Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM

EKOTOKSIKOLOGI

UJI TOKSISITAS INSEKTISIDA NABATI TERHADAP


Culex sp.

OLEH :

NAMA : NADIA IZATUNISA


NIM : 08041382025088
KELOMPOK : II (DUA)
ASISTEN : MEUTHEA NAJLAA

LABORATORIUM FISIOLOGI DAN BIOSISTEMATIKA HEWAN


JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2022
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Mengendalikan hama pada umumnya selalu bermitra dengan insektisida
kimiawi, karena hasilnya cepat terlhat, mudah digunakan dan mudah didapatkan.
Menurut pengendalian hama terpadu, penggunaan bahan kimia beracun atau
insektisida kimia merupakan alternatif terakhir apabila komponen-komponen
lainnya tidak mampu lagi baru aplikasi insektisida kimia dapat digunakan.
Adapun dampak negatif dari penggunaan insektisida kimia dapat berpengaruh
buruk bagi lingkungan seperti terbunuhnya hama bukan sasaran, terbunuhnya
musuh alami, terjadinya resurgensi dan resistensi hama dan berdampak negatif
bagi konsumen dan binatang peliharaan (Asikin dan Yuli, 2021).
Efek residu dari penggunaan pestisida dapat mencemari tanah disertai
dengan matinya beberapa mikroorganisme perombak tanah, mematikan serangga
dan binatang lain yang bermanfaat, sehingga terputus mata rantai makanan bagi
hewan pemakan serangga. Efek negatif yang berkepanjangan pada suatu areal
pertanian, akan menurunkan produktivitas lahan. Residu yang tertinggal pada
tanaman, akan meracuni manusia bila terkonsumsi, yang akhirnya akan
menimbulkan gejala berbagai macam hama dan penyakit. Tujuan yang semula
untuk meningkatkan produktivitas, justru akan menjadi bumerang bagi kehidupan
manusia (Iskarlia et al., 2018).
Salah satu cara untuk menghindari atau mengurangi terjadinya pengaruh
buruk bagi lingkungan maka pengendalian diarahkan kepada pengendalian hama
yang ramah lingkungan yaitu dengan memanfaatkan bahan tanaman sebagai
pengendali hama yaitu yang disebut dengan insektisida nabati atau insektisida
botani. Tanaman yang berpotensi sebagai bahan insektisida nabati adalah tanaman
kepayang, kirinyuh, galam, daun pepaya, dll (Asikin dan Yuli, 2021).

1.2. Tujuan Praktikum


Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui toksistas insektisida nabati
terhadap organisme Culex sp.

Universitas Sriwijaya
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Insektisida Nabati


Pestisida adalah substansi kimia dan bahan lain yang digunakan untuk
mengendalikan berbagai hama. Pestisida nabati adalah pestisida yang bahan
dasarnya berasal dari tumbuhan yang relatif mudah dibuat dengan kemampuan
yang terbatas, karena pestisida nabati ini bersifat mudah terurai di alam sehingga
tidak mencemari lingkungan dan relatif aman bagi manusia, serta ternak. Pestisida
nabati ini berperan sebagai racun kontak dan racun perut (Ariyanti et al., 2017).
Salah satu yang dapat dijadikan pestisida nabati adalah daun pepaya. Daun
pepaya (Carica papaya L.) mengandung senyawa toksik terhadap hewan uji larva
nyamuk seperti saponin, alkaloid karpain, papain, dan flavonoid. Kandungan daun
pepaya diantaranya senyawa papain merupakan racun kontak yang masuk ke
dalam tubuh serangga melalui lubang-lubang alami dari tubuh serangga. Pestisida
daun pepaya diyakini mempunyai efektifitas yang tinggi dan dampak spesifik
terhadap organisme pengganggu. Bahan aktif daun pepaya juga tidak berbahaya
bagi manusia dan hewan (Jujuaningsih et al., 2021).
Senyawa papain juga bekerja sebagai racun perut yang masuknya melalui
alat mulut pada serangga. Kemudian cairan tersebut masuk lewat kerongkongan
serangga dan selanjutnya masuk saluran pencernaan yang akan menyebabkan
terganggunya aktivitas makan. Selain adanya kandungan senyawa toksik, tanaman
pepaya mudah didapat karena masyarakat banyak yang membudidayakannya.
Daun pepaya yang digunakan berasal dari perkebunan rumah dan menggunakan
daun yang tua (Ariyanti et al., 2017).
Setiap tanaman yang mengandung racun memiliki konsentrasi yang
berbeda-beda bahwa semakin tinggi konsentrasi, maka jumlah racun yang
mengenai kulit serangga makin banyak, sehingga dapat menghambat
pertumbuhan dan menyebabkan kematian serangga lebih banyak. Tanaman yang
berinteraksi dengan serangga menyebabkan adanya usaha mempertahankan diri
sehingga tanaman mampu memproduksi metabolit sekunder untuk melawan
serangga hama (Kardinan, 2000).

