Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIKUM FORMULASI TEKNOLOGI SEDIAAN SEMI PADAT

“PEMBUATAN DAN EVALUASI SEDIAAN CREAM

Disusun Oleh:

NAMA PRATIKAN : Citra Nur Rinatri

KELAS/ GELOMBANG : B/ 1

HARI TANGGAL PRAKTIKUM : 15 Oktober 2020

Dosen Pembimbing : apt. Nurul H, S.,Farm, M.,Farm

ACC Dosen/ Asisten

Laporan Resmi

LABORATORIUM FARMASI
PROGRAM STUDI DIII FARMASI
STIKES MUHAMMADIYAH KLATEN
TAHUN AJARAN 2019/2020
I. PEMBUATAN DAN EVALUASI SEDIAAN CREAM

II. BAB I LANDASAN TEORI

Menurut Farmakope Indonesia Edisi 3 krim adalah bentuk sediaan setengah

padat, berupa emulsi mengandung air tidak kurang dari 60% dan dimaksudkan

untuk pemakaian luar.

Kualitas dasar krim, yaitu:

- Stabil, selama masih dipakai mengobati. Maka krim harus bebas dari

inkopatibilitas, stabil pada suhu kamar, dan kelembaban yang ada dalam

kamar.

- Lunak, yaitu semua zat dalam keadaan halus dan seluruh produk

menjadi lunak dan homogen.

- Mudah dipakai, umumnya krim tipe emulsi adalah yang paling mudah

dipakai dan dihilangkan dari kulit.

- Terdistribusi merata, obat harus terdispersi merata melalui dasar krim

padat atau cair pada penggunaan (Anief, 1994).

Penggolongan Krim

Krim terdiri dari emulsi minyak dalam air atau dispersi mikrokristal

asam-asam lemak atau alkohol berantai panjang dalam air yang dapat

dicuci dengan air dan lebih ditujukan untuk pemakaian kosmetika dan

estetika. Ada dua tipe krim, yaitu:


a. Tipe a/m, yaitu air terdispersi dalam minyak

Contoh : cold cream

Cold cream adalah sediaan kosmetika yang digunakan untuk

maksud memberikan rasa dingin dan nyaman pada kulit, sebagai

krim pembersih, berwarna putih dan bebas dari butiran. Cold cream

mengandung mineral oil dalam jumlah besar.

b. Tipe m/a, yaitu minyak terdispersi dalam air

Contoh: vanishing cream

Vanishing cream adalah sediaan kosmetika yang digunakan

untuk maksud membersihkan, melembabkan dan sebagai alas bedak.

Vanishing cream sebagai pelembab (moisturizing) meninggalkan

lapisan berminyak/film pada kulit.

Kelebihan dan kekurangan sediaan krim

A. Kelebihan sediaan krim, yaitu:

1. Mudah menyebar rata

2. Praktis

3. Mudah dibersihkan atau dicuci

4. Cara kerja berlangsung pada jaringan setempat

5. Tidak lengket terutama tipe m/a

6. Memberikan rasa dingin (cold cream) berupa tipe a/m


7. Digunakan sebagai kosmetik

8. Bahan untuk pemakaian topikal jumlah yang diabsorpsi tidak cukup

beracun.

B. Kekurangan sediaan krim, yaitu:

1. Susah dalam pembuatannya karena pembuatan krim harus dalam keadaan

panas.

2. Gampang pecah disebabkan dalam pembuatan formula tidak pas.

3. Mudah kering dan mudah rusak khususnya tipe a/m karena terganggu

system campuran terutama disebabkan oleh perubahan suhu dan perubahan

komposisi disebabkan penambahan salah satu fase secara berlebihan

III. BAB II FORMULA

Asam stearat 14%

Minyak Atsiri (jeruk) 1%

Setil alkohol 1%

Propil paraben 0,05%

Stearil alkohol 1%

Metil paraben 0,1%

Gliserin 10%
TEA 3%

Aquadestilata ad 100

IV. BAB III CARA KERJA

A. Cara Pembuatan Formula

1) Timbang semua bahan (dilebihkan 20% untuk antisipasi kekurangan

bahan)

