Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH BIOKIMIA

“Vitamin”
Diselesaikan Untuk Memenuhi Tugas Kelompok Pada Mata Kuliah Biokimia

Dosen Pengampu:

Ibu Rabiah Afifah Daulay, M.Pd

Disusun Oleh:

Kelompok 9

Adinda Opmila Putri 0310203055


Rini Wulandari 0310203056

Indah Amelia Jupani 0310203059


Hafsah Nanda Kirana Angkat 031020

TBIO-2/Semester III

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA

TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
hidayah-Nya sehingga penyusunan makalah ini dapat kami selesaikan. Adapun makalah ini
disusun untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Biokimia yang berjudul “Vitamin” .

Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Rabiah Afifah Daulay, M.Pd selaku dosen
pengampu pada mata kuliah Biokimia yang telah membimbing kami dalam menyelesaikan
makalah ini. Makalah ini bertujuan untuk menambah wawasan bagi para pembaca dan juga
bagi penulis.

Demikianlah makalah ini disusun semoga bermanfaat dan kami berharap semoga
makalah ini bisa digunakan sebagai bahan diskusi kelompok sebagaimana mestinya. Dan juga
kami menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu
kritik dan saran yang diberikan akan kami terima untuk kesempurnaan makalah ini.

Penulis

Kelompok 9
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan

BAB II PEMBAHASAN

A. Definisi Vitamin
B. Klasifikasi Vitamin
1. Vitamin Larut Dalam Lemak
2. Vitamin Larut Dalam Air
C. Integrasi Vitamin Dalam Al-Qur’an

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan
B. Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Di zaman yang semakin modern saat ini. Banyak masyarakat yang tidak memperhatikan
asupan gizi pada makanan yang mereka konsumsi sehar-hari, teruama kandungan
vitaminnya. Semakin menjamurnya makanan cepat saji yang di jual dipasaran menjadi salah
satu faktor penyebabnya. Belum lagi diet sembarangan yang tidak mempertimbangkan gizi
yang diperlukan tubuh.
Vitamin merupakan salah satu zat senyawa kompleks yang sangat diperlukan oleh tubuh
kita yang berfungsi sebagai pembantu pengaturan atau proses kegiatan tubuh. Tanpa adanya
vitamin, manusia, hewan dan makhluk hidup lainnya tidak akan dapat melakukan aktifitas
hidup sehari-hari dengan baik (Khusnul K, Maria Ulfah, Nurul Anam. 2011).
Vitamin merupakan salah satu zat yang paling dibutuhkan oleh tubuh manusia, karena itu
kekurangan vitamin dapat menyebabkan memperbesar peluang terkena penyakit pada tubuh
kita serta memungkinkan fungsi-fungsi tubuh tidak berfungsi secara maksimal. Berbagai
vitamin memang tidak dapat diproduksi sendiri oleh tubuh manusia, oleh karena itu, tubuh
perlu asupan dari makanan dan buah-buahan untuk mendapatkan vitamin tersebut.
Masyarakat awam yang belum mengerti tentang vitamin sering kali tidak memperhatikan
pola makannya setiap hari dan cenderung menyepelekan kekurangan vitamin pada tubuh
mereka, bagi mereka yang penting makan. Padahal kekurangan vitamin tertentu dapat
mempengaruhi kesehatan. Dengan banyaknya makanan yang diproses dan instan, sangat
mungkin tubuh kekurangan vitamin. Bisa juga karena kita tidak mengkonsumsi makanan
yang tepat, atau tubuh tidak bisa menyerap karena masalah pencernaan.
B. Rumusan Masalah

1. Apa itu vitamin


2. Bagaimana klasifikasi vitamin
3. Apa integrasi vitamin dalam al-qur’an

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui apa itu vitamin


2. Untuk mengetahui klasifikasi vitamin
3. Untuk mengetahui integrasi vitamin dalam al-qur’an
BAB II

PEMBAHASAN

A. DEFINISI VITAMIN

Vitamin merupakan nutrien organik yang dibutuhkan dalam jumlah kecil untuk berbagai
fungsi biokimiawi dan yang umumnya tidak disintesis oleh tubuh sehingga harus dipasok dari
makanan.Vitamin yang pertama kali ditemukan adalah vitamin A dan B , dan ternyata masing-
masing larut dalam lemak dan larut dalam air. Kemudian ditemukan lagi vitamin-vitamin yang
lain yang juga bersifat larut dalam lemak atau larut dalam air. Sifat larut dalam lemak atau larut
dalam air dipakai sebagai dasar klassifikasi vitamin.Vitamin yang larut dalam air, seluruhnya
diberi simbol anggota B kompleks ( kecuali vitamin C ) dan vitamin larut dalam lemak yang baru
ditemukan diberi simbol menurut abjad (vitamin A, D, E, K ). Vitamin yang larut dalam air tidak
pernah dalam keadaan toksisitas di didalam tubuh karena kelebihan vitamin ini akan dikeluarkan
melalui urin.

Vitamin merupakan zat yang tidak dapat dibentuk oleh tubuh dan berperan sebagai
katalisator organik, mengatur proses metabolisme, dan fungsi normal tubuh (Achadi, dkk, 2016).
Vitamin akan rusak dalam proses pengolahan dan penyimpanan yang salah (Mardalena, 2017).
Vitamin dapat dibedakan menjadi dua yaitu vitamin larut lemak dan vitamin larut air (Winarsih,
2019). Vitamin larut lemak memerlukan lemak untuk absorpsinya. Jika terjadi kelebihan asupan
vitamin larut lemak, maka kelebihannya akan disimpan dalam hati maupun jaringan adiposa
(Achadi, dkk, 2016).

