KIMIA TERAPAN
INSEKTISIDA ALAMI DAN BUATAN
BISA DI KULIT MANUSIA
Disusun oleh:
1. Alfian Maulana
(4311413014)
2. Sidik Muharom
(4311413022)
(4311413027)
(4311413037)
5. Eva Qomariyah M
(4311413038)
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
TAHUN 2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat-Nya
kepada kita sehingga kami dapat menyelesaikan makalah KIMIA TERAPAN yang
berjudul INSEKTISIDA ALAMI DAN BUATAN BISA DI KULIT MANUSIA
sebagai tugas dari mata kuliah Kimia Terapan. Tak lupa juga kami mengucapkan
terima kasih kepada Ibu Endah Fitriyani Rahayu, S.Si, M.Si. selaku dosen
pengampu mata kuliah Kimia Terapan yang telah membimbing kami sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan lancar. Kami juga mengucapkan
terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dan mendukung
penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Baik
dari pengetahuan, tata cara penulisan, pengalaman, pengetahuan dan maupun
isinya, mengingat keterbatasan penulis yang selalu masih dalam tahap belajar.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangatlah penulis
nantikan untuk perbaikan di masa yang akan datang. Semoga makalah ini dapat
berguna bagi penulis dan para pembaca.
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL.....................................................................................
KATA PENGANTAR.......................................................................................
ii
DAFTAR ISI.....................................................................................................
iii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................
2.1 Insektisida...................................................................................................
11
14
15
16
17
BAB IV PENUTUP..........................................................................................
18
18
19
20
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kehidupan manusia tidak lepas dari pengaruh lingkungan disekitarnya.
Lingkungan yang bersih membuat manusia nyaman tinggal di dalamnya.
Sedangkan lingkungan yang kotor lingkungan yang identik dengan nyamuk
sehingga mengganggu aktifitas manusia. Dalam kehidupan sehari-hari diperlukan
usaha manusia untuk menjaga lingkungan sekitarnya agar terhindar dari nyamuk.
Usaha manusia untuk menghindari gigitan nyamuk bermacam-macam, yaitu
penggunaan obat nyamuk. Obat nyamuk yang beredar di masyarakat dibedakan
menjadi empat jenis yaitu obat nyamuk bakar, obat nyamuk semprot, obat nyamuk
elektrik, dan lotion. Penggunaan obat nyamuk bakar, obat nyamuk semprot dan
obat nyamuk elektrik terbukti tidak efektif dalam menjaga kesehatan. Karena obat
nyamuk tersebut mempunyai kandungan zat kimia yang sangat tinggi sehingga
berbahaya bagi pernapasan manusia.Penggunaan lotion mempunyai daya tarik
sendiri yaitu baunya harum, kemasan dan penggunaan yang simpel sehingga
mudah dibawa kemana-mana.
Dari berbagai jenis insektisida yang ada beberapa yang dapat dipakai di
kulit manusia terbagi menjadi dua yaitu alami dan buatan, untuk itu dakam
makalah ini akan membahas tentang bahan insektisida alami dan buatan serta
kandungan kimianya, pembuatan lotion dan cara menganalisis senyawa dalam
lotion.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian dari insektisida dan jenisnya?
2. Apa bahan-bahan dalam insektisida alami dan buatan serta senyawa
kimia?
3. Bagaimana cara membuat lotion pengusir nyamuk?
4. Bagaimana cara menganalisis senyawa yang ada dalam lotion tersebut?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian dari insektisida dan jenis-jenis insektsida.
2. Mengetahui bahan-bahan yang termasuk insektisida alami dan buatan serta
senyawa kimianya.
3. Mengetahui cara membuat lotion pengusir nyamuk.
4. Megetahui cara menganalisis senyawa yang terdapat dalam lotion.
1.4 Manfaat
1. Makalah dapat digunakan sebagai referensi bagi pembaca.
2. Menambah wawasan penulis dan pembaca tentang jenis-jenis insektisida
yang dapat di pakai di kulit manusia.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Insektisida
Kata insektisida secara harfiah berarti pembunuh serangga, yang berasal
dari kata Insekta = serangga dan kata latin cida = pembunuh. Pestisida adalah
pembunuh hama yang berasal dari kata pest = hama dan cida = pembunuh.
