Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH MEDIA PEMBELAJARAN BIOLOGI

“ SUBDIVISI GYMNOSPERMAE PADA DIVISI

SPERMATOPHYTA”

Makalah Diselesaikan Untuk Memenuhi Tugas Kelompok pada Mata Kuliah


Botani Phanerogamae

Dosen Pengampu: Syarifah Widya Ulfa, M.Pd

Disusun Oleh:

Kelompok 5

Abdul Hasym Mazhurin Siregar (0310202077)


Fadilla Roji (0310202078)
Selvia (0310202079)
Sumayyah Assa’adah Lubis (0310202080))
Indah Amelia Jupani (0310203059)
Rizka Lucy Nadia (0310203052)
Hafsah Nanda Kirana (0310203102)

PRODI TADRIS BIOLOGI-2/SEM IV

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA

2021 / 2022
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah Swt yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami
panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan
inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang “Subdivisi
Gymnospermae Pada Divisi Spermatophyta”. Tugas ini kami buat untuk memenuhi salah satu
mata kuliah Botani Phanerogamae.

Pada kesempatan kali ini kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada Dosen mata kuliah yang bersangkutan Ibu “Syarifah Widya Ulfa, M.Pd” yang telah
memberikan tugas kepada kami demi menumbuhkan dan mengembangkan wawasan dan
pengetahuan kami. Sebelumnya kami memohon maaf apabila penulisan tugas ini jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu kami mengharap adanya kritik dan saran yang membangun untuk
kemajuan pada penulisan tugas selanjutnya.

Penyusun Makalah

Kelompok 5

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................................. I
DAFTAR ISI.......................................................................................................................... II
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.......................................................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan ........................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Subdivisi Gymnospermae..............................................................................3
B. Ciri-ciri Subdivisi Gymnospermae .............. ................................................................. 4
C. Perbedaan Subdivisi Gymnospermae ....................................... .................................... 5
D. Klasifikasi Subdivisi Gymnospermae................................................. .......................... 8
E. Peranan Gymnospermae dalam Kehidupan ...................................... .......................... 15
F. Integrasi Ayat Al-Qur’an yang Berkaitan Gymnospermae..................................16
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................................................. 17
B. Saran ............................................................................................................................ 17
\DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................18

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Gymnospermae dikelompokan dalam tumbuhan berbiji bersama Angiospermae, dan
Judd et al. (2002) membagi tumbuhan berbiji ke dalam 5 garis keturunan utama Cycads,
Ginkgos, Conifers, Gnetophytes dan tumbuhan berbunga. Nama Gymnospermae itu sendiri
berasal dari bahasa Yunani, yaitu gymnos yang berarti telanjang dan sperma yang berarti biji,
sehingga gymnospermae dapat diartikan sebagai tumbuhan berbiji telanjang. Berlawanan
dengan Angiospermae yang memiliki biji terlindung dalam daun buahnya.
Menurut Utami (1989) Gymnospermae adalah tumbuhan yang memiliki biji terbuka
atau berbiji telanjang karena bijinya tidak dibentuk dalam bakal buah. Pada Gymnospermae,
biji terekspos langsung atau terletak di antara daun-daun penyusun strobilus atau runjung.
Gymnospermae mewadahi kelompok Conifers (600-630 jenis), Cycads (130 jenis), Ginkgo (1
jenis) dan Gnetales (75-80 jenis) (Anonim 2013). Pada tumbuhan berbiji telanjang ini terlihat
karakter-karakter yang menjembatani atau sebagai penghubung kelompok tumbuhan paku dan
tumbuhan berbiji, sebagai contoh Cycadaceae yang memiliki perawakan berupa pohon yang
menyerupai palem, memiliki daun majemuk menyirip membentuk roset batang, sedang pada
tunas daun mudanya menggulung menyerupai ke-lompok paku-pakuan. Pada kelompok lain
yang berhabitus pohon seperti Gnetaceae memiliki daun yang bertulang daun menyirip
menyerupai tumbuhan dikotil, dan memiliki kayu yang berikatan pembuluh menyerupai kayu
pada kelompok tumbuhan Angiospermae (Rugayah 1989).
Jenis-jenis tumbuhan baik liar maupun budidaya, merupakan sumber daya biologi,
tempat manusia mendapatkan seluruh kebutuhan hidup, baik untuk kebutuhan makan,
kesehatan maupun produk industri (Walujo 2011). Salah satu sumber daya biologi tersebut
antara lain dari kelompok tumbuhan Gymnospermae. Kelompok tumbuhan tersebut
mempunyai nilai ekonomi penting sebagai bahan dasar produk industri. Beberapa jenis
diantaranya sebagai penghasil kayu yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku untuk
industri kertas dan triplek (contoh Pinus, Agathis), korek api (contoh Pinus, Agathis), obat-
obatan (contoh Pinus, Podocarpus), makanan (contoh Gnetum gnemon) dan tanaman hias
(contoh Araucaria, Cupressus, Cycas). Selain itu Gymnospermae menghasilkan resin atau
getah dan dapat juga digunakan sebagai bahan pembuat sabun, fernis, cat kuku, permen dan
parfum (Anonim 2010).

B. Rumusan Masalah

1
1. Apa itu Subdivisi Gymnospermae?
2. Apa ciri-ciri dari Gymnospermae?
3. Bagaimanakah perbedaan Subdivisi Gymnospermae?
4. Bagaimanakah Klasifikasi Subdivisi Gymnospermae?
5. Bagaimanakah Peranan Gymnospermae dalam Kehidupan?
6. Ayat apakah yang berhubungan dengan Subdivisi Gymnospermae?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui Subdivisi Gymnospermae.
2. Untuk mengetahui ciri-ciri dari Gymnospermae.
3. Untuk mengetahui perbedaan Subdivisi Gymnospermae.
4. Untuk mengetahui Klasifikasi Subdivisi Gymnospermae.
5. Untuk mengetahui Peranan Gymnospermae dalam Kehidupan.
6. Untuk mengetahui ayat yang berhubungan dengan Subdivisi Gymnospermae.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Subdivisi Gymnospermae

Kingdom plantae dikelompokkan menjadi dua kelompok tumbuhan berdasarkan organ


reproduksinya, yaitu tumbuhan tingkat rendah (Cryptogamae) dan tumbuhan tingkat tinggi
(phanerogamae). Pada tumbuhan tingkat rendah dikelompokkan menjadi empat keluarga besar
(divisi) tumbuhan yaitu Scyzhophyta (tumbuhan belah), Tallophyta (tumbuhan tallus),
Bryophyta (tumbuhan lumut), dan Pterydophyta (tumbuhan paku). Sedangkan tumbuhan
tingkat tinggi (spermatophyte dikelompokkan pada satu keluarga besar (divisi) yaitu
Spermatophyta (tumbuhan biji).
Pada dasarnya, Spermatophyta (tumbuhan biji) ditandai dengan ciri-ciri adanya bunga
sehingga sering disebut dengan tumbuhan berbunga (Anthopyta). Biji dihasilkan oleh bunga
setelah terjadi peristiwa penyerbukan dan pembuahan. Maka dari itu, bunga pada tumbuhan
tingkat tinggi disebut sebagat alat perkembangbiakan. Bunga padatumbuhan Spermatophyta
(tumbuhan biji) dibedakan menjadi bunga lengkap dan tidak lengkap serta bunga sempurna
dan tidak sempurna. Yang dimaksud dengan bunga lengkap adalah bunga yang memiliki semua
perhiasan bunga yaitu kelopak, mahkota, putik, dan benang sari. Contohnya bunga kembang
sepatu. Sedangkan bunga tidak lengkap adalah bunga yang tidak memiliki salah satu dari
cempat perhiasan bunga tersebut. Cth bunga rambutan yang tidak memiliki kelopak bunganya.
Sementara itu, bunga sempurna adalah bunga yang memiliki alat kelamin jantan dan betina
dalam satu bunga. Contohnya bunga kembang sepatu. Sedangkan bunga tidak sempurna adalah
bunga yang hanya memiliki salah satu alat kelamin saja dalam satu bunga. Contoh bunga salak.
Tumbuhan berbiji (Spermatophyta) dikelompokkan menjadi dua anak divisi, yaitu
tumbuhan berbiji terbuka (Gymnospermae) dan tumbuhan biji tertutup (Angiospermae).
Gymnospermae (Bahasa Yunani), gymnos artinya telanjang, spermae artinya biji. Sehingga
Gymnospermae disrtikan sebagai kelompok tumbuhan yang berbiji telanjang. Dikatakan
berbiji telanjang karena ovule (bakal biji nya tidak terbungkus oleh carpella (daun buah). Hal
ini dapat dilihat dengan adanya biji yang tampak (terekspos) langsung atau terletak di antara
daun-daun penyusun strobilus atau runjung.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Gymnospermae berasal dari Progymnospermae
(nenek moyang tumbuhan biji terbuka) melalui proses evolusi biji. Hal tersebut dapat dilihat
dari bukti-bukti morfologi yang ada. Salah satu bukti yang sangat penting dalam menunjukkan
hubungan tersebut adalah adanya kambium berpembuluh yang bifasial yang mampu

3
menghasilkan xilem dan floem sekunder. Kambium berpembuluh merupakan ciri khas dari
tumbuhan berbiji. Selain bukti tersebut, Progymnospermae juga memiliki karakteristik bentuk
antara Trimerophyta dan tumbuhan berbiji. Meskipun kelompok ini menghasilkan spora, tetapi
juga menghasilkan pertumbuhan xylem dan floem sekunder seperti pada Gymnospermae.
Salah satu contoh Progymnospermae adalah tipe Aneurophyton yang hidup pada jaman Devon.
Tumbuhan tersebut telah memperlihatkan percabangan tiga dimensi dengan stelenya yang
bertipe protostele. Contoh lainnya adalah tipe Archaeopteris yang juga hidup di jaman Devon.
Kelompok ini dianggap lebih maju karena sudah menunjukkan adanya system percabangan
lateral yang memipih pada satu bidang dan sudah mempunyai struktur yang dianggap sebagai
daun. Batangnya mempunyai stele yang bertipe eustele yang menunjukkan adanya kekerabatan
dengan tumbuhan berbiji yang sekarang.

B. Ciri-ciri Subdivisi Gymnospermae


Adapun, ciri-ciri dari Subdivisi Gymnospermae yaitu:
a. Daunnya sempit dan kaku, jarang, ada yang lebar, pipih, dan ada pula yang berbentuk
seperti jarum. Selalu berwarna hijau. Pada anatomi daun terdapat berkas-berkas
pembuluh angkut yang tidak bercabang atau bercabang menggarpu.
b. Bunga sesungguhnya belum ada, makrosporofil (putik = daun buah) dan mikrosporofil
(benang sari) masih terkumpul dalam jumlah yang tidak terbatas. Hiasan bunga tidak
ada atau tereduksi. Mikrosporofil untuk sebagian masih mempunyai kantong sari yang
besar dan banyak. Mikrosporofil membuka dengan bantuan eksotesiumnya, yaitu
epidermis yang dapat bekerja dengan mekanisme kohesi. Serbuk sari Dibentuk di daun
sisik. Bakal biji dibentuk pada daun sisik, bakal buah tidak berkembang. Penyerbukan
jatuh di mikrofil.
c. Akar pada Gymnospermae tunggang. Akar memiliki berkas pengangkut berupa xylem
dan floem. Berkas pembuluh pengangkut nya kolateral terbuka yaitu diantara xylem dan
floemnya terdapat cambium. Batas antara ujung akar dengan kalypta (tudung akar) tidak
tampak jelas karena tidak memiliki kalyptrogen. Yang dimaksud dengan kalyptrogen
adalah titik tumbuh ujung akar yang terdapat pada akar dan batang yang berkambium
sehingga pertumbuhannya dapat membesar.
d. Alat reproduksinya berupa strobilus jantan (untuk gamet jantan) dan strobilus betina
(gamet betina). Bentuk strobilusnya berupa konus (kerucut). Strobilus jantan berupa
kumpulan kantung-kantung sari yang berisi serbuk sari serta mengandung sperma.
Strobilus betina mengandung bakal biji yang berisi sel telur. Beberapa tumbuhan

4
Gymnospermae mempunyai alat kelamin (jantan dan betina) pada satu pohon, tapi ada
juga yang terpisah.
e. Bakal biji terdapat pada daun buah yang hanya mempunyai suatu 6 integument terbuka.
Bakal biji itu langsung didatangi oleh serbuk sari yang dibawa oleh angin. Pembentukan
gametofit betina terjadi di dalam bakal biji yang terdapat pada makrospora yang masih
tinggal,karena dari 4 makrospora yang terjadi pada pembelahan dari suatu sel nuselus,
yang 3 mati dan satu saja tersisa. Pembentukan gametofit jantan terjadi sebagai berikut:
Dalam serbuk sari atau mikrospora, mula-mula dipisahkan satu, dua, kadang-kadang
beberapa sel yang menempel pada salah satu dindingnya. Sel-sel ini dianggap sebagai
sel-sel protalium yang segera akan mati. Sel yang masih ketinggalan lau membagi diri,
yang satu kecil, terdapat di bagian atas dekat dengan sel-sel protalium yang telah mati
tadi, dan dinamakan sel generatif atau sel anteridium, yang satunya lagi besar dan
menyelubungi sel generatif. Sel ini disebut vegetatif. Setelah terjadi penyerbukan sel
vegetatif lalu tumbuh menjadi buluh serbuk sari. Pertumbuhanya dimulai pada bagian
serbuk sari yang tipis dindingnya dan memang tersedia sebagai tempat permulaan
perkecambahanya serbuk sari. Sel generatif lalu membagi diri lagi menjadi sel tangkai
yang berhadapan dengan sel protalium dan sel spermatogen. Sel spermatogen lalu
membelah lagi menjadi dua sel sperma, yang pada golongan gymnospermae tertentu
berubah menjadi spermatozoid, tetapi biasanya dengan tanpa perubahan, didalam buluh
serbuk sari bergerak menuju ke sel telur.
f. Habitat Gymnospermae terdapat banyak di darat, daerah pegunungan maupun daerah
kering. Habitatnya tersebar di daerah tropis dan sub tropis.

C. Perkembangbiakan Subdivisi Gymnospermae


Perkembangbiakan atau reproduksi adalah proses menghasilkan individu baru dari
organisme sebelumnya. Salah satu ciri makhluk hidup adalah bereproduksi. Dengan adanya
reproduksi maka makhluk hidup tersebut dapat mempertahankan kelangsungan hidup jenis
(spesies) nya sehingga terhindar dari kepunahan.
System perkembangbiakan (reproduksi) pada tumbuhan terdiri dari dua macam, yaitu
reproduksi seksual (generative) dan aseksual (vegetative). Reproduksi generative adalah
pembentukkan individu baru yang umumnya melibatkan sel kelamin (gamet) jantan dan betina.
Sedangkan reproduksi vegetative adalah pembentukan individu baru tanpa melakukan
peleburan sel gamet jantan dan betina. Reproduksi generative pada tumbuhan selalu didahului
dengan adanya proses polinasi (penyerbukan). Sedangkan reproduksi vegetative dapat

5
dibedakan menjadi dua yaitu vegetative alami (tanpa bantuan manusia) dan vegetative buatan
(dengan bantuan tangan manusia).
Pada Gymnospermae, terjadinya penyerbukan atau jatuhnya serbuk sari langsung pada
bakal biji. Dimana penyerbukan tersebut dapat terjadi dengan bantuan perantara atau tanpa
bantuan perantara. Berikut ini macam-macam bentuk penyerbukan dengan bantuan perantara,
yaitu:
a. Anemogami yaitu penyerbukan dengan bantuan angin. Ciri-cirinya adalah tidak memiliki
perhiasan bunga, serbuk sarinya banyak dan ringan dengan tangkai sari yang Panjang,
kepala putik yang besar sehingga mudah diterbangkan oleh angin. Misalnya pada padi,
jagung dan rumput-rumputan (suku Poaceae).
b. Antropogami yaitu penyerbukan dengan bantuan manusia. Misalnya yang terjadi pada
anggrek dan vanili.
c. Hidrogami yaitu penyerbukan yang terjadi dengan bantuan air. Umumnya ini sering terjadi
pada tumbuhan air seperti Teratai dan Hydrilla ferticillata
d. Zoidiogami yaitu penyerbukan yang terjadi dengan bantuan hewan seperti serangga yang
disebut entomogami, dengan bantuan burung yang disebut ornitogami, dengan bantuan
kelelawar (khiropterogami) dan dengan bantuan siput (malakogami).
Adapun ciri-ciri penyerbukan yang terjadi dengan bantuan serangga biasanya perhiasan
bunga selaka berwarna sehingga menarik perhatian serangga. Kekhasan bau pada bunga juga
dapat menjadi daya tarik serangga untuk hinggap. dan biasanya bunga dengan kandungan
nectar (kelenjar madu) sangat menarik perhatian serangga dan juga burung unnak hinggap.
Sehingga penyerbukan dapat terjadi. Sedangkan penyerbukan tanpa perantasa atau sering
disebut dengan kleistogami dapat terjadi apabila serbuk sari langsung melekat pada kepala
putik tanpa adanya perantara. Hal ini sering terjadi pada bunga yang belum mekar.Setelah
terjadi penyerbukan (polinasi) maka reprodiksi gymnospermae pun berlanjut pada tahapan
proses pembuahan. Pembuahan yang terjadi pada Gymnospermae adalah pembuahan tunggal.
Artinya sel sperma hanya satu kali membuahi sel ovum.
Tumbuhan Gymnospermae menghasilkan heterospora berupa mikrospom dan
megaspora. Mikrospora berkembang menjadi mikrogametofir (gametofit jantan) yang berisi
serbuk sari. Sementara itu, megaspors berkembang menjadi megagametofit (gametofit betina).
Pada bakal biji (megaspor) terdapat mikrofil liang biji/ lubang kecil pada megaspore) dan
kantong serbuk sari (pollen chamber). Dibawah ini adalah proses penyerbukandan pembuahan
tumbuhan Pinus merkusii

6
Gambar 1. Proses penyerbukan dan pembuahan tumbuhan Pinus merkusii

Pembuahan pada gymnosperma terjadi di dalam strobulus betina. Strobilus betina pada
tumbuhan gymnospermae lebih bersisik dan besar jika dibandingkan dengan strobilus jantan.
Biasanya proses penyerbukan dibantu oleh angin. Dengan bantuan angin, serbuk sari akan jatuh
pada strobilus betina, kemudian ditarik masuk ke dalam bakal biji. Serbuk sari kemudian akan
membentuk buluh serbuk sari, berfungsi untuk mem buka jalan menuju ke sel telur/ovum.
Kemudian sel sperma dari serbuk sari akan membuahi sel telur/ovum sehingga terbentuk zigot.
Zigot akan berkembang menjadi embrio yang tersimpan dalam gametofit betina, sehingga
gametofit betina ini berfungsi memberikan sediaan makanan bagi embrio dan akan berkembang
sehingga terbentuklah biji. Jika biji tersebut jatuh pada tempat yang sesuai, biji akan tumbuh
dan berkembang menjadi tumbuhan baru.
Proses pembuahan pada tumbuhan Gymnospermae berupa Pembuahan Tunggal.
Pembuahan tunggal adalah pembuahan yang hanya terjadi satu kali proses penyatuan sel
sperma dengan sel telur.

Gambar 2. Siklus hidup tumbuhan Pinus merkusii

7
Gambar 3. Siklus hidup tumbuhan Gymnospermae

D. Klasifikasi Subdivisi Gymnospermae

1. Kelas Cycadinae

Morfologi tumbuhan cycadine mirip dengan tumbuhan palem (pada tumbuhan biji
tertutup). Bedanya, Cycadinae memiliki alat reproduksi yang berbentuk seperti strobilus
dan berbiji terbuka. Dari fosil yang ada menunjukkan bahwa tumbuhan kelas ini sudah ada
sejak zaman karbon hingga mesozoikum, lalu mengalami kemunduran hingga saat ini hanya
tinggal satu suku saja yaitu Cycadaceae.

Cycadinae dapat tumbuh dan mudah ditemukan di amerika selatan, australia, jepang
bagian selatan, china bagian barat, madagaskar dan india. Habitusnya mirip palma, pohon
atau semak. Pertumbuhan Cycadinae sangat lambat karena tumbuhan ini menggugurkan
daunnya. Merupakan tumbuhan berumah dua (dioecious). Artinya organ reproduksi antara
betina dan jantan terpisah dalam satu individu. Batangnya berkayu. Percabangannya sedikit
atau sama sekali tidak bercabang, memiliki bagian yang keras, besar, dengan korteks yang
tebal. System perakaran nya serabut. Daun tersusun dalam roset batang. Sebagian menyirip
atau yang masih muda tergulung seperti daun paku. Strobilus selalu terminal, tanpa bagian-
bagian yang menyerupai daun pada pangkalnya. Strobilus betina ukurannya lebih besar
disbanding strobilus jantan. Terdiri dari banyak sporofil yang berbentuk sisik dengan
banyak makrosprora. Sporofil dari strobilus jantan berbentuk sisik dengan dua bakal biji.
Bakal biji Cycadinae hanya memiliki satu integument yang tebal. Pada cycas makrosporofil
berbentuk menyirip dengan 2-5 bakal biji. Dalam nukleus dibawah mikrosporofil terdapat
ruang arkegonium yang mengandung sel telur yang besar. Cycadinae terdiri dari sekitar 185

8
spesies.

Di Indonesia tumbuhan dari kelas ini yang terkenal adalah pakis haji (Cycas rumphii).
Pakis haji (Cycas rumphii) merupakan tanaman hias. Akar dari pakis haji tersebut dapat
bersimbiosis dengan ganggang biru (Cyanophyceae) spesies Anabaena yang dapat
mengikat nitrogen (Anabaena cycadae). Strobilus jantan dan betina dapat dilihat pada
gambar.

Gambar 4. Strobilus jantan dan Strobilus Betina pada Pakis Haji

Adapun, klasifikasi dari Pakis Haji( Cycas rumphii) yaitu:

Kerajaan: Plantae

Divisi: Cycadophyta

Kelas: Cycadopsida

Ordo: Cycadales

Famili: Cycadaceae Persoon

Genus: Cycas L.

2. Kelas Bennetinae

Bennetinae (berasal dari nama seorang ahli botani Inggris, J.J. Bennett, 1801-1876)
adalah kelompok yang paling dominan diantara Gymnospermae. Kelas ini telah punah.
Namun dapat dijabarkan ciri morfologinya berdasarkan fosil tumbuhannya.
Benetinae merupakan tumbuhan berkayu, batangnya pendek seperti umbi atau panjang
bercabang seperti batang payung menggarpu. Daun pada umumnya menyirip. Strobilus
berada dalam ketiak daun, namun kadang-kadang pada tangkai yang pendek dan keluar dari
bagian batang yang telah tua, kadang-kadang juga di temukan berada di ujung (terminal)

9
pada bagian cabang-cabang/batang-batang yang menggarpu. Satu strobilusnya mungkin
hanya berisi satu mikrosporofil saja, dan ada juga yang terdiri atas mikro dan makrosporofil.
Mikrosporofil menyerupai daun menyirip ganda dan tersusun suatu karangan, dengan
sinangium berbentuk kantong, dan dapat pula mikrosporofil itu utuh dan mempunyai
sinangium yang lebih kecil. Sedangkan makrosporofil banyak pada bagian atas strobilus.
Sebagaian berbentuk tangkai dengan suatu bakal biji pada ujungnya, sebagan mandul dan
berbentuk sisik di antara bakal-bakal biji. Bakal biji dengan satu intagumen dan suatu ruang
serbuk sari sedangkan lembaganya mempunyai dua daun lembaga. Strobilus pada
pangkalnya mempunyai sisik-sisik yang tersusun dalam suatu spiral dan gametofitnya tidak
di kenal.
3. Kelas Cordaitinae
Kelas ini juga telah punah. Ciri-ciri anggotanya umumnya berupa pohon yang tinggi,
bercabang-cabang dan terdapat pertumbuhan sekunder Daun tunggal, bangun lanset atau pita,
pertulangan daun sejajar, duduk daun tersebar n3amun pada ujung-ujung cabang amat berdekatan.
Strobilus jantan terasusun dalam 2 baris pada tangkai yang tebal. Mkrosporofil masing-masing
dengan 3-6 kantong sari. Strobilus betina dengan susunan yang sama. Setiap strobilus juga
mempunyai sisik-sisik dengan diantaranya terdapat bakal biji. Bakal biji dengan 1 integumen dengan
ruang serbuk sari yang panjang. Biji pipih kadang-kadang bersayap.
Kelas Cordaitinae meliputi ordo Cordaitales yang didalamnya terdapat suku Cordaitaceae atau
Pityaceae. Contoh Cordaites laevis, Cordaianthus pseudifluitan.
4. Kelas Gynkgoinae
Hanya ada satu jenis dari kelas Ginkgotinae yang masih bertahan hidup yaitu Ginkgo
biloba. Tumbuhan ini hidup pada zaman Mesozoikum dan tersier. Tumbuhan ini merupakan
tumbuhan asli dari daratan Cina. Habitus berupa pohon dengan tinggi mencapai 30 meter
dengan tunas panjang, daun berbentuk kipas mudah gugur. dan berumah dua (diuoceus).
Strobilus jantan dan betina terpisah dalam ketiak daun. Sisik nya terdapat pada tunas yang
pendek. Mikrosporofil (Serbuk sari) tidak terlalu banyak, duduk teratur dengan 2 atau 4
kantung sari. Makrosporofil tidak jelas susunannya. Bakal biji berjumlah dua dan terletak
pada tangkai Panjang. Kulit luar biji berdaging keras.
Suku ini berperawakan pohon. Terdapat saluran resin. Daun tersebar berbentuk kipas,
urat daun dikotom, bercababang dua. Merupakan tumbuhan diuoceus. Strobilusjantannya
keluar da ketiak daun, tanpa braktea. Memiliki banyak sporofil. Ovula banyak terdapat pada
batang yang pendek. Integumen luar biji berdaging danintegu ent dalam nya keras. Anggota
kelompok ini hanya ada satu species yaitu Ginkgo biloba. Spesies ini tercatat sebagai spesies

10
pohon tertua di dunia. Selama 80 tahun spesies ini belum pernah berubah.
Klasifikasi ilmiah
Kingdom: plantae
Divisi : spermatophyta
Subdivisi: gymnospermae
Kelas : ginkgoinae
Ordo : ginkgoinales
Family : ginkgoinaceae
Genus : Ginkgo
Spesies : Ginkgo biloba

5. Kelas Coniferinae
Coniferinae dikenal dengan kekhasannya yaitu terbentuknya strobilus yang berbentuk
kerucut (Conus). Ada dua strobilus, yaitu strobilus biji atau Strobilus betina dan strobilus
jantan strobilus serbuk sari. Conifeinae merupakan tumbuhan purba yang pernah hidup
dominan pada zaman karbon atas (345 juta tahun lalu) dan hingga saat ini masih tetap ada.
Anggota Coniferinae merupakan tumbuhan 'evergreen' (selalu hijau). Memiliki habitus
semak, perdu dan pohon. Tumbuhan ini berumah dua, tetapi ada juga yang berumah satu,
memiliki strobilus berbentuk kerucut. Ukuran strobilusnya kecil dan berwarna merah gelap
atau kuning, berkayu, dan ukurannya berbeda-beda tergantung jenisnya. Strobilus jantan
menghasilkan serbuk sari yang mengandung sel sperma. Penyerbukan terjadi dengan
bantuan perantara angin, serbuk sari sampai ke bakal biji yang menempel pada sisik strobilus
betina. Selanjutnya terbentuk buluh serbuk yang membawa sel sperma untuk bertemu
dengan sel telur yang ada di dalam bakal biji. Setelah terjadi fertilisasi, terbentuklah biji
yang bersayap tipis. Biji kemudian akan diterbangkan oleh angin dan pada tempat yang
sesuai akan berkembang menjadi tumbuhan baru. Tumbuhan konifer bisa tumbuh dalam
kondisi iklim tropis pada daerah dengan ketinggian yang cukup tinggi atau pada daerah yang
dingin dan beriklim sedang.
Kelas coniferinae terdiri atas 5 ordo yaitu taxales, ordo araucariales, ordo podocarpales,
ordo pinales dan ordo cupressales.

a. Ordo Taxales

Habitus dari bangsa ini terdiri atas pohon-pohon atau semak-semak dengan
percabangan yang banyak. Daun duduknya tersebar, berbentuk lanset. Strobilus berumah

11
dua, yang terpisah-pisah atau merupakan bulir dalam ketiak-ketiak daun. Mikrosporofil
berbentuk perisai atau sisi masing-masing 2 sampai 8 kantong sari.

Bangsa taxales terdiri dari satu family yaitu Taxaceae. Family Taxaceae berperawakan
perdu atau pohon dengan cabang banyak. Daun nya tersebar dalam dua baris dengan 3 garis
terang dan dua garis hijau gelap sebelah bawah, linearis/lineolamsolatus. Mikrosporofil
berbentuk prisai, dengan 6-8 mikrosporongia yang terdapat pada strobilusnya. Ovul nya
tunggal, berada di terminal dengan arilus berdaging di bawah.biji nya kering dengan arilus
berdaging, warnanya terang. Embrionya memiliki kotiledone 2.
Klasifikasi ilmiah taxus bacaata
Kingdom : plantae
Divisi : spermatophyta
Subdivisi : gymnospermae
Kelas : coniferinae
Ordo : taxales
Famili : taxeceae
Genus : taxus
Spesies : taxus baccata

b. Ordo Podocarpales (Jemuju-jemujuan)


