Oleh :
1. Septiana Christi Murniningsih
(4301411082)
2. Tsabit Albanani
(4301413003)
3. Sulihen Mustofa
(4301413070)
(4301413082)
(4301413088)
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur saya panjatkan kepada allah SWT atas segala rahmat dan
karunianya sehingga kami dapat meyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Makalah ini
disusun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Kimia Bahan Pangan. Pada kesempatan
ini penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih yang sebanyak- banyaknya kepada yang
terhormat :
1
Ibu Sri Wardhani selaku dosen mata kuliah Kimia Bahan Pangan yang telah
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna, karena terbatasnya
pengetahuan dan kemampuan yang ada pada diri penulis. Oleh karena itu tanggapan, kritik
dan saran dari semua pihak sangat diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Makanan merupakan kebutuhan pokok setiap manusia. Dengan makanan tubuh
dapat memperoleh energi. Energi diperoleh dari makanan melalui proses kimia. Bahanbahan makanan mengandung berbagai jenis zat diantaranya vitamin, karbohidrat, lemak,
protein, zat aditif, bahan pengawet, pewarna dan pemanis buatan serta oksidan dan anti
oksidan.
Makanan yang di konsumsi tentu berpengaruh terhadap kesehatan dan
perkembangan tubuh. Manfaat, fungsi, kandungan, dan pengaruh bahan makanan akan
berbeda-beda sesuai dengan zat yang terkandung di dalamnya. Bahan makanan tertentu
dapat berpengaruh baik ataupun buruk terhadap tubuh.
Vitamin adalah senyawa-senyawa organik tertentu yang diperlukan dalam jumlah
kecil dalam diet seseorang tetapi esensial untuk reaksi metabolisme dalam sel dan
penting untuk melangsungkan pertumbuhan normal serta memelihara kesehatan.
Kebanyakan vitamin-vitamin ini tidak dapat disintesis oleh tubuh. Beberapa di antaranya
masih dapat dibentuk oleh tubuh, namun kecepatan pembentukannya sangat kecil
sehingga jumlah yang terbentuk tidak dapat memenuhi kebutuhan tubuh. Oleh karenanya
tubuh
harus
memperoleh
vitamin
dari
makanan
sehari-hari.
Jadi
vitamin
mengatur metabolisme, mengubah lemak dan kabohidrat menjadi energi, dan ikut
mengatur pembentukan tulang dan jaringan.
Vitamin merupakan nutrisi tanpa kalori yang penting dan dibutuhkan untuk
metabolisme tubuh manusia. Vitamin tidak dapat diproduksi oleh tubuh manusia, tetapi
diperoleh dari makanan sehari-hari. Fungsi khusus vitamin adalah sebagai kofaktor
(elemen pembantu) untuk reaksi enzimatik. Vitamin juga berperan dalam berbagai
macam fungsi tubuh lainnya, termasuk regenerasi kulit, penglihatan, sistem susunan
syaraf dan sistem kekebalan tubuh dan pembekuan darah.
Sari-sari makanan didalam tubuh diserap oleh darah dan diedarkan keseluruh tubuh.
Darah kita setiap saat mengalirkan oksigen ke sel-sel tubuh. Oksigen membantu sel
mengubah nutrisi menjadi energi. Dalam kondisi normal, molekul-molekul di dalam sel
memiliki pasangan elektron yang lengkap sehingga stabil. Ketika melakukan kontak
dengan oksigen, molekul itu teroksidasi sehingga kehilangan elektron. Molekul tidak
stabil tersebut lalu berubah menjadi apa yang disebut radikal bebas. Jadi, radikal bebas
adalah produk alamiah hasil metabolisme sel. Radikal bebas sama alamiahnya dengan
kita menghirup udara.
