Anda di halaman 1dari 32

KRIM

CREMORES

REGULER PAGI B 2019

Teknologi Formulasi Sediaan Likuid Semisolid


Sekolah Tinggi Farmasi Indonesia
ANGGOTA
Kelompok 1

Imel Milenia Citra (A191065)

Linda Suci Ramdianti


(A191068)
Resa Amelia Putri (A191081)

Sumartin Linda Suprapti (A19186)


PENDAHULUAN
DEFINISI KRIM

Ilmu Resep, 2006 Farmakope Indonesia IV,V,VI Menurut Fornas


Krim adalah salep yang Krim adalah sediaan
banyak mengandung Krim adalah bentuk sediaan setengah
setengah padat, berupa
air, mudah di serap padat mengandung satu atau lebih emulsi kental mengandung
kulit, suatu tipe yang air tidak kurang dari 60%
dapat di cuci dengan bahan obat terlarut atau terdispersi dan dimaksudkan untuk
pemakaian luar.
air. dalam bahan dasar yang sesuai.
KEKURANGAN DAN KELEBIHAN
KEKURANGAN KRIM
a. Mudah kering dan mudah rusak khususnya tipe A/M (air
dalam minyak) karena terganggunya sistem campuran
terutama disebabkan oleh perubahan suhu dan komposisi
yang disebabkan penambahan salah satu fase secara
berlebihan atau pencampuran 2 jenis krim jika zat
pengemulsinya tidak tersatukan.
b. Susah dalam pembuatannya, karena pembuatan krim harus
dalam keadaan panas.
c. Mudah lengket, terutama tipe A/M (air dalam minyak).
d. Mudah pecah,disebabkan dalam formulanya tidak pas
e. Pembuatannya harus secara aseptic.

(Lachman, 1994 ; Ansel 1989)


KELEBIHAN KRIM
a. Mudah menyebar rata.
b. Praktis.
c. Lebih mudah dibersihkan atau dibersihkan dengan air terutama tipe M/A (minyak
dalam air).
d. Cara kerja langsung pada jaringan setempat.
e. Tidak lengket, terutama pada tipe M/A (minyak dalam air).
f. Bahan untuk penggunaan topikal jumlah yang diabsorpsi tidak cukup beracun,
schingga pengaruh absorpsi biasanya tidak diketahui,
g. Aman digunakan dewasa maupun anak-anak.
h. Memberikan rasa dingin, terutama pada tipe A/M (air dalam minyak).
i. Bisa digunakan untuk mencegah lecet pada lipatan kulit terutama pada bayi, pada
faseA/M (air dalam minyak) karena kadar lemaknya cukup tinggi-
j. Bisa digunakan untuk kosmetik, misalnya mascara, krim mata, krim kuku, dan
deodoran.
k. Bisa meningkatkan rasa yang lembut dan lentur pada kulit, tetapi tidak menyebabkan
kulit berminyak.

(Lachman, 1994 ; Ansel 1989)


TIPE KRIM
Contoh : cold cream
Cold cream adalah sediaan kosmetika yang
Tipe a/m, yaitu air digunakan untuk maksud memberikan rasa
terdispersi dalam dingin dan nyaman pada kulit, sebagai krim
minyak pembersih, berwarna putih dan bebas dari
butiran . Cold cream mengandung mineral oil
dalam jumlah besar.

TIPE KRIM
Contoh: vanishing cream
Vanishing cream adalah sediaan
Tipe m/a, yaitu kosmetika yang digunakan untuk
minyak terdispersi maksud membersihkan, melembabkan
dalam air dan sebagai alas bedak. Vanishing
cream sebagai pelembab (moisturizing)
meninggalkan lapisan berminyak/film
pada kulit.
ILMU RESEP.2006
FORMULA UMUM
FORMULA UMUM
Krim mempunyai suatu
emulsi minyak dalam
air (M/A) atau air
ZAT AKTIF dalam minyak (A/M).
1.) Asam stearate
Bahan aktif yang 2.) Adeps lanae
biasanya terkandung 3.) Paraffin liquid
dalam sediaan 4.) Aquades
adalah bahan yang
larut dalam air,
BAHAN DASAR
larut dalam minyak
atau memberi efek
lokal pada kulit.
ILMU RESEP.2006
ZAT TAMBAHAN
Mencegah timbulnya bau
tengik dalam sediaan
krim biasanya
ZAT ditambahkan antioksidan
PENGEMULSI sebagai pengawet dapat
digunakan nipagin 0.12-
Pemilihan zat pengemulsi 0.18%, propilparaben
harus disesuaikan dengan (nipasol) 0.02-0.05%
jenis dan sifat krim yang
dikehendaki.
Contoh: Triethanolamin,
emulgid, lemak bulu domba, ZAT PENGAWET
setaseum, setil alkohol, dan
golongan sorbitol,
polisorbat.

