Anda di halaman 1dari 7

FORMULASI MASKER GEL PEEL-OFF

Masker gel peel-off diformulasikan dengan zat aktif, basis PVA, bahan pelunak, pelembab,
pengawet, surfaktan dan pewangi. Sediaan masker wajah peel-off dengan kualitas baik dapat
dilihat dari waktu mengering yang dipengaruhi oleh konsentrasi EtOH, gelatin dan gliserin,
sedangkan kemudahan penggunaan sediaan berkaitan dengan viskositas dipengaruhi oleh
konsentrasi PVA, karbomer, gelatin dan gliserin, serta kinerja pembentukan film dipengaruhi oleh
konsentrasi PVA.

PVA berperan dalam memberikan efek peel-off karena memiliki sifat adhesive sehingga
dapat membentuk lapisan film yang mudah dikelupas setelah kering. Konsentrasi PVA merupakan
faktor penting yang berpengaruh terhadap kinerja pembentukan film dalam masker wajah peel-off.

Konsentrasi humektan dalam formulasi masker wajah berpengaruh terhadap viskositas dan
waktu pengeringan sediaan. Propilenglikol ditambahkan ke dalam formulasi sediaan masker gel
peel-off sebagai humektan akan menjaga kestabilan sediaan melalui absorbsi lembab dari
lingkungan dan pengurangan penguapan air dari sediaan, sehingga selain menjaga kestabilan,
humektan juga berperan dalam menjaga kelembaban kulit. Selain propilenglikol humektan lain
yang sering digunakan dalam formulasi gel peel-off adalah gliserin.

Karakteristik ideal dari masker gel peel-off adalah tidak terdapat pasrtikel yang kasar, tidak
toksik, tidak menimbulkan iritasi dan dapat membersihkan kulit. Selain itu mampu memberikan
efek lembab pada kulit, membentuk lapisan film tipis yang seragam, memberikan efek
mengencangkan kulit, dapat kering pada waktu 5-30 menit. Masker peel-off harus mudah
digunakan dan tidak menimbulkan rasa sakit. Untuk memperoleh formulasi masker peel-off
dengan kualitas tinggi diperukan pengetahuan mengenai waktu mengering, kemudahan
penggunaan, dan kinerja pembentukan film.

Faktor yang mempengaruhi waktu mengering : Penelitian yang dilakukan oleh Beringhs,
et al. (2013) bahwa waktu pengeringan dipengaruhi oleh konsentrasi cereal alcohol (EtOH).
Peningkatan konsentrasi EtOH mengarah pada penurunan waktu mengering. Hal tersebut
disebabkan oleh aksi EtOH dalam meningkatkan pengeringan karena sifatnya yang sangat volatil
dibandingkan air. Penambahan EtOH >10% (w/w) tidak direkomendasikan karena akan
menimbulkan waktu pengeringan yang tidak lagi proposional. Selanjutnya penelitian yang
dilakukan oleh Rahmawanty (2015) menunjukan bahwa peningkatan konsentrasi gelatin akan
mempercepat waktu pengeringan, sedangkan peningkatan konsentrasi gliserin dapat memperlama
waktu pengeringan masker gel peel-off. Gliserin bersifat higroskopis mampu menarik dan
menahan molekul air sehingga kestabilan dijaga melalui absorbsi lembab dari lingkungan serta
mengurangi penguapan air dari sediaan masker.
Faktor yang mempengaruhi kemudahan penggunaan : Viskositas merupakan
karakteristik utama yang berhubungan dengan kemudahan penggunaan sediaan dalam formulasi.
Kombinasi karbomer konsentrasi rendah dengan PVA konsentrasi tinggi atau sebaliknya
menyebabkan indeks penerapan yang tinggi. Formulasi dengan konsentrasi PVA dan karbomer
yang rendah akan menghasilkan viskositas yang rendah atau encer, sedangkan formulasi dengan
konsentrasi PVA dan karbomer yang tinggi akan menghasilkan viskositas terlalu tinggi seperti
pasta. Viskositas dalam gel juga dipengaruhi oleh peningkatan konsentrasi humektan dan gelling
agent. Pada penelitian yang dilakukan Rahmawanty (2015) menunjukan bahwa penambahan
konsentrasi gelatin dalam formula dapat meningkatkan viskositas. Sedangkan peningkatan gliserin
dalam formulasi dapat menurunkan nilai viskositas dari sediaan masker wajah peel-off. Viskositas
juga mempengaruhi parameter daya sebar dan pelepasan zat aktif dari gel. Peningkatan
konsentrasi gliserin yang dikombinasikan dengan gelatin akan menghasilkan daya sebar yang
tinggi.