Vitamin merupakan zat organik yang tidak dapat dibentuk oleh tubuh dan terdiri atas
vitamin larut lemak dan larut air. Vitamin larut lemak terdapat dalam sayur dan buah serta telur,
hati dan susu, jika terjadi kelebihan vitamin larut lemak maka akan disimpan dalam hati atau
jaringan adiposa. Sistem pertahanan tubuh dapat ditingkatkan dengan mengasup aneka makanan,
sayur dan buah-buahan. Vitamin yang terkandung dalam sayur dan buah berperan penting
sebagai antioksidan dan penangkal senyawa jahat dalam tubuh untuk membantu meningkatkan
imunitas tubuh.
B. KLASIFIKASI VITAMIN
Secara garis besar, vitamin dapat dikelompokkan menjadi 2 kelompok besar, yaitu vitamin
yang larut dalam air dan vitamin yang larut dalam lemak.
1. Vitamin yang larut di dalam lemak

Vitamin yang larut dalam lemak merupakan molekul hidrofobik apolar, yang semuanya
adalah derivat isoprene. Molekul-molekul ini tidak disintesis tubuh dalam jumlah yang memadai
sehingga harus disuplai dari makanan. Pemasokan vitamin-vitamin yang larut dalam lemak ini
memerlukan absorbsi lemak yang normal agar vitamin tersebut dapat diabsorbsi secara efisien.
Begitu diabsorbsi molekul vitamin tersebut harus diangkut dalam darah yaitu oleh
lipoprotein atau protein pengikat yang spesifik.Yang merupakan vitamin yang larut di dalam
lemak adalah vitamin A, D, E, dan K.

Vitamin-vitamin yang larut dalam lemak dimasukkan / digolongkan kedalam lipida.


Keempat vitamin yang larut dalam lemak (vitamin A, D, E, dan K) dibentuk secara biologik dari
unit-unit hidrokarbon S-karbon, yang disebut ispren atau 2-metilbitadiena, yang merupakan unit
pembangunan sejumlah senyawa alamial minyak / lemak.

Vitamin yang larut dalam lemak akan disimpan di dalam jaringan adiposa (lemak) dan di
dalam hati. Vitamin ini kemudian akan dikeluarkan dan diedarkan ke seluruh tubuh saat
dibutuhkan. Beberapa jenis vitamin hanya dapat disimpan beberapa hari saja di dalam tubuh,
sedangkan jenis vitamin lain dapat bertahan hingga 6 bulan lamanya di dalam tubuh.

• Vitamin A
Vitamin A untuk pertama kalinya dikenal sebagai faktor nutrisi esensial oleh
Elmer MeCollum pada tahun 1915 dan kemudian dapat diisolasi dari minyak hati ikan.
Vitamin A diperlukan oleh semua hewan bertingkat tinggi vitamin A hanya terdapat
dalam jaringan hewan, sedangkan pada tumbuhan terdapat sebagai korotensid yang dapat
diambil menjadi vitamin A dalam jaringan kebanyakan hewan.
Ada dua macam bentuk kimia vitamin A yaitu vitamin A1 (retinol), diperloleh
dari hati ikan laut. Bila gugus primer alkohol dari retinol dioksidasi, dihasilkan
aldehidretenal. Bentuk yang lainnya adalah vitamin A2-yang diperoleh dari hati ikan air
tawar. Vitamin A2 mempunyai ikatan rangkap yang jumlahnya satu lebih banyak
daripada vitamin A1 vitamin –vitamin ini adalah alkohol yang mengandung cincin 6
oksiklik, yang mengandung 20 atom karbon, dengan rantai samping yang terdiri dari dua
arut isoprem.
Vitamin A atau retinal merupakan senyawa polisoprenoid yang mengandung
cincin sikloheksenil. Vitamin A merupakan istilah generik untuk semua senyawa dari
sumber hewani yang memperlihatkan aktivitas biologik vitamin A. Senyawa-senyawa
tersebut adalah asam retinoat dan retinal. Hanya retinol yang memiliki aktivitas penuh
vitamin A, yang lainnya hanya mempunyai sebagian fungsi vitamin A.
Vitamin A mempunyai provitamin yaitu karoten. Pada sayuran vitamin A terdapat
sebagai provitamindalam bentuk pigmen berwarna kuning ß karoten, yang terdiri atas dua
molekul retinal yang dihubungkan pada ujung aldehid rantai karbonnya. Tetapi karena ß
karoten tidak mengalami metabolisme yang efisien, maka ß karoten mempunyai
efektifitas sebagai sumber vitamin A hanya seper sepuluh retinal.
Ester retinal yang terlarut dalam lemak makanan akan terdispersi di dalam getah
empedu dan dihidrolisis di dalam lumen intestinum diikuti oleh penyerapan langsung ke
dalam epitel intestinal. ß – Karoten yang dikomsumsi mungkin dipecah lewat reaksi
oksidasi oleh enzim ß – karoten dioksigenase .Pemecahan ini menggunakan oksigen
molekuler, digalakkan dengan adanya garam-garam empedu dan menghasilkan 2 molekul
retinaldehid ( retinal ). Demikian pula ,di dalam mukosa intestinal, retinal direduksi
menjadi retinal oleh enzim spesifik retinaldehid reduktase dengan menggunakan
NADPH.
Retinal dalam fraksi yang kecil teroksidasi menjadi asam retinoat. Sebagian besar
retinal mengalami esterifikasi dengan asam-asam lemak dan menyatu ke dalam
kilomikron limfe yang masuk ke dalam aliran darah.Bentuk ini kemudian diubah menjadi
fragmen kilomikron yang diambil oleh hati bersama-sama dengan kandungan retinolnya.
Di dalam hati, vitamin A disimpan dalam bentuk ester di dalam liposit, yang
mungkin sebagai suatu kompleks lipoglikoprotein. Untuk pengangkutan ke jaringan,
vitamin A dihidrolisis dan retinal yang terbentuk terikat dengan protein pengikat
aporetinol ( RBP ). Holo- RBP yang dihasilkan diproses dalam apparatus golgi dan
disekresikan ke dalam plasma . Asam retinoat diangkut dalam plasma dalam keadaan
terikat dengan albumin. Begitu di dalam sel-sel ekstrahepatik, retinal terikat dengan
protein pengikat retinol seluler (CRBP). Toksisitas vitamin A terjadi setelah kapasitas
RBP dilampaui dan sel-sel tersebut terpapar pada retinal yang terikat.
Fungsi: Vitamin yang berperan dalam pembentukkan indra penglihatan yang baik,
terutama di malam hari, dan sebagai salah satu komponen penyusun pigmen mata di
retina. Selain itu, vitamin ini juga berperan penting dalam menjaga kesehatan kulit dan
imunitas tubuh.Vitamin ini bersifat mudah rusak oleh paparan panas, cahaya matahari,
dan udara.
Sumber: Sumber makanan yang banyak mengandung vitamin A, antara lain susu, ikan,
sayur-sayuran (terutama yang berwarna hijau dan kuning), dan juga buah-buahan
(terutama yang berwarna merah dan kuning, seperti cabai merah, wortel, pisang, dan
pepaya).
Deferensiasi: Akibat kekurangan vitamin A sulit melihat dalam cahaya remang/senja
hari, kulit kering, gampang infeksi, rambut kering, mata gatal dan terasa terbakar.