Mengkonsumsi lebih banyak antioksidan membantu tubuh untuk menetralisir
radikal bebas berbahaya. Antioksidan berperan menetralisir radikal bebas dengan
menyumbangkan elektron sehingga membuatnya stabil. Diperkirakan ada lebih dari
4.000 senyawa dalam makanan yang berfungsi sebagai antioksidan. Yang paling banyak
dipelajari adalah beta karoten (pro vitamin A), vitamin C, vitamin E, asam fenolik,
selenium, klorofil, karotenoid, flavonoid, glutasion, koenzim Q10, melatonin, dan
likopen.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian dari vitamin?
2. Apa fungsi vitamin?
3. Apa sajakah klasifikasi dari vitamin?
4. Apa saja jenis-jenis vitamin beserta sumber, fungsi, dan dampak
kelebihan/kekyrangan dari vitamin?
5. Bagaimanakah metabolisme vitamin?
6. Bagaimanakah analisis vitamin?
7. Apakah pengertian dari antioksidan?
8. Bagaimanakah klasifikasi dari antioksidan?
9. Apa saja sumber antioksidan?
10. Apa saja manfaat dari mengkonsumsi makanan yang mengandung antioksidan?
A. TUJUAN PENULISAN
1. Mengetahui pengertian dari vitamin
2. Mengetahui fungsi vitamin
3. Mengetahui klasifikasi dari vitamin
4. Mengetahui jenis-jenis vitamin beserta sumber, fungsi, dan dampak
kelebihan/kekyrangan dari vitamin
5. Mengetahui metabolisme vitamin
6. Mengetahui analisis vitamin
7. Mengetahui pengertian dari antioksidan
8. Mengetahui klasifikasi dari antioksidan
9. Mengetahui sumber antioksidan
10. Mengetahui manfaat dari mengkonsumsi makanan yang mengandung antioksidan
BAB II
PEMBAHASAN
A. VITAMIN
1. PENGERTIAN
Vitamin adalah sekelompok senyawa organik amina yang berperan sangat
penting bagi metabolisme tubuh, namun sebagian besar vitamin ini tidak bisa
dihasilkan oleh tubuh, karena itu tubuh sangat memerlukan asupan vitamin setiap
harinya, walaupun tubuh hanya memerlukan hanya dalam jumlah sedikit saja namun
jika asupan vitamin ini terabaikan maka metabolisme tubuh akan tergangu dan
gangguan kesehatan karena kekurangan vitamin ini dinamakan avitaminosis.
Karena itu tubuh harus menerima asupan vitamin dengan benar, tidak
berlebihan tidak juga kekurangan, tubuh hanya dapat memproduksi vitamin K dan
vitamin D dalam bentuk provitamin yang tidak aktif. Tubuh dapat asupan vitamin
dari makanan yang kita makan seperti buah-buahan ataupun sayur-sayuran yang
terbukti mengandung vitamin cukup tinggi, dan asupan lain bisa diperoleh dari
suplemen yang bisa kita dapatkan dengan mudah di toko kesehatan.
2. FUNGSI
permanen.
Menangkal radikal bebas. Vitamin A dan betakaroten terbukti
merupakan antioksidan yang dapat melindungi sel dari serangan radikal
bebas untuk mencegah timbulnya berbagai penyakit kronis, seperti
5.
Gejala ini sering tampak pada anak balita. Penelitian pada hewan
percobaan menunjukkan bahwa proses pertumbuhan akan terhenti jika
6.
7.
hormon
steroid
(hormon
seks)
dan
proses
satu
vitamin
yang
larut
dalam
lemak.
Beberapa
gejala
dengan baik sehingga memiliki tulang yang lemah. Vitamin D adalah prohormon yang digunakan tubuh kita untuk mengangkut kalsium dari
pencernaan melalui darah menuju ke tulang, jantung, otak, paru-paru dan
organ lain yang memerlukannya.