Faktor yang mempengaruhi kinerja pembentukan film : Konsentrasi PVA sangat


berpengaruh terhadap kinerja pembentukan film dalam masker wajah peel-off. Berdasarkan
penelitian oleh Beringhs, et al.(2013) bahwa peningkatan konsentrasi PVA diatas 11% tidak
direkomendasikan karena akan menimbulkan peningkatan kinerja pembentukan film menjadi
tidak proposional. Menurut penelitian Lestari,dkk (2013) PVA sebagai pembentukan lapisan film
masker wajah peel-off digunakan dalam rentang konsentrasi 10-16%.

Optimasi formulasi : Penelitian yang dilakukan Beringhs, et al. (2013) diperoleh formulasi
optimum untuk masker wajah peel off yaitu 13% (w/w) PVA, 10% (w/w) ceral alcohol, tanpa
penambahan karbomer menghasilkan pembentukan film yang baik dengan kemudahan
penggunaan yang tinggi dan waktu mengering yang cepat. Penelitian oleh Viera, et al. (2009) 17%
(w/w) PVA dengan 0,5% (w/w) guar gum dipilih sebagai formulasi terbaik. Formulasi tersebut
direkomendasikan untuk disimpan pada refrigator suhu (5,0 ± 1oC) untuk menjaga waktu
mengering yang rendah dan mempertahankan stabilitas variabel. Penelitian yang dilakukan oleh
Priani,dkk. (2015) memilih konsentrasi PVA 14% yang digunakan dalam formulasi, waktu
mengering cukup stabil setelah penyimpanan selama 28 hari, namun nilai viskositas yang
dihasilkan diatas persyaratan.

PVA digunakan sebagai gelling agent yang memiliki sifat adhesive yang dapat membentuk
lapisan film yang dapat dikelupas setelah mengering. HPMC merupakan gelling agent yang juga
digunakan sebagai peningkat viskositas dari sediaan. Gliserin berfungsi sebagai humektan yang
memiliki kemampuan mengurangi hidrasi kulit sehingga tetap dalam kondisi lembab dan tidak
kering. TEA berfungsi sebagai alkalizing agent yang dimana mampu menstabilkan pH sediaan
yang cenderung bersifat asam.
Formulasi Gel

Gel adalah sediaan semipadat yang terdiri dari suspensi yang dibuat dari partikel anorganik
yang kecil atau molekul organik yang besar terpenetrasi oleh suatu cairan. Sediaan gel dipilih
karena mudah mengering, membentuk lapisan film yang mudah dicuci dan memberikan rasa
dingin di kulit.

Sistem gel paling sederhana terdiri dari air yang dikentalkan dengan getah alam misalnya
tragakan, xanthan, bahan semi sintetik misal metilselulosa, karboksimetilselulosa atau
hidroksietilselulosa ataupun bahan sintetik misalnya karbomer, polimer dan karboksivinil. Zat
aktif dalam sediaan gel masuk kedalam basis atau pembawa yang akan membawa obat untuk
kontak dengan permukaan kulit. Bahan pembawa yang digunakan untuk sediaan topikal akan
memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap absorbsi obat dan memiliki efek yang
menguntungkan jika dipilih secara tepat. Secara ideal, basis (pembawa) harus mudah diaplikasi
pada kulit, tidak mengiritasi dan nyaman digunakan pada kulit, serta dapat melepaskan bahan aktif
kesisi aksi dengan segera. Basis yang sering digunakan dalam sediaan gel adalah NaCMC,
karbopol, HPMC, dan lain lain. Karbopol dijadikan pembentuk gel yang transparan dengan
konsentrasi 0,5%-2,0%. Komponen penyusun gel :

Basis gel : 1.) Basis gel hidrofobik = Basis gel hidrofobik terdiri dari partikel-partikel
anorganik. Basis gel hidrofobik antara lain petrolatum, mineral oil/gel polyethilen, plastibase,
alumunium stearat, dan carbowax. Basis gel hidrofobik biasanya terdiri dari parafin cair dengan
polyetilen atau minyak lemak dengan koloid silika. 2.) Basis gel hidrofilik = Basis gel hidrofilik
umumnya adalah molekul-molekul organik yang besar dan dapat dilarutkan atau disatukan dengan
molekul dari fase pendispersi. Basis gel hidrofilik antara lain bentonit, tragakan, derivate selulosa,
karbomer/karbopol, polivinil alkohol, alginat. Beberapa keuntungan gel hidrofilik antara lain:
daya sebarnya pada kulit baik, efek dingin yang ditimbulkan akibat lambatnya penguapan air
pada kulit, tidak menghambat fungsi fisiologis kulit khususnya respiratio sensibilis oleh
karena tidak melapisi permukaan kulit secara kedap dan tidak menyumbat pori-pori kulit,
mudah dicuci dengan air dan memungkinkan pemakaian pada bagian tubuh yang berambut
dan pelepasan obatnya baik.

