Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH FORMULASI DAN EVALUASI SALEP MINYAK ATSIRI BUNGA CENGKEH

(Syzigium aromaticum) PADA BASIS HIDROKARBON

Disusun Oleh:

NAMA PRATIKAN : CITRA NUR RINATRI

KELAS/ GELOMBANG : B/ 1

HARI TANGGAL PRAKTIKUM : 27 November 2020

Dosen Pembimbing : Nurul Hidayati S. Farm., M. Farm

PROGRAM STUDI DIII FARMASI

STIKES MUHAMMADIYAH KLATEN

TAHUN AJARAN 2019/2020

1
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Saya
panjatkan puji syukur atas kehadirany-Nya yang telah melimpahkan rahmat-Nya sehingga saya
dapat menyelesaikan makalah untuk tugas Formulasi Teknologi Sediaan Padat tentang contoh
tablet dengan sistem penghantar dimodofikasi

Dan harapan saya semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan bagi pembaca. Saya
menyadari mungkin makalah ini pasti ada kekurangan untuk itu saya mengharapkan saran dan
kritik yang membangun.

PENULIS

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................i

DAFTAR ISI.......................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................4

1.1.....................................................................................................................................Latar
Belakang.....................................................................................................................4
1.2.....................................................................................................................................Rumusa
n masalah....................................................................................................................4
1.3.....................................................................................................................................Manfaat
....................................................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................................5

2.1. Forrmula...................................................................................................................5

2.2. Pmerian & Monografi..............................................................................................5

2.3. Cara Kerja Pembustn Sediaan..................................................................................6

2.4. Cara Kerja Evaluasi.................................................................................................6

2.5. Nilai Standar Hasil Evaluasi....................................................................................7

2.6. Hasil & Pembahasan................................................................................................7

BAB III PENUTUP.............................................................................................................10

3.1. Kesimpulan..............................................................................................................10

3.2. Saran........................................................................................................................11

Daftar Pustaka......................................................................................................................12

ii
iii
BAB I

PENDAHULUAN

3.1 LATAR BELAKANG

Minyak Atsiri (Syzigium aromaticum) memiliki senyawa aktif eugenol yang brkhasiat
antiinflamasi. Pada kali ini akan dilakukan formulasi dengan bentuk sediaan topikal salep
dengan menggunakan basis hidrokarbon (Vaselin Album dan Parffin liquidum).
Salep merupakan sediaan setengah padat digunakan sebagai obat luar yang mana bahan
obat harus homogen dalam dasar salep yang sesuai (Depkes RI, 1979)
Dasar salep hidrokarbon adalah basis salep yang bebas dari air contohnya : vaselin putih,
vaselin kuning atau campurannya dengan malam putih dengan malam kuning dll
Dasar salep serap adalah basis salep berlemak tetapi dapat tercampur air dalam jumlah
tertentu contoh : adeps lanae, campuran 3 bagian kolesterol, 3 bagian stearil alkohol, 8
bagian malam putih, 8 bagian vaselin putih campuran 39 bagian malam kuning dan 70 bagian
minyak wijen
Dasar salep yang dapat dicuci dengan air
Dasar salep yang dapat larut dalam air contohnya Polietilenglikola atau campurannya

3.2 RUMUSAN MASALAH

- Evaluasi sediaan salep dari minyak atsiri (Syzigium aromaticum)


- Keefektifan minyak atsiri untuk menyembuhkan luka gores

3.3 Manfaat

Untuk mengetahui keefektifan daun pare untuk menyembuhkan luka gores.

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 FORMULA
Konsentrasi minyak cengkeh 5 10 15
Vaselin album 85,5 81 76,5
Paraffin liquidum 9,5 9 8,5
FI FII FIII

2.2 Pemerian dan Monografi


a. Vaselin putih (Vaselinum Album)
adalah campuran hidrokarbon setengah padat yang telah diputihka, diperoleh dari minyak
mineral
 sifat fisika: massa lunak, lengket, bening, putih; sifat ini tetap setelah zat dileburkan
dan dibiarkan hingga dingin tanpa diaduk. Berfluorosensi lemah, juga jika dicairkan;
tidak berbau; hampir tidak berasa
 sifat kimia: praktis tidak larut dalam air dan dalam etanol (95%) P; larut dalam
kloroform P, dalam eter P dan dalam eter minyak tanah P, larutan kadang – kadang
beropalesensi lemah
 khasiat & penggunaan : Zat Tambahan
b. Paraffin cair (Paraffin Liquidum)
adalah ca,puran hidrokarbon yang diperoleh dari minyak mineral, sebagai zat pemantap dapat
ditambahkan tokoferol atau butilhidroksitoluen tidak lebih dari 10 bpj
 sifat fisika : cairan kental, transparan, tidak berfuorosensi; tidak berwarna; hampir
tidak berbau; hampir tidak mempunyai rasa.
 Sifat kimia : praktis tidak larut dalam air dan dalam etanol (95%) P, larut dalam
kloroform P dan dalam eter P.

5
2.3 Cara Kerja Pembuatan Sediaan

Pembuatan salep dilakukan dengan memanaskan vaselin album kemudian ditambahkan


paraffin liquidum sambil diaduk sampai terbentuk massa yang kental dan homogen.
Minyak atsiri ditambahkan kemudian dicampur dalam keadaan dingin hingga homogen
(Naibaho dkk., 2013)

2.4 Cara Kerja Evaluasi

a. Uji Organoleptis
Dilakukan pengamatan warna, bau dan konsistensi sediaan salep (Parwanto dkk.,
2012)
b. Uji Homogenitas
Sediaan salep sebanyak 0,5 gram diletakkkan dalam obyek gelas kemudian
diratakan dan diamati secara visual (Naibaho dkk., 2013)
c. Uji pH
Salep yang sudah ditimbang sebesar 0,5 gram dilarutkan dengan 5 mL aquades,
kemudian cek pH larutannya (Naibaho dkk., 2013)
d. Uji Daya Sebar
Sebanyak 0,5 salep diletakkan diantara dua lempeng objek transparan yang diberi
beban 100 g. Pengukuran diameter daya sebar dilakukan setelah salep tidak
menyebar kembali atau lebih kurang 1 menit steah pemberian beban (Zulfa.,
Prasetyp., Murukmidin., 2015)
e. Uji Daya Lengket’
Sediaan salep sebanyak 0,25 gram diletakkan di atas gelas obyek yang telah
ditentukan luasnya kemudian diletakkan gelas obyek lain diatas salep tersebut.
Salep diantara lempng gelas obyek ditekan dengan beban 100 gram selama 5
menit. Gelas obyek yang saling menempel dipasang pada alat uji daya lekat dan
dilepas dengan beban seberat 80 gram, kemudian dicata waktu saat kedu agelas
obyek tersebut lepas (Rahmawati dkk., 2010)
f. Uji Daya Proteksi
Ambil sepotong kertas saring diukur 5 cm x 5 cm (kertas saring A), basahi dengan
indikator PP kemudian keringkan. Ambil kertas saring yang lain dengan ukuran

6
sama, dibuat tengahnya luas area 3 cm x 3cm (kertas saring B). Dibagian luar area
tersebut dibuat arsiran paraffin padat yang telah dilelehkan Setelah kering kertas
saring A diolesi dengan sediaan. Kertas saring B dengan bagian lelehan paraffin
ditempelkan di atas kertas saring A. Tetesi kertas saring dengan KOH pada kertas
saring B, diamati pada 5, 10, 15, 30, 45, 60 detik, 3 menit sampai 5 menit. Amati
apakah muncul noda merah. Jika tidak ada noda merah berarti sediaan dapat
memberikan proteksi terhadap cairan KOH.

2.5 Nilai Standar Hasil Evaluasi

Berbentuk semi padat dan tidak berbau tengik,


Organoleptis
(Depkes RI, 1979)
pH 4,5 - 6,5. (Tranggono dkk, 2007)
Jika dioleskan pada sekeping kaca atau bahan
Homogenitas transparan lain yang cocok, harus menunjukka
susunan yang homogen. (Depkes RI, 2005)
salep tidak menyebar kembali atau lebih
kurang 1 menit steah pemberian beban
Daya Sebar
(Zulfa., Prasetyp., Murukmidin., 2015)

Daya Lekat >4 detik. (Yunita, 2016)


Tidak ada noda merah pada sediaan.
Daya Proteksi
(Anonim, 2020)

2.6 Hasil dan Pembahasan

Pengamatan organoleptik dilakukan pada formula sebelum dan sesudah perlaluan kondisi
dipaksakan.n organoleptik sesudah kondisi dipaksakan dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya
perubahan yang trjadi selama penyimpanan. Hasil pengamatan organoleptik menunjukkan
adanya perbedaan warna pada formula salep, karena perbedaan dari masing – masing basis. Sifat
organoleptim semua formula salep tidak mengalami perubahan setelah perlakuan stress condition
yang menunjukkan sifat stabil sediaan

7
Uji homogenitas mencerminkan tidak terbentuknya partikel – partikel yang memisah atau
fase terdispersinya secara merata. Hasil uji menunjukkan homogenitas semua sediaan aik
sebelum maupun sesudah uji stabilitas

Uji daya sebar pada salep dilakukan untuk melihat kemampuan sediaan menyebar pada kulit,
dimana suatu basis salep sebaiknya memiliki daya sebar yang baik untuk menjamin pemberian bahan obat
yang baik (Naibaho dkk., 2013). Hasil uji daya sebar disajikan pada Gambar 1. Hasil uji menunjukkan
bahwa peningkatan konsentrasi MABC dalam sediaan salep menurunkan konsistensi dari salep, sehingga
luas area penyebaran salep meningkat. Namun demikian daya sebar salep basis hidrokarbon belum
memenuhi syarat daya sebar untuk sediaan topikal yaitu sekitar 5-7 cm (Ulaen dkk., 2012). Hasil uji ini
sesuai dengan hasil penelitian Sari dkk (2015) yang menunjukkan bahwa peningkatan konsentrasi minyak
atsiri bunga cengkeh dalam basis emulgel menyebabkan peningkatan daya sebar.

Uji daya lekat pada salep dilakukan untuk melihat kemampuan salep melekat pada kulit, dimana
hal ini dapat mempengaruhi kemampuan penetrasi salep ke dalam kulit untuk menimbulkan efek. Hasil
uji daya lekat disajikan pada Gambar 2. Hasil uji daya lekat menunjukkan bahwa peningkatan konsentrasi
MABC dalam sediaan salep meningkatkan kemampuan melekat dari salep, sehingga waktu daya lekat
salep meningkat, berkisar antara 6-14 menit. Hal ini dipengaruhi oleh basis salep yang bersifat lemak,
sehingga ikatan dengan minyak atsiri bunga cengkeh kuat, yang memungkinkan untuk waktu kontak
sediaan dengan kulit lebih lama, sehingga penetrasi salep dapat menghasilkan efek yang lebih baik.
Syarat untuk daya lekat pada sediaan topikal adalah tidak kurang dari 4 detik (Ulaen dkk., 2012). Hal ini
menunjukkan sediaan salep basis hidrokarbon dengan berbagai konsentrasi minyak atsiri memenuhi
persyaratan daya lekat.

8
Pengujian daya proteksi dilakukan dengan KOH 0,1 N. Pada pengujian daya proteksi salep
dilakukan dengan KOH 0,1 N yang bersifat basa kuat dimana KOH 0,1 N membuat zat yang dapat
memengaruhi efektivitas kerja salep terhadap kulit KOH 0,1 N bereaksi dengan penoftalein yang akan
memberi noda merah yang membuktikan tidak dapat memberi proteksi terhadap cairan KOH. Sediaan
salep yang baik harusnya mampu memberikan proteksi terhadap pengaruh luar yang ditunjukkan tidak
adanya noda merah pada kertas saring yang ditetesi KOH 0,1 N. Dari hasil percobaan perlindungan dari
salep adalah 29,33 detik. Karena basis yang dibuat adalah dasar serap yang mudah menyerap air dari
larutan KOH sehingga efek perlindungannya rendah dapat disimpulkan daya proteksinya kurang baik.

9
BAB 3

PENUTUP

3.4 Kesimpulan

Peningkatan konsentrasi minyak atsiri bunga cengkeh dalam sedian salep menyebabkan
peningkatan daya sebar(p<0,05) dan daya lekat (p<0,05 antara konsentrasi 5% (FI) dan 15%
(FIII)) serta pada pH terjadi peningkatan walaupun tidak signifikan (p>0,05). Hasil percobaan
menunjukkan bahwa salep basis hidrokarbon konsentrasi 5% (FI), 10% (FII) dan 15%(FIII) tidak
menimbulkan iritasi pada kulit marmut..

Organoleptis Berbentuk semi


padat, warna Berbentuk semi padat dan tidak berbau tengik, (Depkes

coklat muda, RI, 1979)


aroma khas harum
pH 6,2 ± 0,05 4,5 - 6,5. (Tranggono dkk, 2007)
Homogenitas Salep Jika dioleskan pada sekeping kaca atau
menunjukkan bahan transparan lain yang cocok, harus
susunan homogen menunjukka susunan yang homogen.
dengan 3 replikasi Depkes RI, 2005
Daya sebar 21, 49 cm2 Pengukuran diameter daya sebar
dilakukan setelah salep tidak
menyebar kembali atau lebih kurang
1 menit steah pemberian beban
(Zulfa., Prasetyp., Murukmidin.,
2015)

Daya lengket 02.11 detik >4 detik. Yunita, 2016


Daya proteksi Tidak terbentuk
noda merah Tidak ada noda merah pada sediaan.
sampai waktu 5 (Anonim, 2020)
menit

3.5 Saran

10
Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu kritik dan saran dari pembaca sangat diperlukan untuk penulisan makalah yg baik.

11
DAFTAR PUSTAKA

 Hassan, Jakeer, dkk. 2015. FORMULATION AND EVALUATION OF


LEVOFLOXACIN OINTMENT. India; Vol. 6(7) : 3067 – 3075
 Hernani, Mart, dkk. 2012. FORMULASI SALEP EKSTRAK AIR TOKEK (Gekko
gecko L.) UNTUK PENYEMBUH LUKA. Yogyakarta : Vol. 8 No. 1 Tahun 2012
 Mukhlishah, Neneng, dkk. 2016. DAYA IRITASI DAN SIFAT FISIK SEDIAAN
SALEP MINYAK ATSIRI BUNGA CENGKEH (Syzigium aromaticum) PADA
BASIS HIDROKARBON. Yogyakarta : Vol. 12 No. 1 Tahun 2016
 Soedirman, Iskandar, dkk. 2009. PENGARUH BASIS SALEP TERHADAP SIFAT
FISIK DAN IRITASI PRIMER EKSTRAK ETANOL JAHE MERAH (Zingiber
officinale Roxb). Purwokerto : Vol. 06 No. 01 April 2009
 Zebua, Putri, dkk. FORMULASI SEDIAAN SALEP dari EKSTRAK DAUN PARE
(Momordica charantia L.) sebagai OBAT LUKA GORES. Medan : Vol 1, No. 3,
Agustus 2017 : 108 – 113
 Hasrawati, A, dkk. FORMULASI DAN EVALUASI SALEP EKSTRAK DAUN
GULMA SIAM (Chromolaena odorata L.) DENGAN VARIASI BASIS SALEP.
Makassar : Vol. 11(01): 55 – 60
 Dirjen POM. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Departemen Kesehatan
Republik Indonesia
 Anonim. 2020. Formulasi Teknologi Sediaan Semi Padat. Stikes Muhammadiyah
Klaten
 Naibaho, O. H., Yamlen, P. V. Y., Wiyono, W., 2013, Pengaruh Basis Salep
Terhadap Formulasi Sediaan Salep Ekstrak Daun Kemangi (Ocimum sanctum
L.,) Pada Kulit Punggung Kelinci Yang Dibuat Infeksi Staphylococcus aureus,
Pharmacon Jurnal Ilmiah Unsrat Manado, Vol. 2(2): 27 – 33
 Rahmawati, D., Sukmawati, A., dan Indrayudha, P., 2007, Formulasi Krim
Minyak Atsiri Rimpang Temu Giring (Curcuma heyneana Val & Zijp): Uji Sifat
Fisik dan Daya Anti Jamur terhadap Candida Albicans secara in Vitro, Skripsi,
Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta.

12
 Ulaen, Selfie P. J., Banne, Yos Suatan & Ririn A., 2012. Pembuatan Salep Anti
Jerawat dari Ekstrak Rimpang Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb). Jurnal
Ilmiah Farmasi. Vol 3(2): 45 - 49

13
ETIKET KEMASAN PRIMER

14
KEMASAN SEKUNDER

15

Anda mungkin juga menyukai