Disusun Oleh:
KELAS/ GELOMBANG : B/ 1
1
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Saya
panjatkan puji syukur atas kehadirany-Nya yang telah melimpahkan rahmat-Nya sehingga saya
dapat menyelesaikan makalah untuk tugas Formulasi Teknologi Sediaan Padat tentang contoh
tablet dengan sistem penghantar dimodofikasi
Dan harapan saya semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan bagi pembaca. Saya
menyadari mungkin makalah ini pasti ada kekurangan untuk itu saya mengharapkan saran dan
kritik yang membangun.
PENULIS
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................................i
DAFTAR ISI.......................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................4
1.1.....................................................................................................................................Latar
Belakang.....................................................................................................................4
1.2.....................................................................................................................................Rumusa
n masalah....................................................................................................................4
1.3.....................................................................................................................................Manfaat
....................................................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................................5
2.1. Forrmula...................................................................................................................5
3.1. Kesimpulan..............................................................................................................10
3.2. Saran........................................................................................................................11
Daftar Pustaka......................................................................................................................12
ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Minyak Atsiri (Syzigium aromaticum) memiliki senyawa aktif eugenol yang brkhasiat
antiinflamasi. Pada kali ini akan dilakukan formulasi dengan bentuk sediaan topikal salep
dengan menggunakan basis hidrokarbon (Vaselin Album dan Parffin liquidum).
Salep merupakan sediaan setengah padat digunakan sebagai obat luar yang mana bahan
obat harus homogen dalam dasar salep yang sesuai (Depkes RI, 1979)
Dasar salep hidrokarbon adalah basis salep yang bebas dari air contohnya : vaselin putih,
vaselin kuning atau campurannya dengan malam putih dengan malam kuning dll
Dasar salep serap adalah basis salep berlemak tetapi dapat tercampur air dalam jumlah
tertentu contoh : adeps lanae, campuran 3 bagian kolesterol, 3 bagian stearil alkohol, 8
bagian malam putih, 8 bagian vaselin putih campuran 39 bagian malam kuning dan 70 bagian
minyak wijen
Dasar salep yang dapat dicuci dengan air
Dasar salep yang dapat larut dalam air contohnya Polietilenglikola atau campurannya
3.3 Manfaat
4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 FORMULA
Konsentrasi minyak cengkeh 5 10 15
Vaselin album 85,5 81 76,5
Paraffin liquidum 9,5 9 8,5
FI FII FIII
5
2.3 Cara Kerja Pembuatan Sediaan
a. Uji Organoleptis
Dilakukan pengamatan warna, bau dan konsistensi sediaan salep (Parwanto dkk.,
2012)
b. Uji Homogenitas
Sediaan salep sebanyak 0,5 gram diletakkkan dalam obyek gelas kemudian
diratakan dan diamati secara visual (Naibaho dkk., 2013)
c. Uji pH
Salep yang sudah ditimbang sebesar 0,5 gram dilarutkan dengan 5 mL aquades,
kemudian cek pH larutannya (Naibaho dkk., 2013)
d. Uji Daya Sebar
Sebanyak 0,5 salep diletakkan diantara dua lempeng objek transparan yang diberi
beban 100 g. Pengukuran diameter daya sebar dilakukan setelah salep tidak
menyebar kembali atau lebih kurang 1 menit steah pemberian beban (Zulfa.,
Prasetyp., Murukmidin., 2015)
e. Uji Daya Lengket’
Sediaan salep sebanyak 0,25 gram diletakkan di atas gelas obyek yang telah
ditentukan luasnya kemudian diletakkan gelas obyek lain diatas salep tersebut.
Salep diantara lempng gelas obyek ditekan dengan beban 100 gram selama 5
menit. Gelas obyek yang saling menempel dipasang pada alat uji daya lekat dan
dilepas dengan beban seberat 80 gram, kemudian dicata waktu saat kedu agelas
obyek tersebut lepas (Rahmawati dkk., 2010)
f. Uji Daya Proteksi
Ambil sepotong kertas saring diukur 5 cm x 5 cm (kertas saring A), basahi dengan
indikator PP kemudian keringkan. Ambil kertas saring yang lain dengan ukuran
6
sama, dibuat tengahnya luas area 3 cm x 3cm (kertas saring B). Dibagian luar area
tersebut dibuat arsiran paraffin padat yang telah dilelehkan Setelah kering kertas
saring A diolesi dengan sediaan. Kertas saring B dengan bagian lelehan paraffin
ditempelkan di atas kertas saring A. Tetesi kertas saring dengan KOH pada kertas
saring B, diamati pada 5, 10, 15, 30, 45, 60 detik, 3 menit sampai 5 menit. Amati
apakah muncul noda merah. Jika tidak ada noda merah berarti sediaan dapat
memberikan proteksi terhadap cairan KOH.
