LAPORAN PRAKTIKUM
KESEHATAN LINGKUNGAN
Oleh :
KESEHATAN LINGKUNGAN
2021
ABSTRAK
Culex sp adalah genus dari nyamuk yang berperan sebagai vektor penyakit
yang penting bagi kehidupan manusia. Nyamuk yang termasuk dalam genus
Culex dikenal sebagai vektor penular arbovirus, demam kaki gajah dan malaria
pada unggas. Nyamuk genus ini merupakan nyamuk yang banyak terdapat
disekitar kita. Selain itu, nyamuk ini termasuk serangga yang beberapa spesiesnya
Larva Culex Sp dapat ditemukan di segala jenis air kotor, termasuk perairan
sawah dan kolam yang dangkal. (Aryani, 2008). Telur Culex sp. berwarna coklat,
panjang dan silinder, vertikal pada permukaan air, tersementasi pada susunan 300
membedakan nyamuk jantan dan betina perlu diperhatikan palpus dan proboscis.
Palpus nyamuk betina lebih pendek dari proboscis, sedangkan pada nyamuk
jeruk nipis (Citrus X aurantiiolia). Buah jeruk nipis mengandung senyawa aktif
flavonoid, minyak atsiri yang terdiri dari limolen dan linalool yang dapat berperan
dengan cara kerja sebagai racun kontak dan racun perut. Pencampuran ataupun
tidak larvasida botani dapat memberikan efek seperti sinergis, antagonis, dan
aditif. Sehingga apabila senyawa aktif buah jeruk nipis yang bersifat toksik ini
terhadap larva Culex Sp. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui toksisitas buah
iii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas segala
LARVA JENTIK CULEX SP.” ini dapat tersusun dengan baik. Penulis
pengetahuan dan pengalaman bagi pem. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi
Penulis menyadari bahwa praktikum toksikologi ini tidak sempurna dan masih
memiliki banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman Judul i
Abstrak ii
Daftar Isi iv
BAB I PENDAHULUAN 1
3.4.1 Alat 20
3.4.2 Bahan 21
v
3.4.3 Langkah Kerja 21
BAB IV PENUTUP 28
4.1 Kesimpulan 28
4.2 Saran 29
DAFTAR PUSTAKA 30
LAMPIRAN 31
BAB I
PENDAHULUAN
dalam kehidupan manusia .Populasi nyamuk yang kuat sangat berbahaya bagi
diatasi oleh kontrol vektor. Di Indonesia sendiri sebagai daerah tropis adalah
disebabkan oleh suhu, iklim dan musim di Indonesia dengan cara yang sangat
di Indonesia karena habitat dari nyamuk culex sp. yang di temukan di daerah
Afrika dan 5% di daerah tropis lain (WHO, 2009). Indonesia tergolong daerah
rawan kasus Filariasis. Jumlah kasus klinis Filariasis di Indonesia
menimbulkan kecacatan seumur hidup dan rasa tidak nyaman bagi penderita
payudara, dan skrotum. Serta stigma sosial berupa pengucilan, kegiatan sosial
terganggu dan penderita tidak dapat bekerja secara optimal bahkan hidupnya
Salah satu upaya memutus mata rantai penyebaran nyamuk Culex sp.
Dimana saat ini telah banyak larvasida yang digunakan oleh masyarakat,
nipis. Maka dari itu, kami mencoba membuat larvasida dengan ekstrak
jeruk nipis. Jeruk nipis (Citrus X aurantifolia) ialah sejenis tanaman yang
2
limolen dan linalool yang mempunyai daya bunuh terhadap serangga.
dan C.
Marisanti (2017) minyak atsiri yang terdapat pada kulit buah jeruk nipis
mampu membunuh larva atau jentik nyamuk Aedes aegypti. Maka dari
ekstrak buah jeruk nipis terhadap mortalitas larva nyamuk Culex sp.
3
1.3 Tujuan Praktikum
berikut,
1. Untuk para peneliti lain dalam bidang yang sama, dapat digunakan
Culex sp.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
biologi dan ilmu kimia untuk memahami konsep aksi dan keberadaan zat
perilaku racun. Sedangkan pengertian racun sendiri adalah bahan yang bila
tertelan atau terabsorpsi mampu menimbulkan efek samping yang sakit dan
hidup. Gabungan antara berbagai efek potensial yang merugikan serta aneka
Kata racun sendiri berasal dari bahasa Yunani , yang berarti panah.