Humektan : Digunakan untuk mengurangi kehiangan air pada sediaan semisolid.


Humektan berpengaruh terhadap viskositas dan konsistensi produk. Contoh humektan yang
dapat digunakan adalah gliserol, sorbitol, etilen glikol dan propilen glikol dalam konsenstrasi
10-20%.

Agen pengalkali : Berfungsi sebagai zat tambahan dan membantu stabilitas gel dengan
basis karbopol. Karbopol 940 akan mengembang jika didispersikan dalam air dengan adanya
zat-zat pengalkali seperti trietanolamin atau diisopropanolamin untuk membentuk suatu
sediaan semi padat. Konsentrasi yang digunakan senbagai pengemulsi 2-4% dan 2-5 kali pada
asam lemak.

Pengawet : Dikarenakan tingginya kadar air, sediaan gel dapat mengalami kontaminasi
mikrobial. Untuk menghindari hal tersebut maka ditambahkan bahan pengawet. Pengawet
yang sering digunakan adalah kloroform: asam organic contohnya asam benzoate; asam
sorbat: senyawa ammonium kuartener contohnya cetrimide; ester hidroksibenzoat contohnya
metilparaben, etilparaben, propilparaben dan butilparaben.

Pembentuk Lapisan Film:


1. PVA, biasa digunakan dalam rentang
PVA digunakan dalam formulasi sediaan farmasi untuk pemakaian topical dan
optalmik. PVA bersifat tidak mengiritasi dan tidak toksik untuk mata dan kulit pada
konsentrasi hingga 10%. Sedangkan untuk kosmetik dapat digunakan hingga
konsentrasi 7%. Penggunaan PVA untuk Emulsions 0.5 % Ophthalmic
formulations 0.25–3.00 % Topical lotions 2.5 %. (Handbook of
pharmaceutical excipient)
Digunakan untuk membentuk gel yang mengering dalam waktu cepat. Sisa membran
yang terbentuk sangat kuat dan bersifat plastis. Konsentrasi yang digunakan untuk
penggunaan topikal sebesar 10-20 % (Carter, 1975). Pada konsentrasi 12-15 %
terbentuk gel yang dapat disebar dan homogen (Voigt, 1994). PVA merupakan
polimer yang menghasilkan membran lebih transparan dibanding polimer lain
(Febriyenti et al., 2014).
Konsentrasi PVA yang dapat digunakan untuk membentuk lapisan film adalah 5-10%
(Harry, 1973)

Gelling agent
1. HPMC/Hypromellose
HPMC digunakan sebagai suspending agent/gelling agent dalam formulasi
sediaan topical. Jika dibandingkan dengan metilselulosa, HPMC menghasilkan
larutan berair yang lebih jernih dengan lebih sedikit serat yang tidak larut.
HPMC sering digunakan sebagai eksipien untuk sediaan oral, nasal, optalmik,
dan topical. HPMC sudah digunakan secara luas untuk produk kosmetik dan
produk makanan. HPMC dianggap sebagai bahan yang tidak beracun dan tidak
mengirtasi. HPMC stabil pada pH 3-11.
Penggunaan HPMC dengan konsentrasi 0,1-0,6% untuk formulasi gel
menghasilkan gel yang sangat encer sehigga lebih baik digunakan dengan
konsentrasi diatas 3%.
Konsentrasi HPMC yang bias digunakan adalah 2-4% (Wade and Waller,
1994 dalam Sukmawati et al., 2013)

2. Carbopol
Carbopol juga banyak digunakan dalam formulasi kosmetik. Konsentrasi
carbopol untuk gelling agent adalah 0,5-2%. (Handbook of pharmaceutical
excipient)
Carbopol yang baik untuk pembentukan gel adalah carbopol 934 dan 940.
Carbopol 934 dan 940 memiliki viskositas yang paling baik.Karbopol 934
dapat memberikan hidrogel yang transparan.Sementara karbopol 940
menghasilkan sistem hidroalkohol yang lebih transparan (Voight, 1995: 829).