• Vitamin D
Vitamin D merupakan prohormon steroid. Vitamin ini diwakili oleh sekelompok
senyawa steroid yang terutama terdapat pada hewan, tetapi juga terdapat dalam tanaman
serta ragi. Melalui berbagai proses metabolic, vitamin D dapat menghasilkan suatu
hormon yaitu Kalsitriol, yang mempun yaitu peranan sentral dalam metabolisme kalsium
dan fosfat.
Vitamin D dihasilkan dari provitamin ergosterol dan 7-dehidrokolesterol.
Ergosterol terdapat dalam tanaman dan 7–dehidrokolesterol dalam tubuh hewan.
Ergokalsiferol (vitamin D2 ) terbentuk dalam tanaman, sedangkan di dalam tubuh hewan
akan terbentuk kolekalsiferol (vitamin D3 ) pada kulit yang terpapar cahaya. Kedua
bentuk vitamin tersebut mempunyai potensi yang sama, yaitu masing-masing dapat
menghasilkan kalsitriol D2 dan D3 .
Vitamin D atau kalsiteral merupakan turunan steroid. Vitamin D terdapat dalam
dua bentuk, yaitu dalam jaringan hewan terdapat sebagai vitamin D3 atau kalekalsiferal
yang selalu dijumpai dalam minyak hati ikan. Vitamin D3 pada manusia dan hewan
dibuat dibawah kulit dari prekuensor 7-dehidrokolesteral, melalui penyinaran sinar
ultraviolet. Bentuk lainnya adalah vitamin D2 atau ergokalsiferol, produk komersial yang
dihasilkan dari radiasi sinar ultra violet terhadap ergasterol khamir.
Vitamin D3 merupakan prekursor dari 1,25-dihiroksikolekalsoferol, yang dibuat
dalam ginjal. Senyawa ini dianggap sebagai hormon dan didefinisikan sebagai pembawa
pesan kimia yang disintesis oleh satu organ untuk mengatur aktivitas biologi pada
jaringan lain. pelacakan dengan isotop membuktikan bahwa vitamin D menaikkan
kecepatan pertumbuhan dan sesopsi mineral (Ca) dalam tulang, dan juga mempengaruhi
pembuangan fosfat dari ginjal.
Fungsi: Vitamin D ini dapat membantu metabolisme kalsium dan mineralisasi tulang. Sel
kulit akan segera memproduksi vitamin D saat terkena cahaya matahari (sinar
ultraviolet).
Sumber: Sumber vitamin D banyak ditemukan pada makanan hewani, antara lain ikan,
telur, susu, serta produk olahannya, seperti keju.
Deferensiasi: Akibat kekurangan vitamin D yaitu tulang nyeri, otot lemah, dan gigi
rusak.

• Vitamin E
Vitamin E atau tokoferol pertama kali diisolasi tahun 1922, sebagai suatu faktor
dari suatu minyak sayuran yang menyebabkan infetilitas pada tikus. Karena
keterkaitannya dengan reproduksi, maka vitamin ini diberinama tokoferol, daribahasa
yunani, tokos. Yang berarti hamil muda. Vitamin E mengandung cincin aromatik
bergugus hidroksil, dengan rantai samping isoprenoid.
Penyerapan aktif lemak meningkatkan absorbsi vitamin E. Gangguan penyerapan
lemak dapat menimbulkan defisiensi vitamin E. Vitamin E di dalam darah diangkut oleh
lipoprotein, pertamatama lewat penyatuan ke dalam kilomikron yang mendistribusikan
vitamin ke jaringan yang mengandung lipoprotein lipase serta ke hati dalam fragmen sisa
kilomikron, dan kedua, lewat pengeluaran dari dalam hati dalam lipoprotein berdensitas
sangat rendah ( VLDL ). Vitamin E disimpan dalam jaringan adipose.
Vitamin E (tokoferol) bertindak sebagai antioksidan dengan memutuskan
berbagai reaksi rantai radikal bebas sebagai akibat kemampuannya untuk memindahkan
hydrogen fenolat kepada radikal bebas perksil dari asam lemak tak jenuh ganda yang
telah mengalami peroksidasi . Radikal bebas fenoksi yang terbentuk kemudian bereaksi
dengan radikal bebas peroksil selanjutnya. Dengan demikian á – tokoferol tidak mudah
terikat dalam reaksi oksidasi yang reversible, cincin kromana dan rantai samping akan
teroksidasi menjadi produk non radikal bebas.
Aktifitas biokimia yang lekas dari vitamin E belum diketahui, tetapi vitamin ini
menghalangi oksidasi non enzimatik pada ikatan rangkap asam lemak tak jenuh. Karena
itu vitamin E dikenal sebagia zat antioksidan. Karena sifat prtektif ini, maka vitamin E
sering ditambahkan pada makanan berminyak komersial untuk mencegah terjadinya
oksidasi, sehingga makanan tidak menjadi tengik.
Fungsi: Vitamin E berperan dalam menjaga kesehatan berbagai jaringan di dalam tubuh,
mulai dari jaringan kulit, mata, sel darah merah hingga hati. Selain itu, vitamin ini juga
dapat melindungi paru-paru manusia dari polusi udara. Nilai kesehatan ini terkait dengan
kerja vitamin E di dalam tubuh sebagai senyawa antioksidan alami.
Sumber: Sumber vitamin E banyak ditemukan pada ikan, ayam, kuning telur, kecambah,
ragi, havermut dan minyak tumbuh-tumbuhan.
Deferensiasi: Akibat kekurangan vitamin E yaitu gampang lelah, rambut kering, rambut
rontok, kulit kusam, kram kaki.