Ordo podocarpales berhabitus perdu atau pohon, dengan daun besar yang tersusun
spiral berhadapan, berbentuk sisik, jarum, atau lanset.
Ordo ini umumnya berumah dua. Strobilus nya terletak pada ketiak daun. Strobilus
jantan memiliki mikrosporofil yang tersusun spiral. 1 mikrosporofil memiliki sepasang
sporangium bersayap. Strobilus betina memiliki satu ovule yang dilapisi sekulen, letaknya
duduk pada dasar bunga dan tersusun atas sisik yang bersatu. Sebagian biji nya tertanam
pada arilus berbentuk cawan. Embrio bijinya memiliki 2 kotiledone.
Family Podocarpaceae memiliki ciri yang spesifik diantaranya:
- Berhabitus Pohon, berumah dua, tinggi mencapai 50 m dengan garis tengah batang 75
cm.
- Kulit batang kasar dan berlentisel. Warna batang coklattua atau kehitaman, kulit bagian
dalam berwarna merah muda sampai coklat kemerahan.
- Daun tersusun spiral, lanset dan menyerupai sisik-sisik yang saling menutupi. Daun muda
menyebar dan menyerupai kulit.
- Biji soliter (tunggal), berdaging dengan involukrum dari daun yang memanjang runcing

12
pada bagian pangkal. Biji awalnya berwarna orange kemudian jadi merah atau ungu dan
akhirnya berupa coklat.
- Habitat alami pohon jamuju adalah hutan primer dan sekunder di lereng-lereng
pegunungan pada ketinggian antara 700-2500 meter dpt.
Klasifikasi tumbuhan jamuju yg terdapat di indonesia
Kingdom : plantae
Divisi : spermatophyta
Sub divisi : gymnospermae
Kelas : coniferinae
Ordo : podocarpales
Famili : podocarceae
Genus : dacrycarpus
Spesies : dacrycarpus imbriacatus

c. Ordo Pinales (Pinus-pinusan)

Divisi Pinophyta

Kelas Pinopsida

Ordo Pinales

Famili Pinaceae

Upafamili Pinoideae

Genus Pinus

d. Ordo Araucariales(Damar-damaran)
Pohon damar (Agathis dammara (Lamb.) Rich.) adalah sejenis pohon anggota
tumbuhan runjung (Gymnospermae) yang merupakan tumbuhan asli Indonesia.

Kerajaan: Plantae

Divisi: Pinophyta

Kelas: Pinopsida

13
Ordo: Pinales

Famili: Araucariaceae

Genus: Agathis

Spesies: A. dammara

e. Ordo Cupressales(cemara-cemaraan)

Kerajaan: Plantae

Divisi: Magnoliophyta

Kelas: Magnoliopsida

Ordo: Fagales

Famili: Casuarinaceae

6. Kelas Gnetinae
Kelas gnetinae adalah kelompok gymnospermae yang masih ada saat ini .Kelas
gnetinae, yang beranggotakan spesies Gnetum gnemon atau sering dikenal sebagai
tumbuhan melinjo.
Tumbuhan ini termasuk golongan tumbuhan berkayu dengan batang bercabang dan
terdiri dari hipokotil yang menebal .Batang mempunya kambium floterma , dan buluh buluh
kayu, tanpa saluran resin. Habistusnya perdu Liana ( tumbuhan memmanjat ) dan pohon.
Daunnya tunggal , berbentuk oval atau lonjong dan daun berbentuk menyirip. Pada xilem
terdapat trakea dan floem tidak memiliki sel pengiring . Strobilus tidak berbentuk kerucut .
Bunga majemuk dan selalu berbentuk tunggal.
Kelas ini dibedakan menjadi 3 ordo di antaranya yaitu:
a. Ordo gnetales, hanya terdiri dari satu famili dan genus yaitu Gnetaceae dan diperkirakan
memiliki 30 jenis.
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Gymnospermae
Class : Gnetinae

14
Ordo : Ephedrales
Famili : Ephedraceae
Genus : Ephedra
Spesies : Ephedra fragilis

b. Ordo ephedrales di perkirakan terdiri dari satu genus yaitu ephedra dan memiliki 35
jenisnya . Contohnya ephedra altissima.
Klasifikasi Ordo ephedrales
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Superdivisi : Spermatophyta
Divisi : Gnetophyta
Kelas : Gnetopsida
Ordo : Ephedrales
Famili : Ephedraceae
Genus : Ephedra
Spesies : Ephedra equisetina
c. Ordo Welwitachiales, Tumbuhan ini memiliki batang hipokotil yang menebal seperti
umbi. Memiliki akar tunggang. Ordo ini hanya terdiri dari satu marga yaitu welwitsahia
yang banyak di jumpai di Afrika Barat dan Angola.
Klasifikasi Ordo Welwitachiales
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Gymnospermae
Class : Gnetinae
Ordo : Welwitachiales
Famili : Welwitschiacewe
Genus : Welwitschia
Spesies : Welwitschia bainesii

E. Peranan Gymnospermae dalam Kehidupan


Peranan Gymnospermae dari berbagai kelas, ordo dan suku sangat bermanfaat dalam
kehidupan sehari-hari. Jenis-jenis tumbuhan tersebut banyat dimanfaatkan dalam berbagai