2) Panaskan bahan menjadi 2 kelompok, yaitu fase minyak dan fase air

3) Panaskan fase minyak (asam stearate, setil alkohol, stearil alkohol,

propil paraben urut dari padat-semi padat-cair) dalam cawan porselin di

atas hot plate magnetic stirer kecepatan 200 rpm dengan suhu 65˚C -

70˚C

4) Panaskan fase air (gliserin, metil paraben, TEA, dan aquadestilata),

dalam cawan porselin di atas hot plate suhu 65˚C - 70˚C

5) Masukkan fase minyak sedikit demi sedikit ke dalam fase air dengan

kecepatan 200 rpm selama 15 menit agar tidak terbentuk gelembung –

gelembung udara

6) Jika kedua fase sudah tercampur dengan baik, Naikkan menjadi 800 rpm

selama 10 menit agar terbentuk basis krim

7) Stelah basis terbentuk, masukkan minyak atsiri (jeruk) selama 5 menit

dan dicampur sampai homogen

8) Masukkan ke dalam pot yang sudah disetarakan


9) Timbang seberat 50 g.

B. Cara Evaluasi

1. Organoleptis, meliputi:

a) Bentuk;

b) Bau;

c) Warna

2. Uji pH:

a) Timbang sebanyak 0,5 g krim lalu encerkan dengan 5 mL aquadest

b) Masukkan kertas pH ke dalam sediaan yang sudah dilarutkan

aquadest

c) Tunggu beberapa saat (±1 menit)

d) Angkat kertas pH

e) Bandingkan indikator pH

f) Amati warna yang terjadi, tulis hasil pH

3. Uji homogenitas:

a) Ambil sediaan krim bagian atas, tengah dan bawah

b) Oleskan sediaan pada obyek glass


c) Amati apakah terdapat partikel yang tidak merata (Homogen atau

tidak)

4. Uji Daya Sebar:

a) Timbang krim sebanyak 0,5 g

b) Timbang penutup kaca ekstensiometer

c) Kemudian letakkan krim di tengah alat ekstensiometer dan tutup

dengan kaca yang sudah ditimbang. Biarkan selama 1 menit

d) Ukur berapa diameter yang menyebar dengan mengambil panjang

rata – rata diameter dari beberapa sisi (horizontal, vertikal, diagonal)

e) Tambahkan beban 50 gram dan diamkan selama 1 menit dan catat

diameter siameter sediaan yang menyebear seperti sebelumnya

f) Teruskan dengan penambahan beban lagi seberat 50 gram dan catat

diameter sediaan yang menyebar setelah 1 menit dibiarkan sama

seperti sebelumnya

g) Teruskan penambahan beban sampai krim tidak menyebar/ diameter

konstan

5. Uji Daya Lekat:

a) Sediaan ditimbang 0,5 gram

b) Diletakkan dan dioleskan pada obyek glass

c) Tutup obyek dengan tutup obyek pada alat uji daya lekat
d) Tambahkan beban 50 gram

e) Didiamkan selama 5 menit

f) Setelah 5 menit diturunkan beban, ditarik tuasnya, dan catat

waktunya

6. Uji Daya Proteksi

a) Ambil sepotong kertas saring diukur 5 cm x 5 cm (kertas saring A),

basahi dengan indicator PP kemudian keringkan

b) Ambil kertas saring yang lain dengan ukuran sama, dibuat tengahnya

luas area 3 cm x 3 cm (kertas saring B). Di bagian luarnya area

tersebut dibuat arsiran paraffin padat yang telah dilelehkan

c) Setelah kering kertas saring A diolesi dengan sediaan

d) Kertas saring B dengan bagian lelehan paraffin ditempelkan di atas

kertas saring A

e) Tetesi kertas saring dengan KOH pada kertas saring B, diamati pada

5, 10, 15, 30, 45, 60 detik, 3 menit sampai 5 menit.