Dimana panah pada saat itu panah digunakan sebagai senjata dalam
5
mencari makanan semakin berkembang menjadikan manusia untuk
menyatakan dan menulis banyak mengenai racun bisa ular yang dapat
adalah racun dan tidak ada zat yang tidak beracun, hanya dosis yang
2. Ranah Toksikologi
penanganan studi efek toksik suatu bahan atau yang disebut dengan
6
a. Bidang kedokteran untuk tujuan diagnostik, pencegahan, dan
terapeutik
kesehatan.
a. Toksikologi lingkungan
b. Toksikologi ekonomi
c. Toksikologi forensik.
d. Toksikologi analisis
e. Toksikologi klinik
f. Toksikologi kerja
g. Toksikologi hukum
h. Toksikologi mekanistik
7
2.2 Metode Pembuatan Ekstrak
Ekstrak adalah sediaan pekat yang diperoleh dengan mengekstraksi zat aktif
dari simplisia nabati atau simplisia hewani menggunakan pelarut yang sesuai,
kemudian semua atau hampir semua pelarut diuapkan dan massa atau serbuk
8
2.2.1 Metode Ekstraksi
Cara penyarian atau metode ekstraksi yang umum digunakan antara lain
tergantung dari wujud dan kandungan bahan yang akan disari. Selain
1. Maserasi
9
frekuensi tinggi, 20kHz). Metode ini dilakukan dengan
2. Perkolasi
10
diperoleh ekstrak dengan volume yang diinginkan. Campuran
dengan dasar beberapa hal yaitu makin halus serbuk simplisia, proses
rumit secara teknologi peralatan untuk tahapan filtrasi. Namun hal ini
sampai saat ini berlaku aturan bahwa pelarut yang diperbolehkan adalah
11
2.3 Ekstrak Jeruk Nipis
Tanaman jeruk nipis mempunyai akar tunggang, jeruk nipis termasuk jenis
tumbuhan perdu yang banyak memiliki dahan dan ranting. Batang pohonnya
percabangan dikotomi, arah pertumbuhan batang tegak lurus dan arah tumbuh
(Satya, 2013). Pada umur 2,5 tahun, tanaman jeruk nipis sudah mulai berbuah.
berwarna hijau atau kekuning-kuningan pada kulit luarnya. Buah jeruk nipis
Kingdom :Plantae
Subkingdom : Viridiplantae
Infrakingdom : Streptophyta
Superdivision : Embryophyta
Division : Tracheophyta
Subdivision : Spermatophytina
Class : Magnoliopsida
Superorder : Rosanae
12
Order :Sapindales
Family :Rutaceae
Genus :Citrus
Seperti kita ketahui jeruk nipis adalah sejenis tanaman perdu yang
banyak senyawa kimia yang bermanfaat seperti asam sitrat, asam amino
Buah jeruk nipis memiliki rasa pahit, asam, dan bersifat sedikit
geranil asetat, cadinen, dan linalin asetat (Hariana, 2013). Jeruk nipis
sitrat, kalsium, fosfor, besi, serta vitamin A, B1, dan C (Lalage, 2013).
seperti limonen, linalin asetat, geranil asetat, fellandren, asam sitrat, dan
13
sitral (Prasetyono, 2012). Jeruk nipis mengandung minyak atsiri
buah jeruk nipis berpotensi sebagai insektisida nabati karena zat yang
Tujuan akhir dari uji toksikologi dan penelitian lainnya yang berkaitan dalam
data dari manusia. Tetapi karena adanya hambatan etik yang tidak
uji toksikologik dilakukan pada binatang, hewan bersel tunggal, atau sel
kultur.
diterapkan guna memenuhi tujuan akhir dari uji toksikologik yang dilakukan.
Informasi mengenai efek zat kimia pada manusia dapat diperoleh melalui
berbagai cara, seperti surveilans medis pekerja yang terpejan pada zat kimia
penelitian klinik pada pasien yang diberi dosis berlebihan disamping pasien
14
yang secara kebetulan atau dengan sengaja terpejan pada sejumlah besar
toksikan.
Terdapat lima pedoman uji toksisitas (Weil, 1972) dalam buku ajar
dengan dosis.
suatu bahan dan efek berbahaya, ada tingkat dosis untuk manusia
atau hewan dengan dosis rendah dimana efek berbahaya ini tidak
akan muncul.
15
2. Prinsip Uji Toksikologi
manusia.
diperhatikan
miligram berat bahan uji per kilogram berat badan (BB) hewan uji yang
16
LD50 merupakan dosis yang menyebabkan 50% dari hewan coba
BB. Bila dosis yang digunakan lebih dari dosis tersebut, maka hewan
Makin besar perbedaan antara LD50 dengan ED50 maka semakin baik
obat tersebut.
toksisitas dari suatu zat atau bahan pencemar dan digunakan juga untuk
17
Suatu konsentrasi mematikan (Lethal Concentration) adalah
dimana 50% dari organisme mati selama test (LC50) digunakan sebagai
(WET) akut. Menurut Meyer dkk. (1982) tingkat toksisitas dari ekstrak
harga LC50 lebih kecil dari 1000 μg/ml dikatakan toksik, sebaliknya
apabila harga LC50 lebih besar dari 1000 μg/ml dikatakan tidak toksik.
