yang bersifat abstrak sedangkan kata linguistik
membahas tentang bahasa sebagai objek kajian. Untuk itu teori psikolinguistik
dapat menguraikan proses – proses psikologi yang berlangsung jika seseorang
mengucapkan kalimat-kalimat yang didengarnya pada waktu berkomunikasi dan
kemampuan berbahasa tersebut bisa diperoleh dari manusia.
Ilmu psikolinguistik juga mempelajari hakikat bahasa, struktur bahasa,
bagaimana bahasa itu diperoleh, bahasa itu bekarja dan bahasa itu berkembang. Di
dalam konsep ini tampak bahwa psikolinguistik dianggap sebagai cabang dari
linguistik sedangkan linguistik dianggap sebagai cabang dari psikologi.
Sedangkan secara teoretis psikolinguistik memiliki tujuan utama untuk mencari
satu teori bahasa yang secara linguistik bisa diterima dan secara psikologi dapat
menerangkan hakikat bahasa dan pemerolehannya.
Lalu, dalam prakteknya psikolinguistik dapat menerapkan pengetahuan
linguistik dan psikologi pada masalah – masalah dalam bahasa seperti penyakit
bertutur (afasia, gagap, cedal dsb). Dengan demikian, kerja sama antara psikologi
dan linguistik setelah berlangsung belum cukup dalam menerangkan hakikat
bahasa tetapi membutuhkan bantuan ilmu bahasa yang lain seperti neurofisiologi,
neuropsikologis, neurolinguistik dsb. Maka meskipun digunakan istilah
psikolinguistik, bukan berarti hanya kedua bidang ilmu itu saja yang diterapkan
tetapi juga hasil penelitian dari ilmu – ilmu lain pun dimanfaatkan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, hal-hal yang perlu di pelajari adalah :
Bagaimana penjelasan mengenai bahasa dan berbahasa?
Apa penjelasan psikologi dalam linguistik dan linguistik dalam psikologi?
Apa gangguan berbahasa?

C. Tujuan Masalah
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
Dapat mengetahui arti dari bahasa dan berbahasa. Dapat mengetahui tentang
psikologi dalam linguistik dan linguistik dalam psikologi. Dapat mengetahui
tentang gangguan-gangguan dalam berbahasa.

D. Manfaat Penulisan
Dapat memberikan sekilas pengetahuan dari ilmu psikolinguistik.
Dapat memberikan referensi dalam perkulihaan psikolinguistik.
Dapat memberikan pengalaman terhadap mahasiswa.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Bahasa dan Berbahasa


Menurut para pakar linguistik (Chaer), bahasa merupakan sistem lambang
bunyi yang bersifat arbiter karena sering digunakan oleh sekelompok masyarakat
sebagai alat berinteraksi dan mengidentifikasikan diri. Sedangkan berbahasa
merupakan proses penyampaian informasi dalam berkomunikasi. Maka dua bab
tersebut sangatlah berbeda. Ilmu yang menggunakan objek kajian bahasa adalah
ilmu psikologi, antropologi, etnologi, neurologi dan filologi. Selain memiliki
fungsi sebagai alat interaksi atau alat komunikasi dalam masyarakat melainkan
juga memiliki di bidang lain. Fungsi bahasa menurut Kinneavy ada lima fungsi,
yaitu fungsi informasi, fungsi eksplorasi, fungsi persuasi, fungsi
ekspresi dan fungsi entertaimen.

Dalam bahasa ada dua konsep yaitu struktur dan sistem. Struktur ( tata
bahasa ) adalah pengetahuan suatu bahasa mengenai bahasanya. Untuk
mempelajari suatu bahasa di dalam struktur terdapat tiga komponen yang harus
dipelajari, yaitu komponen fonologi, komponen sintaksis dan komponen
semantik. Maka, untuk memahami ketiga komponen tersebut perlu dipahami
drngan konsep struktur dalam dan struktur luar. Untuk lebih jelas dalam
memahami dua konsep tersebut ada bagan sebagai berikut :

Di dalam bahasa diperlukan proses berbahasa karena saling berhubungan.


Berbahasa merupakan salah stu perilaku dari kemampuan manusia dalam
bercakap-cakap, berfikir, bersuara ataupun bersiul. Untuk mendapatkan berbahasa
yang berurutan perlu proses yang berupa proses produtif (enkode) dan proses
reseptif (dekode). Dalam proses enkode dimulai dari enkode sematik enkode
gramatikal enkode fonologi. Setelah itu, dilanjutkan dengan proses dekode
fonologi gramatikal sematik. Proses ini, terjadi karena adanya proses
transmisi yang berupa pemindahan atau pengiriman kode-kode yang terdiri dari
atas ujaran manusia yang disebut kode bahasa. Untuk menggabungkan kedua
proses tersebut dapat menggunakan alat ucap penutur setelah itu transmisi arus
ujar lalu disalurkan ke telinga pendengar. Setelah tahap identifikasi dilalui maka
sampailah pada tahap pemahaman sebagai akhir dari suatu proses berbahasa.

B. Psikologi Dalam Linguistik


Pada teori psikologi dalam linguistik dapat dikaji dengan membanding-
bandingkan tata bahasa. Dalam aliran lain psikologi memberikan ilmu dasar
ilmiah dengan cara mengkaji bahasa dengan menggunakan struktur yang sudah
diterapkan. Untuk menentukan struktur dalam suatu bahasa harus dengan
pemikiran manusia karena bahasa tercipta dari suatu gagasan atau ide dari
manusia. Apabila struktur tersebut terlaksana baik akan menimbulkan
komunikasai yang baik pula karena hal tersebut sangatlah berhubungan.

Dan sebaliknya linguistik dalam psikologi dapat dikaji dengan cara


menafsirkan analisis linguistik bahasa kanak – kanak berdasarkan prinsip –
prinsip psikologi. Dengan cara ini, maka berdasarkan prinsip – prinsip psikologi
akan dapat ditentukan hubungan anatara kata – kata berupa nomina dan adjektiva
di pihak lain. Selain itu, bahasa adalah alat untuk melahirkan pikiran dan mulanya
bahasa lahir dalam bentuk gerak – gerik yang dipakai untuk melahirkan perasaan
– perasaan yang kuat.

Setelah itu, terjadi pertukaran antara komponen en perasaan denagan en akal.


Komponen tersebut akan diatur oleh kesadaran menjadi alat pertukaraan pikiran
yang kemudian tampil menjadi bahasa. Bahasa terdapat ucapan dalam bentuk
isyarat atau bunyi yang dapat dipahami dengan gerakan berupa perasaan, konsep
dan emosi.

C. Gangguan Berbahasa/Bicara
Pada pembahasan diatas telah dikemukakan bahwa proses berbahasa dimulai
dari enkode semantik, enkode gramatika dan enkode fonologi. Dapat dikatakan
berbahasa adalah proses pengeluaran pikiran dan perasaan (dari otak) secara lisan
dalam bentuk kata-kata. Manusia dikatakan normal apabila fungsi otak dan alat
berbicaranya normal tetapi mereka yang mengalami kelainan fungsi otak dan alat
berbicaranya akan terganggu dalam proses produktif dan reseptif.
D. Pemerolehan Bahasa
Dalam gangguan berbahasa terbagi menjadi dua, yaitu gangguan akibat
faktor medis dan faktor lingkungan sosial. Menurut Sidharta gangguan berbahasa
dibedakan tiga golongan, yaitu gangguan berbicara, berbahasa dan berpikir.
Dalam gangguan berbicara terdapat gangguan mekanisme berbicara akibat
kelainan yang seperti, pulmonal (paru-paru), laringal (pita suara), lingual (lidah)
dan resonantal (rongga mulut dan kerongkongan).

Selain itu, ada juga gangguan akibat multifaktorial yang terdiri dari, berbicara
serampangan (cepat), propulsif (kerusakan otak dan terjadi kaku), mutis
(membisu). Adapun juga gangguan akibat psikogenik yang menyebabkan
seseorang memiliki kelainan seperti, berbicara manja, kemayu, gagap dan
latah. Gangguan tersebut tidak hanya karena terjadi kelainan tetapi ada juga yang
keturunan dari keluarga.