15
bidang seperti obat-obatan, kosmetik, makanan, bahan bangunan, tanaman hias, industry
kertas, mebel, alat tulis dan sebagainya. Beberapa contoh spesies yang sering dimanfaatkan
manusia dalam kehidupan sehari-hari adalah:
1. Pinus merkusii, (pinus), dari suku Pinaceae. Tumbuhan ini sering dimanfaatkan dalam
bidang industry cat dan kertas. Kulit dan kayu nya dapat dimanfaatkan dalam
pembuatan terpentin. Selain itu tanaman ini dapat dijadikan sebagai tumbuhan
reboisasi.
2. Agathis dammara (damar), dari suku Araucariaceae. Tumbuhan ini sering
dimanfaatkan sebagai tanaman hias dan mebel yang bernilai tinggi. Kayunya juga dapat
dibuat triplek dan pembuat kertas.
3. Cycas rumphii, (pakis haji), dari suku Cycadaceae di Indonesia dikenal sebagai
tanaman hias. Akar tumbuhan ini dapat bersimbiosis dengan bakteri anabaena
(ganggang biru) yang memiliki kemampuan dapat mengikat N di udara. Sehingga
menyebabkan tanah menjadi subur.
4. Gnetum gnemon (belinjo), dari suku Gnetaceae. Tumbuhan ini selalu dimanfaatkan
sebagai bahan makanan mulai dari biji sampai daun.

F. Integrasi Ayat Al-Qur’an yang Berkaitan Gymnospermae


Adapun, keterkaitan Ayat Al-Qur’an yang berkaitan Subdivisi Gymnospermae yaitu
adalah QS. Al-An'am Ayat 99.

Artinya:
“Dan Dialah yang menurunkan air dari langit, lalu Kami tumbuhkan dengan air itu segala macam tumbuh-tumbuhan, maka
Kami keluarkan dari tumbuh-tumbuhan itu tanaman yang menghijau, Kami keluarkan dari tanaman yang menghijau itu butir
yang banyak; dan dari mayang kurma, mengurai tangkai-tangkai yang menjulai, dan kebun-kebun anggur, dan (Kami keluarkan
pula) zaitun dan delima yang serupa dan yang tidak serupa. Perhatikanlah buahnya pada waktu berbuah, dan menjadi masak.
Sungguh, pada yang demikian itu ada tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang beriman”.

16
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Gymnospermae adalah tumbuhan yang memiliki biji terbuka.Gymnospermae berasal
dari bahasa Yunani, yaitu gymnos yang berarti telanjang dan sperma yang berarti biji,
sehingga gymnospermae dapat diartikan sebagai tumbuhan berbiji terbuka. Pada
Gymnospermae, biji nampak (terekspos) langsung atau terletak di antara daun-daun
penyusun strobilusatau runjung, bijinya tidak terlindung dalam bakal buah (ovarium).
Ciri-ciri gymnospermae yaitu : Daunnya sempit dan kaku, jarang, ada yang lebar, pipih,
dan ada pula yang berbentuk seperti jarum. Selalu berwarna hijau, Bunga sesungguhnya
belum ada, makrosporofil (putik = daun buah) dan mikrosporofil (benang sari) masih
terkumpul dalam jumlah yang tidak terbatas. Hiasan bunga tidak ada atau tereduksi, Akar
pada Gymnospermae tunggang, Alat reproduksinya berupa strobilus jantan (untuk gamet
jantan) dan strobilus betina (gamet betina), Habitat Gymnospermae terdapat banyak di darat,
daerah pegunungan maupun daerah kering.
Klasifikasi subdivisi gymnospermae terdiri dari enam kelas yaitu: kelas cycadinae,
kelas bennetinae, kelas cordaitinae, kelas gynkgoinales kelas coniferinar, dan kelas
gnetinae.
Peranan Gymnospermae dari berbagai kelas, ordo dan suku sangat bermanfaat dalam
kehidupan sehari-hari. Jenis-jenis tumbuhan tersebut banyak dimanfaatkan dalam berbagai
bidang seperti obat-obatan, kosmetik, makanan, bahan bangunan, tanaman hias, industry
kertas, mebel, alat tulis dan sebagainya.

B. SARAN
Makalah yang ditulis ini tentunya sangat jauh dari kata sempurna. Maka penulis dengan
senang hati menerima saran yang membangun dari pembaca. Meskipun demikian penulis
tetap menyarankan kepada para pembaca agar membaca makalah ini lebih bisa memahami
Subdivisi Gymnospermae.

17
DAFTAR PUSTAKA
Judd, WS. , CS. Campbell, EA. Kellogg, PE. Ste-vens, & MJ. Donoghue. 2002. Plant
Systematics. A Phylogenetic Approach. Second edi-tion. Sinauer Associates, Inc.
Publisher. Sunderland, Massachusett, USA.
Utami, N. 1989. Biji atau Buah ? Penamaan Konsep Gymnospermae. Sisipan Floribunda1:
11-12.
Rugayah, A. Retnowati, FI. Windadri, & A. Hidayat. 2004. Pengumpulan data taksonomi.
Dalam Rugayah, EA. Widjaja & Praptiwi (Eds.). Pedoman Pengumpulan Data
Keanekaragaman Flora. Pusat Penelitian Biologi-LIPI.
Walujo, EB. 2011. Sumbangan Ilmu Etnobotani dalam Memfasilitasi Hubungan Manusia
dengan Tumbuhan dan Lingkungannya. J. Biol. Indonesia 7 (2): 375 – 391.
Ulfa, Syarifah Widya. 2021. Botani Phanerogamae. Medan: Perdan Publishing

18

Anda mungkin juga menyukai