18
BAB III
dimana perlakuan diberikan secara acak kepada seluruh unit percobaan. Hal
t (r-1) ≥ 15
2 (r-1) ≥ 15
2r – 2 ≥ 15
2r ≥ 17
r ≥ 8,5 ∽ 9
19
3.3 Lokasi dan Waktu Praktikum
a. Lokasi Praktikum
b. Waktu Praktikum
3.4.1. Alat
2. Batang pengaduk
3. Pipet plastik
4. Pipet tetes
5. Pipet ukur
6. Bulb
7. Erlenmeyer
8. Kertas saring
9. Baskom
11. Blender
12. Oven
13. Timbangan
20
3.4.2. Bahan
1. Jeruk nipis
2. Etanol 97%
3. Tween
4. Aquades
persipan pemilihan buah jeruk nipis yang tidak rusak oleh jamur
baik
pengeringan
21
6. Menimbang serbuk sebanyak 100 gram dan memasukanya
alumunium foil.
jam sekali.
lemari es.
22
menggunakan konsentrasi yang sudah disesuaikan dengan
ppm.
2021 mengenai efektivitas ekstrak buah jeruk nipis dalam mematikan larva
23
Tabel 1
Hasil Pengamatan Pengaruh Ekstrak Buah Jeruk Nipis
Pada Kematian Larva Nyamuk
Pengul Perlakuan
ang-an
Konsentarsi 25 ppm Konsentrasi 50 ppm
1 14 14 25 24 24 25
2 12 13 25 23 23,5 25
3 12 12,6 25 23 23,3 25
4 12 12,5 25 23 23,2 25
5 16 13,2 25 20 22,6 25
6 17 13,8 25 22 22,5 25
7 15 14 25 22 22,4 25
8 14 14 25 22 22,3 25
9 13 13,8 25 22 22,3 25
buah jeruk nipis dengan konsentrasi 25 ppm dan 50 ppm setelah 12 jam dari
225 jentik.
24
3.6 Hasil Analisis Data
Pada penelitian ini terdapat beberapa hal yang akan dianalisis, yaitu:
b. Untuk menentukan nilai LC50 dari ekstrask buah jeruk nipis dengan
Microsoft Excel.
jeruk nipis dalam mematikan larva nyamuk didapatkan bahwa dari hasil uji
coba selama 12 jam dengan 9 kali pengulangan atau replikasi dari setiap
ppm dapat mematikan jentik dengan persentase kematian sebesar 56% dari
jumlah populasi larva nyamuk yang diuji dalam Sembilan kali pengulangan
yaitu 125 ekor. Sedangkan, kematian larva atau jentik dengan konsentrasi 50
ppm mencapai persentase kematian sebesar 89% dari jumlah populasi larva
nyamuk yang diuji dalam Sembilan kali pengulangan yaitu 225 ekor.
ekstrak buah jeruk nipis dalam mematikan larva nyamuk dan konsentrasi
yang mencapai nilai indicator Lethal Concentrarion 50 (LC50) atau 50% lebih
besar populasi larva nyamuk yang mati terdapat ada konsentrasi 25 ppm dan
50 ppm.
25
Konsentrasi ekstrak buah jeruk nipis yang paling efektif mematikan
larva nyamuk pada 50 % populasi atau LC50 terdapat pada konsentrasi 22,7
ppm, hal tersebut didapatkan dari uji Analisis Probit LC50 menggunakan
pemberian ekstrak buah jeruk nipis terhadap kematian larva nyamuk dapat
Tabel 3.2
Uji Probit LC50 Pengaruh Ekstrak Buah Jeruk Nipis
Pada Kematian Larva Nyamuk
konsentrasi log
ppm Probit %Dead Mortality Total
(%) (ppm)
0.0025 25 1.39794 5.15 56% 125 225
0.005 50 1.69897 6.23 89% 201 225
Tabel 3.3
Koefisien Uji Probit LC50 Pengaruh Ekstrak Buah Jeruk Nipis Pada
Kematian Larva Nyamuk
Coefficients
Intercept 0.13464
log (ppm) 3.58768
y = ax+b
5 = 3.58768x + 0.13464
x = 1.356130287
= 22.70545907 ppm
= 0.0023 %
26
Pada penelitian ini tidak didapatkan tingkat persentase kematian larva
100%, tetapi penelitian ini masih dapat diterima menurut Purwanto et al.
(1997) dalam arsin larvasida dinyatakan efektif bila memilki daya bunuh
antara 50-100%.
27
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dari penelitian efektivitas ekstrak buah jeruk
nipis dalam mematikan larva nyamuk dengan konsentrasi 25 ppm dan 50 ppm
terhadap 25 ekor larva nyamuk uji disetiap perlakuan atau replikasi dengan
Hal tersebut diketahi dari hasil hitung Koefisien Uji Probit LC50
Pengaruh Ekstrak Buah Jeruk Nipis Pada Kematian Larva Nyamuk yang
Purwanto et al. (1997) bahwa, dalam arsin larvasida dinyatakan efektif bila
4.2 Saran
antara ekstrak buah srikaya (Annona squamosa L.) dan buah jeruk nipis
senyawa aktif yang terpapar dalam tubuh larva Aedes aegyti L. untuk
28
membukti kerja dari ekstrak buah srikaya (Annona squamosa L.) dan
3. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang Lethal Time (𝐿𝑇50) yaitu
konsentrasi tertentu.
29
DAFTAR PUSTAKA
30
LAMPIRAN
31