Dengan demikian, gangguan yang terjadi di dalam lingkungan sosial karena


adanya aspek biologis bahasanya normal dari lingkungan kehidupan manusia.
Gangguan akibat lingkungan sosial dapat menyebabkan seseorang terganggu
dalam biologis manusia terutama kepada anak – anak. Apabila anak – anak sudah
merasa terasing akan mengakibatkan anak tersebut menjadi cari perhatian dengan
orang lain dan melakukan perilaku tercela. Dengan terjadinya tersebu anak akan
menjadi membangkang kepada orang tua dan akan mengikuti perilaku orang lain.
Untuk itu, lingkungan sangat berpengaruh terhadap biologis anak – anak karena
dari lingkungan dapat membentuk karateristik manusia.
BAB III
HASIL PENGAMATAN

Di dalam bab ini akan membahas tentang seorang anak kecil yang
memiliki kekurangan dalam berbicara seperti cadel. Orang yang memiliki
kekurangan berbicara seperti cadel disebabkan karena ada gangguan pada lidah
ataularingal. Penyakit ini disebut dengan penyakit Ankyloglossia yang terjadi
karena tali lidah pendek dan tebal dan menyebabkan bentuk lidah seperti jantung
waktu dijulurkan. Pada anak yang mempunyai penyakit Ankyloglossia waktu
sudah beranjak dewasa akan sulit mengucapkan huruf “R” dan “S” dalam
berbicara. Selain itu, anak akan sulit mengunyah makanan dan sulit mendapatkan
asupan gizi yang kurang karena pergerakan lidah terbatas. Penyakit ini bisa juga
dari keturunan dari oarng tua atau waktu anak masih bayi mendengar orang
tuanya berbicara seperti cedal dan anak akan mengikuti kebiasaan orang tuanya
waktu beranjak dewasa.
Anak yang saya amati adalah anak yang cedal karena faktor dari
keturunan. Ia tidak bisa mengucapkan “R” menjadi “L” dan “S” menjadi “T”
dalam berbicara. Orang yang mendengarkan dia berbicara sangat sulit karena
berbeda dalam pengucapan seperti orang yang normal. Seharusnya, waktu
berumur 3-4 tahun anak diajarkan berbicara dengan mengucapkan semua
konsonan yang baik tetapi sulit karena perkembangan tubuh anak berbeda-beda.
Selain itu, penyakit ini timbul beberapa faktor penyebab, yaitu :
Faktor Kurangnya Koordinasi Bibir dan Lidah.
Faktor Kelainan Fisiologis.
Faktor Psikologis.
Faktor Lingkungan.
Untuk mencegah terjadinya kecadelan harus berlatih berbicara dengan benar dan
jangan selalu menghilangkan konsonan tertentu dalam berbicara. Dengan ini, anak
akan merasa malu karena berbeda dengan anak-anak lainnya dan ini konsentrasi
anak pada saat bersekolah akan terganggu.dalam masalah ini peran orang tua
sangat penting karena harus bisa membangun kepercayaan diri anak supaya tidak
minder.
BAB V
PENUTUP

Dapat di tarik kesimpulan bahwa materi di atas dapat menjadi pembelajaran


bagi siapa saja. Karena masalah tentang cadel pada anak bisa menjadi psikis anak
terganggu. Apabila anak sudah merasa minder kepada teman-temannya akan
mengganggu sekolah si anak. Untuk itu sebagai orang tua harus membiasakan
anak untuk berbicara tidak menghilangkan konsonan yang sudah ada. Selain itu,
anak harus berlatih berbicara dengan benar dan harus melihat lingkungan di
sekitar rumah karena faktor lingkungan sangat berpengaruh penting terhadap si
anak.
DAFTAR PUSTAKA

Chaer, Abdul. 2009. Psikolinguistik Kajian Teoretik (cetaka ke-2). Jakarta: PT


Rineka Cipta.

Anda mungkin juga menyukai