Universitas Sriwijaya
BAB 3
METODE PRAKTIKUM

3.1. Waktu dan Tempat


Praktikum dilaksanakan pada hari Rabu, 12 Oktober 2022 pada pukul
10.00 sampai dengan selesai. Praktikum ini dilaksanakan di Laboratorium
Fisiologi dan Biosistematika Hewan, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sriwijaya, Indralaya.

3.2. Alat dan Bahan


Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah gelas beaker, kertas saring,
dan mortal. Sedangkan bahan yang digunakan yaitu aquadest, daun pepaya
(Carica papaya L.) , dan larva Culex sp.

3.3. Cara Kerja


Ditumbuk 1 Kg daun pepaya hingga halus. Lalu, direndam hasil tumbukan
di dalam 1 liter air kemudian diamkan hasil campuran semalaman. Setelah itu
disaring larutan hasil perendaman dengan kain halus. Kemudian, dimasukkan
larutan kedalam gelas beaker lalu ditambahkan larva Culex sp. Dibiarkan selama 2
jam kemudian diperhatikan apakah larva mati atau tidak.

Universitas Sriwijaya
BAB 4
HASIL DAN DESKRIPSI

4.1. Hasil
Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan pada uji toksisitas
insektisida nabati terhadap Culex sp. didapatkan hasil sebagai berikut.
No. 10 Menit Ke- Gambar Keterangan
1. Pertama Larva Culex sp. masih bergerak
dengan aktif dan belum ada
tanda-tanda kematian.

2. Kedua Beberapa larva Culex sp.


mengalami kematian tetapi masih
ada yang bertahan dan masih
bergerak aktif.

3. Ketiga Pada 10 menit ketiga, hanya


beberapa larva Culex sp. yang
masih hidup, sementara yang lain
sudah mengalami kematian.

Universitas Sriwijaya
4.3. Pembahasan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan pada percobaan uji toksisitas
insektisida nabati terhadap Culex sp. digunakan daun pepaya (Carica papaya L.)
sebagai pestisida nabati. Pada daun pepaya (Carica papaya L.) mengandung
beberapa senyawa atau zat toksik yakni saponin, alkaloid karpain, papain, dan
flavonoid. Menurut Ariyanti et al. (2017) menyatakan bahwa senyawa papain juga
bekerja sebagai racun perut yang masuknya melalui alat mulut pada serangga.
Kemudian cairan tersebut masuk lewat kerongkongan serangga dan selanjutnya
masuk saluran pencernaan yang akan menyebabkan terganggunya aktivitas makan.
Kondisi larva Culex sp. pada 10 menit pertama masih bergerak dengan
aktif dan belum ada tanda-tanda kematian. Lalu, pada 10 menit kedua beberapa
larva Culex sp. mengalami kematian tetapi masih ada yang bertahan dan masih
bergerak aktif. Kemudian, 10 menit ketiga hanya beberapa larva Culex sp. yang
masih hidup, sementara yang lainnya sudah mengalami kematian. Berdasarkan
pernyataan Payangka et al. (2019) untuk pertumbuhannya, larva nyamuk
memerlukan senyawa-senyawa protein layaknya lesitin dan karena adanya
aktivitas proteolitik dari papain, pertumbuhan larva tersebut menjadi terhambat.
Selain daun pepaya (Carica papaya L.), masih banyak tumbuhan yang
berpotensi menjadi insektisida nabati salah satunya bunga kembang bulan
(Tithonia diversifolia A. Gray). Menurut Azwana et al. (2019), tanaman ini
mengandung senyawa golongan alkaloid, seskuiterpenlakton, monoterpen
bisikklik (α-pinene dan β-pinene) dan golongan flavonoid yang menyebabkan
mortalitas pada serangga. T. diversifolia selain sebagai insektisida juga bersifat
penghambat makanan. Kandungan kimia daun, kulit batang dan akar mengandung
saponin, polifenol, dan flavonoida.
Pestisida nabati sangat berpengaruh untuk pengendalian hama serangga.
Pestisida ini tidak berpengaruh pada manusia dan hewan. Memiliki kelebihan
karena mudah terurai di alam. Menurut Asikin dan Yuli (2021), pestisida nabati
dapat digunakan sebagai agen pengendalian hama, yang bersifat mematikan hama,
bersifat sebagai zat menghambat perkembangan serangga hama, juga bersifat
sebagai zat pemikat, zat penolak, dan zat penghambat makan.