Insektisida merupakan salah satu kelompok pestisida, sedangkan kelompok
pestisida lainnya antara lain rodentisida, akarisida, fungisida, herbisida dan lainlain. Dalam penggunaannya di bidang pengendalian hama bila digunakan istilah
pestisida sering yang dimaksud adalah insektisida. Meskipun ada alat-alat yang
dapat kita gunakan untuk membunuh serangga seperti alat pemukul namun alat
tersebut tidak kita namakan pestisida karena yang diartikan pestisida disini adalah
bahan kimia yang digunakan untuk membunuh hama.
Insektisida dapat kita bagi menurut sifat dasar senyawa kimianya yaitu
dalam Insektisida Anorganik yang tidak mengandung unsur karbon dan
Insektisida Organik yang mengandung unsur karbon. Insektisida lama yang
digunakan sebelum tahu 1945 umumnya merupakan insektisida anorganik
sedangkan insektisida modern setelah DDT ditemukan umumnya merupakan
insektisida organik. Insektisida organik masih dapat dibagi menjadi insektisida
organik alami dan insektisida organik sintetik. Insektisida organik alami
merupakan insektisida yang terbuat dari tanaman (insektisida botanik) dan bahan
alami lainnya. Sedangkan insektisida sintetik merupakan hasil buatan pabrik
dengan melalui proses sintesis kimiawi. Insektisida modern pada umumnya
merupakan insektisida organik sintetik.
Pembagian menurut sifat kimia yang lebih tepat adalah menurut komposisi
atau susunan senyawa kimianya. Pembagian insektisida organik sintetik menurut
susunan kimia bahan aktif (senyawa yang memiliki sifat racun) terdiri dari 4
kelompok besar yaitu Organoklorin (OC), Organophosphat (OP), Karbamat, dan
Pirethroid Sintetik (SP). Kecuali 4 kelompok besar tersebut masih ada beberapa
kelompok insektisida yang kurang banyak digunakan dalam praktek pengendalian
hama.
3
INSEKTISIDA adalah bahan kimia atau non kimia yang digunakan untuk
mengendalikan serangga. Keberadaan bahan non-kimia sebagai insektisida ini
jenisnya bermacam-macam, seperti: jamur (ceolomomyces), tanaman air, sari
bunga, sari tanaman, bakteri, protozoa (nosema), nematoda, dan virus. Adanya
kejelian dari para peneliti dengan memperhatikan suku-suku pedalaman yang
mengoleskan tanaman tertentu di kulitnya untuk menghindari gigitan nyamuk,
secara tidak langsung telah memberikan inspirasi dan merubah paradigma
insektisida yang aman bagi lingkungan. Artinya, dalam bahan-bahan alami yang
digunakan tersebut ada bahan-bahan kimia yang berfungsi sebagai insektisida.
Paling tidak, saat ini ada 5 jenis insektisida alami yang telah diteliti yaitu
Piretrum, Nikotin, Rotenon, Limonene/d-limonene dan Azadirachtin. Pertama,
Piretrum. Cara kerja dari piretrum adalah knock down. Sifat piretrum jaman
sekarang ditiru untuk formulasi insektisida jenis aerosol. Piretrum mempunyai 6
bahan aktif yang secara kolektif dikenal dengan piretrin. Sifat piretrin sebagai
insektisida kontak, tetapi nyaris tidak meninggalkan bekas (non-residual) bila
permukaan yang diolesi terpapar oleh cahaya. Namun, bila permukaan di tempat
gelap, zat ini akan bertahan maksimal 2 minggu. Tapi dikarenakan jumlah ekstrak
bunga dari bahan alami ini terbatas, maka peneliti mensintetiskan piretrin dengan
senyawa mirip piretrin yang sekarang dikenal dengan piretriod (oid = mirip dan
pire = piretrin). Jadi, yang termasuk insektisida golongan piretroid saat ini adalah
pensintetisan dari piretrin. Cara kerja piretrin adalah dengan dua tahap yaitu
dengan meracuni serangga (knock down) kemudian mengganggu syaraf
