Anda di halaman 1dari 14

INSEKTARIUM

(Laporan Praktikum Biologi 1)

Oleh

Tia Mareta Fitriani


2214121074
Kelompok 8

JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2022
LEMBAR PENGESAHAN

Judul : Insektarium

Hari, Tanggal : Senin, 31 Oktober 2022

Tempat : Laboratorium Biotek Lantai 3, Jurusan Proteksi


Tanaman, Universitas Lampung

Nama : Tia Mareta Fitriani

NPM : 2214121074

Jurusan : Agroteknologi

Fakultas : Pertanian

Kelompok : 8 (Delapan)

Bandar Lampung, 31 Oktober 2022


Mengetahui,
Asisten Dosen

Komang Dina Puspita Sari


NPM. 2114121046
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Serangga merupakan golongan hewan yang dominan di muka bumi. Serangga


adalah kelompok utama dari hewan beruas (Arthropoda) yang berkaki enam.
Kajian tentang kehidupan serangga disebut entomologi. Lebih dari 800.000
spesies insekta sudah ditemukan. Bila mendengar nama serangga, maka selalu
diidentikkan sebagai hama dibidang pertanian. Hal ini disebabkan banyak
serangga yang bersifat merugikan seperti walang sangit, wereng, ulat dan grayak.
Serangga dapat merusak tanaman sebagai hama atau faktor penyakit pada
manusia. Namun tidak semua serangga itu bersifat merugikan, kebanyakan
serangga juga sangat diperlukan dan berguna bagi manusia. Misalnya serangga
dari kelompok lebah, kupu-kupu, dan kumbang dapat membantu dalam proses
penyerbukan tanaman (Djoewari, 2018).

Insektarium adalah awetan serangga dengan bahan pengawet alkohol 70%-90%


yang dikemas dalam bentuk koleksi media pembelajaran. Insektarium merupakan
salah satu sumber pembelajaran yang penting dalam ilmu biologi karena melalui
media tersebut mahasiswa dapat melihat secara langsung bentuk asli dari insekta
tersebut. Insektarium digunakan untuk mempelajari bagaimana mengamati
morfologi struktur tubuh serangga, mengidentifikasi ciri-cirinya, mengklasifikasi
spesies-spesies berdasarkan ordo atau famili, dan mengetahui peranan serangga
bagi kehidupan. Insektarium sering menampilkan berbagai jenis serangga. Koleksi
serangga merupakan bahan untuk belajar struktur tubuh serangga secara
mendalam, terutama yang berhubungan dengan ciri khasnya, sehingga kita lebih
mudah mengenal dan menggolongkannya bila suatu waktu menjumpainya
kembali di lapangan (Mukaromah, 2011).
Insektarium terbagi menjadi dua yaitu insektarium basah dan insektarium kering.
Pengawetan basah dilakukan untuk serangga-serangga yang kecil atau yang
bertubuh lunak, dilakukan dengan cara menyimpan serangga di dalam botol atau
wadah yang telah diisi dengan alkohol 80% atau hand sanitizer gel. Spesimen
yang diawetkan dalam alkohol harus disimpan dalam botol gelas dengan tutup
yang rapat. Sedangkan pengawetan kering dilakukan untuk serangga-serangga
yang bertubuh keras dengan cara di pin (ditusuk dengan jarum preparat atau di
karding). Metode ini memerlukan proses pengeluaran isi perut sebelum serangga
di pin dan perlu hati-hati agar sambungan anterior dan posterior tidak patah
(Dewi, 2020).

1.2 Tujuan

Tujuan dari praktikum kali ini sebagai berikut:


1. Memahami pentingnya pembuatan insektarium
2. Mampu membuat insektarium
II. METODOLOGI PENELITIAN

2.1 Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilaksanakan pada hari Senin, 31 Oktober 2022 pada pukul 15.00-
17.50 WIB di Laboratorium Bioteknologi Lantai 3, Jurusan Proteksi Tanaman,
Universitas Lampung.

2.2 Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah serangga, wadah
transparan kecil, tisu, label nama, dan alkohol 70%-90%.

2.3 Cara Kerja

Prosedur kerja yang terdapat pada pada praktikum ini adalah sebagai berikut:
Dicari serangga yang akan diawetkan

Dipastikan serangga yang akan diawetkan telah mati dan utuh (lengkap)

Dicelupkan serangga didalam wadah yang diisi alkohol, kemudian ditutup


rapat

Dicantumkan informasi (nama umum serangga, klasifikasi serangga, tanggal


koleksi, lokasi asal spesimen)

Hasil
III. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil

Hasil yang diperoleh pada praktikum ini adalah sebagai berikut:


No Gambar Keterangan
.
1. Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Coleoptera
Famili : Cerambycidae
Genus : Monochamus
Spesies : Monochamus carolinensis

3.2 Pembahasan

Pada praktikum kali ini dilakukan pembuatan insektarium pada serangga


kumbang sungut panjang. Insektarium adalah awetan serangga dengan bahan
pengawet alkohol 70%-90% yang dikemas dalam bentuk koleksi media
pembelajaran. Pada data diatas, kumbang sungut panjang berasal dari spesies
Monochamus carolinensis. Kumbang ini tergolong kedalam genus Monochamus.
Spesies ini juga merupakan bagian dari famili Cerambycidae, ordo Coleoptera,
dan kelas Insecta. Kumbang sungut panjang berasal dari filum Arthropoda dan
kingdom Animalia (Anggaraitoningsih. 2010).