• Vitamin K
Vitamin K diberi nama dari bahasa Denmarik, koagulasi oleh penemuannya,
Henrik Dam (Hadial Nobel, 1943) dan sesuai dengan makna kata tersebut, vitamin K
diperlukan untuk pembekuan darah. Vitamin K ditemukan dalam dua bentuk, yaitu
vitamin K1 (filokurnon) yang ditemukan dalam jaringan tumbuhan temtamo yang
berwarna hijau tua yang lainnya adalah vitamin K2 (manakwiron) yang dihasilkan oleh
bakteri dalam usus.
Penyerapan vitamin K memerlukan penyerapan lemak yang normal. Malabsorbsi
lemak merupakan penyebab paling sering timbulnya defisiensi vitamin K. Derivat
vitamin K dalam bentuk alami hanya diserap bila ada garam-garam empedu, seperti lipid
lainnya, dan didistribusikan dalam aliran darah lewat system limfatik dalam kilomikron.
Menadion, yang larut dalam air , diserap bahkan dalam keadaan tanpa adanya garam-
garam empedu, dengan melintas langsung ke dalam vena porta hati .
Fungsi biokimia vitamin K adalah diperlukan dalam pembentukan yang baik
protein plasma, protrombin yang diperlukan dalma pembekuan darah. Karena itu
kekurangan vitamin K, menyebabkan terhentinya pembekuan darah.
Fungsi: Vitamin K banyak berperan dalam pembentukan sistem peredaran darah yang
baik dan penutupan luka. Selain itu, vitamin K juga berperan sebagai kofaktor enzim
untuk mengkatalis reaksi karboksilasi asam amino asam glutamat. Oleh karena itu,
penting untuk banyak mengonsumsi makanan yang mengandung vitamin K yang baik
bagi pemenuhan kebutuhan di dalam tubuh. Sel darah merah, terbentuk sempurna oleh
kontribusi vitamin B, C, dan E, serta asam paraaminobenzoat.
Sumber: Sumber vitamin K antara lain susu, kuning telur, dan sayuran segar.
Deferensiasi: Akibat kekurangan vitamin E : gampang lelah, rambut kering, rambut
rontok, kulit kusam, kram kaki.

2. Vitamin yang larut dalam air


Sebagian besar vitamin larut dalam air merupakan komponen sistem enzim yang
banyak terlibat dalam membantu metabolisme energi. Vitamin larut air biasanya tidak
disimpan di dalam tubuh dan dikeluarkan melalui urine dalam jumlah kecil. Oleh karena
itu vitamin larut air perlu dikonsumsi tiap hari untuk mencegah kekurangan yang dapat
mengganggu fungsi tubuh normal.
Jenis vitamin larut dalam air hanya dapat disimpan dalam jumlah sedikit dan
biasanya akan segera hilang bersama aliran makanan. Saat suatu bahan pangan dicerna
oleh tubuh, vitamin yang terlepas akan masuk ke dalam aliran darah dan beredar ke
seluruh bagian tubuh. Apabila tidak dibutuhkan, vitamin ini akan segera dibuang tubuh
bersama urin. Oleh karena hal inilah, tubuh membutuhkan asupan vitamin larut air
secara terus-menerus (Yuniastuti, Ari. 2008).
Vitamin yang larut di dalam air kelompok dari vitamin B kompleks merupakan
kofaktor dalam berbagai reaksi enzimatik yang terdapat di dalam tubuh kita. Vitamin B
yang penting bagi nutrisi manusia adalah :
• Vitamin B1 (Tiamin).
• Vitamin B2 (Riboflavin).
• Vitamin B3 (Niasin)
• Vitamin B5 (Asam pantotenat)
• Vitamin B6 ( piridoksin)
• Vitamin B12 (kobalamin)
• Biotin
• Asam folat
• Vitamin C (Asam ka