(blockade) serangga. Serangga biasanya lumpuh (knock down) tetapi dapat
normal kembali bila tahap pertama bisa di atasi. Di sini, serangga tidak akan mati,
tetapi bila serangga tidak bisa menetralkan tahap pertama maka jaringan syaraf
akan terganggu dan akhirnya mati. Kedua, Nikotin. Nikotin adalah ekstrak yang
berasal dari tembakau. Nikotin sangat efektif pada serangga-serangga berkulit
lunak, seperti aphid dan ulat. Zat ini bahkan dibuat bubuknya (tobacco dust) yang
digunakan untuk repelen anjing dan kelinci. Cara kerja dari nikotin adalah dengan
membuat serangga menjadi kejang tetapi hanya terjadi di syaraf-syaraf pusatnya
saja.Ketiga, Rotenon. Bahan ini dibuat dari akar dua genus tanaman kacang4
kacangan (legume). Yakni berupa Derris elliptica dari Asia Tenggara dan
lonchocarpus spp. dari Amerika Selatan. Di Indonesia rotenon dikenal sebagai
racun ikan pada tambak udang. Rotenon spesifik hanya membunuh ikan liar pada
kolam-kolam atau tambak udang. Sebagai insektisida, rotenon ini merupakan
racun kontak dan perut yang akan membuat serangga berhenti makan dan
akhirnya mati. Cara kerja dari rotenon ini adalah menghambat enzim pernafasan
dan metabolisme serangga. Keempat, Limonene/d-limonene. Lomonene/dlimonene adalah nama latin dari ekstrak kulit jeruk. Insektisida ini paling efektif
untuk mengendalikan hama hewan peliharaan, seperti membunuh tungau, pinjal
dan caplak. Cara kerja dari Limonene/d-limonene ini mirip dengan piretrin, yaitu
menggangu sistem syaraf namun tidak mengambat enzim. Kelima, Azadirachtin.
Bahan ini merupakan ekstrak dari biji tanaman mimna/neem (azadirachta indica).
Zat ini efektif digunakan sebagai insektisida, fungisida, dan bakterisida. Cara
kerja dari Azadirachtin adalah mengganggu pergantian kulit dengan menghambat
metabolisme atau biosintesis ekdison.
2.2 Insektisida Alami
Pestisida alami adalah pestisida yang terbuat dari bahan-bahan alami, dan
mudah didapat tanpa adanya tambahan senyawa kimia sintetik. Pestisida ini
berguna untuk mengendalikan hama dan penyakit tanaman tanpa mengganggu
kelestarian lingkungan. Sebagai catatan, pestisida alami ini hanya digunakan bila
diperlukan. Jangan menyemprotkan pestisida alami ini bila tidak terdapat hama
pada tanaman kita. Biarkan tanaman itu sendiri menangkal hama secara alami.
Salah satu contoh pestisida alami dari ekstrak tanaman bahan yang digunakan :
daun legum / kacang-kacangan yang masih muda dan Bio-Starter.
2.3 Insktisida Buatan
Merupakan insektisida sintetik buatan yang mempunyai bahan aktif
menyerupai insektisida hasil alam misalnya dari pyrethrum, fosfor organic, dan
asam karbamat.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Tanaman Insektisida Alami
3.1.1 TUMBUHAN LANGSAT (Lansium domesticum)
Langsat (L. domesticum) kebanyakan memiliki pohon yang lebih kurus,
berdaun kurang lebat yang berwarna hijau tua, dengan percabangan tegak.
Tandan buahnya panjang, padat berisi 1525 butir buah yang berbentuk bulat
telur dan besar-besar. Buah langsat berkulit tipis dan selalu bergetah (putih)
sekalipun telah masak. Daging buahnya banyak berair, rasanya masam manis
dan menyegarkan (Widyastuti dan Kristiawati, 2000).
A. Taksonomi Tumbuhan Kulit Buah Langsat
Kingdom
: Plantae
Divisio
: Magnoliophyta
Class
: Magnoliopsida
Ordo
: Sapindales
Famili
: Meliaceae
Genus
: Lansium
Species
: Lansium domesticum
(Widyastuti dan Kristiawati, 2000).