f) Amati apakah muncul noda merah

g) Jika tidak ada noda merah berarti sediaan dapat memberikan proteksi

terhadap cairan KOH


7. Uji Tipe Krim:

a) Sediaan dioleskan pada preparat

b) Ditetsi dengan 1 tetes metilen blue

c) Tutupi dengan obyek glass

d) Diamati dengan mikroskop

e) Jika emulsi berwarna seragam, maka krim yang diuji berjenis m/a.
V. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. HASIL

1. ORGANOLEPTIS

Bentuk Warna Bau


Organoleptis
Lunak Putih Khas

2. HOMOGENITAS

Homogenitas Ada tidaknya partikel asing

3. pH

Replikasi 1 Replikasi 2 Replikasi 3 ±SD


pH
8 7 8 7,66

4. Daya Sebar

Daya Sebar (cm)


Horisontal Vertikal Diagonal 1 Diagonal
Replikasi
2
1 7,5
2 6,5
3 8
±SD 7,33

cm

5. Daya Lengeket
Daya Lengket Replikasi 1 Replikasi 2 Replikasi 3 ±SD
6 detik 5 detik 5 detik 5,33 detik
(detik)

6. Daya Proteksi

Replikasi 5 detik 10 detik 15 detik 30 detik 60 detik 3 menit 5

menit
1 - - - - - - -
2 - - - - - - -
3 - - - - - - -
Keterangan:

+ = mu ncul noda merah - = tidak muncul noda merah

7. Tipe Krim

Replikasi Warna/ Hasil Uji Tipe krim


Replikasi 1 Terbentuk warna biru Tipe m/a (minyak

dlm air
Replikasi 2 Terbentuk warna biru Tipe m/a (minyak

dlm air
Replikasi 3 Terbentuk warna biru Tipe m/a (minyak

dlm air

B. PEMBAHASAN

Pada praktikum kedua ini mahasiswa melakukan praktikum

pembuatan sediaan cream dan mengeevaluasinya. Pertama yang dilakukan

yaitu menyiapkan bahan – bahan yang diperlukan jika sudah biasa langsung
melakukan pembuatan cream. Pembuatan sediaan cream dengan metode

peleburan, Pada pembuatan krim yang harus dicermati yaitu pemisahan

fase minyak dan fase air. Peleburan fase minyak harus berurutan dari bahan

padat, semi padat lalu cair.

Setelah sediaan jadi kemudian melakukan evaluasi sediaan krim.

Pengujian pertama yang dilakukan adalah organoleptis sediaan krim

memiliki bentuk semi padat layaknya krim, dan memiliki bau khas. Warna

sediaan krim berwarna putih.

Pengujian kedua adalah pH, pengukuran pH ini bertujuan untuk

mengetahui apakah krim yang dibuat telah aman dan tidak mengiritasi kulit

saat digunakan. Syarat pH sediaan topikal yang baik adalah sesuai dengan

pH alami kulit yaitu 4,5 – 6,5 (Rachmalia et al., 2016). Hasil pengujian pH

menunjukkan pH 7,66 yang menunjukkan pH salep yang tidak sesuai

dengan standar pH. Standar pH yang sesuai dengan pH kulit yaitu 4 - 6,5.

Pengujian ketiga adalah uji daya sebar, Berdasarkan hasil uji daya

sebar, formula sediaan krim memiliki daya sebar 7,33 cm, sehingga

menunjukkan bahwa formula sedian krim tidak sesuai dengan syarat uji

daya sebar. Pengujian ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui massa

krim sehingga dapat dilihat kemudahan pengolesan sediaan ke kulit. Daya

sebar yang baik menyebabkan kontak antara obat dengan kulit menjadi

luas, sehingga absorbsi obat ke kulit berlangsung cepat. Persyaratan daya

sebar untuk sediaan topikal adalah 5 – 7 cm (Rachmalia et al., 2016).


Pengujian keempat adalah uji daya lengket, hasil uji menunjukkan

formula sediaan krim memiliki daya lekat 5,33 detik, hasil tersebut

menunjukkan bahwa formula sediaan krim tidak memenuhi standar uji daya

lekat. Pengujian ini dilakukan supaya mengetahui waktu yang dibutuhkan

krim tersebut untuk melekat pada kulit. Daya lekat yang baik

memungkinkan obat tidak mudah lepas dan semakin lama melekat pada

kulit, sehingga dapat menghasilkan efek yang diinginkan. Persyaratan daya

lekat yang baik untuk sediaan topikal adalah lebih dari 4 detik (Rachmalia

et al., 2016).