Karena kelarutannya dalam air , kelebihan vitamin ini akan diekskresikan ke


dalam urin dan dengan demikian jarang tertimbun dalam konsentrasi yang toksik.
Penyimpanan vitamin B kompleks bersifat terbatas (kecuali kobalamin) sebagai
akibatnya vitamin B kompleks harus dikomsumsi secara teratur. Karena kelarutannya
dalam air , kelebihan vitamin ini akan diekskresikan ke dalam urin dan dengan demikian
jarang tertimbun dalam konsentrasi yang toksik. Penyimpanan vitamin B kompleks
bersifat terbatas (kecuali kobalamin) sebagai akibatnya vitamin B kompleks harus
dikomsumsi secara teratur.
• Vitamin B1 (Tiamin)
Tiamin merupakan kristal putih kekuningan yang larut dalam air. Dalam
keadaan kering vitamin B1 cukup stabil. Di dalam keadaan larut vitamin B1
hanya tahan panas bila berada dalam keadaan asam. Dalam keadaan alkali vitamin
B1 mudah rusak oleh panas atau oksidasi. Kehilangan thiamin oleh pemasakan
bergantung pada lama memasak, pH, suhu, jumlah air, yang digunakan dan
dibuang, namun tahan suhu beku.
Tiamin tersusun dari pirimidin tersubsitusi yang dihubungkan oleh
jembatan metilen dengan tiazol tersubsitusi. Bentuk aktif dari tiamin adalah
tiamin difosfat, di mana reaksi konversi tiamin menjadi tiamin difosfat tergantung
oleh enzim tiamin difosfotransferase dan ATP yang terdapat di dalam otak dan
hati. Tiamin difosfat berfungsi sebagai koenzim dalam sejumlah reaksi enzimatik
dengan mengalihkan unit aldehid yang telah diaktifkan yaitu pada reaksi :
1. Dekarboksilasi oksidatif asam-asam á - keto ( misalnya á- ketoglutarat, piruvat,
dan analog á-keto dari leusin isoleusin serta valin).
2. Reaksi transketolase (misalnya dalam lintasan pentosa fosfat).
Semua reaksi ini dihambat pada defisiensi tiamin. Dalam setiap keadaan
tiamin difosfat menghasilkan karbon reaktif pada tiazol yang membentuk
karbanion, yang kemudian ditambahkan dengan bebas kepada gugus
karbonil,misalnya piruvat.Senyawa adisi kemudian mengalami dekarboksilasi
dengan membebaskan CO2.Reaksi ini terjadi dalam suatu kompleks multienzim
yang dikenal sebagai kompleks piruvat dehidrogenase. Dekarboksilasi oksidatif á-
ketoglutarat menjadi suksinil ko-A dan CO2 dikatalisis oleh suatu kompleks
enzim yang strukturnya sangat serupa dengan struktur kompleks piruvat
dehydrogenase.
Defisiensi: Pada manusia yang mengalami defisiensi tiamin mengakibatkan reaksi
yang tergantung pada tiamin difosfat akan dicegah atau sangat dibatasi, sehingga
menimbulkan penumpukan substrat untuk reaksi tersebut, misalnya piruvat , gula
pento dan derivat á- ketoglutarat dari asam amino rantaibercabang leusin,
isoleusin serta valin . Penyakit beri-beri disebabkan oleh diet kaya karbohidrat
rendah tiamin, misalnya beras giling atau makanan yang sangat dimurnikan
seperti gula pasir dan tepung terigu berwarna putih yang digunakan sebagai
sumber makanan pokok.
Fungsi: Vitamin B1 merupakan salah satu jenis vitamin yang memiliki peranan
penting dalam menjaga kesehatan kulit dan membantu mengkonversi karbohidrat
menjadi energi yang diperlukan tubuh untuk rutinitas sehari-hari. Di samping itu,
vitamin B1 juga membantu proses metabolisme protein dan lemak.
Sumber: vitamin B1 berasal dari jantung, hati, ginjal, beras, ragi, gandum,
kedelai, susu, kacang tanah dan kacang-kacangan.

• Vitamin B2 (Riboflavin)
Riboflavin terdiri atas sebuah cincin isoaloksazin heterosiklik yang terikat
dengan gula alkohol, ribitol. Jenis vitamin ini berupa pigmen fluoresen
berwarnayang relatif stabil terhadap panas tetapi terurai dengan cahaya yang
visible. Bentuk aktif riboflavin adalah flavin mononukleatida ( FMN ) dan flavin
adenin dinukleotida ( FAD ).FMN dibentuk oleh reaksi fosforilasi riboflavin yang
tergantung pada ATP sedangkan FAD disintesis oleh reaksi selanjutnya dengan
ATP dimana bagian AMP dalam ATP dialihkan kepada FMN.
Vitamin B2 (riboflavin) banyak berperan penting dalam metabolisme di
tubuh manusia. Di dalam tubuh, vitamin B2 berperan sebagai salah satu
kompenen koenzimflavin mononukleotida (flavin mononucleotide, FMN) dan
flavin adenine dinukleotida (adenine dinucleotide, FAD). Kedua enzim ini
berperan penting dalam regenerasi energi bagi tubuh melalui proses respirasi.
Riboflavin larut air, tahan panas, oksidasi dan asam, tetapi tidak tahan alkali dan
cahaya terutama sinar ultraviolet. Dalam proses pemasakan tidak banyak yang
rusak.
Fungsi: Vitamin ini juga berperan dalam pembentukan molekul steroid, sel darah
merah, dan glikogen, serta menyokong pertumbuhan berbagai organ tubuh, seperti
kulit, rambut, dan kuku.
Sumber: vitamin B2 banyak ditemukan pada sayur-sayuran segar, kacang
kedelai, kuning telur, dan susu.
Defisiensi: defisiensi riboflavin tidak menimbulkan keadaan yang bisa membawa
kematian. Namun demikian kalau terjadi defisiensi tiamin, berbagai gejala seperti
stomatitis angularis (sudut mulut pecah), keilosis, glositis (lidah licin dan
berwarna keunguan), sebore dan fotofobia.

