Anda di halaman 1dari 14

TEKNOLOGI FARMASI SEDIAAN LIKUID-SEMISOLID

 
( FORMULASI CREAM )

 
Disusun Oleh :

Amella Wyndasari (201651318)


Dany Fauzan (201651338)
M.Cakra Sanjaya (201451122)
M.Iqbal (201651317)
Rizky Dwi Kuswanto (201651337)
Rizki Ravanelli (201651349)
Definisi Krim
 krim adalah bentuk sediaan setengah
padat, berupa emulsi mengandung
air tidak kurang dari 60%
dandimaksudkan untuk pemakaian
luar.
Tipe Krim
 Ada dua tipe krim, yaitu :

1. Tipe minyak dalam air (M/A)

Tipe krim M/A merupakan krim yang fase luarnya


air, jadi mudah dicuci dengan air atau tidak lengket
atau meninggalkan noda pada pakaian.
Contoh: vanishing cream adalah sediaan kosmetika
yang digunakan untuk maksud membersihkan,
melembabkan dan sebagai alas bedak. Vanishing
cream sebagai pelembab (moisturizing)
meninggalkan lapisan berminyak/film pada kulit.
2. Tipe air dalam minyak (A/M)

Tipe krim A/M merupakan krim dengan fase


luarnya minyak, tidak mudah dicuci dengan
meninggalkan noda atau lengket pada pakaian
serta tidak mudah mengering
Contoh : cold cream adalah sediaan kosmetika
yang digunakan untuk maksud memberikan rasa
dingin dan nyaman pada kulit, sebagai krim
pembersih, berwarna putih dan bebas dari
butiran. Cold cream mengandung mineral oil
dalam jumlah besar.
Sifat dasar krim yang ideal
1. Tercampur dengan baik dengan bahan
obat
2. Stabil dalam penyimpanan.
3. Mudah dicuci dengan air.
4. Mudah melepaskan bahan obat
5. Mudah diformulasikan
6. Reaksi netral
7. Tidak merangsang kulit.
8. Didalam sediaan secara fisik cukup
halus dan kental
Kelebihan sediaan krim
 Mudah menyebar rata.
 Praktis.
 Lebih mudah dibersihkan atau dicuci dengan air terutama
tipe M/A (minyak dalam air).
 Cara kerja langsung pada jaringan setempat.
 Tidak lengket, terutama pada tipe M/A (minyak dalam air).
 Bahan untuk pemakaian topikal jumlah yang diabsorpsi tidak cukup
beracun, sehingga pengaruh absorpsi biasanya tidak diketahui pasien.
 Aman digunakan dewasa maupun anak–anak.
 Memberikan rasa dingin, terutama pada tipe A/M (air dalam minyak).
 Bisa digunakan untuk mencegah lecet pada lipatan kulit terutama pada
bayi, pada faseA/M (air dalam minyak) karena kadar lemaknya cukup
tinggi
 Bisa digunakan untuk kosmetik, misalnya mascara, krim mata, krim kuku,
dan deodorant.
 Bisa meningkatkan rasa lembut dan lentur pada kulit, tetapi tidak
menyebabkan kulit berminyak.
Kekurangan sediaan krim
 Mudah kering dan mudah rusak
 Susah dalam pembuatannya, karena
pembuatan krim harus dalam
keadaan panas.
 Mudah lengket, terutama
tipe A/M (air dalam minyak).
 Mudah pecah, disebabkan dalam
pembuatan formulanya tidak pas.
 Pembuatannya harus secara aseptik.
Formulasi
 Clotrimazole 2%
 Dexamethasone 0.8%
 Asam stearate 14,5%
 TEA 1.5%
 Lanolin 3%
 Parafin 25%
 Nipagin 0,1%
 Parfum 0,1%
 Aquadest 53%
Alat
 Cawan porselen
 Spatel logam
 Penjepit kayu
 Mortir dan stamper
 Gelas ukur
 Waterbath
 Batang pengaduk
 Stopwatch
 Alat evaluasi sedian
Pembuatan
1. Siapkan alat dan bahan.
2. Timbang semua bahan-bahan.
3. Panaskan air di wather bath.
4. Asam stearat, TEA, Lanolin, Parafin dilebur di atas wather
bath pada suhu 700C ad mencair, masukan kedalam lumpang
panas tambahkan aqua destilata gerus ad basis cream(massa
1)
5. Clotrimazole gerus halus tambahkan sebagian massa 1 gerus
halus (massa 2)
6. Dexamethasone gerus halus tambahkan sebagian massa 1
gerus halus (massa 3)
7. Campurkan massa 2 dan massa 3 ke dalam montir gerus ad
halus tambahkan massa1 geus ad homogen
8. Lakukan evaluasi krim (homogenitas, penampilan, stabilitas,
dan uji pengolesan pada kulit)
Evaluasi sediaan krim
1. Uji organoleptik
Pemeriksaan organoleptis krim dilakukan untuk
mengamati stabilitas fisik sediaan dengan melihat
perubahan bentuk, warna dan bau yang mungkin
terjadi selama penyimpanan. Diamati bentuk krim,
warna dan bau krim.

2.Uji homogenitas
 Uji homogenitas bertujuan untuk melihat dan

mengetahui tercampurnya bahan-bahan sediaan krim.


Diambil 1 gram krim pada bagian atas, tengah, dan
bawah kemudian dioleskan pada sekeping kaca
transparan. Diamati jika terjadi pemisahan fase.
3. Uji pH
Uji pH bertujuan mengetahuI keamanan sediaan krim saat
digunakan sehingga tidak mengiritasi kulit. Ditimbang
sebanyak 1 gram ekstrak krim dan diencerkan dengan 10
ml aquades. Kemudian gunakan pH-meter yang bagian
sensornya dan dibaca pH pada bagian monitor.

4. Uji daya serap


Uji daya serap untuk mengetahui kemampuan krim dalam
menyerap air. Ditimbang krim, kemudian ditetesi air sambil
diaduk atau dikocok. Penetesan air pada krim dlakukan
sampai tidak dapat menyerap air lagi atau krim memisah
dengan air. Kemudian dihitung jumlah air yang dibutuhkan
hinggga krim memisah.
5. Uji daya sebar
Uji daya sebar untuk mengetahui kelunakkan sediaan krim saat
dioleskan kekulit. Dengan cara sejumlah zat tertentu di letakkan di
atas kaca yang berskala. Kemudian bagian atasnya di beri kaca yang
sama, dan di tingkatkan bebanya, dan di beri rentang waktu 1 – 2
menit. Kemudian diameter penyebaran diukur pada setiap
penambahan beban, saat sediaan berhenti menyebar ( dengan waktu
tertentu secara teratur ).
 
 
6. Pengukuran Viskositas
Pemeriksaan viskositas untuk memastikan tingkat kekentalan sediaan
krim yang sesuai untuk penggunaan topikal. Viskositas sediaan krim
diukur menggunakan Viskosimeter Brook Field LV. Sediaan sebanyak
25 gram dimasukkan kedalam cup, kemudian dipasang spindel
ukuran 4 dan rotor dijalankan dengan kecepatan 60 rpm.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai