Anda di halaman 1dari 7

Nama : Maulidiyah Azzahra

Nim : 08041382025074
Kelas : Biologi B
Tugas : Bahasa Indonesia (Membuat Artikel Konseptual)

DAMPAK PSIKOLINGUISTIK TERHADAP PERILAKU BERBAHASA

Universitas Sriwijaya

ABSTRAK
Psikolingustik merupakan teori antara psikologi dan linguistik. Teori tersebut sangat
berbeda tetapi teori tersebut berhubungan dalam meneliti bahasa sebagai objek formal.
Artikel ini membahas tentang linguistik, psikolinguistik dan kajiannya. Di dalam kata
psikologi membahas ilmu yang mengkaji jiwa manusia yang bersifat abstrak sedangkan kata
linguistik membahas tentang bahasa sebagai objek kajian. Untuk itu teori psikolinguistik
dapat menguraikan proses-proses psikologi yang berlangsung jika seseorang mengucapkan
kalimat-kalimat yang didengarnya pada waktu berkomunikasi dan kemampuan berbahasa
tersebut bisa diperoleh dari manusia.
Kata kunci: Psikolinguistik, Psikologi, Linguistik
PENDAHULUAN

Psikolinguistik dianggap sebagai cabang dari linguistik sedangkan linguistik dianggap


sebagai cabang dari psikologi. Sedangkan secara teoretis psikolinguistik memiliki tujuan
utama untuk mencari satu teori bahasa yang secara linguistik bisa diterima dan secara
psikologi dapat menerangkan hakikat bahasa dan pemerolehannya. Psikolinguistik dapat
menerapkan pengetahuan linguistik dan psikologi pada masalah – masalah dalam bahasa
seperti penyakit bertutur (afasia, gagap, cedal dsb). Dengan demikian, kerja sama antara
psikologi dan linguistik setelah berlangsung belum cukup dalam menerangkan hakikat bahasa
tetapi membutuhkan bantuan ilmu bahasa yang lain seperti neurofisiologi, neuropsikologis,
neurolinguistik, dan sebagainya.
METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang digunakan dalam artikel ini yaitu penelitian Cross Sectional
Study yang merupakan desain penelitian yang memiliki tujuan untuk mengetahui hubungan
antar variabel berupa variabel independen dan variabel dependen, serta memiliki tujuan untuk
menganalisis peran psikologi linguistik sebagai ilmu yang mempelajari perilaku berbahasa.
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan
menggunakan observasi langsung. Metode ini memiliki dua jenis berupa data primer dan data
sekunder. Data primer merupakan data yang diambil secara langsung dari responden melalui
tahapan-tahapan obeservasi, sedangkan data sekunder merupakan data pendukung yang di
peroleh dari beberapa orang terdekat responden yang diteliti. Analisis Data dilakukan setelah
pengumpulan data secara manual, yang mana selanjutnya data tersebut diolah dengan uji
statistik melalui bantuan komputerisasi. Serta melekakukan studi pustaka dari beberapa
bahan bacaan.
PEMBAHASAN
Salah satu unsur terpenting dalam kehidupan manusia adalah unsur bahasa. Seorang
anak pertama kali belajar bahasa dengan mendengar orangtuanya. Setelah itu, seorang anak
akan mempelajari bahasa-bahasa selanjutnya dari lingkungan sekitar atau yang biasa disebut
akuisisi bahasa. Akuisisi bahasa seseorang mempengaruhi pemerolehan bahasa yang
dimilikinya. Pemerolehan bahasa erat kaitannya dengan persepsi dan pemahaman seseorang
mengenai bahasa orang lain. Chaer (2003:167) mengungkapkan bahwa pemerolehan bahasa
dan akuisisi bahasa berproses dalam otak seorang anak saat belajar bahasa pertama.
Pembelajaran bahasa inilah yang menjadi masalah kompleks manusia dalam berbahasa, baik
secara mekanistik maupun mentalistik. Mekanistik adalah proses yang dilakukan dengan
berpedoman pada suatu aturan baku atau prosedur tertentu, sedangkan mentalistik adalah
proses memahami pikiran dengan mengamati perilaku seseorang.
Verhaar (2002:2) berpendapat bahwa linguistik adalah satu bidang ilmu. Nababan
(1992:13) mengatakan peninjauan pemberian bahasa harus dilakukan sepintas sebelum
membahas topik-topik yang berkaitan dengan psikolinguistik. Menurut Palmatier (Tarigan,
1985:3), psikolinguistik mempelajari proses seorang anak dalam mengembangkan dirinya
dalam berkomunikasi dengan orang lain. Slama (Pateda, 1990: 13) berpendapat
psikolinguistik adalah ilmu yang membahas hubungan antara respon kita dalam
berkomunikasi dengan stimulus yang diberikan oleh orang lain. Hal berbeda diungkapkan
oleh Yudibrata, Andoyo Sastrimiharjo dan Kholid A. Harras, mereka sepakat bahwa ilmu
psikolinguistik cukup luas cakupannya, yaitu membahas akuasisi bahasa, keterkaitan dengan
sistem saraf pusat (otak), faktor kecerdasan berpikir, pengkodean, dan faktor penyimpangan
bahasa. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa ilmu psikolinguistik membahas mengenai
keterkaitan antara ilmu psikologi dan ilmu linguistik, yaitu perpaduan antara unsur kognitif
dan pembelajaran bahasa.
Penjelasan tentang psikologi dan linguistik yang telah dijelaskan sebelumnya
mengungkapkan bahwa psikologi dan linguistic merupakan dua hal dengan hubungan yang
sama, yaitu sama - sama meneliti bahan sebagai objek. Meskipun kedua variable tersebut
menjadikan bahan penelitian sebagai objek, namun perihal materi yang dibahas berbeda.
Linguistik membahas tentang struktur bahasa, sedangkan psikologi membahas tentang
proses atau perilaku berbahasa. Psikolinguistik memiliki ruang lingkup yang cukup luas yaitu
pemerolehan bahasa, pemakaian bahasa, hubungan bahasa antar perilaku manusia dan lain-
lain. Psikolinguistik dalam pemerolehan bahasa memiliki konsep yang usianya relatif lebih
muda dibandingkan dengan pembelajaran bahasa. Psikolinguistik juga memiliki peran dalam
pembelajaran bahasa. Dalam hal ini, manusia dianggap sebagai individu yang bergerak untuk
mencapai pada ranah psikologi baik psikomotor, afektif maupun kognitif.
Ranah kognitif merupakan ranah yang paling penting. Ranah kognitif merupakan
pengendali dari ranah - ranah kejiwaan lainnya. Afektif merupakan ranah psikologi yang
meliputi seluruh fenomena perasaan, seperti sikap - sikap tertentu terhadap diri sendiri dan
lingkungannya. Psikomotor ini salah satu ranah yang mudah untuk diamati baik kuantitas
maupun kualitasnya, karena memiliki sifat yang terbuka. Ketiga ranah psikologi ini
melibatkan kemampuan menggunakan bahasa yang baik dan benar secara reseptif
(menyimak) ataupun produktif (menulis dan berbicara).
Dalam sebuah penilitian yang dilakukan oleh salah satu ahli yang bernama Garnham
terhadap aktivitas bicara, ditemukan berbagai bicara yang menyimpang. Hal ini membuktikan
bahwa peran psikolinguistik dalam pembelajaran bahasa sangat penting. Untuk menggunakan
bahasa secara tepat. Kita tidak hanya mempelajari dari kaidah bahasa tetapi juga diperlukan
kesiapan kognitif, afektif serta psikomotor.
PENUTUP

