DISUSUN OLEH:
KELOMPOK V
KONVERSI KELAS H
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan
pada waktunya. Laporan ini berisi tentang hal-hal yang berkaitan dengan daun Jambu
biji.
Ucapan terima kasih kami ucapkan kepada semua pihak yang telah membantu
dan ikut terlibat dalam penyusunan laporan ini, utamanya kepada dosen pengampu ibu
A.Nur Ilmi,A.S.Farm.,M.Kes. atas arahan yang diberikan kepada kami dalam
penyelesaian makalah ini.
Menyadari akan keterbatasan ilmu dan pengalaman yang kami miliki, kami
berharap hasil yang nantinya kami peroleh dapat diterima dan bermanfaat di masa yang
akan datang. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membacanya
terutama bagi Jurusan Farmasi Universitas Pancasakti Makassar serta dapat digunakan
Tim Penyusun
2
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI........................................................................................................................3
A. Uraian Tanaman...................................................................................................6
B. Simplisia ..............................................................................................................9
A. Kesimpulan ..........................................................................................................14
B. Saran ....................................................................................................................14
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sejak lama bangsa Indonesia sudah mengenal obat-obatan tradisional yang
digunakan untuk pengobatan berbagai macam penyakit. Pada umumnya obat-obatan
tersebut dibuat dari sumber bahan alam hayati seperti hewan dan tumbuh-tumbuhan.
Penggunaan tumbuhan tertentu sebagai obat merupakan warisan yang sudah turun
temurun. Penggunaan tumbuh-tumbuhan sebagai obat tradisional berkaitan dengan
kandungan kimia yang terdapat di dalamnya. Senyawa kimia tersebut merupakan hasil
metabolisme dari tumbuhan itu sendiri. Senyawa kimia dari beberapa jenis tanaman telah
banyak diteliti dan sering kali dapat memberikan efek fisiologi dan farmakologi senhingga
senyawa ini dikenal dengan senyawa bioaktif. Di antara senyawa bioaktif tersebut adalah
golongan alkaloid, terpenoid, steroid, flavonoid dan safonin.
Tanaman yang terbukti secara ilmiah memiliki aktivitas anti bakteri adalah daun
jambu biji (Psidium guajava L), dimana daun jambu biji mempunyai aktivitas anti bakteri
yang dipengaruhi karena adanya senyawa alkaloid, flavonoid dan saponin. Pada daun
jambu biji terbukti memiliki efek bakteriostatik dan alkaloid memiliki efek bakteriosidal
terhadap bakteri gram positif yaitu dengan menghambat pertumbuhan bakteri tersebut.
Senyawa yang aktif pada dinding sel adalah bakterisidal, sedangkan yang menghambat
sintesis protein adalah bakteriostatik (Joseph, B. 2012. ).
Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Ruhana (2017) mengatakan daun
jambu biji dapat menghambat pertumbuhan Propionibacterium acnes dengan zona hambat
yang terbentuk pada konsentrasi 2% adalah 7,12 mm dan 3 % adalah 7,89 mm.
4
B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan Klasifikasi tanaman daun jambu biji !
2. Jelaskan Morfologi tanaman daun jambu biji !
3. Jelaskan Kandungan kimia tanaman daun jambu biji !
4. Jelaskan Khasiat tanaman daun jambu biji !
5. Jelaskan metode Estraksi !
C. Tujuan
1. Mengetahui Klasifikasi tanaman daun jambu biji .
2. Mengetahui Morfologi tanaman daun jambu biji .
3. Mengetahui Kandungan kimia tanaman daun jambu biji .
4. Mengetahui Khasiat tanaman daun jambu biji .
5. Mengetahui metode Estraksi .
5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Uraian Tanaman
a. Klasifikasi Tanaman
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Myrtales
Famili : Myrtaceae
Genus : Psidium
biji, diantaranya, Sumatra: glima breueh (Aceh), glimeu beru (Gayo), galiman (Batak
Karo), masiambu (Nias), biawas, jambu biji, jambu batu, jambu klutuk (Melayu). Jawa:
jambu klutuk (sunda ), jambu klutuk, petokal, petokal, jambu krikil, jambu krutuk
6
(jawa), jhambu bhender (Madura). Nusa Tenggara: sotong (Bali), gayawa (Ternate,
Daun jambu biji tergolong daun tidak lengkap karena hanya terdiri dari tangkai
(Petiolus) dan helaian (Lamina) saja yang disebut daun bertangkai. Dilihat dari letak
bagian terlebarnya pada daunnya bagian terlebar daun jambu biji (P.Guajava L.) berada
ditengah - tengah dan memiliki bagian jorong karena perbandingan panjang : lebarnya
adalah 1,5 - 2 : 1 (13 - 15:5, 6 - 6 Cm). Daun jambu biji (P.Guajava L.) memiliki tulang
daun yang menyirip yang mana daun ini memiliki 1 ibu tulang yang berjalan dari
pangkal ke ujung dan merupakan terusan tangkai daun dari ibu tulang ke samping,
sirip ikan. Jambu biji memiliki ujung daun yang tumpul, pada umumnya warna daun
bagian atas tampak lebih hijau jika dibandingkan sisi bawah daun. Tangkai daun
berbentuk selindris dan tidak menebal pada bagian tangkainya. (Parimin, 2005).