3) Kebutuhan Vitamin D
Untuk mencegah penyakit Inggris (Rickets), absorpsi Ca dalam usus
cukup, kecepatan pertumbuhan normal dan mineralisasi tulang berjalan
normal pada bayi, asupan vitamin D sekitar 300-400 mg/hari. Untuk dapat
hidup sehat baik pada bayi, anak-anak maupun dewasa sebaiknya dalam
diet mengandung 400 mg vitamin D setiap hari.
4) Sumber Vitamin D
Vitamin D merupakan salah satu jenis vitamin yang banyak
ditemukan pada makanan hewani, antara lain ikan, telur, susu, serta produk
olahannya, seperti keju. Sinar ultraviolet dari sinar matahari merupakan
sumber vitamin D yang sangat murah. Susu merupakan makanan yang
dipilih untuk difortifikasi dengan vitamin D (Astuti dan Gardjito, 1986).
Cara termudah untuk mendapatkan vitamin D dari cahaya matahari. Sinar
UV bereaksi dengan sel kulit untuk memproduksi vitamin. Dianjurkan
setiap orang untuk mendapatkan cahaya sinar matahari selama 15 menit, 2
3 kali per minggu. Pastikan sebanyak mungkin bagian tubuh terpapar sinar
matahari. Hal ini untuk meningkatkan penyerapan vitamin D oleh kulit.
5) Defisiensi Vitamin D
Kekurangan vitamin D ini dapat disebabkan oleh pemaparan sinar
matahari yang tidak mencukupi maupun oleh sedikitnya vitamin D dalam
makanan. Kekurangan vitamin D selama kehamilan dapat menyebabkan
osteomalacia pada ibu hamil dan rakitis pada bayi yang akan dilahirkannya.
Karena ASI tidak mengandung vitamin D dalam jumlah yang besar, bayi
yang mendapatkan ASI bisa menderita rakitis, bahkan meskipun tinggal di
daerah tropis jika bayi tidak mendapatkan sinar matahari yang cukup.
Kekurangan vitamin D bisa terjadi pada orang yang lebih tua karena kulit
mereka menghasilkan sedikit vitamin D saat terpapar sinar matahari.
Kejang otot (tetani) yang disebabkan oleh rendahnya kadar kalsium
bisa merupakan pertanda awal terjadinya rakitis pada bayi. Bayi yang lebih
besar mungkin akan terlambat untuk belajar duduk dan merangkak, dan
penutupan ubun-ubun (fontanel) mengalami penundaan. Anak-anak usia 1-
Meningkatkan
daya
tahan
tubuh,
membantu
mengatasi
stres,
3) Sumber vitamin E
Vitamin E mudah didapat dari bagian bahan makanan yang
berminyak atau sayuran. Vitamin E banyak terdapat pada buah-buahan,
susu, mentega, telur, sayur-sayuran, terutama kecambah. Contoh sayuran
yang paling banyak mengandung vitamin E adalah minyak biji gandum,
minyak kedelai, minyak jagung, selada, kacang-kacangan, asparagus,
pisang, strawberri, biji bunga matahari, buncis, ubi jalar, bayam, brokoli,
kiwi, mangga dan sayuran berwarna hijau lainnya. Vitamin E lebih banyak
terdapat pada makanan segar yang belum diolah.
Satu unit setara dengan 1 mg alfa-tocopherol asetat atau dapat
dianggap setara dengan 1 mg. Selain itu ASI juga banyak mengandung
vitamin E untuk memenuhi kebutuhan bayi. Dalam perkembangannya,
Vitamin E diproduksi dalam bentuk pil, kapsul, dan lain-lain sebagaimana
vitamin-vitamin yang sudah terlebih dahulu ada. Vitamin yang sudah
dikemas dalam berbagai bentuk ini banyak dijual bebas di pasaran serta
dianggap berguna.
Vitamin
banyak
didistribusi
dalam
makanan,
sehingga
4) Kebutuhan vitamin E
Kebutuhan minimum vitamin E untuk orang dewasa tidak diketahui
secara pasti, mungkin tidak diketahui secara pasti, mungkin antara 3-6 IU
per hari. Anjuran intake tokoperol untuk bayi yang lahir dengan berat
kurang adalah 3 mg atau 4,5 IU; tokoperol per lt formula yang mengandung
3,5 % lemak (jenuh dan tidak jenuh). ASI mengandung vitamin E yang
cukup jumlahnya bagi bayi berumur dibawah 5 bulan dan lebih dari 5
bulan. Vitamin E tidak hanya doiperoleh dari ASI tetapi juga dari makanan
lain (Astuti dan Gardjito, 1986).
Bila Anda menginginkan fungsi vitamin E sebagai antioksidan, maka
seorang perempuan membutuhkan sedikitnya 120 IU (international unit) per
hari. Namun menurut catatan medis, kebanyakan perempuan Indonesia
hanya makanan yang mengandung 10.4 - 13,4 IU per hari. Untuk
mencukupi kebutuhan itu, kita bisa mengonsumsi vitamin E dan vitamin E
sintetis (dl-a tokoferol). Karena kebutuhan vitamin E kita terbatas, maka
tubuh akan segera bereaksi ketika mengalami kondisi tidak berimbang.
Gejala yang terlihat nyaris berbeda, namun cenderung samar sehingga bisa
jadi sulit dipahami (Shella, 2009).
Untuk mendapatkan manfaat yang maksimal, pastikan Anda (yang
berusia 14 ke atas) mendapatkan asupan 15 miligram atau 22.5
internasional unit (IU) per hari. Tapi, pastikan juga kalau asupan vitamin E
Anda tidak lebih dari 1.000 miligram (1.500 IU) per hari. Hal ini untuk
mencegah keracunan. Tapi, sebagian besar orang justru kesulitan memenuhi
asupan vitamin E yang direkomendasikan. Jadi, kalau tidak menggunakan
suplemen dalam dosis sangat besar, kemungkinan besar Anda tidak akan
mencapai batas maksimum ini. 20 IU alami atau 30 IU sintetik (<28th), 50
IU (28-40th), 100 IU (>40th) per hari (Arta, 2008).
Salah satu cara menunda penuaan di kulit adalah dengan
mengonsumsi vitamin E. Vitamin E merupakan antioksidan terkuat yang
mampu mencegah kerusakan serat kolagen dan elastin dari akibat radikal
bebas, dan meningkatkan proses regenerasi dan keratinisasi sel-sel kulit.
Hasilnya, kulit kita tidak tipis dan kering karena kandungan air tidak
menguap dari kulit. Kulit terjaga elastisitasnya, dan tidak cepat keriput.
Ketika kadar vitamin E dalam darah sangat rendah, sel darah merah
rusak dan terbelah. Proses pembelahan sel darah merah ini disebut
hemolisis eritrodit. Kondisi ini menyebabkan gangguan pada sistem
syaraf dan otot. Gejala yang dirasakan adalah kesulitan berjalan dan
nyeri yang menetap pada otot betis.
6) Hipervitaminasis E
resiko
terjadinya
retinopati,
tampaknya
tidak
membekukan darah.
Vitamin K juga dibutuhkan untuk pembentukan tulang.
Berguna untuk menguatkan pegangan rambut pada kulit.
Vitamin K digunakan untuk mata lebih bersinar, hal ini
banyak ditemukan di krim mata yang juga mengandung retinol.
Vitamin K dipercaya bisa membantu mengatasi lingkar mata hitam.
Pembuluh kapiler yang rentan dan bocor di sekitar daerah mata sering
E. Vitamin B
Secara umum, golongan vitamin B berperan penting dalam metabolisme
di dalam tubuh, terutama dalam hal pelepasan energi saat beraktivitas. Hal ini
terkait dengan peranannya di dalam tubuh, yaitu sebagai senyawa koenzim yang
dapat meningkatkan laju reaksi metabolisme tubuh terhadap berbagai jenis
sumber energi. Beberapa jenis vitamin yang tergolong dalam kelompok vitamin
B ini juga berperan dalam pembentukan sel darah merah (eritrosit). Sumber
utama vitamin B berasal dari susu, gandum, ikan, dan sayur-sayuran hijau.
Vitamin B terdiri dari beberapa jenis, yang semuanya disebut dengan
vitamin B kompleks. Diantaranya adalah sebagai berikut:
a) Vitamin B1
Vitamin B1, yang dikenal juga dengan nama tiamin, merupakan
salah satu jenis vitamin yang memiliki peranan penting dalam menjaga
kesehatan kulit dan membantu mengkonversi karbohidrat menjadi energi
yang diperlukan tubuh untuk rutinitas sehari-hari. Di samping itu, vitamin
1) Fungsi Vitamin B
a. Vitamin B1
Berperan penting dalam menjaga kesehatan kulit dan membantu
mengkonversi karbohidrat menjadi energi yang diperlukan tubuh untuk
rutinitas sehari-hari
b. Vitamin B2
Berperan dalam pembentukan molekul steroid, sel darah merah, dan
glikogen, serta menyokong pertumbuhan berbagai organ tubuh, seperti kulit,
rambut, dan kuku.
c. Vitamin B3
Vitamin B3 memiliki peranan besar dalam menjaga kadar gula darah,
tekanan darah tinggi, penyembuhan migrain, dan vertigo.
d. Vitamin B5
Peranan lain vitamin ini adalah menjaga komunikasi yang baik antara
sistem saraf pusat dan otak dan memproduksi senyawa asam lemak, sterol,
neurotransmiter, dan hormon tubuh.
e. Vitamin B6
Vitamin ini berperan sebagai salah satu senyawa koenzim A yang
digunakan tubuh untuk menghasilkan energi melalui jalur sintesis asam lemak,
seperti spingolipid dan fosfolipid. Selain itu, vitamin ini juga berperan dalam
metabolisme nutrisi dan memproduksi antibodi sebagai mekanisme pertahanan
tubuh terhadap antigen atau senyawa asing yang berbahaya bagi tubuh.
f. Vitamin B12
Vitamin ini banyak berperan dalam metabolisme energi di dalam
tubuh.
2) Kebutuhan Vitamin B
a. Vitamin B1
RDA untuk thiamin adalah 0,5 mg/1000 kkal perhari. Diperkirakan
konsumsi rata-rata makanan per hari sekitar 2000 kkal/orang, jadi RDA untuk
thiamin sekitar 1 mg perhari. Makanan yang seimbang akan memberikan
cukup thiamin. Orang yang berpuasa atau melakukan diet harus memastikan
bahwa mereka mendapat sejumlah thiamin yang sama seperti dalam 2000
kkalori makanan.
b. Vitamin B2
RDA untuk riboflavin adalah 0,6 mg/1000 kkal perhari. Jadi sekitar 1,2
mg perhari untuk 2000 kkal diet. Anak-anak dan wanita hamil membutuhkan
tambahan riboflavin karena vitamin ini penting untuk pertumbuhan.
c. Vitamin B3
b. Vitamin B2
Penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin B2 = turunnya
daya tahan tubuh, kilit kering bersisik, mulut kering, bibir pecah-pecah,
sariawan, dan sebagainya.
c. Vitamin B3
Penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin B3 =
terganggunya sistem pencernaan, otot mudah keram dan kejang, insomnia,
bedan lemas, mudah muntah dan mual-mual, dan lain-lain
d. Vitamin B5
Penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin B5 = otot mudah
menjadi kram, sulit tidur, kulit pecah-pecah dan bersisik, dan lain-lain
e. Vitamin B6
Penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin B6 = pelagra
alias kulit pecah-pecah, keram pada otot, insomnia atau sulit tidur, dan banyak
lagi lainnya.
f. Vitamin B12
Penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin B12 = kurang
darah atau anemia, gampang capek / lelah / lesu / lemes / lemas, penyakit pada
kulit, dan sebagainya
F. Vitamin C
Vitamin C (asam askorbat) banyak memberikan manfaat bagi kesehatan tubuh
kita. Di dalam tubuh, vitamin C juga berperan sebagai senyawa pembentuk kolagen yang
merupakan protein penting penyusun jaringan kulit, sendi, tulang, dan jaringan
penyokong lainnya. Vitamin C merupakan senyawa antioksidan alami yang dapat
menangkal berbagai radikal bebas dari polusi di sekitar lingkungan kita. Terkait dengan
sifatnya yang mampu menangkal radikal bebas, vitamin C dapat membantu menurunkan
laju mutasi dalam tubuh sehingga risiko timbulnya berbagai penyakit degenaratif, seperti
kanker, dapat diturunkan. Selain itu, vitamin C berperan dalam menjaga bentuk dan
struktur dari berbagai jaringan di dalam tubuh, seperti otot. Vitamin ini juga berperan
dalam penutupan luka saat terjadi pendarahan dan memberikan perlindungan lebih dari
infeksi mikroorganisme patogen. Melalui mekanisme inilah vitamin C berperan dalam
menjaga kebugaran tubuh dan membantu mencegah berbagai jenis penyakit. Defisiensi
vitamin C juga dapat menyebabkan gusi berdarah dan nyeri pada persendian. Akumulasi
vitamin C yang berlebihan di dalam tubuh dapat menyebabkan batu ginjal, gangguan
saluran pencernaan, dan rusaknya sel darah merah.
1. Fungsi Vitamin C
2. Kebutuhan Vitamin C
RDA untuk vitamin C adalah 60 mg/hari, tapi hal ini bervariasi pada setiap
individu. Stres fisik seperti luka bakar, infeksi, keracunan logam berat, rokok,
penggunaan terus-menerus obat-obatan tertentu (termasuk aspirin, obat tidur)
meningkatkan kebutuhan tubuh akan vitamin C. Perokok membutuhkan vitamin C
sekitar 100 mg/hari.
Kebutuhan harian vitamin untuk masing-masing usia adalah:
Tingkatan
Bayi
Anak-anak
Anak-anak
Anak-anak
Remaja
Dewasa
Wanita hamil
Usia
0-6 bulan
1-3 tahun
4-8 tahun
9-13 tahun
14-18 tahun
19 tahun ke atas
-
Laki-laki (mg/hari)
40
15
25
45
75
90
-
Perempuan (mg/hari)
40
15
25
45
65
75
85
3. Sumber Vitamin C
Sumber yang mengandung vitamin C adalah jambu klutuk atau jambu batu,
jeruk, tomat, nanas, sayur segar, dan lain sebagainya
Mekanisme Penyerapan
Vitamin C
Vitamin B1 (Tiamin)
sedikit),
dengan
bantuan
Na+
(bila
Difusi pasif
Niasin
Vitamin B6 (Piridoksin)
Difusi pasif
Menggunakan Na+
Vitamin B12
b. ANALISIS
Vitamin A di dalam lemak dapat ditentukan dengan beberapa metode. Salah
satu metode penentuan kadar vitamin A adalah dengan metode Carr Price. Prinsip
metode ini adalah vitamin A bereaksi dengan antimony triklorida membentuk warna
biru yang dapat diukur intensitasnya dengan spektofotometer.
Untuk sampel yang diduga banyak mengandung vitamin A dapat langsung
digunakan yaitu terlebih dahulu dilarutkan dalam klorofom hingga mencapai
konsentrasi 20%. Untuk sampel yang sedikit mengandung vitamin A perlu dilakukan
saponifikasi terlebih dahulu. Disiapkan blanko dengan cara mencampur 4 mL reagen
antimony triklorida dan 1 mL klorofom hingga merata. Disamping itu, disiapkan 0.5
mL larutan sampel/bahan yang mengandung vitamin A. kemudian dicampur dengan 2
mL reagensia antimony triklorida hingga merata. Absorbansi larutan diukur pada
panjang gelombang 620 nm menggunakan spektofotometer.