• Vitamin B3 (Niasin)
Vitamin B3 dikenal dengan istilah niasin. Niasin merupakan nama generik
untuk asam nikotinat dan nikotinamida yang berfungsi sebagai sumber vitamin
tersebut dalam makanan. Asam nikotinat merupakan derivat asam
monokarboksilat dari piridin. Bentuk aktif dari niasin adalah Nikotinamida
Adenin Dinukleotida (NAD+) dan Nikotinamida Adenin Dinukleotida Fosfat
(NADP+).
Nikotinat merupakan bentuk niasin yang diperlukan untuk sintesis NAD+
dan NADP+ oleh enzim-enzim yangterdapat pada sitosol sebagian besar
sel.Karena itu,setiap nikotinamida dalam makanan, mula-mula mengalami
deamidasi menjadi nikotinat. Dalam sitosol nikotinat diubah menjadidesamido
NAD+ melalui reaksi yang mula-mula dengan 5- fosforibosil-1-pirofosfat (PRPP)
dan kemudian melalui adenilasi dengan ATP.Gugus amido pada glutamin akan
turut membentuk koenzim NAD +. Koenzim ini bisa mengalami fosforilasi lebih
lanjut sehingga terbentuk NADP+.
Niasin merupakan kristal putih, lebih stabil dari thiamin dan riboflavin.
Niasin tahan terhadap suhu tinggi, cahaya, asam, alkali, dan oksidasi. Niasin tidak
rusak oleh pengolahan dan pemasakan normal, kecuali kehilangan melalui air
masakan yang dibuang. Niasin mudah diubah menjadi bentuk aktif nikotinamida.
Fungsi: Vitamin ini berperan penting dalam metabolisme karbohidrat untuk
menghasilkan energi, metabolisme lemak, dan protein. Di dalam tubuh, vitamin
B3 memiliki peranan besardalam menjaga kadar gula darah, tekanan darah tinggi,
penyembuhan migrain, dan vertigo. Berbagai jenis senyawa racun dapat
dinetralisir dengan bantuan vitamin ini.
Sumber: Vitamin B3 salah satu jenis vitamin yang banyak ditemukan pada
makanan hewani, seperti ragi, hati, ginjal, daging unggas, dan ikan. Akan tetapi,
terdapat beberapa sumber pangan lainnya yang juga mengandung vitamin ini
dalam kadar tinggi, antara lain gandum dan kentang manis.
Defisiensi: Kekurangan niasin menimbulkan sindroma defisiensi pellagra,
gejalanya mencakup penurunan BB, berbagai kelainan pencernaan, dermatitis,
depresi dan demensia. Terjadinya defisiensi niasin apabila kandungan makanan
kurang mengandung niasin dan triptofan. Tetapi makanan dengan kandungan
leusin yang tinggi dapat menimbulkan defisiensi niasin karena kadar leusin yang
tinggi dalam diet dapat menghambat kuinolinat fosforibosi transferase yaitu suatu
enzim kunci dalam proses konversi triptofa menjadi NAD+.
• Vitamin B5 (Asam Pantotenat)
Asam pantotenat dibentuk melalui penggabungan asam pantoat dengan
alanin. Asam pantoneat aktif adalah Koenzim A (Ko A ) dan Protein Pembawa
Asil (ACP). Asam pantoneat dapat diabsorbsi dengan mudah dalam intestinum
dan selanjutnya mengalami fosforilasi oleh ATP hingga terbentuk 4'-
fosfopantoneat. penambahan sistein dan pengeluaran gugus karboksilnya
mengakibatkan penambahan netto tiotanolamina sehingga menghasilkan 4' –
fosfopantein, yakni gugus prostetik pada ko A dan ACP . Ko A mengandung
nukleotida adenin . Dengan demikian 4' –fosfopantein akan mengalami adenilasi
oleh ATP hingga terbentuk defosfo koA . Fosforilasi akhir terjadi pada ATP
dengan menambahkan gugus fosfat pada gugus 3 – hidroksil dalam moitas ribose
untuk menghasilkan ko A.
Defisiensi: Kekurangan asam pantoneat jarang terjadi karena asam pantoneat
terdapat secara luas dalam makanan, khususnya dalam jumlah yang berlimpah
dalam jaringan hewan, sereal utuh dan kacangkacangan. Gejala-gejala kekurangan
adalah rasa tidak enak pada saluran cerna, kesemutan, dan rasa panas pada kakai,
muntah-muntah, diare yang timbul sekali-sekali, rasa lelah dan susah tidur.
• Vitamin B6 (Piridoksin)
Vitamin B6 dikenal juga dengan istilah piridoksin, merupakan vitamin
yang esensial bagi pertumbuhan tubuh. Vitamin B6 terdiri atas derivat piridin
yang berhubungan erat yaitu piridoksin, piridoksal serta piridoksamin dan derivat
fosfatnya yang bersesuaian. Bentuk aktif dari vitamin B6 adalah piridoksal fosfat,
di mana semua bentuk vitamin B6 diabsorbsi dari dalam intestinum, tetapi
hidrolisis tertentu senyawa-senyawa ester fosfat terjadi selama proses pencernaan.
Piridksal fosfat merupakan bentuk utama yang diangkut dalam plasma .
Fungsi: Vitamin ini berperan sebagai salah satu senyawa koenzim A yang
digunakan tubuh untuk menghasilkan energi melalui jalur sintesis asam lemak,
seperti spingolipid dan fosfolipid. Selain itu, vitamin ini juga berperan dalam
metabolisme nutrisi dan memproduksi antibodi sebagai mekanisme pertahanan
tubuh terhadap antigen atau senyawa asing yang berbahaya bagi tubuh.
Sumber: vitamin B6 banyak terdapat di dalam beras, jagung, kacang-kacangan,
hati, ragi, daging, alpukat, pisang, ikan, sayuran dan telur.
Defisiensi: Kekurangan vitamin B6 jarang terjadi, biasanya jika terjadi karena
kekurangan yang secara bersamaan dengan vitamin B lainnya. Kekurangan
vitamin B6 menimbulkan gejala yang berkaitan dengan kekurangan gangguan
metabolisme protein seperti lemah, mudah tersinggung, dan sukar tidur.
Kekurangan lebih lanjut gangguan pertumbuhan, gangguan fungsi motorik, dan
kejang-kejang, anemia, penurunan pembentukan antibodi, peradangan lidah, serta
luka pada bibir, sudut-sudut mulut dan kulit.