ILMU RESEP.2006
Lanjutan…

ZAT PEWANGI DAN


PEWARNA
Zat-zat lain berguna
untuk meningkatkan daya
tarik suatu krim dan
warna yang sebenarnya
dari krim.
CONTOH FORMULA
R/ cetyl ester wax125 mg (basis
lemak)
Lilin putih         120 mg    (Emolient)
TIPE M/A Parafin cair        560
mg   (emulgator)
Sodium borat      5 mg    (zat aktif)
Aquadest          190 ml    (pelarut)
R/ Gentamisin 0,3% (zat aktif)
TEA 4% (emulgator)
Asam stearate16%(basis m/a)
Gliserin 15%  (emolien)
TIPE A/M
Nipagin 0,2% (pengawat)
Aquadest q.s   (pelarut)

ILMU RESEP.2006
METODE PEMBUATAN
PROSEDUR PEMBUATAN
1

Bagian lemak dilebur 2


di atas penangas air
Tambahkan bagian
airnya dengan zat
pengemulsi
3

Aduk sampai terjadi suatu campuran


yang berbentuk krim
Ilmu Resep.2006
PROSEDUR PEMBUATAN
EVALUASI KRIM
PEMERIKSAAN STABILITAS

Pemeriksaan pH Tipe Krim

Homogenitas
Organoleptik

Viskositas Daya Sebar


PEMERIKSAAN STABILITAS

Tujuan: Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui adanya pemisahan fase pada
sediaan krim.
Metode : Uji stabilitas dilakukan dengan metode cycling test. Krim disimpan pada
suhu ± 4oC selama 24 jam dan kemudian suhu ± 40oC selama 24 jam. Pengujian
dilakukan selama 6 siklus, dimana tiap siklus diamati perubahan fisik krim
meliputi organoleptik, homogenitas, pH, dan daya sebar.
UJI ORGANOLEPTIK

Tujuan : untuk mengamati warna, bau dan tekstur pada


sediaan krim, uji organoleptis akan berpengaruh terhadap
Persyaratan :
kenyamanan pengguna oleh karena itu sebaiknya sediaan
1.Bau : tidak bau tengik
memiliki warna yang menarik. 2.Warna : tidak berubah
Metode : secara keseluruhan jurnal, metode yang digunakan 3.Bentuk : semisolid
pada uji organoleptis ialah dengan menggunakan teknik visual
yaitu dengan mengamati masing-masing sifat fisik sediaan
krim terhadap bentuk, bau dan warna.

Teknologi Farmasi Likuida dan Semisolida, 127


PEMERIKSAAN pH

Alat : pH meter
Tujuan : mengetahui pH sediaan sesuai dengan persyaratan yang
telah ditentukan Persyaratan : Sediaan krim
Prinsip : pengukuran pH cairan uji menggunakan pH meter yang mempunyai pH kulit 4,2-5,6
telah dikalibrasi
Prosedur: pH meter dikalibrasi dengan larutan standar buffer pH
yaitu 4,7,9 kemudian pH dimasukkan pada gelas yang diisi sediaan (Wasitaatmadja, 1997)
krim, kemudian hasil nilai keluar dari pH meter menunjukkan pH
sediaan.

FI ed IV hal 1039
UJI VISKOSITAS

Tujuan : bertujuan untuk Persyaratan : viskositas


mengetahui kekentalan krim, yang baik pada sediaan
biasanya faktor - faktor yang semisolid adalah sebesar
mempengaruhi penurunan 4000-40.000 cPs
nilai viskositas yaitu suhu,
konsentrasi bahan, dan reaksi (Wasiaatmadja, 1997).
kimia yang terjadi saat
penyimpanan dipercepat.
Rieger M, 2000
UJI VISKOSITAS

Metode : Pengukuran viskositas dilakukan dengan menggunakan viscometer brokfield, yaitu dengan
memasang spindle yang sesuai pada alat kemudiaan dicelupkan kedalam sediaan sampai batas tertentu,
alat dinyalakan dan kecepatannya 2, 4, 10, 20 rpm, kemudian kecepatannya dibalik secara berturut-turut.
Tiap masing-masing pengukuran dibaca skalanya ketika jarum merah yang bergerak telah stabil. Nilai
viskositas (n) dalam centipoise (cps) diperoleh dari hasil perkalian dial reading dengan faktor koreksi
khusus pada masing-masing kecepatan spendel. Sifat aliran dapat diperoleh dengan membuat kurva
antara tekanan geser (sharing stress (F/A)) terhadap kecepatan geser (rate of shear (dv/dr))

Rieger M, 2000
TIPE krim
Tujuan
Mengetahui kesesuaian tipe krim yang dibuat dengan tipe krim yang telah
diformulasikan sebelumnya dan melihat kemungkinan terjadinya inversi fase.