B. ANTIOKSIDAN
1. PENGERTIAN
Zat antioksidan adalah substansi yang dapat menetralisir atau menghancurkan
radikal bebas. Radikal bebas merupakan jenis oksigen yang memiliki tingkat reaktif
yang tinggi dan secara alami ada didalam tubuh sebagai hasil dari reaksi biokimia di
dalam tubuh. Radikal bebas juga terdapat di lingkungan sekitar kita yang berasal
dari polusi udara, asap tembakau, penguapan alkohol yang berlebihan, bahan
pengawet dan pupuk, sinar Ultra Violet, X-rays, dan ozon. Radikal bebas dapat
merusak sel tubuh apabila tubuh kekurangan zat anti oksidan atau saat tubuh
kelebihan radikal bebas. Hal ini dapat menyebabkan berkembangnya sel kanker,
penyakit hati, arthritis, katarak, dan penyakit degeneratif lainnya, bahkan juga
mempercepat proses penuaan.
Yang termasuk ke dalam golongan zat ini antara lain vitamin, polipenol,
karotin dan mineral. Secara alami, zat ini sangat besar peranannya pada manusia
untuk mencegah terjadinya penyakit. Antioksidan melakukan semua itu dengan cara
menekan kerusakan sel yang terjadi akibat proses oksidasi radikal bebas.
Antioksidan membantu menghentikan proses perusakan sel dengan cara
memberikan elektron kepada radikal bebas. Antioksidan akan menetralisasi radikal
bebas sehingga tidak mempunyai kemampuan lagi mencuri elektron dari sel dan
DNA. Proses yang terjadi sebenarnya sangat kompleks tapi secara sederhana dapat
dilukiskan seperti itu. Antioksidan adalah substansi yang melindungi tubuh dari
oksidan yang dapat merusak bahkan membunuh sel dalam tubuh kita. Oksidan
menyebabkan stress oksidatif sehingga menimbulkan berbagai macam penyakit.
Mengonsumsi makanan sumber antioksidan dapat membantu melindungi tubuh.
2. KLASIFIKASI
Berdasarkan mekanisme kerjanya, antioksidan dibedakan menjadi antioksidan
primer yang dapat bereaksi dengan radikal bebas atau mengubahnya menjadi produk
yang stabil, dan antioksidan sekunder atau antioksidan preventif yang dapat
mengurangi laju awal reaksi rantai serta antioksidan tersier. Mekanisme kerja
antioksidan selular antara lain, antioksidan yang berinteraksi langsung dengan
oksidan, radikal bebas, atau oksigen tunggal; mencegah pembentukan jenis oksigen
reaktif; mengubah jenis oksigen rekatif menjadi kurang toksik; mencegah
kemampuan oksigen reaktif; dan memperbaiki kerusakan yang timbul.
a. Antioksidan primer
Antioksidan primer adalah suatu zat yang dapat menghentikan reaksi rantai
pembentukan radikal yang melepaskan hidrogen. Zat-zat yang masuk golongan
ini dapat berasal alam dan dapat pula buatan. Antioksidan alam antara lain
tokoferol, lestin, fosfatida, sesamol, sipol dan asam askorbat.
b. Antioksidan Sekunder
Antioksidan sekunder adalah suatu zat yang dapat mencegah kerja antioksidan
sehingga dapat digolongkan sebagai sinergik. Beberapa asam organik tertentu,
biasanya asam di- atau trikarboksilat dapat mengikat logam-logam (sequestran).