Daun jambu biji memiliki kandungan flavonoid yang sangat tinggi, terutama
Jambu biji lainnya seperti saponin, minyak atsiri, tanin, anti mutagenic, flavonoid, dan
alkaloid.
Flavonoid adalah senyawa yang terdiri dari dari 15 atom karbon yang umumnya
tersebar di dunia tumbuhan. Quercetin adalah zat sejenis flavonoid yang ditemukan
dalam buah - buahan, sayuran, daun dan biji - bijian. Hal ini juga dapat digunakan
7
Saponin adalah jenis glikosida yang banyak ditemukan dalam tumbuhan.
Saponin memiliki karakteristik berupa buih. Sehingga ketika direaksikan dengan air
dan dikocok maka akan terbentuk buih yang dapat bertahan lama.
Minyak atsiri adalah kelompok besar minyak nabati yang berwujud cairan
kental pada suhu ruang namun mudah menguap sehingga memberikan aroma yang
khas. Minyak atsiri merupakan bahan dasar dari wangi - wangian atau minyak gosok
Tanin merupakan substansi yang tersebar luas dalam tanaman dan digunakan
sebagai energi dalam proses metabolisme dalam bentuk oksidasi, Tanin juga sebagai
Daun jambu biji ternyata memiliki khasiat tersendiri bagi tubuh kita, baik untuk
kesehatan ataupun untuk obat penyakit tertentu. Dalam penelitian yang telah dilakukan
ternyata daun jambu biji memiliki kandungan yang banyak bermanfaat bagi tubuh kita.
Pada umumnya daun jambu biji (P.Guajava L.) digunakan untuk pengobatan
seperti diare akut dan kronis, perut kembung pada bayi dan anak, kadar kolesterol darah
meninggi, sering buang air kecil, luka, sariawan, larutan kumur atau sakit gigi dan
8
B. Simplisia
a. Defenisi Simplisia
belum mengalami pengolahan apapun juga kecuali dinyatakan lain dalam bentuk
bahan yang telah dikeringkan. Simplisia dapat berupa simplisia nabati, simplisia
hewani dan simplisia pelican atau mineral. Simplisia nabati adalah simplisia yang
berupa tanaman utuh, bagian tanaman, atau eksudat tanaman. Eksudat tanaman
adalah isi sel yang secara spontan keluar dari tanaman atau dengan cara tertentu
dikeluarkan dari selnya, atau zat-zat nabati lainnya yang dengan cara tertentu
baku tanaman dilakukan dengan cara panen daun dapat dilakukan pada saat
b. Sortasi basah
bagiantanaman lain yang tidak digunakan dan bagian tanaman yang rusak.
9
c. Pencucian
d. Pengubahan bentuk
kering.
e. Pengeringan
f. Sortasi kering
10
C. Uraian Metode Ekstraksi
a. Definisi Ekstraksi
terdapat pada tanaman, hewan dan beberapa jenis biota laut dengan menggunakan
pelarut yang sesuai dengan komponen yang diinginkan. Tujuan ekstraksi adalah
untuk menarik komponen yang terdapat dalam suatu sampel yang didasarkan pada
proses osmosis dan difusi yakni pelarut organik akan masuk menembus dinding sel
dan masuk kedalamrongga sel yang merupakan tempat zat aktif diinginkan. Proses
inimerupakan suatu proses osmosis. Kemudian, zat aktif akan larut padapelarut
tersebut dan akan berdifusi keluar bersama dengan pelarut. Prosesini akan terus
berlangsung hingga diperoleh konsentrasi yang seimbangdari zat aktif diluar dan
Cairan penyari yang digunakan dapat berupa air, etanol, air-etanol atau pelarut
lain. Keuntungan cara penyarian dengan maserasi adalah cara pengerjaan dan
umumnya dilakukan dengan cara 1:10 bagian simplisia dengan derajat halus yang
penyari, ditutup dan dibiarkanselama 5 hari, terlindung dari cahaya sambil berulang-
ulang diaduk.Setelah 5 hari sari diserkai, ampas diperas. Ampas ditambah cairan
100 bagian. Bejana ditutup, dibiarkan ditempat sejuk, terlindung daricahaya, selama
11
b. Jenis-Jenis Metode Ekstraksi (Ditjen POM, 2000)
1. Cara Dingin
a. Maserasi
dinding sel dan masuk ke dalam rongga sel yang mengandung zat aktif,
sehingga zat aktif akan larut, karena adanya perbedaan konsentrasi antara
larutan zat aktif di dalam sel dan di luar sel maka larutan terpekat didesak
keluar.
b. Perkolasi
sempurna yang umumnya dilakukan pada suhu kamar. Proses perkolasi ini
terdiri dari tahapan pengembangan, tahap maserasi antara, dan tahap perkolasi
2. Cara Panas
a. Refluks
didihnya, selama waktu tertentu dan jumlah pelarut terbatas yang relatif
12
b. Sokletasi
dan umumnya cara ini dilakukan dengan alat khusus sehingga terjadi
pendingin balik.
c. Digesti
d. Infundasi
menyari zat kandungan aktif yang larut dalam air dari bahan-bahan nabati.
13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari Makalah ini dapat disimpulkan bahwa:
Tanaman yang terbukti secara ilmiah memiliki aktivitas anti bakteri adalah daun
jambu biji (Psidium guajava L), dimana daun jambu biji mempunyai aktivitas anti bakteri
yang dipengaruhi karena adanya senyawa alkaloid, flavonoid dan saponin. Pada daun
jambu biji terbukti memiliki efek bakteriostatik dan alkaloid memiliki efek bakteriosidal
terhadap bakteri gram positif yaitu dengan menghambat pertumbuhan bakteri tersebut.
B. Saran
Dalam Pembuatan makalah ini perlu diperbanyak referensi untuk melengkapi makalah ini.
14
DAFTAR PUSTAKA
Adawiyah Wildanur, Anggraini Sukmawati. 2013. “Analisis Beban Kerja Sumber Daya Manusia
dalam Aktivitas Produksi Komoditi Sayuran Selada”. Jurnal Manajemen dan
Organisasi,Vol IV, No. 2.
Anief, M., 1997, Ilmu Meracik Obat, 10-17, Gadjah Mada University Press: Jogyakarta.
Ansel HC. 2008. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi Edisi Keempat. Jakarta: UI Press.
Anwar, E. 2012. Eksipien Dalam Sediaan Farmasi Karakterisasi dan Aplikasi. Jakarta: Penerbit
PT Dian Karya.
Dalimartha, Setiawan. 2008. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia. Trubus Agriwidya: Jakarta
Ditjen POM RI. (1979). Farmakope Indonesia.Edisi III. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik
Indonesia. Hal. 33.
Dirjen POM. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Jakarta: Depkes RI.
Depkes RI. 1986. Sediaan Galenik, Departemen Kesehatan Republik Indonesia : Jakarta.
Ditjen POM. 2000. Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat, Departemen Kesehatan
Republik Indonesia : Jakarta.
Djuanda A. 2011. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, Edisi 6, Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia : Jakarta.
Djuanda, Adhi. 2010. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia
15
Djuanda,A.,Hamzah,M., dan Aisah,S. (1999). Ilmu penyakit kulit dan kelamin. Jakarta: Balai
Penerbit FKUI.
Furia, T.E. (Editor). 1972. Handbook of food additives. 2ndedition. CRC Press Inc., USA. 653
pp.
Gunawan, D dan Mulyani S. 2004. Ilmu Obat Alam. Penebar Swadaya : Jakarta.
Hui, y.h. (editor). 1992. Encyclopedia of food Science and technology. Volume 2. John Wiley &
sons, inc., new york. 780 pp.
Jawetz, E., Melnick, J.L. & Adelberg, E.A., 2005, Mikrobiologi Kedokteran,
diterjemahkan oleh Mudihardi, E., Kuntaman, Wasito, E. B., Mertaniasih, N. M., Harsono,
S., Alimsardjono, L., Edisi XXII, 327-335, 362-363, Penerbit Salemba Medika, Jakarta
Kirk and othmer. 1994. Encyclopedia of chemical technology. Fourth Edition. Volume 12. John
Wiley & Sons, New York. 1091 pp
Latifah, S., dan Kurniawaty, E., 2015, Stres dengan Akne Vulgaris, Majority, Volume 4 Nomor 9:
129-134.
Maharani dan Widyayanti. 2010. Pembuatan Alginat dari Rumput Laut untuk Menghasilkan
Produk dengan Rendemen dan Viskositas Tinggi. Seminar Tugas Akhir S1 Teknik
Kimia. Universitas Diponegoro, Semarang
Madduluri S, Rao KB, Sitaram B. 2013. In vitro evaluation of antibacterial activity of five
indigenous plants extract against five bacterial pathogens of human. International
Journal of Pharmacy and Pharmaceutical Science; 5(4). h. 679-84
Mitsui, T., 1997, New Cosmetic and Science, 191-198, 335-338, Elsevier, Amsterdam.
Mulyawan, Dewi dan Neti Suriana. 2013. Cantik A-Z. Jakarta : PT. Alex Media Komputindo
Gramedia.
Movita, T., 2013. Acne Vulgaris, Continuing Medical Education, Vol. 40 No. 4 : 269-272.
Parimin, 2005. Jambu Biji. Budi Daya dan Ragam Pemanfaatannya.Penebar Swadaya, Jakarta.
16
17