Kesimpulan
Psikolinguistik adalah ilmu yang mempelajari bagaimana perilaku dalam berbahasa,
baik perilaku yang tampak maupun yang tidak tampak seperti: resepsi, persepsi,
pemproduksian bahasa, pemerolehan bahasa serta proses yang terjadi di dalamnya. Contoh
perilaku yang tampak adalah perilaku ketika manusia sedang berbicara maupun menulis,
sedangkan contoh perilaku yang tidak tampak adalah perilaku ketika manusia mencoba
memahami sesuatu yang sedang dibaca sehingga menjadi sesuatu yang dia pahami, atau
ketika ia memahami suatu bahasa. Peran Psikolinguistik sangat penting karena dengan
memahami psikolinguistik kita dapat memahami proses yang terjadi dalam diri seseorang,
ketika seseorang berbicara, menyimak, membaca, dan menulis. Sehingga apabila seseorang
bermasalah dalam keterampilan berbahasa (psikolinguistik), kita dapat melihat sudut pandang
psikologi sebagai solusi alternatifnya.
DAFTAR PUSTAKA

Lisnawati, Lis. 2008. “Psikolinguistik Dalam Pembelajaran Bahasa” dalam Educare: Jurnal
Pendidikan dan Budaya Volume. 06, No.1 (hlm. 31-42).

Verhaar. 2002. Asas-Asas. Jakarta: Bumi Alinguistik umum Yogyakarta: Gadja Mada
University Press.

Nababan Sri Utari Subyakto. 1992. Psikolinguitik Suatu Pengantar. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama.

Natsir, Nurasia. 2017. “Hubungan Psikolinguistik Dalam Pemerolehan dan


Pembelajaran Bahasa” dalam Jurnal Ilmu Administrasi, Sekolah Tinggi Ilmu
Administrasi YAPPI Makassar, Volume 10, No. 1 (hlm. 20-26).

Anda mungkin juga menyukai