Universitas Sriwijaya
BAB 5
KESIMPULAN

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai


berikut:
1. Pestisida nabati berperan sebagai racun kontak dan racun perut.
2. Senyawa papain bekerja sebagai racun perut yang masuknya melalui
alat mulut pada serangga.
3. Kondisi larva Culex sp. pada 10 menit ketiga hanya beberapa yang
masih hidup, sementara yang lainnya sudah mengalami kematian.
4. Pertumbuhan larva nyamuk memerlukan senyawa protein layaknya
lesitin dan karena adanya aktivitas proteolitik dari papain, pertumbuhan
larva menjadi terhambat.
5. Pestisida nabati sangat berpengaruh untuk pengendalian hama serangga.

Universitas Sriwijaya
DAFTAR PUSTAKA

Ariyanti, R., Elvi, Y., dan Shinta, E. 2017. Pembuatan Pestisida Nabati dengan
Cara Ekstraksi Daun Pepaya dan Belimbing Wuluh. Jurnal Online
Mahasiswa Fakultas Teknik. 4(2): 1-9.

Asikin, S. dan Yuli, L. 2021. Aplikasi Insektisida Nabati Berbahan Tanaman


Rawa dalam Mengendalikan Hama Sawi di Lahan Rawa Pasang Surut. Al
Ulum Sains dan Teknologi. 6(2): 32-38.

Azwana, Siti, M., dan Rizky, R, Z. 2019. Efikasi Insektisida Nabati Ekstrak
Bunga Kembang Bulan (Tithonia diversifolia A. Gray) Terhadap Hama
Ulat Grayak (Spodoptera litura F.) pada Tanaman Sawi di Laboratorium.
Jurnal Biologi Lingkungan, Industri, Kesehatan. 5(2): 131-142.

Iskarlia, G, I, L., Rahmawati, dan Chasanah. 2018. Fungisida Nabati dari


Tanaman Serai Wangi (Cymbopogon nardus) untuk Menghambat
Pertumbuhan Jamur pada Batang Karet (Hevea brasillensis Mueli, Arg).
Jurnal Sains dan Terapan Politeknik Hasnur. 3(1): 1-7.

Jujuaningsih, Khairul, R., Yudi, T., Widya, L., dan Dahrul, A, H. 2021.
Penggunaan Pestisida Nabati Ekstrak Daun Pepaya (Carica Papaya L.)
pada Tanaman Kacang Panjang (Vigna Sinensis L.) untuk Mengurangi
Dampak Pencemaran Lingkungan di Desa Gunung Selamat, Kec. Bilah
Hulu, Kab. Labuhanbatu. Jurnal Pengabdian Magister Pendidikan IPA.
4(3): 1-4.

Kardinan, A. 2000. Pestisida Nabati, Ramuan dan Aplikasi. Jakarta: Penebar


Swadaya.

Payangka, J., Risma, dan Prajogo, W. 2019. Pengaruh Ekstrak Daun Pepaya
(Carica papaya) Terhadap Kematian Larva Nyamuk Aedes agypti Instar III.
Medical and Health Science Journal. 3(1): 7-16.

Universitas Sriwijaya
LAMPIRAN

Gambar 1. Larva Culex sp. Gambar 2. Ekstrak Daun Pepaya

Gambar 3. Kondisi larva Culex sp. Gambar 4. Kondisi larva Culex sp.
10 menit pertama 10 menit kedua

4
Gambar 5. Kondisi larva Culex sp. 10 menit ketiga

(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2022)

Universitas Sriwijaya

Anda mungkin juga menyukai