3. Na CMC/ Carboxymethylcellulose Sodium


Merupakan polimer turunan selulosa yang cepat mengembang bila diberikan
bersama air panas, mempunyai sifat netral, campurannya jernih, dan daya lekat
terhadap zat aktif kuat. Basis Na CMC memiliki beberapa kelebihan apabila
dibandingkan dengan basis carbopol, antara lain:
 Nilai pH yang lebih tinggi dibandingkan dengan basis carbopol yang bersifat
asam.
 Daya sebar basis Na CMC lebih tinggi
 Apabila gel dengan basis Na CMC diberi ekstrak hasilnya tidak
mempengaruhi daya sebar, berbeda dengan basis carbopol apabila diberi
penambahan ekstrak dapat menyebabkan penurunan daya sebar

Gelling agent Na CMC mempunyai daya kohesi yang besar yang dapat
menyebabkan interaksi diantara molekul sejenis menjadi lebih besar sehingga
sediaan menggumpal dan penyebaran menjadi sulit.
Penambahan ekstrak dapat menurunkan nilai daya sebar, karena dapat
merenggangkan interaksi yang terjadi antar molekul sejenis
Penelitian formulasi gel dengan basis Na CMC menunjukkan bahwa daya
sebar yang dihasilkan gel konsentrasi Na CMC 2% dan 3% adalah 12-15%.

Konsentrasi Na CMC sebagai gelling agent berkisar antara 3-6%


(Handbook of pharmaceutical excipient)
Na CMC digunakan sebgai gellinh agent karena memiliki stabilitas yang baik
pada suasana asam dan basa (pH 2-10). Tidak mengiritasi dan tidak toksik. Na
CMC biasa digunakan dalam kosmetik. Bentuk Na CMC putih atau hamper
putih, tidak berbau, tidak berasa. Na CMC digunakan untuk oral atau topical,
khususnya untuk meningkatkan viskositas.
Humektan
Glycerin, biasa digunakan pada banyak bentuk formulasi sediaan baik oral, topical
parenteral, optalmik dll. Pada formulasi sediaan topical dan kosmetik, gliserin
biasa digunakan sebagai humektan dan emolien. Gliserin digunakan sebagai
solven dan cosolven pada formulasi sediaan krim dan emulsi. Rentang konsentrasi
gliserin untuk humektan adalah ≤30%. (Handbook of pharmaceutical
excipient)
Gliserin bersifat higroskopis. Gliserin murni tidak mudah mengalami oksidasi dalam
kondisi penyimpanan biasa, tetapi terurai pada pemanasan dengan evolusi akrolein
beracun. Campuran dari gliserin dengan air, etanol (95%), dan propilen glikol adalah
stabil secara kimiawi.

1. Propilenglikol (Propylene Glycol)


Digunakan sebagai humektan untuk formulasi sediaan topical dengan
konsentrasi ≈15% (Handbook of pharmaceutical excipient)
Propilenglikol digunakan pada sediaan topical karena dianggap tidak
mengiritasi dan tidak toksik. Propilenglikol berfungsi untuk menjaga
kandungan air dalam sediaan gel karena sifatnya yang higroskopis, larut dalam
air, dan mudah diaplikasikan pada kulit yang terluka.

Pengawet
1. Propilparaben
Propylparaben banyak digunakan sebagai pengawet antimikroba di Indonesia
kosmetik, produk makanan, dan formulasi farmasi. Propilparaben dapat
digunakan sendiri, dalam kombinasi dengan ester paraben lainnya, atau dengan
agen antimikroba lainnya. Paraben efektif pada kisaran pH yang luas dan
memiliki spektrum luas dari aktivitas antimikroba, meskipun mereka paling
banyak efektif terhadap ragi dan jamur
Untuk formulasi sediaan topical dapat menggunakan propilparaben sebagai
antimikroba atau pengawet pada konsentrasi 0,01-0,6%
2. Methylparaben
Metilparaben banyak digunakan pada formulasi sediaan farmasi sebagai
pengawet pada sediaan kosmetik, produk makanan dan lainnya.
Untuk formulasi sediaan topical dapat menggunakan metilparaben pada
konsentrasi 0,02-0,3%

Formula standar masker gel peel-off (Rieger, 2000)


R/ Polivinil alkohol 5–10%
Humektan 2–10%
Surfaktan 2–5%
Alkohol 10–30%
pH buffer pH 4–7
Pengawet q.s
Parfum q.s
Pewarna q.s
Air suling ad 100

Anda mungkin juga menyukai