Insektarium adalah bagian sampel jenis serangga yang diawetkan dengan cara
kering dan cara basah untuk keperluan pengenalan sifat-sifat morfologis dan juga
merupakan bukti ilmiah yang dapat disimpan dalam waktu yang cukup lama.
Insektarium merupakan contoh dari spesimen benda sudah mati yang digunakan
sebagai media pembelajaran secara kontekstual. Insektarium sering menampilkan
berbagai jenis serangga, misalnya kumbang, belalang, dan serangga lainnya,
sehingga insektarium disebut sebagai pajangan atau koleksi awetan serangga.
Koleksi serangga merupakan bahan untuk belajar struktur tubuh serangga secara
mendalam, terutama yang berhubungan dengan ciri khasnya, sehingga kita lebih
mudah mengenal dan menggolongkannya bila suatu waktu menjumpainya
kembali di lapangan. Insektarium terdiri dari 2 dua jenis yaitu insektarium kering
dan insektarium basah (Syamswisma, 2011).

Insektarium sangat diperlukan terutama untuk memenuhi kebutuhan penelitian


pada masa yang akan datang, dan membantu dalam perkembangan ilmu. Tanpa
insektarium, serangga-serangga mungkin hanya dapat dipakai satu kali dalam
proses pembelajaran. Tujuan pembuatan insektarium diantaranya untuk
mempelajari perilaku, tempat hidup, penyaluran serangga, taksonomi, ekologi dan
jenis-jenis serangga. Insektarium juga bermanfaat untuk menyampaikan atau
menjelaskan suatu materi ajar, dapat digunakan dalam kegiatan evaluasi,
merangsang minat, ide, dan konsep dapat dihadirkan dengan jelas. Pembuatan
insektarium digunakan juga untuk identifikasi ilmiah, pembelajaran, pajangan
atau koleksi pribadi. Insektarium merupakan media pembelajaran yang membantu
mempelajari struktur dan ciri dari tubuh serangga secara lebih mendalam
(Munadi, 2013).

Kumbang sungut panjang (Monochamus carolinensis) merupakan serangga


perombak kayu lapuk. Kumbang ini mempunyai tubuh yang terbagi menjadi tiga
bagian yaitu kepala, dada, dan perut. Bagian kepala terdapat mata, mulut dan
antena yang panjangnya bisa melebihi panjang tubuhnya. Antenanya memiliki
ruas yang bervariasi. Kumbang dewasa betina memiliki panjang antena kurang
lebih sepanjang tubuhnya, sedangkan kumbang jantan sekitar dua kali atau lebih
dari panjang tubuhnya. Bentuk tubuh kumbang ini silindris dengan panjang 2-60
mm. Tipe mulut kumbang sungut panjang adalah penggigit dan pengunyah. Larva
kumbang sungut panjang memiliki mandibula yang kuat dan keras yang
digunakan untuk merombak kayu lapuk. Bagian dada kumbang sungut panjang
terdapat sepasang sayap, sayap belakang berfungsi untuk terbang. Kumbang ini
diketahui berperan sebagai perombak bahan organik karena perilakunya yang khas
sebagai pengebor kayu mati. Kumbang sungut panjang dewasa merupakan
pemakan nektar, pucuk daun, dan kulit kayu. Kumbang sungut panjang banyak
ditemukan di tumbuhan berkayu (Noerdjito, 2011).
IV. KESIMPULAN

Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum ini sebagai berikut:


1. Pembuatan insektarium sangat penting dilakukan karena insektarium
diperlukan untuk memenuhi kebutuhan penelitian pada masa yang akan datang,
membantu dalam perkembangan ilmu, mempelajari perilaku serangga, tempat
hidup serangga, penyaluran serangga, taksonomi, ekologi, jenis-jenis serangga,
identifikasi ilmiah, pembelajaran, pajangan atau koleksi pribadi, serta sebagai
media pembelajaran yang membantu mempelajari struktur dan ciri dari tubuh
serangga secara lebih mendalam.
2. Pembuatan insektarium dibagi menjadi dua yakni insektarium kering dan
insektarium basah. Pada pembuatan insektarium basah disiapkan terlebih
dahulu serangga, pastikan serangga tersebut dalam keadaan mati dan tubuh
yang masih utuh. Kemudian celupkan serangga tersebut kedalam wadah
transparan yang berisi alkohol 70%-90% dan ditutup rapat. Cantumkan juga
informasi serangga tersebut (nama umum, klasifikasi, tanggal lokasi, asal
spesimen, dan lain-lain).
DAFTAR PUSTAKA

Anggaraitoningsih. 2010. Arti kebun raya bogor bagi kehidupan kumbang sungut
panjang. Jurnal Biologi Indonesia. 6(2): 289-292.

Dewi. 2020. Pengembangan media dan alat peraga konsep dan aplikasi dalam
pembelajaran IPA. Pustaka Rumah Cinta. Magelang.

Djoewari. 2019. Mengenal serangga disekitar kita. Alprin. Semarang.

Mukaromah. 2011. Seni insektarium pada serangga bersayap. BPP2TP Surabaya.


Surabaya.

Munadi. 2013. Media pembelajaran. GP Press Group. Jakarta.

Noerdjito. 2011. Fauna serangga gunung ciremai. LIPI Press. Bogor.

Syamswisma. 2011. Penggunaan spesimen herbarium tumbuhan tingkat tinggi


sebagai media praktikum morfologi tumbuhan. Jurnal Guru Membangun.
26(2): 1-9.
LAMPIRAN
DOKUMENTASI

Gambar 1. Serangga yang akan dibuat Gambar 2. Membungkus serangga agar


insektarium mati

Gambar 3. Menyiram serangga dengan Gambar 4. Membuka bungkus serangga


alkohol yang sudah mati

Gambar 5. Menuangkan alkohol Gambar 6. Mencelupkan seangga


kedalam wadah kedalam wadah

Anda mungkin juga menyukai