Prinsip
1. Uji kelarutan dengan zat warna : kelarutan zat warna yang larut dalam air (metilen
biru atau amarath) dalam salah salah satu fase emulsi
2. Uji Pengenceran : ketercampuran atau kelarutan pelarut air.

Penafsiran Hasil
1. Krim M/A bila fase kontinu krim terwarnai oleh zat warna larut air (misalnya dengan
metilen blue,amaranth)
2. Krim M/A bila dapat diencerkan dengan pelarut aqueous; krim A/M bila tidak dapat
diencerkan pelarut aqueous
Lanjutan..

Metode:
a. Metode Pengenceran Krim yang telah dibuat dimasukkan ke dalam
gelas piala kemudian diencerkan dengan air. Jika krim dapat diencerkan
maka tipe emulsinya adalah tipe M/A sebaliknya jika tidak dapat
diencerkan maka tipe emulsinya A/M.
b. Metode Dispersi Larutan Zat Warna Krim yang telah dibuat
dimasukkan kedalam gelas piala kemudian ditetesi beberapa tetes
larutan metilen biru. Jika warna biru segera terdispersi keseluruh emulsi
maka tipe emulsinya M/A sebaliknya jika warna biru tidak terdispersi
seluruhnya maka tipe
emulsinya A/M.
PEMERIKSAAN HOMOGENITAS

Tujuan : untuk melihat tingkat kehomogenan suatu krim Persyaratan : Krim dinyatakan

dengan mengamati partikel-partkel kasar pada sediaan krim, homogen apabila pada

jika sediaan krim telah homogen maka diasumsikan kadar zat pengamatan menggunakan

aktif akan selalu sama pada saat pengambilan. mikroskop, krim mempunyai

Metode: Sejumlah krim yang akan diamati dioleskan pada tekstur yang tampak rata dan

kaca objek yang bersih dan kering sehingga membentuk suatu tidak menggumpal

lapisan yang tipis, kemudian ditutup dengan kaca preparat


(cover glass).

FI ed III, hal 33
PEMERIKSAAN DAYA SEBAR

Tujuan: bertujuan untuk mengetahui kemampuan


penyebaran krim didalam kulit, krim yang baik memiliki daya
sebar yang besar sehingga tidak perlu penekanan pada kulit. Persyaratan : Standar uji
Metode : secara keseluruhan jurnal, uji daya sebar dilakukan daya sebar menurut SNI
dengan cara krim sebanyak 0,5 gram diletakan pada 1996 yaitu nilai daya sebar
lempengan kaca arloji, atau kaca objek dan cawan petri yang
memiliki nilai range (5-7 cm).
dilapisi kertas grafik, kemudian diberi beban pada kaca arloji
atau kaca objek dan cawan petri selama 1 menit dengan
beban 50 gr, 100 gr dan 200 gr kemudian diukur rata-rata
diameter nya dari beberapa sisi.
INSTABILITAS KRIM
CRACKING FLOKULASI / AGREGASI
1 Pemisahan fase Berkumpulnya partikel-partikel
membentuk suatu gumpalan
3
terdispersi

CREAMING COALESCENCE
2 Terbentuknya emulsi yang
Bersatunya aglomerat membentuk 4
terkonsentrasi, sehingga
globul yang lebih besar
membentuk krim pada permukaan
emulsi
DAFTAR PUSTAKA
● Ansel, 1989, Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, Terjemahan: Farida Ibrahim, Edisi 4.
Jakarta: UI Press.
● Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1978. Formularium Nasional, edisi 2. Jakarta.
● Departemen Kesehatan. (1995). Farmakope Indonesia Edisi IV. Jakarta: Departemen
Kesehatan RI.
● Departemen Kesehatan. 2014, Farmakope Indonesia Edisi V. Jakarta: Departemen Kesehatan
RI.
● Kementerian Kesehatan RI, 2020, Farmakope Indonesia Edisi VI, Jakarta: Kementerian
Kesehatan RI.
● Lachman, L., & Lieberman, H. A., 1994, Teori dan Praktek Farmasi Industri, Edisi Kedua,
1091-1098, UI Press, Jakarta.
● Rieger M,M. 2000. Harry's Cosmeticology Eight Edition. Newyork : Chemical Publishing
Company.
● Sumardjo, Damin, 2006, Pengantar Kimia Kedokteran . Jakarta: EGC.
● Syamsuni,H.A. 2006. Ilmu Resep. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
● Wasitaatmadja. 1997. Penuntun Kosmetik Medik. Jakarta: Universitas Indonesia.
JOB DESK
 Imel Milenia Citra : PPT, Tipe Krim
 Linda Suci Ramdianti : Prosedur, Kelebihan-Kekurangan, Formula
 Resa Amelia Putri : Evaluasi, Instabilitas Krim
 Sumartin Linda Suprapti : Definisi, Evaluasi, Formula
THAN K YOU

Anda mungkin juga menyukai