Pengamatan organoleptik dilakukan pada formula sebelum dan sesudah perlaluan kondisi
dipaksakan.n organoleptik sesudah kondisi dipaksakan dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya
perubahan yang trjadi selama penyimpanan. Hasil pengamatan organoleptik menunjukkan
adanya perbedaan warna pada formula salep, karena perbedaan dari masing – masing basis. Sifat
organoleptim semua formula salep tidak mengalami perubahan setelah perlakuan stress condition
yang menunjukkan sifat stabil sediaan
7
Uji homogenitas mencerminkan tidak terbentuknya partikel – partikel yang memisah atau
fase terdispersinya secara merata. Hasil uji menunjukkan homogenitas semua sediaan aik
sebelum maupun sesudah uji stabilitas
Uji daya sebar pada salep dilakukan untuk melihat kemampuan sediaan menyebar pada kulit,
dimana suatu basis salep sebaiknya memiliki daya sebar yang baik untuk menjamin pemberian bahan obat
yang baik (Naibaho dkk., 2013). Hasil uji daya sebar disajikan pada Gambar 1. Hasil uji menunjukkan
bahwa peningkatan konsentrasi MABC dalam sediaan salep menurunkan konsistensi dari salep, sehingga
luas area penyebaran salep meningkat. Namun demikian daya sebar salep basis hidrokarbon belum
memenuhi syarat daya sebar untuk sediaan topikal yaitu sekitar 5-7 cm (Ulaen dkk., 2012). Hasil uji ini
sesuai dengan hasil penelitian Sari dkk (2015) yang menunjukkan bahwa peningkatan konsentrasi minyak
atsiri bunga cengkeh dalam basis emulgel menyebabkan peningkatan daya sebar.
Uji daya lekat pada salep dilakukan untuk melihat kemampuan salep melekat pada kulit, dimana
hal ini dapat mempengaruhi kemampuan penetrasi salep ke dalam kulit untuk menimbulkan efek. Hasil
uji daya lekat disajikan pada Gambar 2. Hasil uji daya lekat menunjukkan bahwa peningkatan konsentrasi
MABC dalam sediaan salep meningkatkan kemampuan melekat dari salep, sehingga waktu daya lekat
salep meningkat, berkisar antara 6-14 menit. Hal ini dipengaruhi oleh basis salep yang bersifat lemak,
sehingga ikatan dengan minyak atsiri bunga cengkeh kuat, yang memungkinkan untuk waktu kontak
sediaan dengan kulit lebih lama, sehingga penetrasi salep dapat menghasilkan efek yang lebih baik.
Syarat untuk daya lekat pada sediaan topikal adalah tidak kurang dari 4 detik (Ulaen dkk., 2012). Hal ini
menunjukkan sediaan salep basis hidrokarbon dengan berbagai konsentrasi minyak atsiri memenuhi
persyaratan daya lekat.
8
Pengujian daya proteksi dilakukan dengan KOH 0,1 N. Pada pengujian daya proteksi salep
dilakukan dengan KOH 0,1 N yang bersifat basa kuat dimana KOH 0,1 N membuat zat yang dapat
memengaruhi efektivitas kerja salep terhadap kulit KOH 0,1 N bereaksi dengan penoftalein yang akan
memberi noda merah yang membuktikan tidak dapat memberi proteksi terhadap cairan KOH. Sediaan
salep yang baik harusnya mampu memberikan proteksi terhadap pengaruh luar yang ditunjukkan tidak
adanya noda merah pada kertas saring yang ditetesi KOH 0,1 N. Dari hasil percobaan perlindungan dari
salep adalah 29,33 detik. Karena basis yang dibuat adalah dasar serap yang mudah menyerap air dari
larutan KOH sehingga efek perlindungannya rendah dapat disimpulkan daya proteksinya kurang baik.
9
BAB 3
PENUTUP
3.4 Kesimpulan
Peningkatan konsentrasi minyak atsiri bunga cengkeh dalam sedian salep menyebabkan
peningkatan daya sebar(p<0,05) dan daya lekat (p<0,05 antara konsentrasi 5% (FI) dan 15%
(FIII)) serta pada pH terjadi peningkatan walaupun tidak signifikan (p>0,05). Hasil percobaan
menunjukkan bahwa salep basis hidrokarbon konsentrasi 5% (FI), 10% (FII) dan 15%(FIII) tidak
menimbulkan iritasi pada kulit marmut..
3.5 Saran
10
Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu kritik dan saran dari pembaca sangat diperlukan untuk penulisan makalah yg baik.
11
DAFTAR PUSTAKA
12
Ulaen, Selfie P. J., Banne, Yos Suatan & Ririn A., 2012. Pembuatan Salep Anti
Jerawat dari Ekstrak Rimpang Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb). Jurnal
Ilmiah Farmasi. Vol 3(2): 45 - 49
13
ETIKET KEMASAN PRIMER
14
KEMASAN SEKUNDER
15