• Vitamin B12 (Kobalamin)


Vitamin B12 (kobalamin) mempunyai struktur cincin yang kompleks
(cincin corrin) dan serupa dengan cincin porfirin, yang pada cincin ini
ditambahkan ion kobalt di bagian tengahnya. Vitamin B12 disintesis secara
eksklusif oleh mikroorganisme. Dengan demikian, vitamin B12 tidak terdapat
dalam tanaman kecuali bila tanaman tersebut terkontaminasi vitamin B12 tetapi
tersimpan pada binatang di dalam hati temapat vitamin B12 ditemukan dalam
bentuk metilkobalamin, adenosilkobalamin, dan hidroksikobalamin
Vitamin B12 atau kobalamin merupakan jenis vitamin yang hanya khusus
diproduksi oleh hewan dan tidak ditemukan pada tanaman. Oleh karena itu,
vegetarian sering kali mengalami gangguan kesehatan tubuh akibat kekurangan
vitamin ini.
Fungsi: Vitamin ini banyak berperan dalam metabolisme energi di dalam tubuh.
Vitamin B12 juga termasuk dalam salah satu jenis vitamin yang berperan dalam
pemeliharaan kesehatan sel saraf, pembentukkan molekul DNA dan RNA,
pembentukkan platelet darah.
Sumber: sumber makanan yang baik untuk memenuhi kebutuhan vitamin B12
adalah telur, hati, dan daging.
Defisiensi: Kekurangan atau defisiensi vitamin B12 menyebabkan anemia
megaloblastik. Karena defisiensi vitamin B12 akan mengganggu reaksi metionin
sintase. Anemia terjadi akibat terganggunya sintesis DNA yang mempengaruhi
pembentukan nukleus pada ertrosit yang baru . Keadaan ini disebabkan oleh
gangguan sintesis purin dan pirimidin yang terjadi akibat defisiensi
tetrahidrofolat. Homosistinuria dan metilmalonat asiduria juga terjadi. Kelainan
neurologik yang berhubungan dengan defisiensi vitamin B12 dapat terjadi
sekunder akibat defisiensi relatif metionin. Akibat kekurangan lainnya adalah
gangguan syaraf yang menunjukkan degenerasi otak, syaraf mata, syaraf tulang
belakang dan syaraf perifer.
• Biotin
Biotin merupakan derivat imidazol yang tersebar luas dalam berbagai
makanan alami. Karena sebagian besar kebutuhan manusia akan biotin dipenuhi
oleh sintesis dari bakteri intestinal, defisiensi biotin tidak disebabkan oleh
defisiensi ditarik biasa tetapi oleh cacat dalam penggunaan. Biotin merupakan
koenzim pada berbagai enzim karboksilase.
Defisiensi: Gejala defisiensi biotin adalah depresi, halusinasi, nyeri otot, rasa
lelah, kurang nafsu makan, muntah-muntah, kulit kering dan bersisik, alopesia
(kebotakan setempat), dan kesemutan dan dermatitis. Putih telur mengandung
suatu protein yang labil terhadap panas yakni avidin. Protein ini akan bergabung
kuat dengan biotin sehingga mencegah penyerapannya dan menimbulkan
defisiensi biotin. Komsumsi telur mentah dapat menyebabkan defisiensi biotin.

• Asam Folat
Nama generiknya adalah folasin . Asam folat ini terdiri dari basa pteridin
yang terikat dengan satu molekul masing-masing asam P- aminobenzoat acid
(PABA ) dan asam glutamat. Tetrahidrofolat merupakan bentuk asam folat yang
aktif. Makanan yang mengandung asam folat akan dipecah oleh enzim-enzim
usus spesifik menjadi monoglutamil folat agar bisa diabsorbsi. Kemudian oleh
adanya enzim folat reduktase sebagian besar derivat folat akan direduksi menjadi
tetrahidrofolat dalam sel intestinal yang menggunakan NADPH sebagai donor
ekuivalen pereduksi.
Defisiensi: kekurangan asam folat dapat menyebabkan gangguan metabolisme
DNA. Akibatnya terjadi gangguan morfologi inti sel terutama sel-sel yang cepat
membelah seperti sel darah merah, sel darah putih serta sel-sel epitel lambung dan
usus, vagina dan serviks rahim.

• Vitamin C
Vitamin C (asam askorbat) banyak memberikan manfaat bagi kesehatan
tubuh. Di dalam tubuh, vitamin C juga berperan sebagai senyawa pembentuk
kolagen yang merupakan protein penting penyusun jaringan kulit, sendi, tulang,
dan jaringan penyokong lainnya. Vitamin C merupakan senyawa antioksidan
alami yang dapat menangkal berbagai radikal bebas dari polusi di sekitar
lingkungan kita. Terkait dengan sifatnya yang mampu menangkal radikal bebas,
vitamin C dapat membantu menurunkan laju mutasi dalam tubuh sehingga risiko
timbulnya berbagai penyakit degenaratif, seperti kanker, dapat diturunkan.
Fungsi: vitamin C berperan dalam menjaga bentuk dan struktur dari berbagai
jaringan di dalam tubuh, seperti otot. Vitamin ini juga berperan dalam penutupan
luka saat terjadi pendarahan dan memberikan perlindungan lebih dari infeksi
mikroorganisme patogen. Melalui mekanisme inilah vitamin C berperan dalam
menjaga kebugaran tubuh dan membantu mencegah berbagai jenis penyakit.
Sumber: sumber vitamin C antara lain buah jeruk, tomat, nanas, arbei, kangkung,
kentang, cabai hijau, selada hijau, jambu biji.
Defisiensi: kekurangan asam askorbat menyebabkan penyakit skorbut dengan
tanda awal antara lain adalah lelah, lemah, napas pendek, kejang otot, tulang, otot
dan persendian serta kurang napsu makan, kulit menjadi kering, kasar dan gatal,
warna merah kebiruan di bawah kulit, perdarahan gusi, kedudukan gigi menjadi
longgar, mulut dan mata kering dan rambut rontok. Disamping itu luka sukar
sembuh, anemia, kadang jumlah sel darah putih menurun, depresi dan timbul
gangguan saraf.

