Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN PRAKTIKUM KOSMETIK

PEMBUATAN HAIR TONIC

DOSEN PEMBIMBING :

Weny Puspita M.Farm.,Apt

KELOMPOK : B1

DISUSUN OLEH:

AGUSTI ANGGRAINI 199401


ANDRE AKBAR PRATAMA 199404
ANDI ARIF RAMADHAN 199407
ASMAURINI PRAMUDYA 199410
ATIKA PUTRI 199413
CHISCA NOVRIYATI 199416
DHEA NUR AZURA 199419
DINY PUJI ANGGRAEANI 199422
ERNAWATI 199428
FAHMA 199431

PROGRAM STUDI DIII FARMASI

AKADEMI FARMASI YARSI PONTIANAK

2021/2022
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Mentimun atau timun (Cucumis Sativus L) merupakan salah satu tumbuhan di Indonesia

yang memiliki potensi sebagai antioksidan. Dalam uji fitokimia, mentimun terdapat macam-

macam senyawa aktif yaitu: steroid, terpenoid, alkaloid, fenolik, flavonoid, dan saponin.

Senyawa aktif yang mungkin berperan dalam aktivitas antioksidan adalah flavonoid dan

fenolik.

Saat ini banyak hasil penelitian mengenai penggunaan bahan alam untuk pengobatan

maupun produk kecantikan. Salah satu alasannya adalah adanya kandungan antioksidan yang

berfungsi melindungi kerusakan akibat radikal bebas. Antioksidan bisa didapatkan dari

vitamin C, E, pro-vitamin A, organosulfur, α-tocopherol, flavonoid, thymoquinone, statin,

niasin, phycocyanin. Banyak bahan alam yang dapat ditemukan sehari-hari yang bisa menjadi

sumber antioksidan, salah satunya adalah mentimun (Cucumis sativus).

Mentimun merupakan family dari Cucurbitaceae dan dapat menjadi sumber antioksidan

alami karena memiliki kandungan vitamin C dan flavonoid yang dapat memutus reaksi

radikal bebas. Oleh karena itu, mentimun dapat digunakan sebagai produk kecantikan

contohnya untuk mengurangi mata sembab, menghaluskan dan mengencangkan kulit,

mengurangi noda pada wajah, dapat menetralkan kulit yang berminyak, mencegah adanya

kerutan di wajah serta menghambat penuaan pada kulit. Selain itu, mentimun dapat

digunakan untuk pengobatan, yaitu untuk menurunkan tekanan darah, menyembuhkan

penyakit kuning, melancarkan buang air kecil, menjaga kesehatan tulang, anti kanker,

mencegah dehidrasi dan menghancurkan batu ginjal

Tonik rambut adalah cairan perangsang penumbuh rambut yang biasanya berbahan dasar
tumbuh-tumbuhan, seperti ekstrak ginseng, biji bunga matahari dan daun mint. Tonik rambut

digunakan untuk memperkuat akar rambut, merangsang tumbuhnya rambut baru,

menghilangkan kotoran rambut, serta merawat kesehatan kulit kepala dan rambut.

Hair tonic merupakan obat yang digunakan untuk memperkuat akar rambut, merangsang

tumbuhnya rambut, menghilangkan kotoran pada kulit kepala rambut, serta membantu

melumasi rambut. Hair tonic biasanya terbuat dari ekstrak tumbuh- tumbuhan. Mekanisme

kerja hair tonic adalah merangsang pertumbuhan bagian dasar rambut yang mengandung sel-

sel melanosit yang cukup untuk menghasilkan melanin (zat warna rambut/ pigmen) dan sel-

sel yang mensintesiskan keratin keras (hard keratin) sebagai dasar pembentukan rambut

sehingga tampak hitam berkilau, mudah diatur dan mempunyai akar rambut yang kuat

(Tranggono dan Latifah, 2007).

1.2 TUJUAN PRAKTIKUM

Mahasiswa mampu mengetahui proses teknik pembuatan sediaan tonik rambut dalam

berbagai konsentrasi dengan menggunakan bahan alam.


BAB II

DASAR TEORI

2.1 Tanaman timun

Mentimun, timun, atau ketimun merupakan tumbuhan yang menghasilkan buah yang

dapat dimakan. Buahnya biasanya dipanen ketika belum masak benar untuk dijadikan

sayuran atau penyegar, tergantung jenisnya. Beberapa sumber literatur menyebutkan daerah

asal tanaman mentimun adalah daerah Asia Utara, tetapi sebagian lagi menduga berasal dari

Asia Selatan. Para ahli tanaman memastikan daerah asal tanaman mentimun adalah India,

tepatnya di lereng gunung Himalaya (Rukmana, 1994).

2.2 Klasifikasi tanaman timun

Menurut Sharma (2002), tanaman mentimun dalam taksonomi tanaman, dapat

diklasifikasikan sebagai berikut:

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Subdivisio : Angiospermae

Kelas : Ocotyledonae

Ordo : Cucurbitales

Famili : Cucurbitaceae Genus :

Cucumis

Spesies : Cucumis sativus L.


2.3 Morfologi tanaman timun

1. Akar

Perakaran mentimun memiliki akar tunggang dan bulu-bulu akar, tetapi daya

tembusnakar relatif dangkal, pada kedalaman sekitar 30-60 cm. Oleh sebab itu,

tanaman mentimun termasuk peka terhadap kekurangan dan kelebihan air

(Sumpena, 2004).

2. Batang

Tanaman mentimun memiliki batang yang berwarna hijau, berbulu dengan

panjang 0,5m-1,5m dan umumnya tanaman mentimun mengandunga air dan lunak.

Mentimun mempunyai sulur dahan berbentuk spiral yang keluar di sisa tangkai

daun. Sulur mentimun adalah batang yang termodifikasi dan ujungnya peka

sentuhan bila menyentuh galah sulur akan mulai melingkarinya. Dalam 14 jam

sulur itu telah melekat kuat pada galah/ajir (Sunarjono, 2006).

3. Bunga

Bunga mentimun berbentuk terompet dan berwarna kuning bila sudah mekar.

Mentimun termasuk tanaman berumah satu, artinya bunga jantan dan bunga betina

letaknya terpisah, tetapi masih dalam satu tanaman. Bunga betina mempunyai

bakal buah yang membengkok, terletak di bawah mahkota bunga, sedangkan pada

bunga jantan tidak mempunyai bagian bakal buah yang membengkok (Sumpena,

2004).

4. Buah

Warna buah mentimun muda berkisar antara hijau, hijau gelap, hijau muda, dan

hijau keputihan sampai putih, tergantung kultivar yang diusahakan. Sementara

warna buah mentimun yang sudah tua (untuk produksi benih) berwarna cokelat,
cokelat tua bersisik, kuning tua, dan putih bersisik. Panjang dan diameter buah

mentimun antara 12-25 cm dengan diameter anatara 2-5 cm atau tergantung

kultivar yang diusahakan. Bentuk-bentuk buah mentimun berkisar antara bentuk

panjang, lonjong, bundar atau bulat, dan pangkal buah melekuk. Bentuk pangkal

dan ujung buah berkisar ujung dan pangkal buah melekuk, ujung dan pangkal buah

meruncing, ujung dan pangkal buah melingkar, dan ujung dan pangkal buah

meruncing, tetapi tidak beraturan (Sumpena, 2004).

5. Daun

Mentimun berdaun tunggal. Bentuk, ukuran, dan kedalaman lekuk daun

mentimun bervariasi, tergantung dari spesies dan kultivarnya. Panjang daun antara

7-20 cm, panjang tangkai daun 5-15 cm, pinggiran daun berlekuk antara 3-5 cm,

dengan susunan daun berselang-seling. Pada daun yang masih muda menyirip lima

seperti pohon palem dan sudut-sudutnya meruncing. Sementara pada daun tua

membentuk subcordatus, yaitu bangun daun menyerupai bulat telur, tetapi pangkal

daun mempunyai lekukan (Sumpena, 2004).

2.4 Kandungan Gizi Pada Mentimun

Selain memiliki kandungan air yang tinggi, Mentimun atau Ketimun juga mengandung

berbagai Vitamin dan Mineral yang bermanfaat bagi kesehatan manusia. Berikut ini adalah

nutrisi atau kandungan gizi Mentimun dalam setiap 100 gramnya. Kalori 15kcal, Karbohidrat

3,63g Air 95,23g , Protein 0,65g, Gula 1,67g, Serat 0,5g, Lemak 0,11g, Vitamin C 2,8mg,

Vitamin K 16,4 µg, Vitamin B1 (Thiamine) 0,027mg, Vitamin B2 (Riboflavin) 0,033mg,

Vitamin B3 (Niacin) 0,098mg, Vitamin B5 (Panthothenic acid) 0,259mg, Vitamin B9

(Folat)7µg, Kalsium 16mg, Zat Besi 0,28mg, Magnesium 13mg, Fosfor 24 mg, Potassium

(Kalium) 147mg, Sodium 2mg, Seng (Zinc) 0,2mg.


2.5 Manfaat Tanaman Timun

1. Menjaga kesehatan tulang

Mentimun mengandung vitamin k yang cukup tinggi yaitu sekitar 16,4µg atau sekitar

16% angka kebutuhan kita terhadap vitamin k. Vitamin k diyakini dapat membantu

penyerapan kalsium sehingga dapat memberikan kontribusi terhadap kesehatan tulan dan

mencegah terjadinya patah tulang dan masalah-masalah tulang lainnya.

2. Mencegah penyakit kanker

Menurut mentimun mengandung antioksidan polifenol yang disebut dengan lignan

(pinoresinol, lariciresinol, dan secoisolariciresinol) yang dapat membantu menurunkan

risiko kanker payudara, kanker rahim dan kanker prostat. Mentimun juga mengandung

fitonutrien yang disebut cucurbitacins, yang juga memiliki sifat anti-kanker.

3. Menjaga kesehatan kulit

Mentimun mengandung silika yang merupakan komponen penting untuk menjaga

kesehatan kulit serta memperkuat otot dan tulang. Kandungan air yang tinggi pada

mentimun juga dapat menjaga kelembaban pada kulit. Ekstrak mentimun sering

digunakan untuk mengobati berbagai jenis penyakit kulit seperti luka karena sinar

matahari dan pembengkakan kulit dibawah mata. Asam askorbat dan caffeic yang

terkandung di dalamnya juga dapat mencegah hilangnya air di dalam tubuh kita.

4. Mengendalikan tekanan darah

Sebuah penelitian yang dilakukan oleh dash (dietary approaches to stop hypertension)

terhadap orang-orang yang mengkonsumsi makanan-makanan yang mengandung

magnesium, potasium, dan serat tinggi menunjukan bahwa tekanan darah mereka dapat

turun ke tingkat yang normal. Mentimun merupakan makanan yang mengandung


magnesium, potasium, dan serat sehingga dapat membantu tubuh kita untuk

mengendalikan tekanan darah.

5. Mengurangi risiko penyakit jantung

Nutrisi-nutrisi yang terkandung dalam mentimun seperti magnesium dan potasium

memainkan peranan yang penting dalam menjaga kesehatan jantung. Nutrisi-nutrisi atau

gizi tersebut dapat meningkatkan fungsi neurologis tubuh kita dan menjaga tekanan darah

tubuh kita tetap terkendali. Mentimun juga mengandung lignin yang disebut sebagai

unsur anti-inflamasi yang membantu meningkatkan kekebalan tubuh kita serta

mengurangi terjadinya semua risiko yang terkait dengan penyakit kardiovaskular.

2.6 Monografi bahan

1. Propilenglikol

PROPOLENGLIKOL

Struktur Kimia Propilen glikol

Sumber : (Wardiyah, 2015)

Monografi Propilen glikol (Rowe et.al., 2009)

Sinonim: 1,2-Dihydroxypropane; E1520; 2 hydroxypropanol; methyl ethylene glycol;

methyl glycol; propane-1,2-diol.

Rumusan molekul: C3H8O2

Pemerian: Cairan bening, tidak berwarna, kental dan tidak berbau

Kelarutan: Dapat bercampur dengan aseton, kloroform, etanol 95%, gliserin dan air.
Stabilitas: Stabil pada suhu dingi dan tempa tertutup, tetapi pada suhu tinggi dan tempat

terbuka cenderung akan teroksidasi, sehingga menjadi produk seperti propionaldehida,

asam laktat, asam piruvat, dan asam asetat. Secara kimiawi propilenglikol stabil saat

dicampur dengan etanol 95%, gliserin, atau air. Ott: Dengan bahan pengoksidasi seperti

kalium permanganat

Titik lebur: 188˚C

Konsentrasi : 10-60 %

Kegunaan :zat tambahan sebagai pelarut

Penyimpanan: wadah tertutup baik.

2. Gliserin

GLISERIN

Struktur Kimia Gliserin

Sumber : (Pubchem, 2004)

Monografi Gliserin (Rowe et.al., 2009)

Sinonim : Glycerol, glycerin, croderol

Rumus molekul : C3H8O3

Berat molekul : 92,09

Pemerian : Tidak berwarna, tidak berbau, viskos, cairan yang higroskopis, memiliki rasa

yang manis, kurang lebih 0,6 kali manisnya dari sukrosa

Kelarutan : Gliserin praktis tidak larut dengan benzene, kloroform, dan minyak, larut

dengan etanol 95%, methanol dan air.


Stabilitas : Pada suhu 20°C. Gliserin sebaiknya ditempat yang sejuk dan kering.

Penggunaan : Digunakan pada berbagai formulasi sediaan farmasetika, pada formulasi

farmasetika sediaan topikal dan kosmetik, gliserin utamanya digunakan sebagai

humektan dan pelembut. Rentang gliserin yang digunakan sebagai humektan sebesar

≤30%.

3. VCO

VCO

Sifat-sifat kimia dan fisika dari VCO menurut Darmoyuwono, 2006:

Pemerian : Cairan minyak tidak berwarna.

Aroma :Ada sedikit berbau asam ditambah karamel.

Kelarutan : Tidak larut dalam air, tetapi larut dalam alkohol (1:1)

Berat jenis : 0,883 g/ml pada suhu 20ºC

Titik cair : 20-25ºC

Titik didih : 225ºC

Kerapatan uap : 6,91

Tekanan uap : 1 mmHg pada suhu 121ºC

Penguapan : Tidak menguap pada suhu 210C (0%)

ph : Tidak terukur karena tidak larut dalam air. Namun karena termasuk dalam

senyawa asam maka dipastikan memiliki pH kurang dari 7

4. Nipagin

NIPAGIN
Struktur Kimia Nipagin

Sumber : (Pubchem, 2005)

Monografi Nipagin (DepKes RI, 1995)

Pemerian : Hablur kecil, tidak berwarna atau serbuk hablur, putih, tidak berbau atau

berbau khas lemah, mempunyai sedikit rasa terbakar

Kelarutan : Sukar larut dalam air dan benzen, mudah larut dalam etanol dan dalam

eter, larut dalam minyak, propilen glikol, dan dalam gliserol

Penggunaan : Sebagai pengawet

5. Aquadest

AQUADEST

Monografi Aquadest (Rowe et al., 2009)

Sinonim : aqua destillata

Rumusan molekul : H2O

Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak mempunyai rasa

Stabilitas : Secara kimiawi stabil pada semua suasana (es, cair, uap air).

OTT : Bereaksi dengan obat dan zat tambahan, bereaksi keras dengan logam alkali.

Titik lebur : 0˚ C (273,15K) (32F)

Konsentrasi : 2-4%

Kegunaan : Sebagai pelarut

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Alat

Gelas kimia Timbangan digital


Pipet tetes Corong
Gelas ukur Kertas saring
Cawan porselen Batang Pengaduk
3.2 Bahan

Ekstrak mentimun 25% Propylen glikol 3%


Glycerin 3% VCO 10%
Nipagin 0,2% Aquadest ad 200 g
3.3 Formulasi Bahan

Formulasi Jumlah Fungsi


Ekstrak mentimun 25% 50 g Zat aktif
Glycerin 3% 6g Humektan
Nipagin 0,2% 0,4 g Pengawet
Propylen glikol 3% 6g Kosolven dan stabilizer
VCO 10% 20 g Penetration enhancer/lubrikan
Aquadest ad 200 g 117,6 g Pelarut

3.4 Perhitungan dan Penimbangan Bahan

Ekstrak mentimun 25% Propylen glikol 3%

25 3
= x 200 g = x 200 g
100 100

= 50 g =6g
Glycerin 3% VCO 10%

3 10
= x 200 g = x 200 g
100 100

=6g = 20 g
Nipagin 0,2% Aquadest ad 200 g

0,2 = 200 - (0,4+20+6+6+50)


= x 200 g
100
= 200 – 82,4
= 0,4 g
= 117,6 g
3.5 Cara Kerja

Ekstrak Timun 25%


- Disiapkan alat dan bahan

- Ditimbang bahan – bahan

- Dilarutkan nipagin dalam propilenglikol dan tambahkan VCO (campuran A)

- Ditambahkan gliserin dan zat aktif pada campuran A

- Diaduk sampai homogen

- Dikemas dan diberi etiket

Sediaan hair tonic

3.6 Evaluasi Sediaan

1. Organoleptis

-
Sediaan hair tonic
- Dilakukan evaluasi dengan mengamati warna, bentuk dan bau

Berwarna hijau bening, berbau khas


mentimun, berbentuk cair

2. Homogenitas

Sediaan hair tonic

- Diamati pada latar hitam untuk melihat partikel berwarna putih

- Diamati pada latar putih untuk melihat partikel berwarna hitam

- Syarat : homogen

Tidak homogen
(terdapat gumpalan minyak)

3. Viskositas

Sediaan hair tonic


- Sampel sediaan diuji dengan menggunakan spindel 1 pada kecepatan 5, 10, 20,

50 dan 100 rpm. Kemudian dilakukan dengan kecepatan sebaliknya.

- Syarat : <5 Cps

Spindle : 2
Kecepatan : 100

Viskositas = 5 mPas

4. Uji pH

Sediaan hair tonic

- Syarat : 4,5-6,5

- Diambil sedikit sampel sediaan hair tonic

- Dicelupkan ke semua bagian kertas pH

- Didiamkan selama beberapa saat sampai terjadi perubahan warna kertas pH

pH 6
5. Uji kejernihan
Sediaan
- hair tonic

- Diamati kejernihan sediaan


Jernih
6. Bobot Jenis

Sediaan hair tonic

- Ditimbang piknometer kosong

- Ditimbang piknometer + aquades

- Ditimbang piknometer + sampel

- Syarat : bj < 1= bj air

1,019
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

LEMBAR KERJA HASIL PRAKTIKUM KOSMETIK

AKFAR YARSI PONTIANAK

Jl. Pangliam A’im No. 2 . Telp 0561 -745486

Judul praktikum : Pembuatan hair tonic

Dosen pembimbing Praktikum : Weny Puspita, M.Farm., Apt

Hari dan Tanggal Praktikum : Kamis, 21 Oktober 2021

Kelompok : B1

Nama Mahasiswa dan NIM : Agusti Anggraini (199401)

Andre Akbar Pratama (199404)

Andi Arif Ramadhan (199407)

Asmaurini Pramudya (199410)

Atika Putri (199413)

Chisca Novriyati (199416)

Dhea Nur Azura (199419)

Diny Puji Anggraeni (199422)

Ernawati (199428)

Fahma (199431)

4.1 Hasil

Tabel 1. Hasil Evaluasi Organoleptik Hair Tonic

Replikasi Warna Aroma Bentuk


I Hijau bening Khas mentimun Cair
II Hijau bening Khas Mentimun Cair
II Hijau bening Khas mentimun Cair
Tabel 2. Hasil Evaluasi Homogenitas Hair Tonic

Replikasi Homogenitas
I Tidak homogen
II Tidak homogen
II Tidak homogen

Tabel 3. Hasil Evaluasi Hair Tonic

Jenis Evaluasi Syarat Hasil


Uji pH 4,5-6,5 6
Kejernihan Jernih Jernih
Bobot Jenis <1 1,019

4.2 Pembahasan

Pada praktikum kali ini, zat aktif yang digunakan adalah ekstrak buah mentimun

sebanyak 25%. Mentimun (Cucumis sativus L.) adalah salah satu jenis sayuran yang kerap

dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Nilai gizi mentimun tergolong baik karena

merupakan sumber mineral dan vitamin. Mentimun (Cucumis sativus L.) kaya akan senyawa

polifenol yang memiliki aktivitas antimikroba, tertutama antijamur seperti jamur Candida sp.

penyebab ketombe. Kandungan sulphur dan silikon yang tinggi pada ekstrak buah mentimun

juga telah terbukti dapat digunakan untuk menstimulasi pertumbuhan rambut dan menutrisi

rambut rontok pada rambut wanita berhijab [ CITATION Bal16 \l 17417 ].

Mentimun yang sudah dibeli dari pasar kemudian dibersihkan dipotng kecil-kecil

sebelum dimasukkan ke dalam blender Mentimun dipisahkan dari ampasnya dengan

penyaringan. Kemudian dipanaskan dengan kompor selama 15 menit. Metode ekstraksi ini

dikenal juga dengan metode infusa. Metode ini dipilih karena prosesnya yang sederhana dan

tidak membutuhkan biaya besar. Ekstrak mentimun yang sudah dipanaskan kemudian

didinginkan dan disimpan di lemari pendingin. Jumlah ekstrak yang digunakan dalam

formulasi adalah 25%.


Dalam praktikum ini, sediaan dibuat dengan cara disiapkan alat dan bahan, ditimbang

bahan – bahan, dilarutkan nipagin dalam propilenglikol dan tambahkan VCO (campuran A).

VCO dalam formulasi sebagai bahan pembawa sediaan obat, diantaranya untuk

meningkatkan penetrasi dan moisturizer. Setelah itu ditambahkan gliserin dan zat aktif pada

campuran A. Zat aktif ditambahkan terakhir agar tidak menghilangkan khasiat dari zat aktif.

Kemudian diaduk sampai homogen. Dikemas dan diberi etiket.

Ada beberapa tahap evaluasi yang dilakukan yaitu uji organoleptis, uji homogenitas, uji

pH, uji viskositas, uji kejernihan dan uji bobot jenis. Uji organoleptis dilakukan dengan

mengamati warna, bau dan bentuk sediaan menggunakan indra. Hasil yang diperoleh adalah

sediaan berwarna hijau dan berbau khas mentimun, hal ini karena konsentrasi zat aktif yang

digunakan cukup besar. Uji yang selanjutnya dilakukan adalah uji homogenitas, uji ini

bertujuan untuk mengetahui apakah sediaan terdistribusi homogen atau tidak. Namun, hasil

yang diperoleh adalah sediaan tidak homogen karena ada gumpalan minyak di permukaan

sediaan. Minyak ini berasal dari VCO yang tidak dapat larut sempurna dalam air karena tidak

adanya emulgator dalam sediaan.

Selanjutnya yang dilakukan adalah uji pH, pengujian ini untuk mengetahui derajat pH

sediaan agar tidak menyebabkan iritasi akibat terlalu asam atau terlalu basa. Hasil yang

diperoleh adalah pH rata-rata 6. Hal ini sesuai dengan persyaratan pH untuk sediaan hair

tonic yaitu 4,5-6,5. Uji viskositas menjadi tahapan evaluasi selanjutnya, uji viskositas

bertujuan untuk mengetahui kekentalan dari sediaan gel dengan alat viskometer. Sampel

sediaan dimasukkan ke dalam beaker glass dan diletakkan dibawah gantungan spindel. Sesuai

SNI, nilai viskositas sediaan hair tonic berada di bawah 5 cPs pada suhu kamar. Namun hasil

praktikum yang diperoleh adalah 5 mPas. Oleh karena itu, hasil praktikum dinyatakan tidak

sesuai dengan SNI.


Uji kejernihan pada sediaan diperoleh hasil yang jernih, meski terdapat beberapa

gumpalan minyak. Terakhir, dilakukan pengujian bobot jenis. Bobot jenis adalah

perbandingan bobot zat terhadap air dengan volume yang sama ditimbang di udara pada suhu

yang sama (Anonim, 1979). Hasil praktikum yang diperoleh menunjukkan bobot jenis

sediaan adalah 1,019. Hal ini tidak sesuai dengan syarat bobot jenis untuk hair tonic adalah

<1.
BAB V

KESIMPULAN

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa :

1. Ekstrak mentimun yang digunakan sebagai zat aktif sebanyak 25%

2. Berdasarkan hasil evaluasi, sediaan hair tonic yang dibuat belum memenuhi

persyaratan sediaan hair tonic yang baik.


DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 1979.

Balqis U, et al., 2016. Efikasi Mentimun (Cucumis sativus L.) Terhadap Percepatan

Penyembuhan Luka Bakar (Vulnus Combustion) Derajat IIb pada Tikus Putih (Rattus

Norvegicus). Jurnal Medika Veterinaria, 10(2).

Desriani, Azizah, N., Wahyuni, R. & Putri, A. E. P., 2018. Formulasi Hair Tonic Ekstrak

Buah Mentimun (Cucumis sativus) sebagai Solusi Ketombe dan Rambut Rontok pada

Wanita Berhijab. Majalah Farmasi, Sains, dan Kesehatan I, 4(1), pp. 39-41.
LAMPIRAN

Alat dan bahan praktikum Dilarutkan nipagin dengan aquadest

Penambahan propilenglikol dan VCO Penambahan gliserin

Penambahan zat aktif Pengujian viskositas


Lembar Kerja Praktikum

Anda mungkin juga menyukai