B. Kandungan Kimia Kulit Buah Langsat
Kulit
buah
onoceranoids),
langsat
(Mayanti, 2009)
Flavonoid
Tidak ada benda yang begitu mencolok seperti flavanoid yang
c. Terpenoid
Berdasarkan penelitian Magio Nishizawa, dkk. (1989) dalam kulit
buah langsat (Lansium domesticum) telah diisolasi senyawa triterpen yang
sering disebut dengan asam langsat.
3.1.2
: Plantae
Subkingdom : Trachebionta
Divisi
: Spermatophyta
Subdivisi
: Angiospermae
Kelas
: Monocotyledonae
Sub Kelas
: Commelinidae
Ordo
: Poales
Famili
: Poaceae
Genus
: Cymbopogon
Species
: Cymbopogon nardus(L.)Rendle
Ketaren (1985)
10
Kadar (%)
32-45
12-18
12-15
3-8
2-4
2-5
2-5
2-5
KULIT JERUK
11
: Spermatophyta
Sub divisi
: Angiospermae
Kelas
: Dicotyledonae
Ordo
: Rutales
Keluarga
: Rutaceae
Genus
: Citrus
Spesies
: Citrus sp
12
2. Limonene/d-limonene
Limonene/d-limonene adalah nama latin dari ekstrak kulit jeruk.
Insektisida ini paling efektif untuk mengendalikan hama serangga peliharaan,
seperti membunuh tungau, pinjal dan caplak. Cara kerja dari limonen ini
mirip dengan piretrum. Apakah yang disebut dengan piretrum?
Piretrum adalah sejenis insektisida alami yang berasal dari ekstrak bunga
chrysanthemum cinerariraefolium. Pertama kali ditemukan pada abad 19 di
jaman perang Napoleon untuk mengendalikan kutu manusia. Cara kerja dari
piretrum adalah knock down. Sifat piretrum jaman sekarang ditiru untuk
formulasi insektisida jenis aerosol. Piretrum mempunyai 6 bahan aktif yang
secara kolektif dikenal dengan piretrin.
Cara kerja piretrin adalah dengan dua tahap yaitu dengan meracuni
serangga (knock down) kemudian mengganggu syaraf (blockade) serangga.
Serangga biasanya lumpuh (knock down) tetapi dapat normal kembali bila
tahap pertama bisa di atasi. Di sini, serangga tidak akan mati, tetapi bila
serangga tidak bisa menetralkan tahap pertama maka jaringan syaraf akan
terganggu dan akhirnya mati.
Kandungan limonen bervariasi untuk tiap varietas jeruk, berkisar antara
70-92%. Berdasarkan hasil uji preferensi, aroma minyak atsiri jeruk yang
paling disukai konsumen adalah minyak atsiri dari jeruk manis, purut, lemon,
nipis, jari budha/kuku harimau, dan jeruk siam madu. Aroma minyak atsiri
yang kurang disukai adalah yang berasal dari jeruk besar dan siam.
13
3. Sitronela
Senyawa sitronela mempunyai sifat racun dehidrasi (Desiccant). Racun
tersebut merupakan racun kontak yang dapat mengakibatkan kematian karena
kehilangan cairan terus menerus. Serangga yang terkena racun ini akan mati
karena kekurangan cairan.
3.1.4
LIDAH BUAYA
Kingdom
: Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Super Divisi : Spermatophyta
Divisi
: Magnoliophyta
Kelas
: Liliopsida
Ordo
: Asparagales
Famili
: Asphodelaceae
Genus
: Aloe
Spesies
: Aloe vera L
14
15
RESEP
Bagian A:
1. R/ Asam stearat 10,68 g
2. Minyak zaitun 15 ml
3. Cera alba 1 ,98 g
4. Nipagin 0,18 g
5. Minyak atsiri sereh 1 ml
Bagian B:
1. R/ Trietanolamin 5,34 ml
2. Akuadest 112, 11 ml
ALAT DAN BAHAN
Alat:
1. Neraca
2. Beker glass
3. Kompor
4. Gelas pengaduk
5. Pipet tetes
6. Corong
7. Botol wadah
Bahan:
1. Asam stearat
2. Minyak zaitun
3. Cera alba
4. Nipagin
5. Minyak sereh
6. Trietanolamin
7. Aquades
16
CARA KERJA
1. Bagian A disiapkan, dipanaskan sambil diaduk pada suhu 70 0C sampai
semua melebur
2. Bagian B disipkan, dipanaskan sambil diaduk pada suhu 70 0C pada
tempat y ang berbeda
3. Masukkan bagian B ke bagian A, aduk sampai mengental
4. Tambahkan parfum atau minyak atsiri, aduk hingga homogen
5. Uji pH sampai diperoleh pH yang netral
6. Masukkan ke dalam wadah
3.4 Analisis Senyawa Kimia Dalam Skin Lotion
dilakukan
identifikasi
komponen
dengan
Gas
17
BAB IV
PENUTUP
3.2 Simpulan
1. Insektisida adalah bahan kimia atau non kimia yang digunakan untuk
mengendalikan serangga. Insektisida alami adalah insektisida yang terbuat
dari bahan-bahan alami, dan mudah didapat tanpa adanya tambahan
senyawa kimia sintetik. Insektisida buatan yaitu merupakan insektisida
sintetik buatan yang mempunyai bahan aktif menyerupai insektisida hasil
alam misalnya dari pyrethrum, fosfor organic, dan asam karbamat.
2. Tanaman yang termasuk sebagai insektisida alam yaitu: a). Tumbuhan
Langasat, b). Tumbuhan Serai Wangi, c). Kulit Jeruk, d). Lidah Buaya.
Senyawa kimia yang terkandung yaitu flavonoid, saponin, terpenoid,
minyak atsiri, polofenol,dan tanin. Yang termasuk insektisida buatan yaitu:
a). DDVP (dichlorovynil dimetyl phosfat), b). Carbamate propoxur, c).
DEET (diethyl-toluamide), d). Transfluthrin, bioallethrin, d-allethrin,
pralethrin dan cyphenothrin, dan e). Bahan tambahan (pengawet, pewarna,
dan pengharum).
3. Cara membuat skin lotion pengusir serangga: Bagian A (R/Asam stearat
10,68 g, Minyak zaitun 15 ml, Cera alba 1 ,98 g, Nipagin 0,18 g, Minyak
atsiri sereh 1 ml) disiapkan, dipanaskan sambil diaduk pada suhu 70 0C
sampai semua melebur, Bagian B (R/ Trietanolamin 5,34 ml dan akuadest
112, 11 ml) disipkan, dipanaskan sambil diaduk pada suhu 70 0C pada
tempat y ang berbeda, memasukkan bagian B ke bagian A, aduk sampai
mengental, menambahkan parfum atau minyak atsiri, aduk hingga
homogen, uji pH sampai diperoleh pH yang netral, masukkan ke dalam
wadah.
4. Cara menganalisis senyawa kimia dalam lotion yaitu : 1). Analisis minyak
atsiri menggunakan KLT,GC-MS dan FTIR 2).
18
4.2 Saran
1. Hati-hati dalam pemakain skin lotion yang terlalu banyak dan rutin
digunakan sehari-hari.
2. Pemilihan skin lotion yang aman bagi kulit sesuai dengan Standart
nasional Indonesia (SNI).
19
DAFTAR PUSTAKA
Agoes, G. 2007. Teknologi Bahan Alam. Bandung: ITB Press. .
Departemen Kesehatan RI. 1986. Sediaan Galenik. Jakarta: Departemen
Kesehatan RI.
Gunawan, D., Mulyani, S. 2004. Ilmu Obat Alam (Farmakognosi). Jilid 1. Jakarta:
Penebar Swadaya.
Heinrich, M. 2009. Farmakognosi dan Fitoterapi. Jakarta: Kedokteran.
Mayanti, T. 2009. Kandungan Kimia dan Bioaktivitas Tanaman Duku. Bandung:
UNPAD Press.
Nishizawa, M., M. Emura., H. Yamada., M. Shiro., Chairul, Y. Hayashi., dan
Tozuda. 1989. Isolation of a new cycloartanoid triterpenes from leaves
lansium
domesticum.
Novel
skin-tumor
promotioninhibitors.
20