C. INTEGRASI VITAMIN DENGAN AYAT AL-QUR’AN

Tubuh manusia akan terganggu apabila ia kekurangan vitamin, namun juga tidak boleh
kelebihan vitamin. Jadi baik kekurangan, maupun kelebihan masukan vitamin akan mengganggu
kesehatan badan. Dari sudut ilmu gizi, sayuran merupakan sumber mineral dan vitamin. Dalam
Al-Qur’an secara jelas menganjurkan agar manusia makan sayur-mayur, sebagaimana tersurat
dalam Q.S Yunus ayat 24:
Artinya: Sesungguhnya perumpamaan kehidupan duniawi itu, adalah seperti air (hujan) yang
Kami turunkan dan langit, lalu tumbuhlah dengan suburnya karena air itu tanam-tanaman bumi,
di antaranya ada yang dimakan manusia dan binatang ternak.

Dalam Al-Qur’an juga terdapat beberapa ayat yang menganjurkan kepada umat manusia
agar mereka mengkonsumsi buah-buahan yang merupakan sumber vitamin salah satunya Q.S Al-
Mu’minun ayat 19:

Artinya: Dengan itu Kami tumbuhkan untuk kamu kebun-kebun kurma dan anggur; di dalamnya
kebun-kebun itu kamu peroleh buah-buahan yang banyak dan sebahagian dari buah-buahan itu
kamu makan.

Allah berfirman dalam Al-Quran Surat Abasa ayat 24:

Artinya: “Maka hendaklah manusia itu memperhatikan makanannya”.

Dalam mengkonsumsi makanan, setiap orang memang harus selektif agar bahan makanan
yang dikonsumsi tidak berbahaya bagi tubuh, hygeinis, dan dengan gizi seimbang serta sesuai
dengan kebutuhan menurut tingkat umur, jenis kelamin dan aktivitas. Apalagi bagi anak-anak
dan bayi tentu harus cukup selektif dalam pemberian makanannya agar cukup gizi. Allah
berfirman dalam Al-Qur’an Surat Al-Baqarah ayat 233:

Artinya: “Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi
yang ingin menyempurnakan penyusuan ....”.

Dalam air susu ibu mengandung gizi seimbang yang pas untuk bayi, sebagai contoh
dalam ASI mengandung vitamin C dengan kuantitas yang cukup dan sangat dibutuhkan oleh
bayi untuk pertumbuhan dan meningkatkan daya tahan tubuhnya. Dalam ASI mengandung enam
kali lebih banyak vitamin C dibandingkan dengan susu sapi. Tentu saja kandungan gizi seimbang
dalam ASI lebih sesuai untuk bayi, dibandingkan dengan kandungan susu sapi yang lebih sesuai
untuk bayi sapi.
BAB 3

PENUTUP

A. Kesimpulan

Vitamin merupakan nutrien organik yang dibutuhkan dalam jumlah kecil untuk berbagai
fungsi biokimiawi dan yang umumnya tidak disintesis oleh tubuh sehingga harus dipasok dari
makanan.Vitamin yang pertama kali ditemukan adalah vitamin A dan B , dan ternyata masing-
masing larut dalam lemak dan larut dalam air.Vitamin yang larut dalam air yaitu vitamin B1, B2,
B3, B5, B6, B12, asam folat, vitamin C (asam askorbat) dan vitamin larut dalam lemak yaitu
vitamin A, D, E, K.

Vitamin merupakan salah satu zat yang paling dibutuhkan oleh tubuh manusia, karena itu
kekurangan vitamin dapat menyebabkan memperbesar peluang terkena penyakit pada tubuh kita
serta memungkinkan fungsi-fungsi tubuh tidak berfungsi secara maksimal. Berbagai vitamin
memang tidak dapat diproduksi sendiri oleh tubuh manusia, oleh karena itu, tubuh perlu asupan
dari makanan dan buah-buahan untuk mendapatkan vitamin tersebut.

Dalam Al-Qur’an terdapat beberapa ayat yang menganjurkan kepada umat manusia agar
mereka mengkonsumsi buah-buahan yang merupakan sumber vitamin salah satunya Q.S Al-
Mu’minun ayat 19:

Artinya: Dengan itu Kami tumbuhkan untuk kamu kebun-kebun kurma dan anggur; di dalamnya
kebun-kebun itu kamu peroleh buah-buahan yang banyak dan sebahagian dari buah-buahan itu
kamu makan.
B. Saran
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak terdapat kesalahan
dan kekurangan, maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak demi
perbaikan penyusunan makalah ini.

DAFTAR PUSTAKA

Triana, V. (2006). Macam-macam vitamin dan fungsinya Dalam tubuh manusia. Jurnal
Kesehatan Masyarakat Andalas, 1(1), 40-47.

Permana, Y. E., Santoso, E., & Dewi, C. (2018). Implementasi Metode Dempster-Shafer
untuk Diagnosa Defisiensi (Kekurangan) Vitamin pada Tubuh manusia. Jurnal Pengembangan
Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-ISSN, 2548, 964X.

Andriyani, A. (2019). Kajian Literatur pada Makanan dalam Perspektif Islam dan
Kesehatan. Jurnal Kedokteran dan Kesehatan, 15(2), 178-198.

Azhar, A. (2017). Manusia dan Sains dalam Perspektif Al-qur’an. Lantanida Journal,
4(1), 72-86.

Tumiwa, M. C. R., Kapantow, N. H., & Punuh, M. I. (2020). Gambaran Asupan Vitamin
Larut Lemak Mahasiswa Semester 2 Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi
Saat Pembatasan Sosial Masa Pandemi Covid-19. KESMAS, 9(6).

Anda mungkin juga menyukai