Uji daya proteksi dilakukan utuk melihat kemampuan proteksi atau

perlindungan dari lingkungan luar yang dapat mengurangi efektivitas krim

tersebut. Berdasarkan hasil uji daya proteksi, formula sediaan krim tidak

meninggalkan noda merah. Hasil tersebut menunjukkan bahwa formula

sediaan salep memenuhi standar uji daya lekat, sehingga formula sediaan

krim dapat memberikan proteksi pada kulit.

Berdasarkan hasil dari semua formula sediaan didapat bahwa tipe

emulsi sediaan menunjukan bahwa terbentuk warna biru setelah krim

dicampur dengan metilen blue dalam sediaan krim. hal ini membuktikan

bahwa sediaan krim yang dibuat mempunyai tipe emulsi minyak dalam air

(m/a).
VI. BAB V KESIMPULAN

Berdasarkan data di atas dapat diketahui bahwa :

1. Mahasiswa mampu membuat sediaan krim.

2. Mahasiswa mampu mengevaluasi sediaan krim, berikut kesimpulan dari evaluasi

sediaan krim :

Uji Hasil Standar Nilai dan Acuan Keterangan

(sesuai / tidak

sesuai)
Organoleptis 1. Bentuk : Salep yang baik harus Sesuai

konsistensi memiliki ciri organoleptis

lunak yaitu berbentuk semi padat,

2. Warna : tidak berbau tengik, tidak

putih berubah warna dan bau

3. Bau : dalam penyimpanan (Ansel,

aroma khas 1989).


pH pH 7,66 Standar pH yang sesuai Tidak sesuai

dengan pH kulit yaitu 4 -

6,5.
Daya Sebar 7,33 cm Daya sebar krim yang baik 5 Tidak sesuai

(cm) cm – 7 cm.
Daya Lekat 5 detik Syarat waktu daya lekat Tidak sesuai

(detik) yang baik untuk sediaan

topikal adalah tidak kurang


dari 4 detik (Ulaen et al.,

2012).
Daya Proteksi Tidak Sediaan krim yang baik Sesuai

meninggalkan adalah sediaan yang tidak

noda merah meninggalkan noda merah

dalam pengujian daya

proteksi.
Tipe Krim Tipe m/a (tipe Jika emulsi berwarna sesuai

minyak dalam seragam, maka krim yang

air diuji berjenis m/a

VII. DAFTAR PUSTAKA

 Sapto Aji Wibowo, Arif Budiman, Dwi Hartanti. 2016. FORMULASI DAN

AKTIVITAS ANTI JAMUR SEDIAAN KRIM M/A EKSTRAK ETANOL


BUAH TAKOKAK (Solanum torvum Swartz) TERHADAP Candida albicans.

Jurnal Riset Sains dan Teknologi. Volume 1 No.1. 15-21

 Anonim. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Departemen Keesehatan Republik

Indonesia

 Anief, Moh. 2000. Ilmu Meracik Obat ; Teori dan Praktik. UGM Press.

Yogyakarta

 Anief, Moh. 1993. Farmasetika. UGM Press. Yogyakarta

 Ansel, Howard. 1989. Pengantar bentuk Sediaan Farmasi. Edisi ke empat.

Universitas Indonesia: Jakarta

 Chaerunnisa, Anis Yohana. 2009. Farmasetika Dasar. Widya Padjajaran: Bandung

 Anonim.2020. Formulasi Teknologi Sediaan Semi Padat. Stikes Muhammadiyah

Klaten

 Racmalia N., Mukhlislah I., Sugiharti N., Yuwono T. (2016) Daya Iritasi dan sifat

fisik sediaan salep minyak atsiri bunga cengkih (Syzigium aromaticum) pada basis

hidrokarbon. Maj Farmaseutik 12: 372 – 376.

Anda mungkin juga menyukai