Misalnya satu molekul sitrat akan mengikat proksidan Fe seperti sering dilakukan
pada minyak kacang kedelai. EDTA (Etilendiamin tetraasetat) adalah sequestran
logam yang sering digunakan dalam minyak sald.
c. Antioksidan Tersier
Antioksidan tersier berfungsi memperbaiki kerusakan sel dan jaringan yang
disebabkan oleh radikal bebas Contohnya yaitu enzim yang memperbaiki DNA
pada inti sel adalah metionin sulfoksida reduktase
3. SUMBER
Ada beberapa makanan yang merupakan sumber antikosidan. Yakni makanan
yang mengandung Vitamin A, C, E, melantonin, betakaroten seperti sayuran,
kacang-kacangan, jagung, kedelai dan buah. Saat ini juga tersedia suplemen dan
susu yang mengandung antioksidan. Daging mengandung banyak oksidan, jadi
sebaiknya perbanyak konsumsi sayur dan buah.
Vitamin E dan C dikenal sebagai antioksidan yang potensial dan banyak
dikonsumsi. Penelitian yang terbaru berdasarkan hasil studi epidemiologi
menunjukkan asupan sehari vitamin E lebih dari 400 IU akan meningkatkan resiko
kematian dan harus dihindari. Sementara dosis konsumsi vitamin E bagi orang
dewasa normal cukup 8-10 IU per hari.
Selama ini di pasaran suplemen vitamin E dan C umumnya dijual dalam dosis
relatif tinggi. Beberapa produk mengandung vitamin C 1.000 mg per tablet. Padahal,
kecukupan gizi vitamin C per hari bagi orang dewasa yang hidup tenang, tidak stres
atau kondisi lain yang tidak sehat, adalah sekitar 60-75 mg per hari. Untuk mereka
yang tinggal di kota besar yang penuh polusi seperti Jakarta, dosis 500 mg bisa
diterima
BAB III
PENUTUP
A. SIMPULAN
Vitamin adalah sekelompok senyawa organik amina yang berperan sangat penting
bagi metabolisme tubuh. Beberapa vitamin berfungsi langsung dalam metabolisme
penghasilan energi. Jalur metabolisme yang menghasilkan energi untuk mendukung kerja
sel diantaranya adalah glikolisis, siklus kreb, transport elektron, dan oksidasi.
Berdasarkan kelarutannya, vitamin digolongkan dalam dua kelompok, yaitu vitamin
yang larut dalam lemak atau tidak larut dalam air (A, D, E, dan K), dan vitamin yang
larut dalam air (B dan C). Vitamin yang larut dalam lemak atau minyak, jika berlebihan
tidak dikeluarkan oleh tubuh melainkan akan disimpan. Sebaliknya, vitamin yang larut
dalam air, yaitu vitamin B kompleks dan C tidak disimpan, melainkan akan dikeluarkan
oleh sistem pembuangan tubuh. Vitamin A di dalam lemak dapat ditentukan dengan
beberapa metode. Salah satu metode penentuan kadar vitamin A adalah dengan metode
Carr Price.
Zat antioksidan adalah substansi yang dapat menetralisir atau menghancurkan radikal
bebas. Berdasarkan mekanisme kerjanya, antioksidan dibedakan menjadi antioksidan
primer, sekunder, serta antioksidan tersier. Beberapa makanan yang merupakan sumber
antikosidan, yakni makanan yang mengandung Vitamin A, C, E, melantonin, betakaroten
seperti sayuran, kacang-kacangan, jagung, kedelai dan buah. Fungsi utama antioksidan
digunakan sebagai upaya untuk memperkecil terjadinya proses oksidasi dari lemak dan
minyak, memperkecil terjadinya proses kerusakan dalam makanan, dan lain-lain.
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, Sunita. 2004. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Gramedia Pustaka Utama: Jakarta.
Astuti, M dan Gardjito, M. 1986. Pangan dan Gizi. Yogyakarta: UGM Press.
Legowo, Anang Mohammad, dkk. 2004. Analisis Pangan. Universitas Diponegoro:
Semarang.
Lehninger, A. L. 1998. Dasar-Dasar Biokimia I. Erlangga: Jakarta.